You are on page 1of 10

A.

Judul Penelitian KAITAN ANTARA HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI LUAN DAN UAN (Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMAN 3 Bandar Lampung)

B. Pendahuluan Siswa di Sekolah Menengah Atas dituntut agar memiliki usaha dan strategi yang terarah dan terencana dalam kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hal ini penting karena siswa mempunyai tujuan tertentu sehingga ia diharapkan dapat masuk Perguruan Tinggi yang diidamkan. Demikian pula halnya dengan siswa SMAN 3 Bandar Lampung. Mereka belajar agar lulus UAN serta memiliki kompetensi yang baik.

Siswa yang memiliki kompetensi dan kualitas yang baik tentu berasal dari suatu proses yang saling berkaitan. Dalam proses ini banyak sekali faktor yang saling mempengaruhi, misalnya bakat, minat, waktu, usaha belajar, identitas dan lain-lain. Tetapi di SMA belajar adalah suatu faktor yang sangat dominan. Artinya tanpa belajar tidak akan dapat menyelesaikan studinya dengan baik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Demikian pula tanpa adanya usaha dan strategi belajar yang baik dan maksimal akan menghambat tercapainya keherhasilan belajar. Dalam hal belajar, siswa pada program dan tingkat manapun harus berusaha. Di SMAN 3 Bandar Lampung yang menyelenggarakan program IPS dan IPS mengharapkan agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya. Tentu saja pemilihan program ini sesuai dengan kemampuan siswa serta tujuan yang ingin dicapainya. Untuk itu perlu diadakan

Latihan Ujian Nasional (LUAN). Selain itu untuk menunjang siswa agar berhasil dalam studinya SMAN 3 Bandar Lampung menyediakan sarana-sarana penunjang belajar, antara lain tenaga guru yang selalu ditingkatkan kemampuannya, perpustakaan, ruang belajar dan lain-lain. Semua ini diharapkan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa, sebab keberhasilan belajar siswa juga ditentukan oleh pemanfaatan sarana belajar dengan baik. Tersedia juga sarana Bimbingan Konseling untuk siswa yang memiliki masalah belajar. Hingga saat ini belum ada hasil penelitian di SMA khususnya yang mengungkap masalah kaitan antara LUAN dan UAN. Oleh karena itu dIPSndang perlu menyelidiki keterkaitannya.

C. Perumusan Masalah Sejauh mana kaitan antara LUAN dalam menunjang keberhasilan UAN bidang Matematika di SMAN 3 Bandar Lampung.

D. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Belajar yang Direncanakan Apakah siswa dalam kegiatan belajarnya perlu menyusun strategi dan program? Jelas sekali hal ini perlu, sebab kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas siswa serta pemanfaatan waktunya berbeda dengan siswa di sekolah menengah pertama. Pertama hal ini terutama menyangkut pemanfaatan waktu serta sarana fisik dan non fisik. Bagi guru dituntut untuk menyusun rencana pembelajaran. Menurut Hutabarat : Terdapat beberapa sebab pentingnya menyusun rencana kegiatan belajar, yaitu agar ada waktu yang tersedia untuk

belajar, untuk mereview setiap mata pelajaran serta untuk memupuk disiplin belajar dan bekerja(Hutabarat, EP, 1988, : 5,6)

Hal ini perlu dilakukan secara sadar agar guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Hal ini juga dirasakan pengaruhnya oleh siswa saat ujian. Siswapun menyadari bahwa ada pelajaran tertentu yang kurang mereka kuasai dengan baik. Tentu saja agar dapat memahaminya diperlukan waktu yang lebih banyak, dibanding dengan waktu yang diperlukan untuk mempelajari pelajaran yang tidak terlalu sulit bagi mereka. Dalam hal ini perimbangan alokasi waktu belajarpun harus direncanakan. Dengan melakukan review secara teratur dan terlatih, siswatelah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang pasti harus ada. Juga setiap saat siswa dapat mengontrol apa yang telah diketahui dan dIPShami maupun yang belum. Sehingga diharapkan timbul rasa percaya pada ridinya. Juga siswa terhindar dari penumpukan tugas yang tentu akan terasa sangan berat bilamana harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas.

Di pihak lain, dengan membuat review berarti siswa telah berusaha menghindari hilangnya apa yang pernah diingat dan dipelajari. Verbeek mengemukakan bahwa apa yang telah dipelajari bisa saja terlupakan, bilamana tidak diulang dan tidak dIPSkai, yaitu apa yang tadinya diperoleh dan diingat bisa saja terlupakan ( decay through disuce ), ( Verbeek S. J., 1978 : 38 ). Artinya dengan belajar secara teratur misalnya berlatih soal, membaca, membuat catatan, membuat komentar dan pertanyaan serta lain-lainnya akan merupakan suatu upaya agar bias memperkuat daya ingatan.

