Professional Documents
Culture Documents
com
Seorang siswa melakukan praktikum kimia untuk menentukan entalpi pembakaran
standart parafin. Dia mencoba untuk melakukan percobaannya denga menggunakan
kalorimeter. Setelah melakukan percobaan di laboratorium, siswa tersebut memperoleh
data sebagai berikut:
massa kalorimetr = 16,0 gr
massa air dan kalorimeter = 410 gr
temperatur awal air = 200C
temperatur akhir = 35,50C
massa awal parafin = 25,7 g
massa akhir parafin = 23,5 g
Jika diketahui rumus kimia parafin adalah C25H52 dan kita asumsikan bahwa yang
menyerap panas hanya air dalam kalorimeter , maka bantulah siswa tersebut untuk
menghitung berapa besar entalpi pembakaran standart parafin berdasarkan percobaan dari
siswa diatas.
Dengan kalorimeter maka kita bisa mengukur panas yang dihasilkan oleh suatu reaksi.
Untuk soal diatas panas yang dihasilkan oleh pembakaran parafin diterima oleh air
sehingga panas ini bisa dikonversikan untuk memperoleh enthalpi standart pembakaran
parafin
kenaikan suhu
= T akhir - T awal
= 35,5 - 20
= 15,5 0C
mole parafin
= gr/Mr
= 2,2 / 677
= 0,00325 mol
Jadi enthalpy pembakaran parafin standart sesuai percobaan siswa diatas adalah ^Hc=
-7862,15 KJ/mol
Jawaban :
1. Larutan Serium (IV). 32,0000 gram Ce(SO4)2. 2(NH4)2 SO4. 2H2O dilarutkan
dalam 500 ml larutan. Hitunglah
a. Normalitas larutan
b. Titer Na2C2O4
Jawab :
a.
b.
1. Larutan Serium (IV). 41,1 gram garam Ce(NO3)4 . 2(NH4)2NO3 dilarutkan dalam
750 ml 0,2 M H2SO4 . Hitunglah jumlah garam As2O3 yang akan diperlukan untuk
bereaksi dengan 50 ml larutan ini
Jawab:
A. OCl- D. Cr2O72-
B. S2- E. Cl-
C. NO3-
2. Persen massa C, H dan O dalam suatu senyawa berturut turut 57,48; 4,22; dan 32,29
%. Rumus empiris senyawa ini adalah:
A. C2H2O D. C8H7O4
B. C4H3O2 E. C9H6O3
C. C5H4O2
Bila reaksi ini memiliki 70 % yield, berapa mol NaBH4 harus direaksikan dengan BF3
berlebih agar didapatkan 0,400 mol B2H6:
A. 0,4 D. 0,858
B. 0,42 E. 0,98
C. 0,6
C. 117,7 kJ mol-1
C. NF3 - BF3
7. Fungsi yang akan menghasilkan grafik linear untuk gas ideal adalah:
A. p terhadap V, pada n dan T tetap
8. Pasangan manakah di bawah ini yang memiliki jumlah netron yang sama
A. dan D. dan
B. dan E. dan
C. dan
I II III IV
A. 4p 4p 4s 4s
B. 4p 4p 3d 3d
C. 4s 4s 4p 4p
D. 4s 4s 3d 3d
E. 3d 4s 4p 3d
10. Dalam suatu percobaan, sebanyak a mol A ditempatkan dalam tabung dan
kemudian terjadi reaksi menghasilkan B: A (g) → 2 B (g).
Pada kesetimbangan, x mol A telah bereaksi dan tekanan total dalam wadah adalah P.
Tekanan B dalam kesetimbangan adalah:
A. D.
B. E.
C.
ONTOH SOAL 1
Hitung potensial titik ekivalen suatu elektroda platina terhadap elektrode kalomel jenuh
dalam titrasi Fe2+ terhadap Cr2O72- dalam larutan asam 1,0 M Fe3+ + e Fe2+ dan E0 = 0,74 V.
Jawaban
Reaksi oksidasi Fe2+ menjadi Fe2+ dengan koefisien stoikiometri yang benar adalah
dan
Dan
Jika H+ = 1, maka
sehingga
Dan jika pada potensial elektrode kalomel jenuh terhadap elektrode hidrogen standar
adalah +0,24 V, maka
= 0,72 V
Catatan
1. Dianggap bahwa spesies yang ada dalam larutan 1,0 M hanyalah Cr 3+ dan Cr2O72- .
konsentrasi spesies-spesies lain seperti HCrO4- dianggap sangat kecil dan dapat diabaikan
• Beranda
• Tentang Situs
• Kontributor
• Bergabung
• Mitra Kami
• Kontak
Nama: Password:
Daftar Lupa kata kunci?
• Artikel
o Berita
o Biokimia
o Kimia Analisis
o Kimia Anorganik
o Kimia Fisika
o Kimia Lingkungan
o Kimia Material
o Kimia Pangan
o Teknologi Tepat Guna
o Tips dan Opini
• Info
o Beasiswa
o Karir
o Event
o IChO
o Redaksi
• Latihan
o Soal IChO
o Soal Materi Kimia
o Soal OSN
• Tanya Pakar
• Tokoh Kimia
• Materi Belajar
• Tabel Periodik
• Reaksi Organik
• Forum Diskusi
• RSS Artikel
• RSS Komentar
Beri Rating:
Loading ...
