Professional Documents
Culture Documents
Dosen :
Peraturan kuliah:
UTS 40% UAS 40 % Praktikum + PR +Kehadiran 20% Kehadiran minimal 75% dari tatap muka total (termasuk kehadiran UTS & UAS).
Peraturan kuliah:
Tidak ada pengulangan ujian (UTS & UAS) bila mahasiswa pada jadwal yang ditentukan berhalangan hadir. Dispensasi hanya diberikan bila mahasiswa ybs dinyatakan sakit dan ini harus dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter dan diberikan sebelum ujian berlangsung. Diluar dari kondisi tersebut, seperti mahasiswa sedang KP, magang, ikut lomba, dll, maka dispensasi tidak diberikan.
REFERENSI
1. Taufiq Rochim, Spesifikasi Geometris, Metrologi Industri & Kontrol Kualitas, Lab. Metrologi Industri Jurusan Mesin FTI-ITB, Bandung, 1995. 2. S. A. J. Parsons, Metrology and Gauging , fifth edition, Mac. Donald & Evans LTD, London, 1997. 3. K. W. B. Sharp, Practical Engineering Metrology, Pitman Paperbacks, London, 1995. 4. F. T. Farago, Handbook of Dimensional Measurement, Industrial Press inc., New York, 1986 5. J. W. Greve, F. W. Wilson, Handbook of Industrial Metrology, Society of Manufacturing Engineering, Prentice-Hall Inc. New Jersey, 1976. 6. R. K. Jain, Engineering Metrology, Khana Publisher, New Delhi, 1993 7. Mitutoyo, Precision Measuring Instrument, Katalog No. E50, Mitutoyo Mfg. Co. LTD, Tokyo.
Defenisi
Metrologi Industri adalah suatu cabang ilmu terapan yang berhubungan dengan pengukuran geometrik yang meliputi ukuran/dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan dari suatu produk.
Catatan: Beberapa jenis pengukuran (yang dipelajari di Teknik Mesin): 1. Mekanik seperti: pengukuran/pengujian tegangan tarik, kekerasan, beban impak, sifat fatique, keausan 2. Fisik seperti: pengukuran massa jenis, konduktivitas, kekentalan, berat, volume, tekanan 3. Geometrik spt: pengukuran dimensi, bentuk, kekasaran permukaan
Defenisi
Metrologi Industri adalah suatu cabang ilmu terapan yang berhubungan dengan pengukuran geometrik yang meliputi ukuran/dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan dari suatu produk.
Catatan: Beberapa jenis pengukuran (yang dipelajari di Teknik Mesin): 1. Mekanik seperti: pengukuran/pengujian tegangan tarik, kekerasan, beban impak, sifat fatique, keausan 2. Fisik seperti: pengukuran massa jenis, konduktivitas, kekentalan, berat, volume, tekanan 3. Geometrik spt: pengukuran dimensi, bentuk, kekasaran permukaan
1. UKURAN/DIMENSI 2. BENTUK
3.
KEKASARAN PERMUKAAN
Flatness= kedataran, straightness= kelurusan, roundness= kebulatan, circularity= keselindrikan, perpendicularity= ketegaklurusan, parallelism = kesejajaran, position = posisi, concentricity= kesamaan sumbu, runout = kesalahan putar
A 6,3
400
250
Perhatikan gambar disamping. Toleransi ketegaklurusan dari sumbu vertikal terhadap bidang A sebesar 0,02 mm perlu diukur. Demikian juga dimensi / diameter poros 50 mm dengan toleransi poros h6 perlu juga dicek. Serta kesesuaian kekasaran permukaan sebesar 6,3 mm perlu juga diukur, serta banyak aspek geometrik lainnya. Semua pengukuran tersebut dipelajari pada kuliah Metrologi Industri yang merupakan ilmu pengukuran geometrik dari benda.
C
6,3 250 75 125
f0,02 C -D
Bagaimana mengukur produk dengan simbol geometrik seperti gambar teknik disamping? Mana simbol pengerjaan dengan kekasaran permukaan? Mana Simbol toleransi ukuran? Mana simbol toleransi posisi?
