You are on page 1of 18

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

1. Pendahuluan Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan maka antara suatu antar kegiatan berbagai dengan aktivitas kegiatan tersebut lainnya tidak dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, keterkaitan menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Hyman dalam bukunya Public Finance, menyatakan bahwa Externalities are costs or benefits of market transactions not reflected in prices, hal ini menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya ata keuntungan dari transaksi pasar yang tidak terlihat pada harga. Eksternalitas positif adalah seperti adanya penghijauan di lingkungan sekitar memberikan dampak positif berupa hawa segar dan sejuk bagi masyarakat sekitar, atau bahkan yang paling sederhana, saat kita duduk disuatu tempat ramai dan ada seseorang yang memainkan musik keras-keras, bagi orang yang menyukai music tersebut, hal ini merupakan eksternalitas positif baginya, namun berbeda dengan orang yang tidak menyukai music tersebut dan menganggapnya sebagai gangguan, music tersebut merupakan eksternalitas positif baginya, atau jika ada orang merokok dan kita adalah perokok pasif, maka asap rokok tersebut adalah eksternalitas negative untuk kita. Atau contoh yang ekstrem untuk eksternalitas negative adalah adanya kebakaran hutan di suatu negara akan memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan di negara yang berdekatan. Penduduk di Negara tersebut akan merasakan dampak eksternal berupa udara yang kotor, suhu udara panas dan jarak pandang 1|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


menjadi terbatas. Dalam materi eksternalitas terdapat teori-teori yang menjadi landasan eksternalitas , salah satunya adalah teorema coase , teori ini adalah suatu pendapat bahwa jika pihak-pihak swasta dapat melakukan tawar-menawar mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendirinya. Solusi swasta kadang tidak mampu menyelesaikan masalah akibat eksternalitas karena adanya biaya transaksi. Disamping itu juga terdapat inefesiensi . Maksud dari inefesiensi ini apabila eksternalitas tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien sehingga muncullah inefesiensi pasar. Dalam eksternalitas sering mengalami berbagai macam jenis permasalahan. Oleh karena itu terdapat solusi-solusi dalam menghadapi eksternalitas. Solusi-solusi itu berupa Regulasi, perundingan antar pihak (teorema coase) (walaupun solusi ini banyak cacatnya), Pajak pigovian dan adanya subsidi yang diberikan. Makalah ini bertujuan menjelaskan mengenai pemahaman terhadap eksternalitas berikut kebijakan public yang mengatur mengenai eksternalitas ini. 2. Pembahasan 2.1. Definisi Eksternalitas Hyman menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya atau manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan dalam harga. Ketika terjadi eksternalitas, maka pihak ketiga selain pembeli dan penjual suatu barang dipengaruhi oleh produksi dan konsumsinya. Biaya atau manfaat dari pihak ketiga tersebut tidak dipertimbangkan baik oleh pembeli maupun penjual suatu barang yang berproduksi atau yang menggunakan produk sehingga menghasilkan eksternalitas. Lebih jauh Hyman menyatakan bahwa harga pasar yang terjadi tidak secara akurat menggambarkan baik marginal social cost (MSC) maupun marginal socila benefit (MSB). Berdasarkan pada pemahaman di atas dapat dijelaskan

2|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


bahwa dalam perpektif teoritis, eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan antara marginal social dan private cost suatu barang. Dalam kasus kerusakan lingkungan di atas menimbulkan negative externality karena tidak adanya unsur biaya tambahan dalam bentuk social cost yang masuk dalam komponen harga barang akhir. Oleh karena itu, diperlukan government intervention dalam bentuk penetapan pajak atau subsidi guna mengoreksi dampak-dampak dari eksternalitas. Dari Implikasi dari pengertian eksternalitas tersebut membawa implikasi bahwa eksternalitas terjadi bila kegiatan seorang pelaku mempengaruhi kepuasan pihak lain, tanpa merefleksikan efek pengaruh tersebut ke dalam harga. Adapun ciri-ciri dari eksternalitas secara eksplisit dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Eksternalitas dapat dihasilkan baik oleh produsen maupun oleh konsumen. b. Peristiwa yang terjadi di luar mekanisme harga pasar. c. Terdapat suatu hubungan timbal balik dalam aspek eksternalitas. d. Eksternalitas dapat bersifat positif maupun negative e. Peristiwa yang terjadi tidak ada hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain (interdependency in action). f. Peristiwa yang terjadi baik secara individu maupun kelembagaan. 2.2. Eksternalitas Positif Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasikan di dalam pasar. Jika kegiatan dari beberapa orang menghasilkan manfaat bagi orang lain dan orang yang menerima manfaat tersebut tidak membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka nilai sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.