Sebarkan:
•
• Cetak Artikel ini
• Email Artikel ini
Elektrolisis
Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 11-08-2008
Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang
menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila potensial diberikan pada sel
dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif
potensial sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini
diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Pengecasan baterai timbal
adalah contoh elektrolisis.
Andaikan potensial lebih tinggi dari 1,1 V diberikan pada sel dengan arah kebalikan dari
potensial yang dihasilkan sel, reaksi sebaliknya akan berlangsung. Jadi, zink akan
mengendap dan tembaga akan mulai larut.
Gambar 10.6 menunjukkan representasi skematik reaksi kimia yang terjadi bila potensial
balik diberikan pada sel Daniell. Bandingkan dengan Gambar 10.2.
Gambar 10.6 Electrolisis. Reaksi kebalikan dengan yang terjadi pada sel Daniell akan
berlangsung. Zink mengendap sementara tembaga akan melarut.
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir
dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia
merangkumkan hasil pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang
melalui sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di
elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang
diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96 485
C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
C (Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan bila
arus 1 A (Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah konstanta
Faraday F, 9,65 x104 C, yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang dibawa oleh 1
mol elektron. Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang
disebabkan oleh aliran arus listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu.
Arus sebesar 0,200 A mengalir melalui potensiometer yang dihubungkan secara seri
selama 20 menit. Satu potensiometer memiliki elektrode Cu/CuSO4 dan satunya adalah
elektrode Pt/ H2SO4 encer. Anggap Ar Cu = 63,5. Tentukan
Jawab
Jumlah muatan listrik yang lewat adalah 0,200 x 20 x 60 = 240, 0 C.
1. Reaksi yang terlibat adalah Cu2+ + 2e-–> Cu, maka massa (w) Cu yang
diendapkan adalah. w (g) = [63,5 (g mol-1)/2] x [240,0 (C)/96500(C mol-1)] =
0,079 g
2. Karena reaksinya 2H+ + 2e-–> H2, volume hidrogen yang dihasilkan v (cm3)
adalah.
v (cm3) = [22400 (cm3mol-1)/2] x [240,0(C)/96500(C mol-1)] = 27,85 cm3
Metoda lain adalah dengan menggunakan lelehan garam. Masalahnya Al2O3 meleleh pada
suhu sangat tinggi 2050 °C, dan elektrolisis pada suhu setinggi ini jelas tidak realistik.
Namun, titik leleh campuran Al2O3 dan Na3AlF6 adalah sekitar 1000 °C, dan suhu ini
mudah dicapai. Prosedur detailnya adalah: bijih aluminum, bauksit mengandung berbagai
oksida logam sebagai pengotor. Bijih ini diolah dengan alkali, dan hanya oksida
aluminum yang amfoter yang larut. Bahan yang tak larut disaring, dan karbon dioksida
dialirkan ke filtratnya untuk menghasilkan hidrolisis garamnya. Alumina akan
diendapkan.
Alumina yang didapatkan dicampur dengan Na3AlF6 dan kemudian garam lelehnya
dielektrolisis. Reaksi dalam sel elektrolisi rumit. Kemungkinan besar awalnya alumina
bereaksi dengan Na3AlF6 dan kemudian reaksi elektrolisis berlangsung.
Latihan
Tentukan bilangan oksidasi setiap unsur yang ditandai dengan hurugf tebal dalam
senyawa berikut.
(a) HBr (b) LiH (c) CCl4 (d) CO (e) ClO- (f) Cl2O7 (g) H2O2 (h) CrO3 (i) CrO42- (j)
Cr2O72-
10.1 Jawab
(a) +1 (b) -1 (c) +4 (d) +2 (e) +1 (f) +7 (g) -1 (h) +6 (i) +6 (j) +6
Untuk tiap reaksi berikut, tentukan bilangan oksidasi atom berhuruf tebal. Tentukan
oksidan dan reduktan dan tentukan perubahan bilangan oksidasinya.
10.2 Jawab
0,2756 g kawat besi dilarutkan dalam asam sedemikian sehingga Fe3+ direduksi menjadi
Fe2+. Larutan kemudian dititrasi dengan K2Cr2O7 0,0200 mol.dm-3 dan diperlukan 40,8
cm3 larutan oksidan untuk mencapai titik akhir. Tentukan kemurnian (%) besinya.
10.3 Jawab
99,5 %
10.4 Jawab
1. Mg –> Mg2+ +2e-, +2,37 V. 2H+ + 2e-–> H2, 0,00 V; potensial sel: +2,37
V,efektif.
2. Cu2+ + 2e-–> Cu, 0,337 V. Ag–> Ag+ + e-, -0,799 V, potensial sel: -0,46
V,tidak efektif.
3. Zn2+ + 2e-–> Zn, -0,763 V. 4OH-–> 4e- + O2 + 2H2O, -0.401 V potensial sel:
-1,16 V, tidak efektif.
Hitung potensial sel (pada 25°C) yang reaksi selnya diberikan di bawah ini.
10.5 Jawab
0,30 V
Bismut dihasilkan dengan elektrolisis bijih sesuai dengan persamaan berikut. 5,60 A arus
listrik dialirkan selama 28,3 menit dalam larutan yang mengandung BiO+. Hitung massa
bismut yang didapatkan.