6,3
50H8
f0,02 A -B
150
Coba perhatikan lagi arti dari beberapa toleransi bentuk pada gambar di atas.
Nama : Poros Idler Roller Pemberi Order : PT. Semen Padang Material : S45C Tunjukan mana ukuran yang memiliki toleransi dan sebutkan alasannya mengapa diperlukan toleransi sedangkan ukuran lain tidak perlu toleransi?
Kualitas/Mutu
Kualitas/Mutu adalah kesesuaian dengan spesifikasi yang diminta. Spesifikasi yang dimaksud di atas adalah spesifikasi geometrik dari produk Spesifikasi geometrik dari produk berhubungan dengan ukuran/ dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan (seperti dijelaskan sebelumnya).
Jawab: Belum Tentu, karena kualitas/mutu (yang berkaitan dengan geometrik) harus diukur dulu untuk mengecek kesesuaianya dengan spesifikasi yang diminta pada gambar teknik. Bila sudah sesuai maka produk dapat dikatakan berkualitas.
KUALITAS
KUALITAS
KEJUJURAN/ KEPATUHAN
Kualitas yang diberikan pada gambar teknik oleh seorang perancang harus dipatuhi, kalau tidak maka produk nantinya tidak bisa berfungsi sesuai yang diharapkan.
KUALITAS
KUALITAS
BIAYA
Perlu biaya tambahan untuk mengontrol kualitas dan untuk menjamin bahwa produk bermutu.
KUALITAS
KUALITAS
HARUS DIUKUR
Untuk memastikan produk berkualitas atau tidak maka ia harus diukur dan disesuaikan dengan spesifikasi yang ada.
Kualitas Geometrik
Terbaca pada Gambar Teknik Dirancang pada proses pembuatan Diukur untuk melihat kebenarannya
Pengukuran linear
Yang paling banyak terpakai Pengukuran linear dapat melakukan pengukuran dimensi dan toleransinya dan pengukuran kesalahan bentuk Berbagai macam alat ukur
CARA-CARA PENGUKURAN
a. Pengukuran Langsung Dgn alat ukur yang hasilnya dapat terbaca langsung b. Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran dengan alat-alat ukur dari jenis pembanding, alat ukur standar dan alat ukur pembantu c. Pengukuran dengan Kaliber Batas Tidak menentukan dimensi dengan pasti hanya, hanya untuk mengetahui ukuran dalam batas toleransi atau tidak d. Perbandingan dengan Bentuk Standar Bentuk suatu produk dibandingkan dengan suatu standar pada layar alat ukur proyeksi ketepatan bentuk
PENGUKURAN LANGSUNG
Dengan alat ukur yang hasilnya dapat terbaca langsung Contoh : Pengukuran dengan Mikrometer, jangka sorong atau mistar ukur.
Bentuk suatu produk dibandingkan dengan suatu standar pada layar alat ukur proyeksi ketepatan bentuk.
Tujuan pengubah:
Memperbesar perbedaan yang kecil dari geometri obyek ukur Mengubah dari suatu sinyal menjadi bentuk yang diingini. Mis: sinyal perpindahan (Dl) sinyal elektrik
Pengubah Mekanis
Contoh:
Sistem roda gigi dan batang bergigi dari jam ukur (dial indikator)
Pengubah mekanis
Roda gigi kecil 2
batang bergigi
Faktor pembesarannya dial indikator ini tergantung kepada susunan dan ukuran diameter roda gigi. Keterangan lebih lanjut diterangkan langsung pada kuliah
Pengubah Mekanis-Optis
Faktor pembesaran diterangkan langsung pada kuliah.
