You are on page 1of 18

KELOMPOK

1 . ANTON 2 . ANIS AL-AFIFAH 3 . FITRI 4 . HASTI RIZKY WAHYUNI

5 . NAJMAH IHSANA P

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TERPENOID DARI FRAKSI n-HEKSAN Momordica charantia L.
Senyawa yang dianalisis : Ekstraksidaging buah Momordica charantia L. Teknik Kromatografi Pelarut : KLT & KVC : metanol , dan difraksinasi dengan n n-heksan

Pengertian
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan , di antaranya adalah sederhana dan murah. Kromatografi vakum cair (KVC) merupakan kromatografi yang dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai adsorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan eluen.

TEKNIK KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

TEKNIK KROMATOGRAFI VAKUM CAIR (KVC)

Tujuan KLT : untuk menentukan pelarut yang akan digunakan pada saat pemisahan dengan kromatografi kolom.
Prosedur :

Pemisahan Pertama

Pemisahan Kedua

Penggabungan hasil pemisahan

Pemisahan pertama dilakukan dengan KVC (kromatografi vakum cair), dengan menggunakan pelarut organik n-heksan dan etil asetat yang kepolarannya ditingatkan secara gradien. Beberapa perbandingan :

1. 2. 3. 4. 5. 6.

100% n-heksan sebanyak 2 kali 24:1 sebanyak 3 kali 21:4 sebanyak 4 kali 18:7 sebanyak 2 kali 15:10 sebanyak 2 kali 100% etil asetat sebanyak 2 kali dengan volume 50 mL setiap kali elusi (KVC menghasilkan 22 fraksi)

Fraksi digabungkan hingga mendapat 5 fraksi gabungan. Massa masing-masing: Fraksi A (1-4) sebanya 838 mg Fraksi B (5) sebanyak1.082 mg Fraksi C (6-7) sebanyak 1.017 mg Fraksi D dan E (8-17) sebanyak 82 mg Fraksi F (18-22) sebanyak 91 mg Fraksi gabungan ini dianalisis dengan KLT menggunakan eluen heksan dan etil asetat dengan perbandingan 6:4

Selanjutnya, terhadap fraksi C dilakukan pemurnian lebih lanjut menggunakan metode KVC kembali. Metode KVC ini

menggunakan diameter kolom sebesar 5 cm. Eluen yang dipakai adalah n-heksan dan etil asetat dengan beberapa perbandingan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 100% n-heksan sebanyak 2 kali 9:1 sebanyak 4 kali 8,5 : 1,5 sebanyak 4 kali 8 : 2 sebanyak 6 kali 6:4 sbanyak 2 kali 100% etil asetat sebanyak 2 kali
(menghasilkan 24 fraksi)

24 fraksi tersebut digabungkan berdasarkan kesamaan Rf menjadi


8 fraksi : C1 (1-6) sebanyak 15 mg

C7 (7) sebanyak 15 mg
C2 (8-10) sebanyak 126 mg C11 (11) sebanyak 117 mg C3 (12-14) sebanyak 149 mg C4 (15-19) sebanyak 188 mg C20 (20) sebanyak 50 mg, dan C5 (21-24) sebanyak 207 mg

Hasil Penggabungan
C2 dan C11 terbentuk kristal
Kristal
Dilarutkan dalam metanol
Campuran didinginkan

Dianalisis dengan spektrofotometer


(IR & NMR)

Uji kemurnian dengan KLT

Kristal tidak larut dipisahkan menggunakan kertas saring

Penentuan Struktur Senyawa


Analisis Spektrum IR

Analisis Spektrum NMR

Analisis Spektrum NMR 1H o Analisis Spektrum NMR 13C - decopling - DEPT 90 - DEPT 135 Fraksi C2-1
o

Analisis Spektrum IR
Dengan analisis spektrum IR, fraksi C2-1 merupakan senyawa alifatik, tidak terdapat senyawa aromatis, tidak ada gugus gula yang berhasil diisolasi. Fraksi C11-2 merupakan senyawa alifatik, tidak terdapat senyawa aromatis. Dari hasil pengukuran IR pada kedua fraksi, dapat diduga dalam kedua terdapat senyawa yang sama, dilihat dari terdapatnya gugus yang sama dan pola kromatogram yang mirip.

Analisis Spektrum NMR


Analisis ini digunakan untuk menetukan struktur dari isolat fraksi n-heksan buah paria dengan cara menggabung dua fraksi murni hasil rekristalisasi.

Analisis Spektrum NMR 1H

Dilakukan untuk mengetahui jenis atom hidrogen dalam molekul, sehingga dapat diketahui jumlah atom hidrogen dan gugus yang berdekatan pada setiap atom hidrogen. Dengan analisis ini, makin memperkuat dugaan bahwa kedua fraksi adalah senyawa yang sama. Dari spektrum ini dapat disimpulkan bahwa senyawa yang berhasil diisolasi merupakan senyawa alifatik, dengan ikatan rangkap, memiliki ikatan heteroatom, dan tidak memiliki gugus karbonil.

Analisis Spektrum NMR 13C

Untuk menentukan kerangka karbon yang dimiliki oleh senyawa, dapat diketahui jumlah karbon dan jenisnya (metil, metilen, metin, atau karbon quartener) - Spektrum NMR 13C decopling Spektrum ini menunjukkan seluruh karbon di senyawa dengan menghilangkan pengaruh atom tetangga (decopling). Dari analisis spektrum ini, diketahui jumlah karbon pada senyawa C2-1 adalah 30

- Spektrum NMR 13C DEPT 90

Spektrum ini menunjukkan banyak sinyal atom C jenis metin (CH) dan terdapat sinyal CH2.
- Spektrum NMR 13C DEPT 135 Fraksi C2-1

Berdasarkan analisis spektrum ini didapat jenis atom karbon:


Jenis C CH2 CH + CH3 Jumlah 11 11

Cq

Penetuan Struktur Berdasarkan Analisis Spektroskopi


Hasil analisis spektrum IR dan NMR menunjukkan

senyawa yang berhasil diisolasi merupakan senyawa alifatik. Hasil analisis spektrum NMR H dan NMR 13C diduga bahwa fraksi C2-1 merupakan triterpen jenis kukurbitan, yang didasari oleh sinyal khas kukurbitan yaitu memiliki 30 atom karbon pada kerangkanya, ikatan rangkap, gugus metoksil, dan jenis karbon yang merupakan senyawa triterpen jenis kukurbitan. Senyawa yang diisolasi merupakan gugus yang tidak tergulakan dan tidak memiliki gugus karbonil.

TERIMA KASIH

You might also like