10.6 Jawab
6,86 g
Lambang L menyatakan huruf pertama dari Loschmidt, seorang ilmuwan austria yang
pada tahun 1865 dapat menentukan besarnya tetapan Avogadro dengan tepat. Sehingga,
1 mol emas = 6,02×1023 atom emas
Jumlah partikel = n x L
Contoh soal:
Berapa mol atom timbal dan oksigen yang dibutuhkan untuk membuat 5 mol timbal
dioksida (PbO2).
Jawab :
1 mol timbal dioksida tersusun oleh 1 mol timbal dan 2 mol atom oksigen (atau 1 mol
molekul oksigen, O2). Sehingga terdapat
Contoh soal
Berapa jumlah atom besi (Ar Fe = 56 g/mol) dalam besi seberat 0,001 gram.
Jawab
Massa Molar
Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel (atom,
molekul, ion) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa
12 (karbon-12, C-12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa
1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama dengan massa molekul relatif (Mr)
atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang dinyatakan dalam gram.
Contoh:
Hubungan mol dan massa dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar)
suatu zat dapat dicari dengan
Contoh soal:
Jawab :
Contoh soal :
Berapa gram propana C3H8 dalam 0,21 mol jika diketahui Ar C = 12 dan H = 1
Jawab:
Volume Molar
Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0°C (273 K) dan
tekanan 1 atmosfir (76cmHg) didapatkan tepat 1 liter oksigen dengan massa 1,3286 gram.
Maka,
Pengukuran dengan kondisi 0°C (273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76cmHg) disebut juga
keadaan STP(Standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas oksigen
sama dengan 22,3 liter.
Avogadro yang menyata-kan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah molekul sama
maka jumlah molnya akan sma. Sehingga, pada suhu dan tekanan yang sama, apabila
jumlah mol gas sama maka volumenyapun akan sama. Keadaan standar pada suhu dan
tekanan yang sma (STP) maka volume 1 mol gas apasaja/sembarang berharga sama yaitu
22,3 liter. Volume 1 mol gas disebut sebagai volume molar gas (STP) yaitu 22,3 liter/mol.
PV=nRT
keterangan:
Avogadro melalui percobaannya menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,
gas-gas yang bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila
jumlah molekulnya sama maka jumlah molnya sama. Jadi pada suhu dan tekanan yang
sama perbandingan mol gas sama dengan perbandingan volume gas. Maka,
Molaritas
Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat terlarut dalam
larutan dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi
dan umumnya digunakan adlah dengan molaritas (M). molaritas merupakan ukuran
banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
V1M1 = V2M2
keterangan:
Halaman ini menjelaskan berbagai cara agar molekul organik dapet diperlihatkan pada
kertas atau layar -termasuk formula molekular dan berbagai bentuk formula struktur.
Formula molekular
Formula molekular dapat dengan sederhana memeberi tahu jumlah dan jenis atom pada
suatu molekul, namun tidak menjelaskan bagaimana mereka bergabung.
Sebagai contoh, formula molekular dari butan adalah C4H10, dan formula molekular dari
etanol adalah C2H6O.
Formula molekular sangat jarang digunakan dalam kimia organik, karena tidak bisa
menginformasikan tentang ikatan dalam molekul. Satu-satunya tempat anda dapat
menemuinya adalah dalam persamaan reaksi dari hidrokarbon sederhana. Sebagai contoh:
Dalam kasus seperti ini, ikatan dalam molekul organik tidak begitu penting.
Formula Struktur
Formula Struktur menjelaskan bagaimana berbagai atom berikatan. Ada banyak cara
dalalm penulisannya dan anda perlu untuk mengenalnya.
Formula gambar
Formula gambar memperlihatkan semua ikatan pada molekul sebagai garis. Anda harus
ingat bahwa tiap garis mewakili sepasang elektron bagian (shared elektron).
Sebagai contoh, di bawah ini adalah model dari metan dan formula gambarnya:
Perhatikan cara metan digambar tidak sama sedikitpun dengan bentuk aslinya. Metan
tidak datar dengan sudut 90°. Kesalahpahaman antara yang anda gambar dan bentuk
sebenarnya ini bisa membawa ke masalah jika anda tidak berhati-hati.
Sebagai contoh, pikirkan molekul sederhana dengan formula molekul CH2Cl2. Anda
mungkin berpikir ada dua cara untuk mengatur struktur atom ini jika anda menggambar
formula gamba-nya.
Klorin bisa saling berhadapan atau saling membentuk sudut 90°. Tapi sebenarnya kedua
struktur ini adalah sama dan serupa. Lihat struktur mereka dalam bentuk model berikut.
Struktur yang satu hanya merupakan rotasi dari struktur yang lain.
Pikirkan struktur yang lebih kompleks seperti C2H5Cl. Formula gambarnya dapat ditulis
sebagai berikutT:
Namun sekali lagi keduanya adalah sama dan serupa. Lihat model berikut.
Cara umum untuk menggambar formula struktur
Untuk semua selain molekul yang paling sederhana, menggambar formula struktur sangat
merepotkan -terutama pada ikatan karbon-hidrogen. Anda dapat menyederhanakan
bagian dari formula tersebut dengan CH3 or CH2 daripada menggambar seluruh ikatan.