3|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


Contohnya adalah ada sebuah keluarga di suatu perumahan yang memperbaiki rumahnya sehingga keluarga tersebut membuat keseluruhan lingkungan sekitar menjadi bagus sehingga menghasilkan keuntungan eksternal kepada para tetangga. Manfaatnya adalah lingkungan mereka sekarang menjadi lebih menyenangkan, selain itu tetangga juga mungkin bisa mendapat keuntungan financial dari keluarga yang memperbaiki rumahnya tersebut. Dilingkungan yang bagus sebuah rumah akan lebuh laku dijual daripada di lingkungan yang kumuh sehingga manfaat eksternal dapat berubah menjadi keuntungan finansial bagi penerima eksternalitas. Karena eksternalitas positif, memungkinkan terlalu sedikitnya lingkungan, renovasi sehingga dan pemeliharaan optimal akan untuk terjadi di mungkin melakukan

sejumlah besar renovasi di lingkungan, tetapi tidak ada yang bersedia untuk mengambil langkah pertama. Di lingkungan kumuh, semua keluarga mungkin bersedia untuk memperbaiki rumah mereka jika semua tetangga mereka akan memperbaiki rumah mereka juga. Tapi tidak ada yang mau menginvestasikan banyak uang untuk memperbaiki rumah di lingkungan kumuh, sehingga mereka yang ingin rumah lebih bagus akan cenderung pindah ke lingkungan yang lebih bagus daripada berinvestasi dalam meningkatkan rumah mereka di daerah kumuh. Akhirnya seluruh lingkungan dapat memburuk karena tidak ada yang memiliki insentif untuk melakukan perbaikan. Gambar 1 Keseimbangan Pasar, Eksternalitas Positif, dan Effisiensi

4|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

Pada kurva ini pada awalnya keseimbangan berada pada titik U, dimana berlaku kondisi MPB = MSC sehingga output sebesar 10 Milliar ini tidak efisien, dikarenakan MSB>MSC, sehingga titik efisien seharusnya berada di titik V dimana MSB=MSC, MSC dari titik V berubah dari 25 menjadi 30, untuk mencapai kondisi dimana kuantitas menjadi 12 milliar, maka harga harus turun menjadi 10 $ untuk mendorong permintaan agar mau memenuhi persediaan tersedia. Manfaat eksternal (MEB) terdapat pada segi UZV atau senilai MSC=45 dan MPB=25 maka 45-25=20. Jika kita berpikir lebih dalam maka kita akan berpikir, jika tujuannya adalah manfaat bisa dimanfaatkan secara merata bukankah sisa benefit sebesar 20 $ ini harus dimanfaatkan, karena semakin MEB mendekati angka maka manfaat nya akan tercapai maksimum. Hal ini diterangkan oleh kurva pada gambar 2. Gambar 2 Eksternalitas Positif untuk MEB yang Menurun

5|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

Kurva ini menerangkan bahwa kondisi awal berada dititik A dimana MPB berpotongan dengan MSC, hal ini tidak efisien karena MSB > MSC maka titik keseimbangan berada di titik B, dimana MSB=MSC. Jika kita lihat bahwa kondisi dimana MSB lebih besar dari MPB hanya berlaku pada kuantitas dibawah 16 milliar, kurva MSB memberikan jumlah antara MPB dan MEB pada tiap tingkat output. Jarak antara MSB dan MPB semakin menipis sejalan dengan bertambahnya output. Pada titiik B ini kombinasi tersebut belum mengalami efisiensi maksimal dikarenakan masih ada nominal pada MEB, hal ini mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa MEB dihitung berdasar jarak antara MSB dan MPB, ttk efisen adalah MSB =MSC, pada titik C kondisi kembali ke awal dimana terjadi ketidak seimbangan. 2.3. Eksternalitas Negatif Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif adalah pencemaran lingkungan. Di daerah industri,pabrik-pabrik sering mencemari udara dari produksi output, misalnya, dan orang-orang di sekitarnya harus menderita konsekuensi negatif dari udara

