Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan maka antara suatu antar kegiatan berbagai dengan aktivitas kegiatan tersebut lainnya tidak dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, keterkaitan menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Hyman dalam bukunya Public Finance, menyatakan bahwa Externalities are costs or benefits of market transactions not reflected in prices, hal ini menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya ata keuntungan dari transaksi pasar yang tidak terlihat pada harga. Eksternalitas positif adalah seperti adanya penghijauan di lingkungan sekitar memberikan dampak positif berupa hawa segar dan sejuk bagi masyarakat sekitar, atau bahkan yang paling sederhana, saat kita duduk disuatu tempat ramai dan ada seseorang yang memainkan musik keras-keras, bagi orang yang menyukai music tersebut, hal ini merupakan eksternalitas positif baginya, namun berbeda dengan orang yang tidak menyukai music tersebut dan menganggapnya sebagai gangguan, music tersebut merupakan eksternalitas positif baginya, atau jika ada orang merokok dan kita adalah perokok pasif, maka asap rokok tersebut adalah eksternalitas negative untuk kita. Atau contoh yang ekstrem untuk eksternalitas negative adalah adanya kebakaran hutan di suatu negara akan memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan di negara yang berdekatan. Penduduk di Negara tersebut akan merasakan dampak eksternal berupa udara yang kotor, suhu udara panas dan jarak pandang 1|Page
2|Page
3|Page
sejumlah besar renovasi di lingkungan, tetapi tidak ada yang bersedia untuk mengambil langkah pertama. Di lingkungan kumuh, semua keluarga mungkin bersedia untuk memperbaiki rumah mereka jika semua tetangga mereka akan memperbaiki rumah mereka juga. Tapi tidak ada yang mau menginvestasikan banyak uang untuk memperbaiki rumah di lingkungan kumuh, sehingga mereka yang ingin rumah lebih bagus akan cenderung pindah ke lingkungan yang lebih bagus daripada berinvestasi dalam meningkatkan rumah mereka di daerah kumuh. Akhirnya seluruh lingkungan dapat memburuk karena tidak ada yang memiliki insentif untuk melakukan perbaikan. Gambar 1 Keseimbangan Pasar, Eksternalitas Positif, dan Effisiensi
4|Page
Pada kurva ini pada awalnya keseimbangan berada pada titik U, dimana berlaku kondisi MPB = MSC sehingga output sebesar 10 Milliar ini tidak efisien, dikarenakan MSB>MSC, sehingga titik efisien seharusnya berada di titik V dimana MSB=MSC, MSC dari titik V berubah dari 25 menjadi 30, untuk mencapai kondisi dimana kuantitas menjadi 12 milliar, maka harga harus turun menjadi 10 $ untuk mendorong permintaan agar mau memenuhi persediaan tersedia. Manfaat eksternal (MEB) terdapat pada segi UZV atau senilai MSC=45 dan MPB=25 maka 45-25=20. Jika kita berpikir lebih dalam maka kita akan berpikir, jika tujuannya adalah manfaat bisa dimanfaatkan secara merata bukankah sisa benefit sebesar 20 $ ini harus dimanfaatkan, karena semakin MEB mendekati angka maka manfaat nya akan tercapai maksimum. Hal ini diterangkan oleh kurva pada gambar 2. Gambar 2 Eksternalitas Positif untuk MEB yang Menurun
5|Page
Kurva ini menerangkan bahwa kondisi awal berada dititik A dimana MPB berpotongan dengan MSC, hal ini tidak efisien karena MSB > MSC maka titik keseimbangan berada di titik B, dimana MSB=MSC. Jika kita lihat bahwa kondisi dimana MSB lebih besar dari MPB hanya berlaku pada kuantitas dibawah 16 milliar, kurva MSB memberikan jumlah antara MPB dan MEB pada tiap tingkat output. Jarak antara MSB dan MPB semakin menipis sejalan dengan bertambahnya output. Pada titiik B ini kombinasi tersebut belum mengalami efisiensi maksimal dikarenakan masih ada nominal pada MEB, hal ini mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa MEB dihitung berdasar jarak antara MSB dan MPB, ttk efisen adalah MSB =MSC, pada titik C kondisi kembali ke awal dimana terjadi ketidak seimbangan. 2.3. Eksternalitas Negatif Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif adalah pencemaran lingkungan. Di daerah industri,pabrik-pabrik sering mencemari udara dari produksi output, misalnya, dan orang-orang di sekitarnya harus menderita konsekuensi negatif dari udara