Sebagai contoh, asam etanoik dapat digambarkan dalam bentuk penuh dan bentuk
sederhana sebagai:
Anda bahkan dapat menyederhanakan sampai dengan CH3COOH, dan mungkin anda
akan memerlukannya saat menuliskan reaksi kimia yang berhubungan dengan sama
etanoik. Tentu saja anda akan kehilangan sesuatu jika menggunakan cara ini, anda tidak
dapat melihat secara langsung semua ikatan dan kerjanya.
Anda harus tetap berhati-hati menggambarkan struktur dengan cara ini. Ingat bahwa
kedua struktur ini melambangkan molekul yang sama.
Kesemuanya hanyalah versi lain dari karbon yang berikatan pada satu garis. Satu-satunya
perbedaan adalah bahwa terjadi rotasi disebagian ikatan karbon. Anda dapat melihatnya
dalam model berikut.
Tidak ada satupun yang dapat mewakili bentuk butan secara tepat. Bentuk butan menurut
konvensi adalah pada satu garis lurus, seperti bagian pertama dari struktur diatas.
Hal ini menjadi lebih penting saat anda membuat cabang rantai karbon. Struktur berikut
sekalai lagi semuanya mewakili molekul yang sama 2-metilbutan.
Kedua struktur pada sebelah kiri jelas-jelas sama. Hanya diputar. Dan yang satu lagi tidak
begitu jelas bila anda tidak melihat struktur tersebut secara detail. Ada 4 karbon yang
terikat dalam satu baris, dengan grup CH3 terikat pada daerah dekat ujung. Jika anda
mempunyai model atom, persamaan diantara keduanya dapat dilihat bila anda memutar
sebagian dari ikatan dan memuatar seluruh model kimia itu sedikit.
Untuk mengatasi hal yang membingungkan ini, konvensi menyarankan anda untuk selalu
melihat rantai karbon terpanjang dan menggambarkannya secara horisontal. Dan yang
lainnya diikatkan pada rantai tersebut.
Tidak penting jika anda mengambarnya menghadap atas atau bawah. Semuanya ewakili
molekul yang sama.
Jika anda menbuat model atom darinya, anda dapat melihat bahwa hal itu terjadi hanya
dengan memutar satu atau lebih rantai-rantai karbon.
Ada saat dimana sangat peting untuk menggambar struktur 3D dari bagian sebuah
molekul. Untuk melakukan hal ini Ikatan ditampilkan menggunakan simbol-simbol
konvensional:
Sebagai contoh, anda mungkin ingin untuk menampilkan bentuk 3D dari grup sekitar
karbon yang merupakan group -OH pada butan-2-ol.
Perhatikan bahwa tidak ada usaha untuk menampilkan seluruh molekul dalam bentuk 3D
pada formula strukur diatas. Group CH2CH3 ditinggalkan dalam bentuk sederhana.Tetap
buat gambar sederhana -terlalu banyak detail membuat keseluruhan menjadi sulit untuk
dimengerti!
Pada formula skeletal, semua atom hidrogen dihilangkan dari rantai karbon,
meninggalkan rangka karbon dengan Group Fungsional terikat padanya.
Sebagai contoh yang baru saja kita bicarakan butan-2-ol. Struktur normal dan struktur
rangka terlihat seperti ini:
• ada atom karbon pada setiap persimpangan antara ikatan pada rantai dan ujung
dari setiap ikatan (kecuali bila ada yang lain seperti -OH pada contoh).
• Jumlah hidrogen yang teikat pada tiap karbon cukup untuk membuat jumlah
ikatan oleh karbon sama dengan 4.
Waspadai! Gambar dalam jenis ini memerlukan latihan untuk dapat dimengerti -mungkin
tidak akan diterima oleh pemeriksa anda.
Namun ada contoh dimana gambar seperti ini sering dipakai. Termasuk Cincin cincin
atom yang secara mengejutkan sulit untuk digambar dingan rapih dengan struktur
formula normal.
Cyclohexane, C6H12, is a ring of carbon atoms each with two hydrogens attached. This is
what it looks like in both a structural formula and a skeletal formula.
Dan ini adalah sikloheksen yang sama sama tapi mengandung ikatan rangkap:
Semuanya tergantung hanya kepada pengalaman -feeling adalah cara terbaik untuk
menemukan jenis formula pada situasi yang anda hadapi.
Jangan khawatir tentang hal ini- semakin anda membaca tentang kimia organik anda akan
mengerti secara natural. Dan anda akan terbiasa menulis formula dalam mekanisme
reaksi, atau struktur dari isomer, atau dalam persamaan reaksi kimia sederhana anda
mungkin tidak memikirkannya sama sekali.
Lain guru/dosen mempunyai referensi yang berbeda. Lihat terlebih dahulu silabus anda.
Anda juga harus memeriksa soal-soal teraktual dan terutama jawaban soal untuk
memeriksa jenis formula kimia yang diinginkan. Anda juga bisa memeriksa dari buku
yang diterbitkan oleh guru/dosen anda.
Terlepas dari kasus yang paling sulit (seperti pembakaran hidrokarbon), jangan pernah
gunakan formula molekuler. Selalu tunjukkan detail pada bagian yang penting. Sebagai
contoh bagian terpenting dari eten adalah ikatan rangkapnya - jadi tulis kurang
lebihCH2=CH2 dan jangan C2H4.
Dengan bilangan oksidasi akan mempermudah dalam pengerjaan reduksi atau oksidasi
dalam suatu reaksi redoks.
