You are on page 1of 49

UU GURU DAN DOSEN

(UNDANG-UNDANG NO.
14/2005)

Oleh:
Dr. H. Kamaluddin, M.Pd.
PERMASALAHAN PENDIDIKAN

1. Era otonomi daerah, khususnya bidang pendidikan, pelaksanaannya di


lapangan masih memerlukan koordinasi dan sinkronisasi secara terus
menerus antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Secara umum arah
kebijakan pendidikan ke masa depan adalah mensukseskan
terlaksananya otonomi daerah dan desentralisasi. Dalam rangka
otonomi daerah tersebut, kewenangan pengelolaan pendidikan dari
Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah, diserahkan
sepenuhnya ke daerah. Dengan penyerahan kewenangan pengelolaan
pendidikan ke daerah, maka diserahkan pula pegawai, anggaran,
perlengkapan, dan dokumen pendukung lainnya.
( Sambutan Mendiknas)

2
PERMASALAHAN PENDIDIKAN

2. Masih diperlukan kemampuan mewujudkan


pertumbuhan, perubahan, pembaharuan dan
kelangsungannya secara simultan dan terus-
menerus, sehingga suasananya tetap
menyenangkan, mengasyikan, mencerdaskan, dan
menguatkan. Kritik-kritik dan keluhan-keluhan
masyarakat luas terhadap mutu pendidikan mesti
harus dijawab dan diantisipasi, terutama oleh para
penanggungjawab, penyelenggara, dan pengelola
pendidikan dengan kerja keras.

3
PERMASALAHAN PENDIDIKAN

3. Perlunya penyediaan layanan pendidikan yang


sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Pemerintah
telah melakukan penyempurnaan kurikulum
berbasis kompetensi (competency-based
curriculum) dan program pendidikan ketrampilan
hidup (life skills) melalui pendekatan pendidikan
berbasis masyarakat luas (broad-based education).

4
PERMASALAHAN PENDIDIKAN

4. Masih belum tercapainya profesionalisme seluruh


komponen pendidikan, para kepala sekolah,
pimpinan perguruan tinggi, guru, dosen, tenaga
administrasi, siswa, mahasiswa, warga belajar,
serta masyarakat peduli sesuai dengan bidang
tugasnya, Dalam rangka menjadikan pendidikan
sebagai kekuatan human investment dan social
capital.

5
• PP Sertifikasi Pendidik
PERLU DIJABARKAN
DALAM
• PP Guru Wajib Kerja &
Ikatan Dinas
• PP Pemindahan Guru
• PP Guru di Daerah
Khusus
• dsb

6
Peraturan yang diperlukan:

• RPP Penyelenggaraan Pendidikan


• RPP Pendanaan dan Pengelolaan
• RPP Agama dan Pendidikan Keagamaam
• RPP Pendidikan Kedinasan
• RPP Wajib Belajar
• RUU Badan Hukum Pendidikan

7
UU NOMOR 14, PASAL 8

• GURU MEMILIKI KUALIFIKASI


AKADEMIK, KOMPETENSI, SERTIFIKAT
PENDIDIK, SEHAT JASMANI DAN
ROHANI, SERTA MEMILIKI KEMAMPUAN
UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL

8
GURU PROFESIONAL

PROFESIONAL

KOMPETENSI SERTIFIKAT
KUALIFIKASI
PENDIDIK
AKADEMIK

PEDAGOGIG 40 SKS
KEPRIBADIAN
SOSIAL LPTK
TK,SD,SMP,SLTA PROFESIONAL

S1 , D4
MENUNGGU PP

9
GURU/KEPALA SEKOLAH
HARUS MEMILIKI

Kompetensi Kompetensi
PERSONAL PROFESIONAL

Kompetensi Kompetensi
PAEDAGOGIK SOSIAL

10
KOMPETENSI GURU/KEPALA SEKOLAH

A. KOMPETENSI PERSONAL
1. Ketakwaan;
2. Integritas kepribadian;
3. Akhlak;
4. Etos Kerja;
5. Pengembangan diri;
6. Keterbukaan;
7. Pengendalian diri;
8. Jiwa kepemimpinan.
11
B. KOMPETENSI PEDAGOGIG

1. Menguasai landasan pendidikan;


2. Mengajar dengan menerapkan strategi
pembelajaran efektif;
3. Menguasai kebijakan pendidikan;

12
C. KOMPETENSI PROFESIONAL

1. Menyususun Perencanaan sekolah;


2. Mengelola kelembagaan sekolah;
3. Menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan;
4. Mengelola guru dan staf;
5. Mengelola sarana dan prasarana;
6. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat;
7. Mengelola kesiswaan;
13
Lanjutan …

8. Mengelola pengembangan kurikulum dan KBM;


9. Mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah;
10. Menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan;
11. Menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif
12. Melakukan supervisi;

14
Lanjutan …

13. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program


pendidikan;
14. Mengelola sistem informasi sekolah;
15. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan;
16. Mengelola kegiatan produksi/jasa;
17, mengelola unit layanan khusus sekolah;

