Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh: Andika Dwi Saputra Anita Damayanti Amiril Mukminin Ayu Putri Sapto Aji Chalifhannisa AlQadarin
Pertama-tama kita panjatkan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam, yang berkuasa membolakbalikkan hati anak Adam bagaimanapun Dia inginkan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi akhir zaman dan pembawa lentera bimbingan untuk membangkitkan kesadaran hati manusia yang telah lalai dan lupa akan hakekat kehidupan. Amma badu.
Sodara-sodara, sebagaimana kita ketahui, sebagai muslim, kita harus ikhlas dalam beribadah. Kalau kita tidak ikhlas dalam beribadah, pastilah ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT atau ibadah kita sia-sia. Oleh karena itu, akan kami ulas perihal ikhlas dalam beribadah.
IKHLAS adalah memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk urusan. Sedangkan, IKHLAS DALAM BERIBADAH adalah memnurnikan diri saat beribadah dari perhatian makhluk, dan berserah diri dalam ibadah mendekatkan diri kepada Allah.
Kalau kita tidak ikhlas dalam beribadah, maka kita akan mendapat siksaan yang berat di akhirat nanti.
GARA-GARA TIDAK IKHLAS Dari Sulaiman bin Yasar, dia berkata: Suatu saat, ketika
orang-orang mulai bubar meninggalkan majelis Abu Hurairah -radhiyallahuanhu-, maka Natil -salah seorang penduduk Syam- (beliau ini adalah seorang tabiin yang tinggal di Palestina, pent) berkata kepadanya, Wahai Syaikh, tuturkanlah kepada kami suatu hadits yang pernah anda dengar dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Abu Hurairah menjawab, Baiklah. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah:
Dari hadits diatas, kita mengetahui bahwa kita tidak boleh riya, menimba ilmu hanya untuk pujian semata, dan beribadah hanya untuk dikatakan alim.
Banyak Berdoa
Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:
Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui. (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
Beramal Sembunyisembunyi
Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata.
Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia.
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. (QS. Al Muminun: 60)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (QS. Maryam: 96)
Di antara buah paling agung yang diperoleh oleh orang-orang yang ikhlas adalah diharamkan tersentuh api neraka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah mengharamkan sentuhan api neraka kepada orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas karena ingin mencari wajah Allah. (HR. Bukhari dan Muslim dari Itban radhiyallahuanhu) Orang yang ikhlas/bertauhid maka akan selamat dari hukuman kekal di dalam neraka, yaitu selama di dalam hatinya masih tersisa iman/tauhid meskipun sekecil biji sawi. Dan apabila keikhlasan itu sempurna di dalam hatinya maka ia akan selamat dari hukuman neraka dan tidak masuk ke dalamnya sama sekali. Orang yang mendapatkan keutamaan ini hanyalah orang yang ikhlas dalam mengucapkan kalimat syahadat. Maka terkecualikan dari keutamaan ini orangorang munafik, dikarenakan mereka tidak mencari wajah Allah ketika mengucapkannya. Selain itu, orang yang ikhlas juga akan merasa ringan dalam melakukan berbagai ketaatan -yang pada umumnya terasa memberatkan-, karena orang yang ikhlas senantiasa menyimpan harapan pahala dari Allah. Demikian pula, ia akan merasa ringan dalam meninggalkan maksiat, karena rasa takut akan hukuman Rabbnya yang tertanam kuat di dalam hatinya. Orang yang ikhlas dalam beramal akan bisa mengubah amalannya yang tampak sedikit menjadi banyak pahalanya, sehingga ucapan dan amalannya akan membuahkan pahala yang berlipat.
KESIMPULA NNYA
Sikap IKHLAS DALAM BERIBADAH, harus kita terapkan dikehidupan sehari-hari, terutama saat beribadah kepada Allah. Karena sikap ikhlas dapat menghindari kita dari sifat riya, hasud, dan pamer. Sikap ikhlas juga menghindari kita dari berbuat hal yang tidak pantas atau maksiat.