6|Page
7|Page
Pada kurva ini menerangkan bahwa awalnya keseimbangan berada pada titik A, namun keseimbangan ini tidak efisien hal ini dikarenakan timbulnya eksternalitas negative, ada biaya yan tidak dihitung oleh sistem pasar, yakni MEC (Marginal External Cost), keseimbangan pada titik A memang merupakan keseimbangan yang efisien untuk produsen, namun tidak bagi kesejahteraan, dikarenakan MSC> MSB, padahal keseimbangan yang efisien adalah MSB=MPC, sehingga manfaat yang didapatsebanding dengan biaya yang dihasilkan. MPC (Marginal Private Cost), merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan aktifitas produksi. Namun, dalam kasus eksternalitas, terdapat biaya lain yang harus ditanggung sebagai bentuk kompensasi atas dampak yang dihasilkan oleh kegiatan produksi. Biaya tersebut adalah biaya eksternal. Dengan adanya biaya eksternal tersebut, maka biaya produksi akan meningkat dan menjadikan MPC sebagai Marginal Sosial Cost (MSC) yang merupakan biaya total produksi yang ikut memperhitungkan biaya-biaya diluar input produksi sebesar 10$. Sehingga dengan mempertimbangkan biaya eksternal maka keseimbangan sehausnya berada di titik B, dimana sebagai hasilnya jumlah produksi kertas (sesuai pada contoh kurva) seharusnya turun menjadi 4,5 milliar yang juga mengakibatkan MSC turun dari 110 menjadi 105 untuk mencapai jumlah 4,5
8|Page
eksternalitas yang dibuat. Dengan itu membuat konsumen atau perusahaan memperhitungkan berapa banyak manfaat dan dampak dari jumlah barang yang diproduksi atau dikonsumsi perusahaan ataupun konsumen. Artinya dengan diterapakannya pajak akan memberikan insentif kepada para pemilik pabrik untuk sebanyak banyaknya mengurangi polusinya. Semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan maka semakin banyak penurunan polusi yang terjadi. Eksternalitas menyebabkan perbedaan antara manfaat privat dan biaya social yang menyebabkan tidak tercapainya kondisi pareto optimal. Pemerintah harus campur tangan untuk mengatasi eksternalitas negatif. Ketika biaya marginal social melebihi biaya marginal pribadi pajak harus dikenakan kepada produsen. Dengan diwajibkannya harga dari pajak maka yang menyebabkan berkurang. Gambar 4 Pajak Pigovian peningkatan komoditi
9|Page
Pada kurva ini merupakan lanjutan dari gambar 3, hanya saja kita akan memasukan variable pajak disini, pajak pigovian seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa guna mengurangi eksternalitas, maka pihak yang menimbulkan eksternalitas tersebut harus membayar senilai dengan eksternalitas yang ditimbulkan yang diukur dengan MEC, sehingga MEC= T, dan jika kita masukan dalam MSC, maka akan menjadi MPC + T = MSC. Sehingga pergeseran dari titik A menjad menjadi B menimbulkan selisish yang ditunjukan pada bidang FBJH, bidang ini merupakan pembayaran perusahaan terhadap eksternalitas yang dibuat dengan membandingkan MPC dengan MSC. Sedangkan pajak sebesar 10 $ merupakan tambahan yang harus dibayar dengan mengkalikan dengan jumlah yang diproduksi per tahunnya, seperti yang ditunjukkan bidang BGA, area ini mengukur peningkatan manfaat social dari setiap pengurangan output tersebut. Contoh diatas adalah kondisi jika pasar berada pada kondisi sempurna, bagaimana jika yang terjadi adalah di pasar tidak sempurna seperti pasar monopoli, terdapat dua solusi untuk menyelesaikan eksternalitas yang diciptakan perusahaan di
10 | P a g e
b. Subsidi Ketika manfaat social melebihi manfaat pribadi maka subsidi harus diberikan kepada konsumen atau produsen. Subsidi mengarah pada penurunan dalam harga komoditi. Pemerintah dapat mensubsidi produsen untuk mengurangi dampak eksternalitas. Keuntungan produsen didapat dari subsidi pemerintah dan keuntungan masyarakat dalam hal pengurangan kerusakan dari dampak eksternalitas yang 11 | P a g e