15
D. KOMPETENSI SOSIAL

• KEMAMPUAN KERJASAMA;
• PARTISIPASI DALAM KEGIATAN
SOSIAL KEMASYARAKATAN
• KEPEKAAN SOSIAL,

16
KOMPETENSI PENGAWAS
SEKOLAH

• KOMPETENSI PEDAGOGIK
• KOMPETENSI PROFESIONAL
• KOMPETENSI PERSONAL
• KOMPETENSI SOSIAL

17
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK

1. MENGUASAI PROSEDUR DAN TEKNIK SUPERVISI


2. MEMAHAMI TUPOKSI KEPENGAWASAN;
3. MAMPU MENGANALISIS PERMASALAHAN
PENDIDIKAN;
4. MAMPU MEMPERHITUNGKAN IMPLIKASI JANGKA
PENDEK DAN PANJANG;
5. MAMPU MENCIPTAKAN DAN MENGEMBANGKAN
PENDEKATAN/METODE/TEKNIK/CARA-CARA BARU
DALAM KEPENGAWASAN
18
B. KOMPETENSI PROFESIONAL
ADA TIGA DIMENSI, YAITU:
• PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN;
• PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PROFESI PENGAWAS;
• PENILAIAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN.

19
C. KOMPETENSI PERSONAL
1. MEMILIKI KESADARAN DIRI AKAN TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH
BERDASARKAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA;
2. MEMILIKI KUALITAS IMAJINASI YANG TINGGI TENTANG
PROSPEK PERBAIKAN MUTU PENDIDIKAN MMELALUI
PERANANNYA SEBAGAI PENGAWAS
3. MEMILIKI KEBEBASAN DALAM BERFIKIR;
4. TERBUKA DAN MEMILIKI RASA INGIN TAHU;
5. MEMILIKI KESADARAN MOTIVASI KERJA.

20
D. KOMPETENSI SOSIAL

1. MEMILIKI KEMAMPUAN ANTISIPATIF TERHADAP


KEHIDUPAN MASYARAKAT;
2. MAMPU MENGENDALIKAN SITUASI SOSIAL YG
KURANG MENGUNTUNG KAN BAGI PENDIDIKAN;
3. MAMPU BEKERJASAMA;
4. MAMPU MENGELOLA KONPLIK;
5. BERPRAKARSA DALAM KEGIATAN ILMIAH;
6. AKTIF DALAM KEGIATAN KEMASYARAKAT AN DAN
ORGANISASI PROFESI
21
Guru Dalam Pendidikan
“No Teachers No Education”
(Ho Chi Minh)
1. Guru sebagai pribadi
2. Guru dalam keluarga
3. Guru di sekolah
4. Guru sebagai anggota masyarakat & warga negara
5. Guru sebagai hamba Allah SWT.

22
Masalah dan Kendala
1. Kuantitas, Kualitas, Distribusi Guru
2. Kesejahteraan Guru
3. Manajemen Guru
4. Penghargaan terhadap Guru
5. Pendidikan Guru

23
Lima Pilar Kesejahteraan Guru
1. Imbal jasa
2. Rasa aman
3. Kondisi kerja
4. Hubungan antar pribadi
5. Kepastian karier

24
Empat Unsur Kesejahteraan Guru
(Rekomendasi UNESCO/ILO 1966)

1. Gaji dan tunjangan lainnya


2. Jaminan sosial
3. Perlindungan profesi guru
4. Hak dan kewajiban guru

25
Langkah Strategis
1. Kemauan dan komitmen politik untuk menempatkan guru
sebagai posisi sentral pendidikan
2. Sistem manajemen guru secara utuh
3. Pembenahan sistem pendidikan guru
4. Pengembangan sistem renumerasi khusus guru
5. Realisasi undang-undang guru

26
Pokok-pokok Pikiran Perlunya UU
Guru
1. Amanat UU 1945
2. Peran, tugas dan tanggung jawab guru dalam penyiapan
SDM
3. Masa depan bangsa ada pada generasi muda
4. Guru memanusiakan manusia
5. Profesi guru syarat kualitas pendidikan
6. Jabatan guru belum sejajar dengan profesi lain

27
UU Guru Memberikan Perlindungan
Hukum dalam :
1. Profesi
2. Kesejahteraan
3. Jamainan sosial
4. Hak dan kewajiban

28
Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pasal 1 ayat 2 UU No.14/2005 29
sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan tinggi yang
diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan
dibuktikan dengan sertifikat
pendidik
Pasal 3 UU No.14/2005
30
Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran dosen sebagai agen pembelajaran,
pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta pengabdi kepada masyarakat
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.

