Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pegawai Negeri sebagai salah satu factor pendorong perkembangan bangsa dituntut
untuk selalu professional dan memiliki daya saing yang tinggi agar mampu bertahan dalam
era globalisasi dewasa ini. Daya saing yang tinggi dan berkelanjutan yang harus dimiliki
dalam Instansi Pemerintah adalah sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah Pegawai
Negeri yang berkualitas.
Untuk mendukung dan memajukan kinerja pemerintahan saat ini maka perlu
diketahui factor-faktor pemicu keberhasilan dari sistem pemerintahan negara lain dalam
mengelola pegawai negerinya. Factor yang akan dibandingkan adalah hukum kedisiplinan,
Sistem Jenjang Pegawai Negeri dan Struktur Gaji dari Negara Jerman, Indonesia serta
Malaysia. Diharapakan dengan adanya perbandingan ini dapat dijadikan tolak ukur sehingga
dapat diketahui sisi baik dan sisi buruk dari sistem yang telah berjalan baik di Indonesia,
Jerman maupun Malaysia. Berbagai masukan yang telah ada dijadikan bahan masukan dalam
rangkan penyusunan sistem pengelolaan Pegawai Negeri yang lebih baik di Indonesia.
Namun kita menyadari bahwa penerapan suatu sistem yang berhasil di negara lain
belum tentu dapat berhasil di Indonesia, hal ini terkait dengan budaya dan watak setiap
bangsa yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap
sistem yang dinilai berhasil dan kemudian disesuaikan dengan budaya serta watak Indonesia
sehingga dapat berjalan dengan baik. Hal diperlukan adalah mengetahui kelebihan serta
kelemahan dari sistem negara lain kemudian disesuaikan dengan iklim Indonesia sekarang
juga agar dapat memperbaiki kinerja pegawai negeri Indonesia.
BAB II
GAMBARAN UMUM
I. Jerman
Nama bangsa Jerman (bahasa Indonesia mengambil dari nama yang dipakai
dalam bahasa Inggris) dikenal dengan nama-nama yang berbeda: German (dengan
variasinya, contohnya dipakai dalam bahasa Indonesia dan Inggris), Allemania (dengan
variasinya, dipakai misalnya oleh bahasa Perancis, Spanyol, dan Arab), Saksa (dipakai
oleh bahasa Finlandia) dan juga Deutsch (dengan variasinya, dipakai misalnya oleh
bahasa Jerman, Swedia, dan Belanda). Nama-nama itu sebetulnya mengacu pada puak-
puak bangsa Germanik yang berbeda-beda, sekaligus menunjukkan beragamnya
masyarakat Jerman. Deutsch (baca /doitʃ/) merupakan satu puak suku Germanik di yang
tinggal di bagian utara, Alleman adalah tinggal di bagian selatan, serta Sachsen adalah
puak yang tinggal di bagian timur Jerman sekarang. Nama German merupakan nama dari
dewi pelindung bangsa-bangsa Germanik (Dewi Germania).
Republik Federal Jerman (bahasa Jerman: Bundesrepublik Deutschland) adalah
sebuah negara di Eropa Tengah. Negara dengan sejarah panjang ini di sebelah barat
berbatasan dengan Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis. Di sebelah selatan
berbatasan dengan Swiss dan Austria. Di sebelah timur berbatasan dengan Ceko dan
Polandia. Di sebelah utara berbatasan dengan Denmark. Negara ini pernah memiliki
wilayah yang jauh lebih luas daripada yang sekarang dan pernah pula terpecah secara
politik sejak berakhirnya Perang Dunia II tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1949 hingga
tanggal 3 Oktober 1990, di saat bagian timur negara ini dikuasai oleh rezim komunis dan
bernama Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur, atau Deutsche Demokratische
Republik disingkat DDR).
Jerman juga merupakan negara penting dalam Uni Eropa dan adalah negara
anggota dengan penduduk terbanyak. Selain itu, Jerman juga adalah anggota NATO dan
G8.
II. Malaysia
Malaysia ialah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Malaysia
mempunyai dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut China Selatan, yaitu
1. Semenanjung Malaysia (Malaysia Barat), berbatasan dengan Thailand di utara dan
Singapura di selatan
2. Malaysia Timur, di bagian utara Pulau Borneo/Kalimantan yang berbatasan dengan
Indonesia di selatan dan Brunei di utara.