Gambar 6 ini merupakan lanjutan dari gambar 1 dimana terjadi kondisi dimana untuk meningkatkan konsumsi menjadi 12 milliar maka diperlukan penurunan harga dari 30 $ menjadi 10 $ dan membentuk bidang RVYX yang merupakan bagian dimana pemerintah perlu melakukan subsidi sebesar 240 $ untuk membayar 12 milliar masyarakat setiap tahunnya. c. Teorema Coase Teorema coase yang menunjukkan bahwa agen-agen ekonomi dapat mengatasi masalah eksternalitas sendiri tanpa perlu intervensi pemerintah. Artinya jika pihakpihak yang terkait dalam melakukan tawar-menawar mengenai alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendiri. Teorema coase
12 | P a g e
pembayaran
berkurangnya keuntungan karena mengurangi produksi. Tawar menawar antara perusahaan dengan masyarakat akan berlanjut selama pembayaran lebih besar dari pengorbanan keuntungan perusahaan, namun lebih kecil dari kerusakan yang menimpa masyarakat yang memakai sungai. Teori Coase ini sangat menekankan pada pentingnya diberikannya hak milik pada proses pasar tanpa memandang kepada siapa hak milik tersebut diberikan. Agar solusi yang ditawarkan coase ini efisien maka perlu dipenuhinya dua asumsi yaitu asumsi yang pertama adalah tidak adanya biaya transaksi dan asumsi kedua 13 | P a g e
Kurva ini menjelaskan mengenai kemungkinan yang terjadi antara peternak dan petani gandum, keduanya memiliki lahan yang berdekatan tanpa ada pagar, jika peternak ingin menjual daging sapi dengan jumlah di QB1 maka penjual gandum akan berproduksi pada QW1 sedangkan jika peternak mempertimbangkan adanya MEC dan mulai membuat pagar maka ia akan berproduksi di Q*B. kurva ini menceritakan bahwa kedua pelaku ini menghadapi dua pilihan apakah peternak akan bertahan pada harga Q*B dan membuat pagar, ataukah dia akan berusaha membeli lahan petani gandum dan menjual pada output QB1. Hal ini bergantung dari perbandingan biaya antar keduanya, manakah yang lebih menghasilkan profit. d. Regulasi Regulasi adalah tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan. Dengan regulasi pemerintah dapat melarang atau mewajibkan
14 | P a g e
Contohnya pemerintah membuat aturan bahwa membuang limbah pabrik ke dalam sungai merupakan tindakan kriminal dan akan dikenakan sanksi yang tegas bagi pelakunya, karena kita tahu biaya sosial membuang limbah pabrik ke dalam sungai lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan pihak-pihak melakukannya. Tetapi dalam kenyataannya regulasi ini sulit untuk diterapakan karena pada kenyataannya masalah polusi yang terjadi tidaklah selalu sederhana. Karena polusi merupakan efek sampingan yang tak
terelakkan dari kegiatan produksi industri. Kita tidak dapat menghapus polusi secara total. Kita hanya bisa membatasi jumlah polusi hingga batas tertentu. Sehingga tidak akan terlalu merusak lingkungan namun tidak juga menghalangi kegiatan produksi. Pada contoh diatas kita akan melihat bahwa asap atau emisi yang dihasilkan pabrik pabrik tersebut merupakan efek samping dan ika kita ingin menghapus polusi secara total maka pabrik tidak boleh beroperasi dan itu tidak mungkin untuk dilakukan, karena pabrik digunakan untuk memperlancar proses produksi. Gambar 8 Regulating Emissions: Losses in Efficiency From Differences in the Marginal Social Benefit of Emissions
15 | P a g e
Pada gambar 8 kita dapat melihat perbandingan dua pabrik, jika tidak ada pajak atas eksternalitas masingmasing pabrik, pabrik akan lebih efisien untuk berproduksi hingga emisi sejumlah QA1 dan QB1, MSB diasumsikan adalah batas kesediaan pabrik untuk membayar emisi yang mereka keluarkan. Namun pemerintah yang ingin mengurangi polusi menetapkan bahwa setiap emisi yang mereka (pabrik) keluarkan, mereka diharuskan membayar 10 $. Sehingga pabrik A akan lebih efisien untuk berproduksi di C sedangkan Pabrik B berproduksi di titik F dimana MSB = MSC. Jika diadakan regulasi agar perusahaan mengurangi polusi di lingkungan maka hal ini akan mengganggu produksi pabrik B, dikarenakan dengan pembatasan emisi sebesar QR maka pabrik B terpaksa harus menambah emisinya sehingga menyentuh titik H dan mengakibatkan MSC > MSB, hal ini selain meningkatkan MPB perusahaan juga meningkatkan MEB pada masyarakat sekitarnya.
16 | P a g e
17 | P a g e
eksternalitas ada tiga cara untuk mengatasinya yaitu regulasi, pajak pigovian dan subsidi.
18 | P a g e