You are on page 1of 2

Pada daerah hulu peringatan dni dapat dilakukan dengan cara : 1.

Menempatkan pengukur hujan di hulu serta menyiapkan akses komunikasi ke wilayah di hilirnya, seperti kentongan. Apabila dalam sehari besarnya curah hujan sudah mencapai 100 mm dan masih terlihat hujan turun cukup lama dan mungkin deras (terutama malam hari) maka masyarakat sekitar daerah rawan banjir harus sudah siap mengungsi atau pindah ke tempat yang lebih tinggi. Informasi ini harus dikirimkan ke daerah rawan kebanjiran di hilirnya. 2. Identifikasi jenis material yang terbawa banjir. Jika banyak material non tanah terangkut aliran maka cenderung akan terjadi banjir besar. Banyaknya material non tanah (ranting dan batang pohon) yang tersangkut dapat menunjukkan besarnya kekuatan air yang mengangkutnya, Dengan demikian bila material yang terangkut tersebut banyak, maka volume air yang membawanya juga banyak sehingga dapat diprediksi akan adanya banjir besar. 3. Melihat dan mengamati kondisi awan dan lamanya hujan. Bila terlihat awan yang sangat tebal dan hujan yang terus menerus, teruatama jika beberapa hari terjadi hujan berurutan, maka bencana banjir akan lebih besar sehingga masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir. Diinstruksikan agar lebih wasapada dan bersiap untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi. Peringatan dini di hulu tersebut secara berurutan dan diteruskan ke hilir secara sistematis. Di daerah yang lebih hilir, peringatan dini dapat lebih disempurnakan dengan tambahan sesuai perkembangan teknologi setempat antara lain : 1. Penggunaan sistem telemetri (pengamatan jarak jauh dan tepat waktu) untuk mamantau perubahan muka air sungai secara real time. Alat pengamatan aliran secara berurutan di pasang di sungai secara sistematis dan berurutan sesuai pola sungai dari hulu sapai hilir. Peralatan lapangan tersebut terhubung langsung via satelit dengan stasiun monitoring banjir di kantor. Dengan demikian kejadian yang terjadi di

lapangan pada waktu yang bersamaan dapat langsung diketahui stasiun pengendali (kantor) untuk kemudian diinformasikan ke bagian hilir yang rawan kebanjiran. 2. Komunikasi via telepon (radio komunikasi). Petugas-petugas pengamat di lapangan dengan segera menginformasikan kejadian di lapangan radio komunikasi maupun telepon kepada posko-posko banjir yang sudah ditunjuk. 3. Akses telepon atau SMS setiap warga ke posko pengendalian banjir secara baik dan lancar.

Kenali Penyebab Banjir - Curah hujan tinggi - Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut. - Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit. - Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai. - Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai. - Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir - Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan. - Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir. - Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir. - Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai. - Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. - Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang Harus Dilakukan Sebelum Banjir Di Tingkat Warga : - Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah. - Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda. - Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir. - Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi. - Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi. Di Tingkat Keluarga : - Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air. - Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada. - Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih. - Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza. - Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.

Yang Harus Dilakukan Saat Banjir - Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana, - Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi. - Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. - Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

You might also like