Kita akan membuat contoh dari Vanadium. Vanadium membentuk beberapa ion, V2+ dan
V3+. Bagaimana ini bisa terjadi? Ion V2+ akan terbentuk dengan mengoksidasi logam,
dengan memindahkan 2 elektron:
Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO2+.
Biloks vanadium kini adalah +4. Perhatikan bahwa biloks tidak didapat hanya dengan
menghitung muatan ion (tapi pada kasus pertama dan kedua tadi memang benar).
Bilangan oksidasi positif dihitung dari total elektron yang harus dipindahkan-mulai dari
bentuk unsur bebasnya.
Vanadium biloks +5 juga bisa saja dibentuk dengan memindahkan elektron kelima dan
membentuk ion baru.
Setiap kali vanadium dioksidasi dengan memindahkan satu elektronnya, biloks vanadium
bertambah 1.
Sebaliknya, jika elektron ditambahkan pada ion, biloksnya akan turun. Bahkan dapat
didapat lagi bentuk awal atau bentuk bebas vanadium yang memiliki biloks nol.
Bagaimana jika pada suatu unsur ditambahkan elektron? Ini tidak dapat dilakukan pada
vanadium, tapi dapat pada unsur seperti sulfur.
Kesimpulan
Biloks menunjukkan total elektron yang dipindahkan dari unsur bebas (biloks positif)
atau ditambahkan pada suatu unsur (biloks negatif) untuk mencapai keadaan atau
bentuknya yang baru.
Dengan memahami pola sederhana ini akan mempermudah pemahaman tentang konsep
bilangan oksidasi. Jika anda mengerti bagaimana bilangan oksidasi berubah selama
reaksi, anda dapat segera tahu apakah zat dioksidasi atau direduksi tanpa harus
mengerjakan setengah-reaksi dan transfer elektron.
Biloks tidak didapat dengan menghitung jumlah elektron yang ditransfer. Karena itu
membutuhkan langkah yang panjang. Sebaliknya cukup dengan langkah yang sederhana,
dan perhitungan sederhana.
E Biloks dari unsur bebas adalah nol. Itu karena unsur bebas belum mengalami oksidasi
atau reduksi. Ini berlaku untuk semua unsur, baik unsur dengan struktur sederhana seperti
Cl2 atau S8, atau unsur dengan struktur besar seperti karbon atau silikon.
* Jumlah biloks dari semua atom atau ion dalam suatu senyawa netral adalah nol.
* Jumlah biloks dari semua atom dalam suatu senyawa ion sama dengan jumlah muatan
ion tersebut.
* Unsur dalam senyawa yang lebih elektronegatif diberi biloks negatif. Yang kurang
elektronegatif diberi biloks positif. Ingat, Fluorin adalah unsur paling elektronegatif,
kemudian oksigen.
Logam
selalu +1
golongan I
Fluorin selalu -1
Alasan pengecualian
Yang termasuk hidrida logam antara lain natrium hidrida, NaH. Dalam senyawa ini,
hidrogen ada dalam bentuk ion hidrida, H-. Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama
dengan muatan ion, dalam contoh ini, -1.
Dengan penjelasan lain, biloks senyawa netral adalah nol, dan biloks logam golongan I
dalam senyawa selalu +1, jadi biloks hidrogen haruslah -1 (+1-1=0).
Yang termasuk peroksida antara lain, H2O2. Senyawa ini adalah senyawa netral, jadi
jumlah biloks hidrogen dan oksigen harus nol.
Karena tiap hidrogen memiliki biloks +1, biloks tiap oksigen harus -1, untuk
mengimbangi biloks hidrogen.
Permasalahan disini adalah oksigen bukanlah unsur paling elektronegatif. Fluorin yang
paling elektronegatif dan memiliki biloks -1. Jadi biloks oksigen adalah +2.
Untuk ion sederhana seperti ini, biloks adalah jumlah muatan ion, yaitu +2 (jangan lupa
tanda +)
CrCl3 adalah senyawa netral, jadi jumlah biloksnya adalah nol. Klorin memiliki biloks -1.
Misalkan biloks kromium adalah n:
n + 3 (-1) = 0
n = +3
Senyawa ini merupakan senyawa ion, jumlah biloksnya sama dengan muatan ion. Ada
keterbatasan dalam mengerjakan biloks dalam ion kompleks seperti ini dimana ion logam
dikelilingi oleh molekul-molekul netral seperti air atau amonia.
Jumlah biloks dari molekul netral yang terikat pada logam harus nol. Berarti molekul-
molekul tersebut dapat diabaikan dalam mengerjakan soal ini. Jadi bentuknya sama
seperti ion kromium yang tak terikat molekul, Cr3+. Biloksnya adalah +3.
Biloks oksigen adalah -2, dan jumlah biloks sama dengan jumlah muatan ion. Jangan
lupa bahwa ada 2 atom kromium.
2n + 7(-2) = -2
n = +6
Dalam mengerjakan soal oksidasi tidak selalu dapat memakai cara sederhana seperti
diatas. Permasalahan dalam soal ini adalah dalam senyawa terdapat dua unsur (tembaga
dan sulfur) yang biloks keduanyadapat berubah.
E Senyawa ini juga dapat ditulis tembaga(II)sulfat. Tanda (II) menunjukkan biloksnya
adalah 2. Kita dapat mengetahui bahwa biloksnya adalah +2 dari logam tembaga
membentuk ion positif, dan biloks adalah muatan ion.
