Professional Documents
Culture Documents
C DENGAN GANGGUAN
RSUD KEBUMEN
DISUSUN OLEH :
NIM : 0699952
TAHUN 2009
1
PENGESAHAN PENGUJI
Muhammadiyah Gombong
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
2
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing Ujian Akhir Diploma III, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Muhamammadiyah Gombong.
Hari :
Tanggal :
Tempat:
Pembimbing
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas
masukan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Muhammadiyah Gombong
oleh karena itu segala saran dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan
karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini nantinya
4
Kebumen, Juli 2009
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 1
A. Pengertian................................................................................... 1
B. Penyebab.................................................................................... 1
C. Patofisiologi............................................................................... 1
D. Pathwayt..................................................................................... 1
E. Manifestasi Klinis...................................................................... 1
F. Pemeriksaan Penunjang............................................................. 11
G. Penatalaksanaan......................................................................... 1
I. Hospitalisasi............................................................................... 1
J. Fokus Pengkajian....................................................................... 1
5
K. Fokus Intervensi......................................................................... 1
A. Pengkajian.................................................................................. 1
1. Identitas Pasien..................................................................... 1
2. Riwayat Keperawatan.......................................................... 1
4. Pengkajian Fokus................................................................. 1
5. Pemeriksaan Fisik................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 1
LAMPIRAN..................................................................................................... 1
6
BAB I
KONSEP DASAR
A. Pengertian
resesif, dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari) dan juga
sintesis rantai globin dan biasanya disertai kelainan morfologi eritrosit dan
indeks-indeks eritrosit.
7
B. PENYEBAB
sumsum merah berupa deformitas dan faktur spontan, terutama kasus yang
lancarnya drainase. Anemia biasanya berat dan biasanya mulai jelas pada usi
Bayi baru lahir dengan Thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala
awal pucat mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalam tahun
pertama, bila penyakit ini tidak ditangani, tumbuh kembang akan terlambat,
anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemah tubuh dapat diertai demam,
D. Patofisiologi
8
Berkurangnya sitensis Hb dan eritropoesis yang telah efektif disertai
berulang peningkatan absorbsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak
(Mansjoer:2000:497)
alfa dan 2 rantai beta. Kadarnya mencapai lebih kurang 95% dari seluruh
dan 2 rantai sedangkan kadarnya tidak lebih dari 2% pada keadaan normal.
bulan mencapai kadar seperti orang dewasa yaitu tidak lebih dari 4%. Pada
keadaan normal, hemoglobin F terdiri dari 2 ranti alfa dan 2 rantai gama.
Pada Thalasemia satu atau lebih dari satu rantai globin kurang
9
(Hb A). Kelebihan rantai globin yang tidak terpakai akan mengendap pada
mengandung rantai beta dan berproduksi lebih banyak dari keadaan normal,
sumsum tulang adalah luas (eritropoesis tidak efektif) dan masa hidup eritrosit
eritropoesis sangat giat. Hal ini tidak mampu mendewasakan eritrosit secara
berbeda-beda dan kombinasi defek juga munkin. Maka dari itu ada fariasi
yang luas penyakit heterogen ini dan penggolongannya tidak semudah konsep
(Soeparman: 1999)
E. Pathway
10
Penurunan penyakit secara resesif
Tidak terbentuk Hb A
(2α dan 2β)
hemolisis
THALASEMIA
THALASEMIA
11
Penurunan suplay Tubuh merespon Pengikatan O2 oleh
darah ke jaringan dengan pembentukan eritrosit menurun
eritroprotein
Defisit Kelemahan
perawatan diri fisik
Terjadi Hospitalisasi
penumpukan Fe
di organ
Intoleransi (Hemokromotosis) Lemas
aktivitas
Splenektomi Liver
Kulit rusak
12
Anemia biasanya berat dengan kadar (Hb) berkisar antara 3-9 g/dl.
