You are on page 1of 2

Pangan Fungsional : Makanan untuk Kesehatan Oleh: DR.

Yuliani Aisyah

Untuk mempertahankan hidup orang membutuhkan makanan dan minuman (pangan). Hidup yang lebih baik dan bermakna hanya dapat diwujudkan dengan hidup yang sehat. Pepatah yang mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini adalah sangat tepat. Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola makan atau kebiasaan makan yang baik dan benar. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta kenampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Saat ini telah banyak diketahui bahwa di dalam bahan pangan terdapat senyawa yang mempunyai peranan penting bagi kesehatan. Senyawa tersebut mengandung komponen aktif yang mempunyai aktivitas fisiologis yang memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Istilah pangan fungsional merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk segolongan makanan dan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakitpenyakit tertentu. Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif). Sedangkan suplemen makanan adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan bagi diet normal yang merupakan sumber gizi. Kelompok senyawa yang dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional adalah senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar (karbohidrat, protein, dan lemak) yang terkandung dalam pangan yang bersangkutan, yaitu: (1) serat makanan (dietary fiber), (2) oligosakarida, (3) gula alkohol (polyol), (4) asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), (5) peptida dan protein tertentu, (6) glikosida dan isoprenoid, (7) polifenol dan isoflavon, (8) kolin dan lesitin, (9) bakteri asam laktat, (10) phytosterol, dan (11) vitamin dan mineral tertentu (Tarigan, 1986).

Klasifikasi penggolongan pangan fungsional menurut Juvan et al. 2005 adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan lemak) 2. Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon) 3. Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor) 4. Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik) 5. Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan,tekstur) 6. Berdasarkan proses produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan). Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, misalnya rempah-rempah, teh, coklat, dedaunan, biji-biji serelia, sayur-sayuran, enzim dan protein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari. Senyawa fenolik atau polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikah bebas dan juga sebagai anti radikal bebas. Di provinsi Aceh sendiri banyak tanaman lokal yang merupakan sumber antioksidan seperti buah batok (kawista), buah jemblang dan daun temurui. Buah batok dan buah jemblang mempunyai komponen aktif antosianin yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Antosianin adalah pigmen (zat pewarna) pada tanaman yang menyebabkan tanaman tersebut mempunyai warna merah, biru dan violet. Sedangkan daun temurui mengandung senyawa alkaloid yang menyebabkan daun temurui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang dalam kadar rendah mampu menghambat laju oksidasi molekuler target, sering disebut sebagai senyawa ajaib karena dapat menangkal penuaan dini dan beragam penyakit lainnya. Senyawa yang terdapat dalam buah, sayur, rempah-rempah dan bijibijian ini dapat menghambat reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh yang diyakini sebagai penyebab penuaan dini. Antioksidan merupakan senyawa yang diperlukan oleh tubuh untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu molekul yang sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif karena kehilangan satu atau lebih elektron yang bermuatan listrik, dan untuk mengembalikan keseimbangannya maka radikal bebas berusaha mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak berpasangan tersebut. Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel, asam nukleat, protein dan jaringan lemak. Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernapasan. Di dalam tubuh terdapat mekanisme antioksidan atau antiradikal bebas secara endogenik., tetapi bila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih maka dibutuhkan antioksidan yang berasal dari sumber alami atau sintetik dari luar tubuh.

You might also like