6|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan memproduksi polusi. Ketika suatu perusahaan tidak harus membayar harga untuk menggunakan sampai udara bersih, menggunakan terlalu banyak, sehingga polusi udara yang berlebihan. Perusahaan menggunakan udara bersih terlalu banyak karena perusahaan tidak harus membayar untuk sumber daya yang digunakan. Salah satu solusi yang jelas untuk masalah ini adalah dengan mewajibkan perusahaan untuk membayar harga sama dengan biaya kesempatan dari polusi itu yang menyebabkan, hanya karena harus membayar biaya kesempatan di pasar untuk semua input lainnya ke proses produksinya. Agen-agen ekonomi harus memperhatikan biaya kesempatan dari tindakan mereka bagi mereka untuk memiliki insentif untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien. Sistem harga memaksa akuntabilitas ini dengan mengharuskan agen-agen ekonomi untuk membayar biaya kesempatan dari sumber daya yang mereka gunakan. Karena sumber daya yang dialokasikan secara internal ke pasar, harga pasar umumnya mencerminkan biaya kesempatan dari barang dan jasa. Contoh eksternalitas negatif adalah ketika seseorang merokok dan orang yang berada disampingnya mencium asap rokok tersebut. Itu berarti orang yang mencium asap rokok tersebut menerima dampak negatif atau dengan kata lain dirugikan karena tindakan orang yang merokok tersebut. Gambar 3 Keseimbangan Pasar, Eksternalitas Negatif, dan Effisiensi

7|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

Pada kurva ini menerangkan bahwa awalnya keseimbangan berada pada titik A, namun keseimbangan ini tidak efisien hal ini dikarenakan timbulnya eksternalitas negative, ada biaya yan tidak dihitung oleh sistem pasar, yakni MEC (Marginal External Cost), keseimbangan pada titik A memang merupakan keseimbangan yang efisien untuk produsen, namun tidak bagi kesejahteraan, dikarenakan MSC> MSB, padahal keseimbangan yang efisien adalah MSB=MPC, sehingga manfaat yang didapatsebanding dengan biaya yang dihasilkan. MPC (Marginal Private Cost), merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan aktifitas produksi. Namun, dalam kasus eksternalitas, terdapat biaya lain yang harus ditanggung sebagai bentuk kompensasi atas dampak yang dihasilkan oleh kegiatan produksi. Biaya tersebut adalah biaya eksternal. Dengan adanya biaya eksternal tersebut, maka biaya produksi akan meningkat dan menjadikan MPC sebagai Marginal Sosial Cost (MSC) yang merupakan biaya total produksi yang ikut memperhitungkan biaya-biaya diluar input produksi sebesar 10$. Sehingga dengan mempertimbangkan biaya eksternal maka keseimbangan sehausnya berada di titik B, dimana sebagai hasilnya jumlah produksi kertas (sesuai pada contoh kurva) seharusnya turun menjadi 4,5 milliar yang juga mengakibatkan MSC turun dari 110 menjadi 105 untuk mencapai jumlah 4,5

8|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


milliar. 2.4. Solusi Mengatasi Externalitas Adanya eksternalitas negatif mengakibatkan sumber daya yang dilakukan pasar tidak efisien, di sinilah diperlukan peranan dari pemerintah. Harapannya masalah-masalah yang di timbulkan dengan adanya eksternalitas dapat teratasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah regulasi, penetapan pajak pigouvian dan pemberian subsidi. a. Pajak Pigovian (Korektif Tax) Pajak pigovian merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi eksternalitas. Konsumen atau perusahaan membayar yang pajak menyebabkan samadengan eksternalitas marjinal harus dari dampak