Sering ditemukan sel target dan tear drop cell. Normoblas (eritrosit berinti)
Pada Thalasemia beta kadar HbF berfariasi antara 10-90%, sedangkan dalam
G. Penatalaksanaan
Atasi anemia dengan transufi PRC (Packed Red Cell). Transfusi hanya
Bila tidak terdapat tanda gejala jantung dan Hb sebelum transfusi di atas
g/dl, diberikan 10-15 mg/kg BB per satu kali pemberian selama 2 jam atau 20
ml/kg BB dalam waktu 3-4 jam. Bila terdapat tanda gagal jantung, pernah ada
kelainan jantung, atau Hb < 5 g/dl, dosis satu kali pemberian tidak boleh lebih
dari 5 ml/kg BB dengan kecepatan tidak lebih dari 2 ml/kg BB/jam. Penderita
13
Untuk mengeluarkan besi dari jaringan tubuh diberikan kelasi besi yaitu
pada umur 5 tahun ke atas saat limpa dalam sistem imun tubuh-tubuh telah
transfusi darah.
paru, hati, endoktrin termasuk kadar glukosa darah, gigi, telinga, mata dan
H. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
14
Gejala : Keletihan, kelemahan, melaise umum, kehilangan
2. Sirkulasi
prematur
3. Integritas
15
penolakan transfusi darah
Tanda : Depresi
4. Eliminasi
melena
5. Makanan/Cairan
6. Higiene
7. Neurosensori
16
sensasi menjadi dingin
Tanda : Peka rangsang
Mental : Tak mampu berespon, lambat
Oftalikim : Hemoragis retia
Epistalsis : Perdarahan dari lubang-lubang
Gangguan koordinasi ataksia: Penurunan rasa getar dan
8. Nyeri/Kenyamanan
9. Pernafasan
Gejala : Riwayat TB, absen paru, nafas pendek pada istirahat dan
aktivitas
Tanda : Tahipneu, artopneu dan dispeneu
10. Keamanan
atau kecelakaan
Gangguan penglihatan
11. Seksualitas
17
Gejala : Hilang libido (pria dan wanita) impoten
Tanda : Serviks dan dinding vagina pucat
(Nanda : 2005)
I. Fokus Intervensi
rambut rapuh
- Ekstrmitas dingin
b. Kriteria hasil:
c. Interverensi:
18
- Awasi upaya pernapasan: auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi
adventisius
d. Kolaborasi
indikasi
aktivitas/latihan.
kerja ringan
b. Kriteria hasil
c. Intervensi
19
- Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas/aktivitas normal.
otot
diindikasikan
(Doengoes, 1999:574-575)
untuk mencerna/anoreksia
tanus otot
b. Kriteria hasil
c. Intervensi
20
- Observasi dan catat masukan makanan pasien
d. Kolaborasi
(Doengoes, 1999:575-576)
tidak adekuat
a. Kriteria Hasil
infeksi
b. Intervensi
pasien
21
(Doengoes, 1999:578-579)
menimbulkan stres
a. Kriteria Hasil
b. Intervensi
dimungkinkan
(Wong, 2003:342)
22
- Tidak akurat mengikuti instruksi
c. Intervensi
2000;304)
a. Kriteria Hasil
b. Intervensi
adekuat
bila mengeluh
23
Kolaborasi : berikan desferal sesuai indikasi
(Doengoes, 2004:130)
minimal
c. Intervensi
24
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
Pada BAB ini penulis akan menjelaskan asuhan keperawatan pada anak C
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Keperawatan
25
Pasien datang ke Poli anak RSUD Kebumen pada tanggal 9 Agustus
2008, dengan keluhan lemas dan terlihat pucat. Pasien pernah mempunyai
riwayat transfusi dengan penyakit yang sama 1 tahun yang lalu di Jogja.
Pada saat dikaji tanggal 18 Mei 2009 pasien terlihat lemas dan pucat,
sudah ditransfusi PRC 1 Kolf (200 mL) pada tanggal 9 Agustus 2008
Suhu = 35,60C. Gigi pasien terlihat kotor, mukosa bibir kering, rambut tak
terapi oral paracetamol sirup ¼ sendok kalau perlu. Berat badan 13 kg,
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara, Ayah pasien merupakan
Pasien tinggal 1 rumah dengan kedua orang tuanya dan satu orang
kakak perempuannya.
3. Pengkajian Fokus
Pada tanggal 18 Mei 2009, pada Pola Aktivitas dan pola latihan
dan teman-temannya, bisa mandi sendiri. Pada saat dikaji pasien terlihat
lemas, ekstremitas kanan atas terpasang infus NaCl 12 tpm, pasien baru
26
Pada pengkajian pola kognitif persepsi ditemukan data orang tua
saat ini.
takut saat didekati oleh perawat, anak Cenangis dan digendong orang
tuanya.
