Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan pustaka dari
A. Pengertian
isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat”
(p.313).
produksi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi
hernia,(p.700).
2002, p.997).
Herniorrhaphy membuang kantong hernia disertai tindakan bedah
inguinalis. (http://qittun.blogspot.com/2008/08/asuhan-keperawatan-klien-
dengan-hernia.html)
p.306).
sebagai berikut :
1. Berdasarkan terjadinya :
a. Hernia Diafragma
dada.
b. Hernia Inguinal
c. Hernia Umbilikal
d. Hernia Femoral
e. Hernia Epigastrika
f. Hernia Lumbalis
3. Menurut sifatnya
a. Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk usus, keluar jika berdiri atau
c. Hernia Inkarserata
gejala ileus yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi
d. Hernia Strangulata
a. Hernia Externa
atau perineum.
b. Hernia Interna
usus.
1. Kongenital
2. Didapat (akquisita)
Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas, kelemahan
umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan dalam waktu
C. Pathofisiologi
kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil,
batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya
isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan
berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali
sperma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat
kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali
secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia
dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau
terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan
strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan
obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu,
D. Manifestasi Klinis
Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila
menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila posisi berdiri
bisa timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.
pasien dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam posisi berdiri.
Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila memang sudah tampak
benjolan, harus diperiksa apakah benjolan tersebut dapat dimasukkan
normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejan dan
merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan: Bila massa
tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis,
inguinalis medialis.
E. Komplikasi
disebut hernia inguinalis ireponibilis. pada keadaan ini belum ada ada
dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi
usus halus.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya
usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus
kembung, muntah, dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih
hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi
gelisah.
F. Penatalaksanaan
kronik, prostat, tumor, asites, dan lain-lain). Dan defek yang ada
bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong diikat, dan
Cincin hernia langsuag dicari dan dipotong. Usus halus dilihat vital atau
dilakukan reseksi dan anastomosis end to end. Untuk fasilitas dan keahlian
terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan vital langsung
tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Abdomen
3. Elektrolit
5. ECG (Elektrocardiograf)
H. Fokus Pengkajian
Adapun data-data yang menjadi data focus dari hernia adalah sebagai
berikut :
1. Aktivitas/istirahat
dilakukan.
2. Eliminasi
4. Nyeri/kenyamanan
5. Keamanan
sebagai berikut :
1. System pernafasan.
2. System cardiovascular.
Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit (4x), 30
menit (4x), 2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi
stabil. Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperature, dan
ukuran ekstremitas).
4. System persarafan.
5. System perkemihan.
6. System gastrointestinal.
usus, kaji palitik ileus, Insersi NG tube intra operatif dengan drainage
tiap 6- 8 jam).
7. System integument.
Semua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit pada saat diruang post
9. Pengkajian nyeri.
Nyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah, drain dan posisi
intra operatif. Kaji tanda fisik dan emosi (peningkatan nadi dan
diit cairan.
drainage.
mengenai penyakitnya.
J. Fokus Intervensi
- normal
Intervensi
flaktus.
koping.
memperberat keadaan.
keterbatasan pasien
kemandirian pasien.
pasien
komplikasi.
Intervensi :
diit cairan.
drainage.
Intervensi :
infeksi.
pemulihan
pengantian
d. Pertahankan balutan kering
penyerapan kontaminasi.
tentang penyakitnya.
tentang penyakitnya.
Intervensi
berdasarkan informasi.
sepulang dari RS
hernia.
d. Kaji ulang proses penyakit, factor penyebab terjadinya
kronis.