eksternalitas yang dibuat. Dengan itu membuat konsumen atau perusahaan memperhitungkan berapa banyak manfaat dan dampak dari jumlah barang yang diproduksi atau dikonsumsi perusahaan ataupun konsumen. Artinya dengan diterapakannya pajak akan memberikan insentif kepada para pemilik pabrik untuk sebanyak banyaknya mengurangi polusinya. Semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan maka semakin banyak penurunan polusi yang terjadi. Eksternalitas menyebabkan perbedaan antara manfaat privat dan biaya social yang menyebabkan tidak tercapainya kondisi pareto optimal. Pemerintah harus campur tangan untuk mengatasi eksternalitas negatif. Ketika biaya marginal social melebihi biaya marginal pribadi pajak harus dikenakan kepada produsen. Dengan diwajibkannya harga dari pajak maka yang menyebabkan berkurang. Gambar 4 Pajak Pigovian peningkatan komoditi

diproduksi sehingga jumlah komoditi yang diminta menjadi

9|Page

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

Pada kurva ini merupakan lanjutan dari gambar 3, hanya saja kita akan memasukan variable pajak disini, pajak pigovian seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa guna mengurangi eksternalitas, maka pihak yang menimbulkan eksternalitas tersebut harus membayar senilai dengan eksternalitas yang ditimbulkan yang diukur dengan MEC, sehingga MEC= T, dan jika kita masukan dalam MSC, maka akan menjadi MPC + T = MSC. Sehingga pergeseran dari titik A menjad menjadi B menimbulkan selisish yang ditunjukan pada bidang FBJH, bidang ini merupakan pembayaran perusahaan terhadap eksternalitas yang dibuat dengan membandingkan MPC dengan MSC. Sedangkan pajak sebesar 10 $ merupakan tambahan yang harus dibayar dengan mengkalikan dengan jumlah yang diproduksi per tahunnya, seperti yang ditunjukkan bidang BGA, area ini mengukur peningkatan manfaat social dari setiap pengurangan output tersebut. Contoh diatas adalah kondisi jika pasar berada pada kondisi sempurna, bagaimana jika yang terjadi adalah di pasar tidak sempurna seperti pasar monopoli, terdapat dua solusi untuk menyelesaikan eksternalitas yang diciptakan perusahaan di

10 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


pasar monopoli, pertama, bubarkan monopoli, namun hal ini malah memperburuk keadaan dikarenakan akan muncul emisi lebih besar dikarenakan banyak perusahaan yang akan bermunculan dan harga akan terjun bebas hingga menyentuh MSC, jika pasar menjadi sempurna maka pajak pigovian akan berlaku sehingga harga akan naik namun disertai output uang berkurang lebih banyak. Solusi kedua adalah tetap memperbolehkan monopoli, dengan ketentuan perusahaan tersebut harus berproduksi dengan kombinasi MSC berpotongan dengan MSB, bahkan tidak perlu pengenaan pajak asalkan pengurangan output (dan juga kenaikan harga) mengimbangi biaya eksternal. Gambar 5 A Second Best Efficient Solution

b. Subsidi Ketika manfaat social melebihi manfaat pribadi maka subsidi harus diberikan kepada konsumen atau produsen. Subsidi mengarah pada penurunan dalam harga komoditi. Pemerintah dapat mensubsidi produsen untuk mengurangi dampak eksternalitas. Keuntungan produsen didapat dari subsidi pemerintah dan keuntungan masyarakat dalam hal pengurangan kerusakan dari dampak eksternalitas yang 11 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


ditimbulkan perusahaan. Kelemahan dari subsidi adalah perusahaan-perusahaan eksternalitas karena condonguntuk dengan melakukan melakukan eksternalitas

mereka akan mendapat subsidi dari pemerintah. Gambar 6 Subsidi

Gambar 6 ini merupakan lanjutan dari gambar 1 dimana terjadi kondisi dimana untuk meningkatkan konsumsi menjadi 12 milliar maka diperlukan penurunan harga dari 30 $ menjadi 10 $ dan membentuk bidang RVYX yang merupakan bagian dimana pemerintah perlu melakukan subsidi sebesar 240 $ untuk membayar 12 milliar masyarakat setiap tahunnya. c. Teorema Coase Teorema coase yang menunjukkan bahwa agen-agen ekonomi dapat mengatasi masalah eksternalitas sendiri tanpa perlu intervensi pemerintah. Artinya jika pihakpihak yang terkait dalam melakukan tawar-menawar mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendiri. Teorema coase