Kegiatan belajar yang direncanakan akan berkaitan dengan disiplin belajar. Rencana belajar yang ditetapkan untuk dilaksanakan akan menyebabkan siswa belajar disiplin, teratur, yang biasanya dituntut dalam lapangan pekerjaan apapun. Disiplin mampu menahan diri dalam menghadapi berbagai macam cobaab dan sangat besar manfaatnya. Sebagai contoh, jika siswa telah merencanakan untuk belajar selama 1 jam, tentu akan memerlukan konsentrasi. Dia harus dapat menetralisir segala keinginan dan pikiran yang menghambat kegiatan belajarnya. Hal ini sangat penting, sebab pada saat belajar terjadi gangguan akan terjadi intervensi ( penyelangan ). John P. Houston dan H. B. Jovanivich ( 1986 ) mengemukakan bahwa proses belajar akan terganggu bila terjadi intervensi pada saat kegiatan belajar berlangsung. Apa yang tadinya diperoleh, dapat segara hilang (pudar) setelah terjadinya intervensi. Dengan kata lain kegiatan belajar harus dIPStuhi secara tertib dan disiplin agar dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

2. Pemanfaatan Fasilitas fasilitas Fisik dan non-Fisik Sarana untuk memungkinkan terjadinya suatu proses belajar tidak dapat disangkal kegunaannya. Sarana ini terdapat di sekolah maupun di luar sekolah. Sarana di sekolah misalnya, perpustakaan, kelas, lapangan olah raga, kantin dan laboratorium. Di luar sekolah misalnya tempat kos. Sarana-sarana di sekolah termasuk fasilitas yang disediakan dan merupakan fasilitas fisik. Sedangkan yang termasuk fasilitas non-fisik yaitu guru sebagai manusia sumber yang darIPSdanya siswa dapat belajar, menimba ilmu serta memperoleh bimbingan.

Tersedianya sarana di sekolah yang bila digunakan secara maksimal oleh siswa dapat membawa dampak positif dalam hal pemanfaatan waktu dan tenaga serta pemanfaatan tempat untuk belajar. Misalnya siswa yang beragama islam dapat setiap saat melaksanakan ibadahnya di mesjid yang tersedia tanpa harus pulang ke rumah.. Kantin dapat digunakan untuk makan sambil menunggu untuk pelajaran berikutnya tanpa harus pulang ke rumah. Demikian juga perpustakaan dapat dimanfaatkan untuk belajar dan menulis. Dalam hal ini lingkungan sekolah turut mendorong siswa untuk belajar, dimana siswa dapat saling bertemu dan bertukar pikiran darIPSda mereka belajar sendiri di rumah. Peranan guru dan pembimbing siswa maupun siswa senior seringkali terlupakan oleh sebagian siswa.Seharusnya guru yang berperan sebagai manusia sumber, tempat bertanya serta bertukar pikiran harus sering didekati siswa. Jika siswa belajar secara teratur, maka tentu timbul pertanyaan serta masalah yang memerlukan penyelesaian dan jawaban. Pertanyaan dan masalah ini dapat dikonsultasikan kepada guru. Hal ini dapat dilakukan, karena memang begitulah tugas para guru dan kewajiban siswa untuk belajar dan bertanya. Jika kesempatan dan fasilitas guru ini dimanfaatkan maka siswa belum menyadari arti dan pentingnya guru, serta pembimbing siswa, yang akan membantu mengembangkan penalaran siswa yang mau bertanya dan ingin berhasil dengan baik. Disamping berkonsultasi dengan guru aspek lain yang menguntungkan adalah siswa bias mengenal guru secara baik. Demikian pula dengan siswa senior, dapat diperoleh tambahan informasi atau gambaran mengenai kebiasaan guru dalam menguji atau dalam memberi tugas maupun dalam proses pembelajaran . Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Rooijakers bahwa siswa harus mengetahui cara menyerap apa yang di

ajarkan ( Rooijakers.1989;1 ). Denagn demikian siswa dapat lebih awal menyusun rencana dan strategi, serta melakukan persiapan persiapan yang diperlukan agar berhasil dalam belajar dan lulus UAN.

3. Mengetahui Hasil Belajar Apabila siswa mengetahui hasil belajarnya pada semester setelah ujian, sebenarnya mereka terlambat. Sebaiknya siswa dapat mengetahui hasil belajarnya dari minggu ke minggu atau dari bulan ke bulan. Di sini mereka secara sadar dapat memonitor kelemahan atau kelebihan mereka, sehingga dapat ditempuh langkah langkah perbaikan ataupun langkah langkah pemantapan hasil belajar mereka sebelum mereka dievaluasi pada akhir semester. Pemantapan hasil belajar ini dapat ditempuh dengan melakukan semacam uji coba mengerjakan soal soal ujian pada periode tahun tahun sebelumya, juga dapat dikerjakan dengan menyusun soal dan menjawab sendiri. Dwengan kegiatan ini, segala sesuatu yang masih belum dikuasai dapat dibenahi dengan cara belajar lebih efektif atau berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan atau dengan guru lain. Dengan demikian diharapkan siswa tidak terlambat mengantisIPSsi ujian yang akan datang. Jika pada persiapan persiapan terdapat masalah yang perlu dipecahkan, siswa akan berupaya mencari jawabanya. Yang dikembangkan adalah langkah langkah atau strategi untuk mencari pemecahan masalah itu. Jika masalah ini terpecahkan maka ada rasa puas, sebagaimana yang dikemukakan oleh Polya bahwa siswa memperoleh suatu kegembiraan setelah adanya suatu ketegangan ( Polya, 1965; 5 ), sehingga timbul rasa

percaya akan kemampuan dirinya. Sikap ini terus terbawa dalam mengahadapi persoalan persoalan baru yang biasa muncul.