Pengubah elektris
Pengubah elektris melibatkan perubahan besaran arus atau tegangan listrik. Contoh pengubah elektris adalah pengubah dengan: Prinsip kapasitif (dua pelat didekatkan dengan jarak l) Prinsip induktif (transformator): adanya arus imbas dari kumparan primer ke kumparan sekunder
Pengubah kapasitif
L Vo = K1. L
K1= penguat (amplifier) Adanya perubahan DL pada pelat dielektrik di atas (akibat dari perubahan jarak yang diukur) mengakibatkan perubahan tegangan listrik D Vo dan D Vo dikuatkan dengan rangkaian penguat DVo = K1 DL
Prinsip LVDT
Prinsip kerja transformator: timbulnya tegangan imbas pada kumparan sekunder akibat tegangan listrik pada kumparan primer. Tegangan imbas pada kedua kumparan sama bila kedudukan inti (core) tepat ditengah. Bila core bergeser (adanya perubahan jarak) maka salah satu tegangan imbas pada kumparan sekunder menurun sedangkan pada sekunder yang lain naik sebanding dengan perubahan jarak core. V1 = V mula + C/2 V mula. D l V2 = V mula - C/2 V mula. D l
Bila kedua kumparan dihubungkan secara seri maka Vo = V1-V2= C .Vmula. Dl : dari persamaan ini tampak bahwa perubahan jarak yang dirasakan sensor (Dl) sebanding dengan tegangan yang keluar pada kumparan sekunder (Vo)
Pengubah Optis-Elektris
Sistem pita Moire dengan susunan photosel Prinsip photosel: bila intensitas cahaya yang diterima photosel berubah maka arus listrik pada rangkaiannya juga berubah. Alat ukur didisain agar perubahan jarak akan mengakibatkan perubahan intensitas cahaya yang diterima photosel karena prinsip pita moire Prinsip pita moire terjadi karena dua pelat dari garisgaris tipis sejajar didekatkan dan salah satunya dimiringkan. Hal ini mengakibatkan pita gelap dan pita terang yang berbeda tergantung pergerakan salah satu pelatnya.
Prinsip Optis Elektris ini nantinya berbasis teknologi digital (pita gelap terang dapat menghasilkan sinyal digital (1 dan 0)), sehingga konsep ini banyak dipakai pada alat ukur terkini.
Pengubah Pneumatis
Prinsip kerja adalah bahwa kondisi aliran udara akan berubah bila ada perubahan celah antara permukaan benda ukur dengan permukaan sensor alat ukur . Perubahan kondisi aliran udara diketahui dengan cara mengukur: Perubahan tekanan Perubahan kecepatan aliran
Pengubah Pneumatis
Penjelasan gambar pada kuliah
Perubahan celah yang dirasakan sensor (untuk mengukur diameter benda ukur) sebanding dengan perubahan kecepatan aliran udara. Posisi pengapung dengan penunjuk berskala menyatakan besar celah antara benda ukur & sensor.
Pengubah optis
Prinsip dari proyektor
Profil Proyektor
alat ukur yang dipakai untuk mengukur kesalahan profil suatu produk. Kecermatan tinggi (0,001 mm)
PENUNJUK/PENCATAT
Kategori penunjuk/pencatat: Penunjuk berskala Penunjuk digital (angka) Pencatat (membuat grafik pada kertas berskala)
u
O A n
u
n
u
n
k=un
mis: u = 1.0 mm (jarak skala utama) n = 0.9 mm (jarak skala nonius) k = 0.1 mm (kecermatan) Garis nol nonius tergeser sejauh k dari garis A; garis pertama nonius segaris dengan garis skala utama Garis nol nonius tergeser sejauh 2k dari garis A; garis kedua nonius segaris dengan garis skala utama
O
A
Skala Nonius
Kecermatan
Skala nonius
Besar n pada Jumlah skala nonius bagian 0,9 mm 0,95 mm 0,98 mm 0,98 mm 10 20 50 25 Panjang keseluruhan 9 mm 19 mm 49 mm 24,5 mm
Kapan memakai mikrometer atau jangka sorong? Tergantung kepada kecermatannya 30, 47 mm mikrometer 30,4 jangka sorong 30 mistar
Skala Mikrometer
1. Skala tetap (pembacaan kasar) 2. Skala putar (pembacaan halus)
Untuk satu putaran selinder putar (pembagian skala putar 50 skala) akan menggeser sejauh setengah bagian skala utama (0,5 mm)
Mikrometer
Untuk satu putaran selinder putar (pembagian skala putar 50 skala) akan menggeser sejauh setengah bagian skala utama (0,5 mm)
Kecermatan= 0,5 mm/ 50 = 0,01 mm
Kecermatan = 0.01 mm
Penunjuk/Pencatat
LED (Light Emitting Diode)
arus
Medan magnet Gaya shg kumparan terputar galvanometer
Kepekaan (Sensivity)
Kemampuan alat ukur untuk merasakan sesuatu perbedaan yang relatif kecil dari harga yang diukur (lihat gambar: alat ukur A lebih peka dari alat ukur B). Kepekaan alat ukur sangat tergantung kepada mekanisme pengubahnya.