B. Analisa Data
masalah yang dihadapi An. C. Daftar masalah disusun berdasarkan data yang
ditemukan pada pengkajian tanggal 18 Mei 2009, pukul 09.00 WIB penulis
dan dasar kuku pucat, kapiler refill 3 detik. Hb = 5 g/dl dan ekstremitas teraba
pasien terlihat lemah muka pucat, mukosa kering, nadi 106 kali/menit, R = 20
27
Didapatkan data subyektif ibu pasien bertanya tentang proses, penyakit
dan kondisi anaknya. Data obyektif wajah tampak cemas. Dari data tersebut
( Nanda : 2005)
28
Kapiler refill normal yaitu kurang dari 2 detik, Hb lebih dari 10 g/dl,
ekstremitas tidak dingin, Bibir, telapak tangan dan dasar kuku tidak pucat.
Intervensi :
2009, pukul 09.00 WIB mengkaji vital sign pasien dengan respon pasien :
ekstremitas teraba hangan, kapiler 2 detik, PRC 1 kolf (200 ml) masuk
pukul 14.30 WIB, membran mukosa lembab, kulit tidak pucat, Hb 9,9
gr/dl.
kebutuhan oksigen
hasil, vital sign dalam keadaan normal, Nadi kurang dari 100 kali/menit,
29
Suhu = 360C, R = Kurang dari 30 kali/menit, mukosa lembab, peningkatan
Intervensi :
laporan kelelahan/keletihan.
Penulis melakukan tindakan pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 09.00 WIB,
kepada orang tua pasien untuk selalu mendampingi dan ikut membantu
perawatan anaknya.
kebutuhan oksigen dapat teratasi dengan data obyektif pasien sudah bisa
30
Tujuan dan kriteria hasilnya : setelah dilakukan tindakan keperawatan
Penulis melakukan tindakan pada tanggal 18 Mei 2009 pukul 11.30 WIB
Dari hasil evaluasi pada tanggal 19 Mei 2009 untuk masalah kurang
dengan kurang informasi dapat teratas dengan data obyektif ayah pasien
31
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mencoba membahas asuhan keperawatan yang telah
anemis, bibir pucat, telapak tangan dan dasar kuku pucat, kapiler refill 3 detik,
32
Diagnosa ini diprioritaskan pada prioritas pertama karena hal ini dapat
mengatasinya adalah:
intervensi, hal ini didukung oleh Nanda, 2005. Keuntungan dari tindakan
pasien, kelemahannya jika alat yang digunakan rusak atau tidak aman,
kapiler, hal ini didukung oleh (Nanda, 2005) yang mengatakan dengan
33
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui kadar Hb pasien dan
meningkatkan kadar Hb dalam darah, hal ini didukung oleh (Nanda, 2005)
Dari rencana tindakan yang telah dilakukan ada satu yang belum
ini tidak dilakukan penulis karena kondisi pasien saat itu sangat cemas atau
darah dapat teratasi dengan data obyektif. Ektremitas teraba hangat, kapiler
refill 2 detik. PRC 1 kolf (200 ml) masuk pukul 14.00 WIB, membran mukosa
34
Dalam pengkajian penulis menemukan data subyektif : pasien
mengatakan lemas, data obyektif : pasien terlihat lemah, muka pucat, mukosa
yang lebih serius, karena itu penulis melakukan tindakan keperawatan sebagai
berikut:
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien, hal ini
dan aktivitas, hal ini didukung oleh Doengoes, 2000: 575, yang
35
meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
Dari rencana tindakan yang penulis buat ada beberapa yang belum
bantuan ambulasi bila perlu. Tindakan ini tidak dilakukan karena orang tua
pasien selalu mendampingi dan selalu membantu dalam memenuhi apa yang
dapat teratasi dengan data obyektif pasien sudah bisa bermain bersama
kali/menit, Hb : 10 gr/dl.