Anda pasti pernah tahu nama-nama ion seperti besi(II)sulfat dan besi(III)klorida. Tanda
(II) dan (III) merupakan biloks dari besi dalam kedua senyawa tersebut: yaitu +2 dan +3.
Ini menjelaskan bahwa senyawa mengandung ion Fe2+ dan Fe3+.
Besi(II)sulfat adalah FeSO4. Ada juga senyawa FeSO3 dengan nama klasik besi(II)sulfit.
Nama modern menunjukkan biloks sulfur dalam kedua senyawa.
2-
Ion sulfat yaitu SO4 . Biloks sulfur adalah +6. Ion tersebut sering disebut ion sulfat(VI).
Ion sulfit yaitu SO32-. Biloks sulfur adalah +4. Ion ini sering disebut ion sulfat(IV).
Akhiran -at menunjukkan sulfur merupakan ion negatif.
Ini merupakan aplikasi bilangan oksidasi yang paling umum. Seperti telah dijelaskan:
Pada contoh berikut ini, kita harus menentukan apakah reaksi adalah reaksi redoks, dan
jika ya apa yang dioksidasi dan apa yang direduksi.
Contoh 1:
Biloks magnesium naik, jadi magnesium teroksidasi. Biloks hidrogen turun, jadi hidrogen
tereduksi. Klorin memiliki biloks yang sama pada kedua sisi persamaan reaksi, jadi klorin
tidak teroksidasi ataupun tereduksi.
Contoh 2:
Ternyata tidak ada biloks yang berubah. Jadi, reaksi ini bukanlah reaksi redoks.
Contoh 3:
Jelas terlihat, biloks klorin berubah karena berubah dari undur bebas menjadi dalam
persenyawaan. Bilangan oksidasi diperiksa:
Klorin ternyata satu-satunya unsur yang mengalami perubahan biloks. Lalu, klorin
mengalami reduksi atau oksidasi? Jawabannya adalah keduanya. Satu atom klorin
mengalami reduksi karena biloksnya turun, atom klorin lainnya teroksidasi.
Bilangan oksidasi dapat berguna dalam membuat proporsi reaksi dalam reaksi titrasi,
dimana tidak terdapat informasi yang cukup untuk menyelesaikan persamaan reaksi yang
lengkap.
Ingat, setiap perubahan 1 nilai biloks menunjukkan bahwa satu elektron telah ditransfer.
Jika biloks suatu unsur dalam reaksi turun 2 nilai, berarti unsur tersebut memperoleh 2
elektron.
Unsur lain dalam reaksi pastilah kehilangan 2 elektron tadi. Setiap biloks yang turun,
pasti diikuti dengan kenaikan yang setara biloks unsur lain.
Ion yang mengandung cerium dengan biloks +4 adalah zat pengoksidasi (rumus molekul
rumit, tidak sekedar Ce4+). Zat tersebut dapat mengoksidasi ion yang mngandung
molybdenum dari biloks +2 menjadi +6. Biloks cerium menjadi +3 ( Ce4+). Lalu,
bagaimana proporsi reaksinya?
Biloks molybdenum naik sebanyak 4 nilai. Berarti biloks cerium harus turun sebanyak 4
nilai juga.
Tetapi biloks cerium dalam tiap ionnya hanya turun 1 nilai, dari +4 menjadi +3. Jadi jelas
setidaknya harus ada 4 ion cerium yang terlibat dalam setiap reaksi dengan molybdenum
ini.
Proporsi reaksinya adalah 4 ion yang mengandung cerium dengan 1 ion molybdenum.
Dalam bagian ini, reaksi adisi siklik akan dipelajari sebagai sebuah contoh dari
mekanisme pertukaran ikatan untuk reaksi antara spesies yang tidak memiliki elektron
yang tidak berpasangan.
a. Reaksi Diels-Alder
Adisi sebuah senyawa yang memiliki sebuah ikatan CC tidak jenuh seperti pada etilen
dan akrolen pada sebuah diena seperti pada butadiena akan menghasilkan sebuah
kerangka siklik yang terdiri dari enam atom karbon. Reaksi tipe ini disebut sebagai reaksi
Diels-Alder. Contoh tipikal adalah reaksi antara butadien dan etilen yang menghasilkan
sikloheksen sebagaimana ditunjukkan dalam diagram (a) berikut ini di mana reaksi
tersebut mudah terjadi.
Di sisi lainnya, reaksi penambahan (b) yang melibatkan dua molekul etilen tidak dapat
berlangsung tanpa panas atau radiasi cahaya. Untuk memahami mekanisme reaksi adisi
(a), marilah kita mempelajari orbital molekul dan tingkat energi untuk etilen dan
butadien.
Sebagaimana telah dipelajari pada bagian 5.6 dan dalam contoh 5.3, kerangka molekular
untuk etilen terletak pada sebuah bidang dan sudut ikatannya adalah sebesar 120o.
HOMO dan LUMO dari etilen adalah sebuah ikatan π orbital &pu;b dan anti ikatan
orbital πa yang terdiri dari tipe π yang merupakan tumpang tindih dari orbital p pada
posisi vertikal terhadap bidang molekul sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 6.3 dan
Contoh 6.1. Dalam usaha untuk menjelaskan reaksi Diels-Alder , sifat-sifat dari HOMO
dan LUMO adalah sangat penting.