Pasal 5 UU No.14/2005

31
• memiliki kualifikasi akademik,
• kompetensi,
• sertifikat pendidik,
• sehat jasmani dan rohani,
• dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas,
• serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Pasal 45 UU No.14/2005
32
• Setiap orang yang memiliki keahlian dengan
prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi
dosen,
• Kualifikasi akademik dan prestasi luar biasa
untuk menjadi dosen ditentukan oleh masing-
masing senat akademik satuan pendidikan
tinggi.

33
• memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada
perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
• memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten
ahli; dan
• lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
• Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Pasal 47 UU No.14/2005 34
• asisten ahli,
• lektor,
• lektor kepala,
• dan profesor.
35
• memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
• mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
• memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
• memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar,
informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat;
• memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
• memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta
didik; dan
• memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi profesi
keilmuan.

36
• Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan
yang diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi
dosen, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan
bagi putra dan putri dosen, pelayanan kesehatan, atau
bentuk kesejahteraan lain.
• Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang
ilmu langka berhak memperoleh dana dan fasilitas khusus
dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
• Dosen yang diangkat oleh Pemerintah di daerah khusus,
berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan.
37
• melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
• merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
• meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
• bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
• menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
• memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
38
• Berdasarkan UU 14/2005 ttg Guru dan
Dosen terjadi perbedaan pola penggajian
antara guru/dosen dengan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) lainnya, dimana terdapat
beberapa tunjangan lainnya.

39
• gaji pokok
• tunjangan yang melekat pada gaji,
• tunjangan profesi, diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji
pokok dosen pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang
sama.
• tunjangan fungsional,
• tunjangan khusus, diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji
pokok dosen pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang
sama.
• tunjangan kehormatan,
• serta maslahat tambahan yang terkait dengan tugas sebagai
dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi.
• jaminan sosial tenaga kerja untuk guru/dosen swasta 40
Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi
gaji berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
Pasal 15 ayat 3 UU No.14/2005

Dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan


tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat
diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
Pasal 52 ayat 2 UU No.14/2005 41
• Merupakan bukti tertulis bahwa seseorang sudah layak
untuk menjadi guru/dosen, yang diperoleh dari
perguruan tinggi yang memiliki program tenaga
kependidikan yang terakreditasi untuk guru (pasal 11)
dan dari perguruan tinggi terakreditasi yang ditetapkan
pemerintah untuk dosen (pasal 47).
• Untuk saat ini telah ada Akta IV dan Akta V; perlu
diatur lagi dalam PP Sertifikasi Pendidik bagi
guru/dosen yang telah memiliki akta dimaksud.
42
Pasal 9 dan pasal 46 Ayat 2 UU No.14/2005

• Lulusan program sarjana atau Diploma IV


untuk Guru (pasal 9)
• Lulusan program magister untuk Dosen
program diploma atau Dosen program
sarjana; dan
• Lulusan program doktor untuk Dosen
program pascasarjana. (pasal 46)
43
• Kompetensi paedagogik yang ditandai dengan
penguasaan bidang studi tertentu secara materi maupun
metodologi pembelajaran;
• Kompetensi sosial yang berupa kemampuan untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak didik, orang tua
dan masyarakat;
• Kompetensi kepribadian yang berkaitan dengan
akhlak dan perilaku sehari-hari
• Kompetensi profesional yang meliputi kesungguhan
seseorang untuk mengajar dengan dukungan penguasaan
materi dan metode pembelajaran 44
• Guru/dosen yang belum memiliki kualifikasi
akademik dan sertifikat pendidik wajib
memenuhinya paling lama 10 tahun ke depan
(pasal 82 ayat 2)
• Namun, guru/dosen yang ingin meningkatkan
kualifikasi akademik atau ingin memperoleh
sertifikat pendidik dapat meminta bantuan
biaya kepada pemerintah dan pemerintah
daerah (termaktub dalam pasal 13)

45
• Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat
pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk
diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan
tertentu (pasal 12)
• Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi dosen (pasal 50 ayat 1)
• Namun guru dan dosen yang mempunyai
sertifikat pendidik tidak otomatis menjadi PNS.

46
• Berprestasi, berdedikasi luar biasa, bertugas di daerah khusus
dan atau gugur dlm tugas di daerah khusus (daerah terpencil,
daerah bencana, atau daerah perbatasan)
• Diberikan oleh pemerintah, pemda, masyarakat, organisasi
profesi, dan atau satuan pendidikan serta pada tingkat sekolah,
desa/kel., kec., kab./kota, provinsi, nasional dan atau
internasional.
• Tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam, atau
bentuk penghargaan lain.
• Selama ini proses pemberian penghargaan dinilai oleh birokrasi
pemerintah. Perlukah lembaga independen yang melibatkan
perguruan tinggi & organisasi profesi yang ikut menilai ? 47
• Guru dapat membentuk organisasi profesi yang
bersifat independen, yang berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi,
karir, wawasan pendidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat, (pasal 41)
• Untuk dosen tidak ada pasal untuk membentuk
organisasi profesi. Namun secara riil, para dosen
telah memiliki organisasi profesi sendiri.
48
49

You might also like