2000).
berikut: data subyektif ibu pasien bertanya tentang proses penyakit dan
36
Diagnosa ini diprioritaskan pada nomor ke tiga karena pengetahuan
adalah suatu masalah yang tidak terlalu membahayakan jiwa pasien. Tindakan
Thalasemia
informasi dari perawat mudah diterima oleh keluarga pasien serta untuk
menentukan intervensi yang tepat. Hal ini sesuai dengan Doengoes, 2000
yaitu belajar lebih mudah bila dimulai dari pengetahuan peserta belajar.
perawatan Thalasemia.
Thalasemia
37
Keuntungan: Pengetahuan bertambah, perawatan pada pasien lebih
data yang tersebut di atas karea pasien baru melakukan transfusi yang
integritas kulit.
karakteristik yang ada dalam pasien seperti yang ada dalam Carpenito,
tidak adekuat, kurang dari yang dianjurkan dengana tau tanpa aktual
38
atau potensial dalam masukan kebutuhan-kebuthan. Dalam pengkajian
yang dilakukan penulis diit, yang disediakan rumah sakit selalu habis
dalam pasien seperti yang ada dalam Carpenito 2001, 204 yang
39
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
Topik : Thalasemia
40
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
C. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
D. Media
Lembar balik
E. Materi
Terlampir
41
F. Uraian Kegiatan
Kegiatan
No Waktu
Perawat Keluarga
1 5 menit a) Prainteraksi
tujuan tujuan
2 15 menit b) Interaksi
thalasemia thalasemia
thalasemia thalasemia
thalasemia thalasemia
di rumah rumah
3 10 menit c) Terminasi
42
- Menanyakan pengertian - Keluarga menjawab
thalasemia penyebabnya
thalasemia pencegahannya
di rumah
positif
d) Penutup
- Berpamitan -
43
G. Evaluasi
1. Persiapan
2. Proses
3. Hasil
a) Pengertian thalasemia
b) Penyebab thalasemia
d) Pencegahan thalasemia
44
Lampiran Materi
THALASEMIA
A. Pengertian
B. Penyebab
Penyebab dari thalasemia adalah genetik orang tua yang diturunkan kepada
anak-anaknya.
- Anak lemah
- Pucat
- Gizi buruk
D. Pencegahan Thalasemia
- Mengikuti program KB
- Jika ada anggota keluarga yang belum menikah, segera periksa darah
dahulu.
45
E. Identifikasi Thalasemia di Rumah
Keluarga diajari cara mengidentifikasi darah tepi (normal < 2 detik), melihat
konjungtiva (pucat atau tidak) dan segera cek darah sebelum 120 hari dari
transfusi terakhir.
(SAP)
Topik : Thalasemia
46
2) Mengerti satu penyebab thalasemia
J. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
K. Media
Lembar balik
L. Materi
Terlampir
47
M. Uraian Kegiatan
Kegiatan
No Waktu
Perawat Keluarga
1 5 menit e) Prainteraksi
tujuan tujuan
2 15 menit f) Interaksi
thalasemia thalasemia
thalasemia thalasemia
thalasemia thalasemia
di rumah rumah
48
3 10 menit g) Terminasi
thalasemia penyebabnya
thalasemia pencegahannya
di rumah
positif
h) Penutup
- Berpamitan -
49
N. Evaluasi
1. Persiapan
2. Proses
3. Hasil
f) Pengertian thalasemia
g) Penyebab thalasemia
i) Pencegahan thalasemia
50
Lampiran Materi
THALASEMIA
A. Pengertian
B. Penyebab
Penyebab dari thalasemia adalah genetik orang tua yang diturunkan kepada
anak-anaknya.
- Anak lemah
- Pucat
- Gizi buruk
F. Pencegahan Thalasemia
- Mengikuti program KB
- Jika ada anggota keluarga yang belum menikah, segera periksa darah
dahulu.
51
G. Identifikasi Thalasemia di Rumah
Keluarga diajari cara mengidentifikasi darah tepi (normal < 2 detik), melihat
konjungtiva (pucat atau tidak) dan segera cek darah sebelum 120 hari dari
transfusi terakhir.
52
DAFTAR PUSTAKA
Nanda, 2004. Diagnosis Keperawatan Nanda, Alih Bahasa: Ani Haryani, dkk.
PSIK-B UGM. 2002. Yogyakarta.
Wong. 2003. Keperawatan Pediartrik, Edisi IV. Alih Bahasa: Monica Ester. EGC,
Jakarta.
53