Histerisis
Histerisis adalah penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan. Dari gambar terlihat pengukuran naik dengan dial indikator tidak menghasilkan harga yang sama dengan pengukuran turun. Ada histerisis sebesar D
Kestabilan nol (zero stability): Apabila jarum penunjuk pada alat ukur tidak kembali keposisi semula (posisi nol). Penyebabnya masalah mekanik seperti keausan alat
Passivity, Shifting
Kepasifan atau kelambatan reaksi: Suatu perbedaan yang kecil dari harga yang diukur (dirasakan sensor) tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kelembaman, mis: pegas alat ukur tidak elastis sempurna Pergeseran (shifting): Terjadi perubahan harga yang ditunjukkan pada skala sedangkan sesungguhnya sensor tidak mensyaratkan suatu perubahan. Sering terjadi pada alat ukur pengubah elektris, karena komponen elektronik sudah tua.
Ketelitian (Accuracy)
Kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya (dimensi obyek ukur)
Accuracy : Correctness (exactness) to the actual value.
Ketepatan (Precision)
Kemampuan dari proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang.
Precision : Reproducibility / consistency of measurements
Precise
Accurate
In a dart game one needs to utilize both of these in-order to win
Ketelitian (Accuracy)
Salah satu alat ukur panjang disamping ini tidak teliti (akurat) karena salah satu darinya tidak sesuai dengan ukuran (harga) yang sebenarnya (dalam hal ini 10 meter), walaupun keduanya memiliki kecermatan yang sama.
M L
L = M cos q - d cos q
Mistar Ukur
Untuk tingkat kepresesisian yang tidak terlalu baik (0,5 s/d 1 mm), mistar ukur dapat dipakai langsung. Pengukuran dimulai dari skala 0 mm.
Mengukur dengan mistar ukur yang dimulai dari garis skala 1cm, karena alasan keausan mistar (skala 0)
MISTAR UKUR
alat ukur linier yang paling sederhana sederhana dan banyak dikenal pelat dari baja Kapasitas ukur (range) : 150 mm, 300 mm Kecermatan pembacaan mm dan 1 mm
Setting ukuran caliper dengan memakai mistar ukur (mistar ukur dapat digantikan dengan alat ukur yang lebih presisi)
1. Rahang ukur pengukuran luar 2. Rahang ukur pengukuran dalam 3. Lidah pengukur kedalaman (depth) 4. Skala utama mm 5. Skala utama inci
6. Skala nonius mm 7. Skala nonius inci 8. Kunci peluncur (untuk memblok gerakan peluncur sehingga mempermudah pembacaan hasil)
Berapa kecermataan alat ukur di atas? Berapa kapasitas ukur (range) alat ukur di atas?
Jangka sorong
Hitunglah kecermataan jangka sorong ini?
Dilengkapi dengan jam ukur (pengganti dari skala nonius) Kecermatan 0.01 mm 1 putaran jarum penunjuk (100 bagian skala) = pergeseran sensor (rahang ukur gerak) sejauh 100 x 0.01 mm atau 1 mm.
Skala nonius diganti dengan sensor posisi (sensor yang dapat merasakan perubahan jarak) dengan pengubah elektronik dan dengan penunjuk digital.