12 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


menyatakan bahwa jika pasar diperbolehkan untuk berfungsi secara bebas maka akan tercapai alokasi sumber daya yang efisien. Sebagai contoh kepemilikan perusahaan kertas. Seumpamanya hak milik diberikan kepada perusahaan kertas (walau sebenarnya coase tidak mempermasalahkan hak milik berada dimana). Dengan diberikannya hak kepemilikan ini kepada perusahaan tersebut artinya perusahaan mempunyai hak untuk mencemari air sungai sebagai bagian dari proses produksi. Padahal sungai tersebut dipakai masyarakat setempat untuk berekreasi, dikarenakan perusahaan kertas tersebut memiliki hak kepemilikan untuk mencemari air sungai maka masyarakat mempunyai inisiatif untuk melakukan negoisasi kepada perusahaan. Setiap satu unit pengurangan garmen yang di hasilkan, masyarakat bersedia membayar kepada perusahaan garmen untuk pencemarannya sampai sebesar nilai penurunan utilitas masyarakat. pembayaran asalkan Pihak untuk perusahaan pencemarannya tersebut akan dari lebih menerima masyarakat besar dari

pembayaran

berkurangnya keuntungan karena mengurangi produksi. Tawar menawar antara perusahaan dengan masyarakat akan berlanjut selama pembayaran lebih besar dari pengorbanan keuntungan perusahaan, namun lebih kecil dari kerusakan yang menimpa masyarakat yang memakai sungai. Teori Coase ini sangat menekankan pada pentingnya diberikannya hak milik pada proses pasar tanpa memandang kepada siapa hak milik tersebut diberikan. Agar solusi yang ditawarkan coase ini efisien maka perlu dipenuhinya dua asumsi yaitu asumsi yang pertama adalah tidak adanya biaya transaksi dan asumsi kedua 13 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


adalah kerusakan yang terjadi dapat diukur.

Gambar 7 Teorema Coase

Kurva ini menjelaskan mengenai kemungkinan yang terjadi antara peternak dan petani gandum, keduanya memiliki lahan yang berdekatan tanpa ada pagar, jika peternak ingin menjual daging sapi dengan jumlah di QB1 maka penjual gandum akan berproduksi pada QW1 sedangkan jika peternak mempertimbangkan adanya MEC dan mulai membuat pagar maka ia akan berproduksi di Q*B. kurva ini menceritakan bahwa kedua pelaku ini menghadapi dua pilihan apakah peternak akan bertahan pada harga Q*B dan membuat pagar, ataukah dia akan berusaha membeli lahan petani gandum dan menjual pada output QB1. Hal ini bergantung dari perbandingan biaya antar keduanya, manakah yang lebih menghasilkan profit. d. Regulasi Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan. Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau mewajibkan

14 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


perilaku atau tindakan, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan pihak-pihak tertentu dalam rangka mengatasi eksternalitas. Dengan adanya regulasi memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi yang dihasilkan industri karena polusi tersebut merupakan tanggung jawab pihak yang menghasilkan polusi.

Contohnya pemerintah membuat aturan bahwa membuang limbah pabrik ke dalam sungai merupakan tindakan kriminal dan akan dikenakan sanksi yang tegas bagi pelakunya, karena kita tahu biaya sosial membuang limbah pabrik ke dalam sungai lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan pihak-pihak melakukannya. Tetapi dalam kenyataannya regulasi ini sulit untuk diterapakan karena pada kenyataannya masalah polusi yang terjadi tidaklah selalu sederhana. Karena polusi merupakan efek sampingan yang tak

terelakkan dari kegiatan produksi industri. Kita tidak dapat menghapus polusi secara total. Kita hanya bisa membatasi jumlah polusi hingga batas tertentu. Sehingga tidak akan terlalu merusak lingkungan namun tidak juga menghalangi kegiatan produksi. Pada contoh diatas kita akan melihat bahwa asap atau emisi yang dihasilkan pabrik pabrik tersebut merupakan efek samping dan ika kita ingin menghapus polusi secara total maka pabrik tidak boleh beroperasi dan itu tidak mungkin untuk dilakukan, karena pabrik digunakan untuk memperlancar proses produksi. Gambar 8 Regulating Emissions: Losses in Efficiency From Differences in the Marginal Social Benefit of Emissions