Malaysia merupakan sebuah negara berpendapatan sederhana, berubah dari
sebuah negara penghasil bahan mentah seperti getah, bijih timah dan sebagainya pada
1971 menjadi negara multisektor melalui Kebijakan Ekonomi Baru. Pada dasarnya,
pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer
dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi
pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001.
KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11%
dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi
dampak gawat tersebut.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang
asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk
tidak lagi mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997.
Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan agak kabur disebabkan
kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sekali sektor yang berurusan
dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.
Selain getah dan kelapa sawit yang banyak di Semenanjung Malaysia, Sabah
dan Sarawak juga kaya dengan sumber alam seperti kayu balak, minyak bumi dan gas
alam.
III.Indonesia
Kata "Indonesia" berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Indos yang berarti
"India" dan nesos yang berarti "pulau". Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India, atau
kepulauan yang berada di wilayah India.
Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia
didasarkan pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawatan
Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya terdiri
dari wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi
yang ada di Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh
rakyat di daerahnya masing-masing.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi negara.
Namun setelah amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi. Keanggotaan
MPR berubah setelah Amandeman UUD 1945 pada periode 1999-2004. Seluruh anggota
MPR adalah anggota DPR ditambah anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan.
MPR saat ini diketuai oleh Hidayat Nur Wahid. Anggota MPR saat terdiri dari 550
anggota DPR dan 128 anggota DPD. DPR saat ini diketuai oleh Agung Laksono,
sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Ginandjar Kartasasmita. Anggota DPR dan DPD
dipilih melalui pemilu dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Sejak 2004, MPR
adalah sebuah parlemen bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai kamar kedua.
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet.
Kabinet di Indonesia adalah Kabinet Presidensiil sehingga para menteri bertanggung
jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun
demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai
Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya.
Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga
legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh Menteri
tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap Ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945
dijalankan oleh Mahkamah Agung,Komisi Yudisial dan Mahkamah Konstitusi termasuk
pengaturan administrasi para Hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan. Ketua MA saat ini Prof Dr Bagir Manan
mendapat banyak kritik dari berbagai pihak sehubungan dengan kelemahan MA dalam
menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia. Namun dalam Pemilihan Ketua MA
baru-baru ini, Bagir tetap mendapat suara mayoritas dari para hakim Agung.
BAB III
I. JERMAN
A. HUKUM KEDISPLINAN
Setiap pelanggaran PNS atas kewajiban loyalitas, kewajiban menjalankan
tugas, kewajiban mengendalikan diri, kewajiban untuk menjaga kerahasiaan,
kewajiban untuk patuh, kewajiban unutk bersikap hormat, dan kewajiban berdomisili
dapat dianggap sebagai pelanggaran kedinasan dan dapat diberikan sanksi oleh
instansinya. Untuk itu instansinya menerapkan proses disiplin sesuai yang dituangkan
oleh undang-undang.
Hukum kedisiplinan dapat diterapkan pada PNS aktif maupun PNS dalam
pensiun. Tindakan hukum kedisplinan oleh instansi dapat dilakukan bersamaan
dengan hukum pidana oleh negra terhadap PNS. Tetapi tidak boleh dilakukan hukum
berganda yang terlalu keras. Kedua proses ini harus disesuaikan sehingga
mendapatkan satu buah hukuman bersama. Bilamana PNS didalam hukum pidana
dijatuhi denda yang tinggi maka hukuman oleh instansinya harus mempertimbangkan
hal tersebut.