Mikrometer
Mikrometer luar
Mikrometer dalam
Mikrometer kedalaman
Kapasitas ukur 25 mm
Membaca skala
self test
Telescopic Gauge
pengunci
handel
Pluger
1. Merupakan alat ukur tidak langsung untuk lubang atau slot 2. Digunakan bersama-sama dengan mikrometer atau jangka sorong
Electronic gage untuk pengukuran diameter dalam. Muka ukur merupakan baja karbida yang tahan aus . Display LED menunjukkan pembacaan 29.158 mm. Source: Courtesy of TESA SA.
Berapakah harga yang terukur pada skala mikrometer tsb? 4,06 +0,02 = 4,08 mm 4,99 +0,02 = 5,01 mm
Mikrometer Indikator
Sensor (landasan tetap yang dapat bergerak) Kunci Silinder putar (tanpa gigi gelincir)
5 0 45
15
10
10
15
20
Indikator
20
Gabungan antara mikrometer dan jam ukur. Landasan tetap dapat bergerak sesuai dengan daerah ukur dari jam ukur (sekitar +/- 0,02 mm) dengan kecermatan hingga 0,001 mm (sangat tinggi). Mikrometer ini dapat berfungsi sebagai mikrometer luar dan juga dapat dipakai sebagai kaliber (perubahan skala pada indikator jam ukur dapat berfungsi sebagai kaliber yang mengecek apakah suatu ukuran berada dalam batas toleransi).
Mikrometer Batas
GO
5 0 45
NOT GO
5 0 45
Kunci
Berfungsi seperti kaliber batas untuk pengukuran produk dalam jumlah banyak. Ukuran GO berarti obyek ukur harus lewat dan ukuran NOT GO berarti obyek ukur harus tidak lewat. Biasanya untuk mengukur suatu ukuran dengan nilai toleransi. Ukuran GO = toleransi bawah, ukuran NOT GO = toleransi atas.
digunakan untuk meningkatkan ketelitian hasil pengukuran Alat ukur linear ini dipakai karena alat ukur linier langsung tidak dapat digunakan yang disebabkan kondisi objek ukur.
Blok ukur sebagai alat ukur standar sering dipakai untuk mengkalibrasi mikrometer atau jangka sorong pada bengkel produksi.
Blok Ukur
Blok ukur biasanya dipakai secara kombinasi sehingga dalam satu set tersedia berbagai macam ukuran. Jumlah blok ukura dalam satu set menurut standar metrik adalah 27, 33, 50, 87, 105, dan 112. Jarak ukur kenaikan Jumlah blok 1,001 -1,009 0,001 9 1,010 -1,490 0,010 49 0,50 24,50 0,50 49 25 100 25 4 1,0005 1 -------------------------------------------------------1 set blok ukur jumlah : 112 buah Kualitas Blok ukur dibuah dengan kualitas tertentu yaitu: Kelas 01 (paling tinggi/standar nasional), Kelas 0, Kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 (paling rendah/ pada bagian produksi)
+
Susunan blok ukur dengan ukuran yang sama (10 atau 20 mm)
Merupakan alat ukur standar yang digunakan dalam pengukuran tidak langsung dengan cara membandingkan sehingga memberi kecermatan yang tinggi. Alat ukur standar ini dibuat untuk mempercepat dan mempermudah pengukuran, karena menyusun blok ukur memakan waktu yang relatif lama.
Ukuran standar diambil dari height master. Ukuran yang terbaca adalah selisih dengan ukuran standar yang terbaca pada pupitas
Dial indikator
Merupakan alat ukur pembanding yang banyak digunakan di industri pemesinan. Prinsip kerja secara mekanis dimana gerak linier dari sensor diubah menjadi gerak putaran.
Dial Indicator
Dapat dipakai untuk memeriksa kebulatan (benda ukur diletakan pada Blok V Dapat dipakai untuk mengukur toleransi kesalahan putar (runout) Dapat dipakai juga untuk mengetahui kelurusan suatu garis Dapat dipakai untuk mengetahui kesejajaran dua bidang. Penjelasan ilustrasi gambar pada kuliah
Jam ukur dengan kapasitas ukur yang lebih kecil (0,8 atau 0,2 mm), karena gerakan sensor tidak garis lurus tetap merupakan busur. Sensor dapat diatur sehingga dapat membuat sudut atau sejajar dengan sumbu dari badan pupitas. posisi sensor harus kurang lebih sejajar dengan permukaan benda uku
Dial indikator dengan magnetic stand dalam suatu proses pengukuran. Magnetic Stand memakai prinsip magnetik untuk menempel pada suatu permukaan datar.