Contoh 6.1 Bangun orbital molekul dan tingkat-tingkat energinya dari dua buah CH 2
(sebuah penerapan dari molekul AH2 dalam Bagian 5.4).
(Jawaban) Tempatkan dua unit dari CH2 yang bengkok dengan sebuah sumbu pusat
umum yang memotong kedua unit dan kemudian didekatkan satu dengan lainnya
(Gambar 6.4). Orbital energi terendah dari setiap unit C2H2 adalah orbital 1σ yang hampir
murni terdiri dari sebuah orbital C1s dan sebuah interaksi antara sebuah pasangan orbital
1σ menghasilkan sebuah orbital σ (1) disebabkan oleh kesamaan campuran fasa dan
orbital σ lainnya (2) yang disebabkan oleh campuran fasa yang berlawanan. Tingkat-
tingkat energi menjadi (1) < (2). Perbedaan ini kecil disebabkan oleh tumpang tindih
antara orbital C2s yang sangat kecil dikarenakan distribusi elektron yang terbatas di
sekitar ini dalam orbital kulit terdalam meski perbedaan energinya nol.
Gambar 1.1 Gambar 6.3 HOMO dan LUMO dari etilen C2H4.
Berikutnya, marilah kita memperhatikan interaksi antara orbital 2s yang terdiri dari C2s.
Interaksi ini akan menghasilkan sebuah ikatan orbital σ C2sCC (3) disebabkan oleh
campuran fasa sama dan sebuah C2sCC orbital σ anti ikatan (4) disebabkan oleh
campuran fasa yang berlawanan dan tingkat energi menjadi (3)<(4). Dalam kasus ini,
perbedaan energi antara (3) dan (4) cukup besar disebabkan oleh tumpang tindih yang
besar.
Kopling paralel dari orbital 3σ dengan karakter ikatan CH yang kuat akan menghasilkan
sebuah orbital (5) dengan sebuah karakter ikatan π bersama dengan sebuah orbital (7)
dengan sebuah tipe anti ikatan dan susunan tingkat energinya menjadi (5) < (7).
Di sini, harus dicatat bahwa interaksi fasa yang sama pada daerah ikatan CC antara
orbital 4σ dengan karakter ikatan HH menghasilkan sebuah tingkat (6) yang terletak di
antara tingkat (5) dan (7). Interaksi antara 4σ sangatlah kuat disebabkan oleh hibridisasi
dari orbital 2s dan 2p pada ato m C. Ini akan menyebabkan bahwa sebuah orbital anti
ikatan yang dibuat oleh interaksi ini menjadi tingkat energi yang lebih tinggi dari dua
orbital π berikutnya, (8) dan (9).
Karena orbital 1π terdiri dari sebuah orbital dengan posisi vertikal terhadap bidang C2H2,
sebuah orbital ikatan π (8) dan anti ikatan π (9) dihasilkan secara sederhana oleh
interaksi-interaksi tipe π antara orbital p. Sebuah molekul C2H4 memiliki 16 elektron dan
dua elektron diakomodasi pada setiap orbital dari (1)-(8). Dengan demikian orbital π
ikatan (8) adalah HOMO dan orbital ??? anti ikatan adalah LUMO.
Sebuah molekul butadien dapat dibangun dengan sebuah ikatan pasangan elektron antara
dua radikal yang memiliki sebuah elektron yang tidak berpasangan pada setiap unit yang
dihasilkan dari etilen dengan mengambil sebuah atom H dari sebuah ikatan CH. Ikatan
CC yang baru dengan demikian memiliki sebuah karakter ikatan ganda dengan sedikit
alasan yang diberikan di bawah ini dan mengakibatkan bahwa sebuah molekul butadien
memiliki sebuah struktur planar di mana 10 atom diletakkan pada bidang molekul.
Karenanya butadien memiliki dua isomer, bentuk cis dan trans (Gambar 6.5). Di antara
keduanya, bentuk trans adalah bentuk yang lebih stabil. Reaksi Diels-Alder dari
butadiena menghasilkan bentuk cis, karena bentuk ini lebih cocok dengan mekanisme
reaksi yang akan didiskusikan di bawah ini.
Contoh 6.2 Bangun orbital π dan tingkat-tingkat energinya dari butadien dari orbital p
dari empat atom C, dimulai dari dua himpunan orbital π dari jenis etilen (Gambar 6.6).
(Jawaban) Marilah kita mengandaikan bahwa orbital π dari butadien dihasilkan dari
interaksi tipe π dari sebuah pasangan orbital p pada setiap ujung dari setiap unit etilen.
Berdasarkan pada diskusi tentang pembentukan molekul tipe A2 dalam bagian 5.5,
marilah kita meninjau interaksi antara orbital πb ikatan dan antara orbital πa anti ikatan
dalam interaksi fasa antara orbital πb akan menghasilkan orbital (1) yang seluruhnya
membentuk ikatan untuk tiga ikatan CC dan diekspresikan sebagai bbb dan orbital yang
lainnya (2) memiliki karakter anti ikatan di tengah yang diekspresikan dengan bab.
Urutan energi dari orbital-orbital ini menjadi (1)<(2) sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 6.6(a). Hal yang sama, interaksi yang sama antara orbital ???a akan
menghasilkan orbital dengan tipe aba (3) dan sebuah orbital tipe aaa (4). Dengan
demikian urutan tingkat energi menjadi (1)<(2)<(3)<(4).
