Professional Documents
Culture Documents
Click to Continue…
Seri Klinik Al-Quran
Al-Kaafirun
Asbabun nuzul:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi saw. Dengan
menawarkan harta kekayaan sehingga Beliau menjadi konglomerat terkaya di kota Mekah, dan akan
dikawinkan kepada wanita mana saja yang Beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata :
“Sekiranya Engkau tidak berkeberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami
akan mengikuti Agamamu selama setahun pula”. Maka turunlah surat ini : Al-Kafirun (S.109:1-6).
“Katakanlah: Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak
berpengetahuan” (Az Zumar Q.39: 64)
Click to Continue…
Ayat 1
Katakanlah : “Hai orang-orang kafir”
Qul yaa-ayyuhal kaafiruun(a)
Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni):
Ayat ini merupakan perintah Allah kepada nabi Muhammad saw. untuk mengatakan “Kafir” kepada mereka-
meraka yang sedang menyembah tuhan-tuhan mereka yang terbuat dari berhala dan bebatuan.
Kata “Kafir” diperintahkan kepada Rasulullah untuk diungkapkan kepada mereka, walaupun dapat membuat
mereka sangat marah, tetapi Rasulullah tetap mengatakannya karena ketaatannya kepada perintah Allah SWT.
Pada zaman sekarang ini banyak sekali orang-orang yang menyembah berhala dan bebatuan, seperti dengan
menjadikan tujuan hidup hanya demi uang, atau dengan menjadikan sesuatu menjadi jimat, seperti koin yang
dipercayai dapat membawa keberuntungan, atau batu cincin yang dapat membawa berkah. Perbuatan yang
musyrik demikian dapat menjadikan si pelaku termasuk golongan Kafir.
Click to Continue…
Ayat 2
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah.
Laa a’budu maa ta’buduun(a)
Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni):
Sesungguhnya aku (Muhammad) terlepas dari tuhan-tuhan yang kalian sembah, karena tuhan-tuhan kalian itu tidak
membawa manfaat dan tidak pula membawa mudharat karena itu adalah mahluk Allah (Bagaimana mungkin aku
menyembahnya?).
Ayat ini menjelaskan tentang konsep “tauhid” tentang keesaan Allah, agar kita terlepas dari syirik dan kesesatan
menduakan Allah dengan mahluk-Nya.
Click to Continue…
Ayat 3
Dan bukanlah kamu penyembah apa yang
aku sembah.
Walaa antum ‘aa biduu na maa a’bud(u)
Click to Continue…
Ayat 4
Dan aku tidak menjadi penyembah apa yang
kamu sembah.
Walaa ana ‘aa bidum maa ‘abat tum
Ayat 5
Dan kamu tidak menyembah apa yang aku
sembah. Walaa antum ‘aa biduu na maa a’ bud(u)
Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:613 Karangan: Muhammad Ali Shabuni):
Silahkan kalian hidup dalam kesirikan dan menyekutukan Allah, tapi aku tetap menyembah Tuhanku yaitu Allah.
Ajaran Islam sangat menghargai hak-hak asasi manusia dalam menentukan pilihannya. Tak ada pemaksaan kehendak
kepada orang lain, karena sudah jelas agama mana yang haq dan mana yang batil. Bila dia mau beriman, berimanlah dia,
dan masuklah secara keseluruhan dalam agama Islam, agar dia termasuk kelompok orang yang beruntung yaitu
mendapatkan ridha Allah dan masuk kedalam surga-Nya, tapi bila mau kafir silahkan kafir, tetapi ingatlah kelak
diakherat ada tempat yang khusus bagi orang-orang kafir yaitu neraka jahanam. Na’udzubillahi min dzalik.
Click to Continue…