Sebagai langkah disiplin untuk menghukum PNS atas pelanggaran
kewajiban dinasnya maka undang-undang menentukan, yaitu:
a. Teguran sebagai sanksi paling rendah. Disini PNS ditegur secar tertulis dan resmi,
ini misalnya bilamana PNS terlalu lamban dan kerja tidak rapih tanpa
mengakibatkan kerugian.
b. Denda. Hal ini dipertimbangkan bilamana PNS sudah terlalu lama bekerja tidak
rapih. Maksimal dendanya adalah satu bulan gaji.
c. Pengurangan gaji. PNS dapat untuk maksimal selama 5 tahun gajinya dikurangi
20%. Selama masa pemotongan gaji tidak boleh dinaikkan pangkatnya. Sanski ini
berlak bilamana berkali-kali mabuk dalam tugas.
d. Pemindahan tugas ke dalam dinas dengan gaji yang lebih kecil. Didalam karir
seorang PNS dapat diturunkan pangkatnya. Sanksi demikian dapat digunakan
bilamana PNS misalnya karena dalam memenuhi kewajiban mengakibatkan
kerugian pada instansinya. Kenaikan pangkat hanya bisa dilakukan setelah 5
tahun.
e. Dipecat dari tugas merupakan tindakan disiplin yang paling keras. Misalnya :
karena menerima uang suap atau meneruskan informasi kedinasan. Terhadap
tindakan dalam proses disiplin maka PNS dapat menggugat pada pengadilan dan
mendatangi instansi disiplin yang didirikan secara khusus. Terhadap keputusan
pengadailan PNS yang bersangkutan masih dapat naik banding kepada pengadilan
yang lebih tinggi.
II. MALAYSIA
A. HUKUM KEDISPLINAN
Pemerintahan Malaysia telah menciptakan suatu sistem kontrol terhadap
pelayanan sipil yang meliputi beberapa lingkup seperti latihan-latihan, pelaksanaan,
etika dan lain sebagainya. Tujuan dari sistem kontrol ini adalah untuk meningkatkan
kualitas unggulan pada pelayanan sipil, sehingga diharapkan dapat mencapai efisiensi,
kualitas dan produktivitas dilevel tertinggi.
Sistem kedisiplinan pada pelayanan sipil dibuat berdasarkan komponen-
komponen yaitu perilaku, larangan, otoritas kedisiplinan, prosedur dalam
memanajemen disiplin dan jenis hukuman bagi pelanggar disiplin.
1. Perilaku
Pada Peraturan Pegawai Public Tahun 1993 (The Public Officers Regulations
1993) terdapat beberapa jenis perialku tidak baik yang merupakan pelangaran
disiplin adalah :
• Tidak loyal kepada raja, negara dan pemerintah;
• Mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum;
• Tidak efisien, tidak dapat dipercaya, dan tidak bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan tugas;
• Membawa pengaruh luar;
• Tidak patuh; dan
• Menunjukkan kelalaian dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Larangan
• Pembantu sipil dilarang meminta hadiah/souvenir berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya;
• Pembantu sipil dilarang menyimpan/membawa atau mengkonsumsi obat-
obatan terlarang;
• Para pegawai yang termasuk dalam Top manajemen dan Kelompok
Manajerial dan Profesional dilarang aktif dalam kegiatan politik;
• Pembantu sipil boleh melakukan pekerjaan luar apabila mereka telah
mendapatkan ijin dari Pimpinan Departemen;
• Pembantu sipil diharuskan mendapatkan ijin dari Dewan Pengurus
Kedisiplinan untuk membeli property melebihi kekayaan mereka.
3. Otoritas Kedisiplinan
Pembentukan, hukum dan prosedur dari Otoritas Kedisiplinan (The
Disciplinary Authority) dalam pelayanan public diserahkan kepada Public Service
Disciplinary Board Regulations 1993. Anggota Dewan Kedisiplinan terdiri dari
seorang ketua dan tiga anggota lainnya.
C. STRUKTUR GAJI
a. Pemberian Imbalan
Pemberian imbalan kepada PNS terdiri dari Gaji, Upah tetap dan biaya-
biaya lain seperti rumah dan penggantian biaya-biaya yang dikeluarkan karena
keadaaan kritis. PNS juga diberikan keuntungan-keuntungan lain seperti biaya
perawatan medis/rumah sakit dan pertiga bulan sekali diberikan layanan tertentu
yang dianggap penting seperti The Fire Service dan Police Force. Objektivitas dari
penggajian ini adalah memberikan keyakinan bahwa semua anggotan PNS
menerima perlakuan yang terbuka, beralasan dan kompensasi diberikan sesuai
dengan tugas mereka masing-masing.