4. Persiapan Menghadapi Ujian Kegiatan belajar dengan rencana dan strategi yang disusun agar pada saatnya nanti berhail dalam studi dengan prestasi yang baik. Saat ujian akhir SMA adalah klimaks dari suatu proses. Mengingat bahwa pada ujian akhir Nasional ada 3 mata pelajaran yang akan diujikan, maka persiapan persiapan belajar harus matang dan frekuensi belajar harus ditingkatkan dibandingkan sebelumya. Dalam menghadapi hal ini, kondisi fisik serta mental harus benar benar siap, jangan sampai pada saat ujian justru keadaan fisik dan mental tidak dalam kondisi baik. Pengendalian diri, pemanfaatan waktu serta kesiapan belajar tidak boleh diragukan lagi. Hal ini sama dengan seorang atlit lari jarak jauh yang harus mengatur dan memperhitungkan langkah dan staminanya untuk mencapai garis finish. Karena itu diadakan Latihan Ujian Akhir Nasional ( LUAN ). Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Terdapat korelasi sangat tinggi antara prestasi belajar LUAN dan UAN untuk bidang studi Matematika.

F. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui besarnya kaitan antara hasil belajar LUAN bidang Matematika terhadap hasil belajar matematika melalui UAN pada siswa kelas XII IPS SMAN 3 Bandar Lampung

G. Manfaat Hasil Penelitian a. Sebagai masukan bagi guru bidang studi matematika SMAN 3 Bandar Lampung dalam memberikan bimbingan. b. Sebagai masukan bagi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar. c. Sebagai masukan bagi pembuat naskah soal LUAN bidang matematika agar setara dengan soal UAN.

H. Metodologi Penelitian a. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif, pengumpulan data sekunder dari arsip mulai LUAN dan UAN. b. Teknik pengumpulan data Sumber data dalam penelitian ini adalah : i. Nilai LUAN bidang studi matematika kelas XII IPS SMAN 3 Bandar Lampung TP. 2007/2008. ii. Nilai UAN bidang studi matematika kelas XII IPS SMA 3 Bandar Lampung TP. 2007/2008 c. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 3 Bandar Lampung, sedangkan sampel yang diambil adalah siswa kelas XII IPS. d. Teknik Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan dari masing masing ujian, selanjutnya diadakan pengolahan data sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis. 2. Menentukan sampel yang representatif. 3. Menentukan persamaan regresi dari kedua peubah. 4. Menguji Linearitas regresi. 5. Jika regresinya linear, lanjutkan dengan menghitung r. 6. Menguji 0 . 7. Jika = 0 berarti tidak mempunyai korelasi linear. 8. Jika 0 selanjutnya menghitung selang nilai . 9. Menguji hipotesis. 10. JIka ternyata regresinya taklinear, langkah selanjutnya adalah menggunakan statistika tak parametrik, yaitu menggunakan korelasi rank.

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ini direncanakan sebagai berikut Jenis Kegiatan Persiapan Pembuatan Instrumen dan uji coba Pengumpulan Data Editing dan Tabulasi Analisis Data Pembuatan Laporan Bulan keI xxxxx xxx II Xxxx Xxxxx Xxxxx xxx Xxxx xxx III IV

J. Rincian Biaya Penelitian

Jenis Biaya 1. Alat tulis kantor 2. Penyusunan proposal 3. Seminar proposal 4. Pengumpulan Data 5. Honorarium Peneliti dan tenaga administrasi 6.Transportasi local 7. Analisis Data dan Penyusunan Laporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan c. Seminar Hasil Penelitian 8. Penggandaan Laporan Jumlah

Besaran Biaya ( Rp) 150.000 100.000 200.000 100.000 1.000.000 150.000 300.000 200.000 200.000 200.000 2.600.000

DAFTAR PUSTAKA Ad.Rooijakers,(1980), Cara Belajar di Perguruan Tinggi, Jakarta, Gramedia. Champion, Dean J., (1981), Basic Statistic for Social Research, New York; Mc.Millan. Hutabarat, E.P., (1988), Cara Belajar, Jakarta; BPK Gunung Mulia. Houston, John P., (1986), Fundamentals of Learning and Memory, New York; Jovanovich Inc. Polya, (1975), How to Solve It, New Jersey, Princenton University Press. Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, (1989)

10

You might also like