15 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3

Pada gambar 8 kita dapat melihat perbandingan dua pabrik, jika tidak ada pajak atas eksternalitas masingmasing pabrik, pabrik akan lebih efisien untuk berproduksi hingga emisi sejumlah QA1 dan QB1, MSB diasumsikan adalah batas kesediaan pabrik untuk membayar emisi yang mereka keluarkan. Namun pemerintah yang ingin mengurangi polusi menetapkan bahwa setiap emisi yang mereka (pabrik) keluarkan, mereka diharuskan membayar 10 $. Sehingga pabrik A akan lebih efisien untuk berproduksi di C sedangkan Pabrik B berproduksi di titik F dimana MSB = MSC. Jika diadakan regulasi agar perusahaan mengurangi polusi di lingkungan maka hal ini akan mengganggu produksi pabrik B, dikarenakan dengan pembatasan emisi sebesar QR maka pabrik B terpaksa harus menambah emisinya sehingga menyentuh titik H dan mengakibatkan MSC > MSB, hal ini selain meningkatkan MPB perusahaan juga meningkatkan MEB pada masyarakat sekitarnya.

16 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


Sedangkan pada pabrik A, mereka mengalami kondisi MSB>MSC dimana regulasi memang akan menurunkan tingkat polusi pada lingkungan tersebut, pabrik masih memeliki kemampuan untuk membayar atas emisi yang mereka keluarkan namun dengan adanya regulasi yang membatasi tingkat emisi mereka maka gap tersebut merupakan keuntungan bagi masyarakat di sekitar pabrik A dan hal ini akan mudah untuk pabrik A dikarenakan biayanya berpolusi. Regulasi ini memiliki kelemahan yaitu mewajibkan semua pabrik mengurangi polusinya dalam jumlah yang sama, padahal penurunan sama rata, bukan merupakan cara termurah menurunkan polusi. Ini dikarenakan kapasitas dan keperluan setiap pabrik untuk berpolusi berbeda-beda. Besar kemungkinan salah satu pabrik misalkan pabrik misalkan pabrik A adalah pabrik kertas, merka lebih mampu karena biayanya lebih murah untuk menurunkan polusi dibanding pabrik lain seperti pabrik baja seperti pabrik B. Jika keduanya dipaksa menurunkan polusi sama rata, maka operasi pabrik baja akan terganggu. Peraturan memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi dengan menggunakan metode yang sama seperti yg mereka gunakan dan mereka harus membayar harga untuk biaya eksternalitas yang mereka hasilkan sebagai tanggung jawab mereka. 3. Kesimpulan Kesimpulan yamg dapat diambil dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut: 1. Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan beberapa agen lebih murah untuk menurunkan hak polusi untuk dibandingkan mereka harus membeli

17 | P a g e

Eksternalitas dan Kebijakan Publik 201 3


ekonomi yang secara langsung dipengaruhi oleh tindakan agen lain baik konsumen ataupun produsen di dalam perekonomian. Istilah eksternalitas meruju pada suatu kegiatan produksi ataupun konsumsi suatu barang yang dapat menghasilkan manfaat atau biaya yang belum tercakup pada perhitungan proses produksi maupun konsumsi dari barang tersebut. 2. Ditinjau dari segi dampak yang ditimbulkan eksternalitas ada dua yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi orang lain. Sedangkan eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain diluar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. 3. Ronald coase membuat sebuah teori tentang bagaimana cara mengatasi eksternalitas tanpa harus adanya intervensi atau campur tangan dari pemerintah, teori tersebut dinamakan teorema coase. Teorema coase adalah suatu pendapat jika pihak-pihak swasta dapat melakukan tawarmenawar mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendiri. 4. Eksternalitas dapat menyebabkan inefisiensi pasar. Eksternalitas dapat menyebabkan pasar tidak dapat mengalokasikan sumbersumber ekonomi secara efisien. Hal ini disebabkan oleh harga pasar yang tidak secara tepat mencerminkan biaya tambahan atau manfaat bagi pihak lain. 5. Untuk mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan dari

eksternalitas ada tiga cara untuk mengatasinya yaitu regulasi, pajak pigovian dan subsidi.

18 | P a g e

You might also like