Professional Documents
Culture Documents
(UNDANG-UNDANG NO.
14/2005)
Oleh:
Dr. H. Kamaluddin, M.Pd.
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
2
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
3
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
4
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
5
• PP Sertifikasi Pendidik
PERLU DIJABARKAN
DALAM
• PP Guru Wajib Kerja &
Ikatan Dinas
• PP Pemindahan Guru
• PP Guru di Daerah
Khusus
• dsb
6
Peraturan yang diperlukan:
7
UU NOMOR 14, PASAL 8
8
GURU PROFESIONAL
PROFESIONAL
KOMPETENSI SERTIFIKAT
KUALIFIKASI
PENDIDIK
AKADEMIK
PEDAGOGIG 40 SKS
KEPRIBADIAN
SOSIAL LPTK
TK,SD,SMP,SLTA PROFESIONAL
S1 , D4
MENUNGGU PP
9
GURU/KEPALA SEKOLAH
HARUS MEMILIKI
Kompetensi Kompetensi
PERSONAL PROFESIONAL
Kompetensi Kompetensi
PAEDAGOGIK SOSIAL
10
KOMPETENSI GURU/KEPALA SEKOLAH
A. KOMPETENSI PERSONAL
1. Ketakwaan;
2. Integritas kepribadian;
3. Akhlak;
4. Etos Kerja;
5. Pengembangan diri;
6. Keterbukaan;
7. Pengendalian diri;
8. Jiwa kepemimpinan.
11
B. KOMPETENSI PEDAGOGIG
12
C. KOMPETENSI PROFESIONAL
14
Lanjutan …
15
D. KOMPETENSI SOSIAL
• KEMAMPUAN KERJASAMA;
• PARTISIPASI DALAM KEGIATAN
SOSIAL KEMASYARAKATAN
• KEPEKAAN SOSIAL,
16
KOMPETENSI PENGAWAS
SEKOLAH
• KOMPETENSI PEDAGOGIK
• KOMPETENSI PROFESIONAL
• KOMPETENSI PERSONAL
• KOMPETENSI SOSIAL
17
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK
19
C. KOMPETENSI PERSONAL
1. MEMILIKI KESADARAN DIRI AKAN TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH
BERDASARKAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA;
2. MEMILIKI KUALITAS IMAJINASI YANG TINGGI TENTANG
PROSPEK PERBAIKAN MUTU PENDIDIKAN MMELALUI
PERANANNYA SEBAGAI PENGAWAS
3. MEMILIKI KEBEBASAN DALAM BERFIKIR;
4. TERBUKA DAN MEMILIKI RASA INGIN TAHU;
5. MEMILIKI KESADARAN MOTIVASI KERJA.
20
D. KOMPETENSI SOSIAL
22
Masalah dan Kendala
1. Kuantitas, Kualitas, Distribusi Guru
2. Kesejahteraan Guru
3. Manajemen Guru
4. Penghargaan terhadap Guru
5. Pendidikan Guru
23
Lima Pilar Kesejahteraan Guru
1. Imbal jasa
2. Rasa aman
3. Kondisi kerja
4. Hubungan antar pribadi
5. Kepastian karier
24
Empat Unsur Kesejahteraan Guru
(Rekomendasi UNESCO/ILO 1966)
25
Langkah Strategis
1. Kemauan dan komitmen politik untuk menempatkan guru
sebagai posisi sentral pendidikan
2. Sistem manajemen guru secara utuh
3. Pembenahan sistem pendidikan guru
4. Pengembangan sistem renumerasi khusus guru
5. Realisasi undang-undang guru
26
Pokok-pokok Pikiran Perlunya UU
Guru
1. Amanat UU 1945
2. Peran, tugas dan tanggung jawab guru dalam penyiapan
SDM
3. Masa depan bangsa ada pada generasi muda
4. Guru memanusiakan manusia
5. Profesi guru syarat kualitas pendidikan
6. Jabatan guru belum sejajar dengan profesi lain
27
UU Guru Memberikan Perlindungan
Hukum dalam :
1. Profesi
2. Kesejahteraan
3. Jamainan sosial
4. Hak dan kewajiban
28
Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pasal 1 ayat 2 UU No.14/2005 29
sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan tinggi yang
diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan
dibuktikan dengan sertifikat
pendidik
Pasal 3 UU No.14/2005
30
Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran dosen sebagai agen pembelajaran,
pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta pengabdi kepada masyarakat
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.
Pasal 5 UU No.14/2005
31
• memiliki kualifikasi akademik,
• kompetensi,
• sertifikat pendidik,
• sehat jasmani dan rohani,
• dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas,
• serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Pasal 45 UU No.14/2005
32
• Setiap orang yang memiliki keahlian dengan
prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi
dosen,
• Kualifikasi akademik dan prestasi luar biasa
untuk menjadi dosen ditentukan oleh masing-
masing senat akademik satuan pendidikan
tinggi.
33
• memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada
perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
• memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten
ahli; dan
• lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
• Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Pasal 47 UU No.14/2005 34
• asisten ahli,
• lektor,
• lektor kepala,
• dan profesor.
35
• memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
• mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
• memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
• memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar,
informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat;
• memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
• memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta
didik; dan
• memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi profesi
keilmuan.
36
• Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan
yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi
dosen, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan
bagi putra dan putri dosen, pelayanan kesehatan, atau
bentuk kesejahteraan lain.
• Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang
ilmu langka berhak memperoleh dana dan fasilitas khusus
dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
• Dosen yang diangkat oleh Pemerintah di daerah khusus,
berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan.
37
• melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
• merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
• meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
• bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
• menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
• memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
38
• Berdasarkan UU 14/2005 ttg Guru dan
Dosen terjadi perbedaan pola penggajian
antara guru/dosen dengan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) lainnya, dimana terdapat
beberapa tunjangan lainnya.
39
• gaji pokok
• tunjangan yang melekat pada gaji,
• tunjangan profesi, diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji
pokok dosen pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang
sama.
• tunjangan fungsional,
• tunjangan khusus, diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji
pokok dosen pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang
sama.
• tunjangan kehormatan,
• serta maslahat tambahan yang terkait dengan tugas sebagai
dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi.
• jaminan sosial tenaga kerja untuk guru/dosen swasta 40
Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi
gaji berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
Pasal 15 ayat 3 UU No.14/2005
45
• Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat
pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk
diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan
tertentu (pasal 12)
• Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi dosen (pasal 50 ayat 1)
• Namun guru dan dosen yang mempunyai
sertifikat pendidik tidak otomatis menjadi PNS.
46
• Berprestasi, berdedikasi luar biasa, bertugas di daerah khusus
dan atau gugur dlm tugas di daerah khusus (daerah terpencil,
daerah bencana, atau daerah perbatasan)
• Diberikan oleh pemerintah, pemda, masyarakat, organisasi
profesi, dan atau satuan pendidikan serta pada tingkat sekolah,
desa/kel., kec., kab./kota, provinsi, nasional dan atau
internasional.
• Tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam, atau
bentuk penghargaan lain.
• Selama ini proses pemberian penghargaan dinilai oleh birokrasi
pemerintah. Perlukah lembaga independen yang melibatkan
perguruan tinggi & organisasi profesi yang ikut menilai ? 47
• Guru dapat membentuk organisasi profesi yang
bersifat independen, yang berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi,
karir, wawasan pendidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat, (pasal 41)
• Untuk dosen tidak ada pasal untuk membentuk
organisasi profesi. Namun secara riil, para dosen
telah memiliki organisasi profesi sendiri.
48
49