Dial indikator dipakai sebagai alat ukur untuk melihat besar toleransi putar (run-out) putaran suatu poros selindrik yang dicekam pada spindel mesin bubut. Dial indikator dipegang oleh magnetik stand yang ditempelkan pada headstock mesin.
Kaliber Batas
Ingat !!! ukuran 50H7 (untuk lubang) H penyimpangan terhadap garis dasar 7 besar toleransi Apa bedanya dengan ukuran 50G7 dan 50H6? 50G7 dan 50G8?
Ingat!!!! ukuran 50h7 (untuk poros) h penyimpangan terhadap ukuran dasar 7 besar toleransi Apa bedanya dengan 50g7 dan 50h6 ?
GO
Toleransi pembuatan 10% dari toleransi obyek ukur Kelonggran keausan sekitar 20% dari toleransi pembuatan
Kaliber poros dipakai untuk memeriksa diameter lubang yang sudah tahu batas maksimum & minimumnya mis : ukuran 50H7 batas minimum 50,000 mm dan batas maksimum 50,018 mm Kaliber poros GO dibuat sama dengan diameter lubang minimum (selalu akan masuk), sedangkan kaliber NOT GO dibuat sama dengan diameter lubang maksimum (selalu tidak akan masuk). Berapakah dimensi pembuatan kaliber GO dan NOT GO pada kaliber 18
Kaliber Ring
Alat ukur langsung hingga kecermatan 1 derajat Dipakai hanya untuk perkiraan harga sudut secara kasar Diperlukan bantuan penyiku bila mengukur sudut yang kecil dan terpancung (gambar kanan)
Busur Bilah
Piringan dasar Pelat dasar Piringan indeks tempat skala nonius sehingga kecermatan hingga 2 menit Bilah utama
Diputar kebalikan jarum jam Digunakan skala nonius kanan Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat dasar searah jarum jam
Diputar searah jarum jam Digunakan skala nonius kiri Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat dasar searah jarum jam
Clinometer
Prinsip kerja : gabungan pendatar (spirit level) dengan skala sudut busur bilah Setelah clinometer diletakan di atas permukaan benda ukur, maka skala piringan diputar sampai posisi tabung dengan gelembung kurang lebih datar. Kemudian dilakukan pemutar halus samapai gelembung tepat ditengah, kemudian pembacaan sudut lewat okuler (kecermatan 1)
Dari ketiga belas sudut ini dapat dibuat hampir semua sudut yang diingini. (ngak percaya !!!!!??)
Bila 13 blok ukur tersebut disusun berurutan naik maka diperoleh sudut 810 40 59. Sudut yang lebih besar dari itu dicapai memalui blok segi empat (square block)
Pemeriksaan kesejajaran antara permukaan benda ukur dengan muka ukur dari blok sudut dengan dengan pisau lurus (straight edge). Blok persegi (square block) dan dengan bantuan blok ukur untuk pemeriksaan sudut yang besar
Batang baja dengan dua buah rol pada kedua ujung sisi bawah. Kerataan batang baja tersebut memiliki toleransi yang sangat sempit, begitupun kesejajaean kedua rol tersebut
Batang Sinus
Angle Dekkor
Prinsip kerja optis Angle dekkor merupakan alat ukur pembanding, dengan demikian pengukuran dilakukan dengan membandingkan dengan blok sudut Prinsip kerja: Adanya berkas cahaya sejajar yang menuju permukaan ukur dan cahaya tersebut dipantulkan kembali dan terlihat pada skala pantul. Skala pantul dan skala tetap dipakai untuk pembacaan pengukuran Kap. Sampai 60 menit dengan kecwermatan menit