Dalam langkah berikut, marilah kita meninjau interaksi dari sepasang orbital (1)(3) yang
memiliki sebuah noda dan (2)(4) yang tidak memiliki noda pada pusat ikatan CC.
Kemudian kita mendapatkan orbital-orbital baru yang dimodifikasi oleh efek
pencampuran yang ditunjukkan dalam (b) pada gambar. Dari atas ke bawah, karakter
ikatan secara relatif semakin kuat dan dari bawah ke atas karakter ikatan secara relatif
melemah.
Tingkat energi diberi nomer dari yang terendah sebagai π1, π2, π3, π4 di mana jumlah dari
nodanya satu lebih kecil dari nomer tingkat energinya. Kecenderungan ini adalah sama
dengan jumlah noda dalam fungsi gelombang untuk sebuah partikel dalam kotak.
Kesamaan ini disebabkan oleh struktur rangka C-C-C-C yang merupakan sebuah ruang
satu dimensi tempat elektron diakomodasi. Dengan mencatat kesamaan ini maka
karakteristik orbital π dalam butadien juga dapat diturunkan.
Karena satu elektron diberikan dari sebuah orbital p dari setiap atom C, terdapat empat
elektron ??? dalam butadien yang menempati orbital π1 dan π2 sebagai pasangan-
pasangan elektron. Dengan demikian π2 adalah HOMO dan π3 adalah LUMO. Pada ikatan
pusat CC, kontribusi ikatan dari π1 lebih besar dibandingkan dengan kontribusi anti ikatan
dari π2 dan ka renanya ikatan ini memiliki sedikit karakter ikatan ganda (panjang ikatan
dari ikatan CC pusat dalam butadiena adalah 1.483 Å, yang lebih pendek dari sebuah
ikatan CC tunggal murni pada etana (1.536 Å) dan lebih panjang dari ikatan ganda murni
pada etilena (1.338 Å))
Gambar 6.4 Orbital molekul dari etilen.
Sekarang, marilah kita mempelajari efek interaksi di atas dalam bentuk perubahan pada
karakter ikatan yang berkaitan dengan transfer elektron. Elektron dalam pasangan
elektron dari etilen mengalir menuju butadien dan kemudian elektron-elektron ikatan di
sekitar 5 dan 6 akan pergi hingga dapat mengakibatkan penurunan ikatan antara 5 dan 6.
Efek yang mereduksi ikatan ini dapat dinyatakan sebagai (-) sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar 6.8. Sebagaimana telah disebutkan, elektron mengalir menuju daerah
ikatan 1-6 dan 4-5, di mana tidak terdapat ikatan sebelum reaksi terjadi. Dengan
demikian, peningkatan ikatan dalam daerah ini dinyatakan sebagai (+). Demikian juga,
elektron mengalir menuju daerah anti ikatan 1-2 dan 3-4 dalam LUMO dan daerah ini
memiliki efek (-) pada ikatan. Aliran elektron menuju daerah ikatan 2-3 dalam LUMO
memberikan efek (+). Sebagaimana diringkaskan di tengah Gambar 6.8, efek di atas
berubah bergantian pada perimeter heksagon sebagai +-+-+- dan menuju pada perubahan
orde ikatan ±1 membentuk sebuah kerangka dari sikloheksen sebagaimana ditunjukkan
pada bagian kanan pada Gambar 6.8.
Sementara itu, kita harus memperhatikan interaksi antara LUMO dari etilen dan HOMO
dari butadien sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.7(b). Meskipun kombinasi
interaksi orbital ini memiliki arah yang berlawanan dengan arah aliran elektron,
perubahan pada karakter ikatan yang berkaitan adalah sama sebagaimana pada Gambar
6.8. Ini akan mengakibatkan bahwa efek interaksi HOMO-LUMO antara etilen dan
butadien terjadi dalam cara yang terorganisasi pada perubahan orde ikatan untuk
melengkapi proses pembentukan dan penghancuran ikatan. Harus dicatat dalam dua jenis
interaksi HOMO-LUMO yang salah satunya mengandung interaksi antara orbital
simetrik dan yang lainnya mengandung interaksi antara orbital yang anti simetrik. Reaksi
demikian dengan kombinasi simetrik yang baik disebut sebagai reaksi yang dibolehkan
secara simetrik. Dalam kasus dua molekul etilen, reaksi penambahan siklik tidak dapat
berlangsung dalam sebuah cara yang terorganisasi disebabkan oleh kecocokan simetri
pada satu sisi tidak kompatibel dengan kecocokan simetri pada sisi yang lain
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 6.9. Reaksi yang demikian tanpa kombinasi yang
baik disebut sebagai reaksi yang dilarang secara simetri.
Contoh 6.3 Prediksikan struktur stereo kimia dari diklorosikloheksan yang dibuat oleh
penambahan siklik dari cis-dikloroetilen dan butadien.
(Jawaban) Karena atom Cl pada cis-dikloroetilen pada sisi yang sama berada pada
bidang dari dua atom C dalam entilen selama proses reaksi berlangsung, dua atom Cl
juga pada sisi yang sama dalam produk cincin sikloheksen terhadap atom C 5 dan 6
dalam Gambar 6.7, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 6.10.