C. STRUKTUR GAJI
Sistem penggajian pada Pegawai Negeri Sipil di Indonesia diatur melalui
beberapa Peraturan. Untuk gaji utama atau gaji pokok diatur pada PP No. 9 Tahun
2007 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Kemudian untuk tunjangan jabatan
struktural diatur dengan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2006 tentang Tunjangan
Jabatan Struktural. Tunjangan yang diberikan pada pemegang jabatan fungsional
diatur pada peraturan tersendiri yang disusun oleh Instansi Pembina Jabatan
Fungsional. Sedangkan bagi pegawai yang tidak menduduki jabatan struktural
maupun fungsional maka diatur pada Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Umum Bagi Pegawai Negeri Sipil. Tetapi ada elemen lain yang diberikan
pemerintah pada Bulan Juni berupa Bonus senilai kompensasi yang diterima setiap
bulannya.
Jadi sistem penggajian di Indonesia terdiri dari:
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan Jabatan (Fungsional atau Struktural atau Umum)
3. Bonus
NEGARA
JERMAN INDONESIA MALAYSIA
KRITERIA
HUKUM KEDISIPLINAN Jenis-jenis hukuman Jenis-jenis hukuman Jenis-jenis hukuman
Disiplin: Disiplin: Disiplin:
a. Teguran sebagai a. Hukum Disiplin Ringan a. Peringatan;
sanksi paling b. Hukum Disiplin Sedang b. Denda;
rendah. c. Hukum Disiplin Berat c. Pemotongan
honor;
b. Denda.
d. Penundaan
c. Pengurangan gaji.
kenaikan
d. Dipecat dari tugas
gaji;
merupakan e. Penurunan
tindakan disiplin gaji;
yang paling keras. f. Penurunan
pangkat;
g. Pemecatan;
SISTEM JENJANG Jerman mengenal 4 Jenjang jabatan di Sistem kepegawaian
PEGAWAI golongan jenjang, yaitu: Indonesia: Malaysia dibagi menjadi tiga
• Dinas Sederhana 1. Jabatan tingkatan kelompok, yaitu:
• Dinas Menengah Fungsional a. Kelompok Top
• Dinas Tinggi Umum Management
• Dinas Tertinggi 2. Jabatan b. Kelompok
Fungsional Management dan
3. Jabatan Profesional
Struktural c. Kelompok Penunjang
STRUKTUR GAJI Komponen Penggajian: Komponen Penggajian: Komponen Penggajian:
1. Gaji Pokok
a. Gaji Pokok (berdasarkan a. Gaji
2. Tunjangan Jabatan
posisi dan senioritas) b. Upah Tetap
(Fungsional,
b. Tunjangan (Sifatnya c. Perawatan Medis
Struktural atau
bulanan :keluarga, bahaya d. Insentif bagi bidang-
Umum)
dan stress) bidang yang
3. Bonus
c. Bonus (Sifatnya tahunan: memerlukan keahlian
Liburan dan Natal) khusus, atau berbahaya
dan di luar negara
Malaysia
BAB IV
PEMBAHASAN
Jenjang jabatan pada Pegawai Negeri Sipil di Indonesia hampir serupa dengan
Malaysia walaupun terdapat perbedaan dalam penamaannya. Dimana Jabatan Fungsional
Umum sama dengan Kelompok Penunjang, kemudian Jabatan Fungsional sama dengan
Kelompok Manajemen dan Profesional sedangkan pada level pimpinan di Indonesia disebut
dengan Jabatan Struktural sedangkan di Malaysia disebut Kelompok Top Management.
Penjenjangan tersebut juga tidak terlalu berbeda dengan di negara Jerman. Yang menjadi
catatan penting dalam kebijakan negara Jerman dan Malaysia adalah adanya
pengkualifikasiaan suatu jabatan berdasarkan tingkat pengetahuan dan kemampuan.
Sedangkan di Indonesia lebih didasarkan kepada tingkat senioritas yang mempengaruhi
jenjang kepangkatan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pembatasan dalam proses
kenaikan Jenjang yang ada di Jerman dimana perubahan tersebut sangat sulit jika tidak
memenuhi kualifikasi awal.