You are on page 1of 6

Aspek Legal Keperawatan

Aspek Legal Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan. Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai body of knowledge yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi. International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision and Management dan bidang Professional Development Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan dari Universitas di Indonesia, mengemukakan bahwa setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat. Sikap yang terlihat pada profesionalisme adalah profesional yang bertanggung jawab dalam arti sikap dan pelaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat luas. Beberapa ciri profesionalisme tersebut merupakan ciri profesi itu sendiri, seperti kompetensi dan kewenangan yang selalu sesuai dengan tempat dan waktu, sikap yang etis sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh profesinya dan khusus untuk profesi kesehatan ditambah dengan sikap altruis (rela berkorban). Kemampuan atau kompetensi, diperoleh seorang profesional dari pendidikan atau pelatihannya, sedangkan kewenangan diperoleh dari penguasa atau pemegang otoritas di bidang tersebut melalui pemberian izin.

Aspek legal Keperawatan meliputi Kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan praktik profesi. Kewenangan memiliki dua aspek, yakni kewenangan material dan kewenangan formal. Kewenangan material diperoleh sejak seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregistrasi (registered nurse) yang disebut Surat Ijin Perawat atau SIP. Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok. Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang. Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui.

Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing-masing.

Aspek Legal keperawatan tidak terlepas dari Undang-Undang dan Peraturan tentang praktek Keperawatan,

Fungsi Hukum dalm Praktik Perawat (Aspek Legal Keperawatan) Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Pasal krusial dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban : Menghormati hak pasien Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Memberikan informasi Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan Melakukan catatan perawatan dengan baik

Aspek Legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok. Aspek legal keperawatan meliputi : Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi : Tempat praktik memenuhi syarat

Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan Larangan Perawat dilarang menjalankan praktik selain yang tercantum dalam izin dan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau menjalankan tugas didaerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain, dikecualikan dari larangan ini Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis kepada perawat yang melakukan pelanggaran Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 kali, apabila tidak diindahkan SIK dan SIPP dapat dicabut. Sebelum SIK atau SIPP di cabut kepala dinas kesehatan terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari MDTK atau MP2EM Sanksi pada Aspek Legal Keperawatan Pelanggaran ringan , pencabutan izin selama-lamanya 3 bulan Pelanggaran sedang , pencabutan izin selama-lamanya 6 bulan Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-lamanya 1 tahun Penetapan pelanggaran didasarkan pada motif pelanggaran serta situasi setempat Hak dan Kewajiban Perawat pada Aspek Legal Keperawatan Aspek Legal Keperawatan juga meliputu Kewajiban dan hak Perawat : Kewajiban: pada Aspek Legal Keperawatan Wajib memiliki : SIP, SIK, SIPP Menghormati hak pasien Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan Wajib memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan kewenangan Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan dilakukan perawat sesuai dgn kondisi pasien baik secara tertulis maupun lisan Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP yang berlaku Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan praktik Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa sesuai dengan kewenangan

Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dgn anggota tim kesehatan lainnya. Hak-Hak Perawat pada Aspek Legal Keperawatan Hak perlindungan wanita. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum. Hak mendapat upah yang layak. Hak bekerja di lingkungan yang baik Hak terhadap pengembangan profesional. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan. Masalah Aspek legal Keperawatan yang perlu diperhatikan dan harus dihindarinya adalah: Kelalaian Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera. Pencurian Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian. Fitnah Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan secara verbal atau tertulis. False imprisonment Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter. Penyerangan dan pemukulan Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan. Pelanggaran privasi Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya. Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang melawan hukum.

Penganiayaan Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan

orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya. Sebagai seorang perawat yang profesional, harus memperhatikan Aspek Legal Keperawatan agar tidak keluar dari rambu-rambu aturan dari profesi keperawatan. demikian artikel aspek legal keperawatan ini untuk dijadikan tambahan informasi masalah seputar Aspek Legal Keperawatan,semoga bermanfaat Aspek Legal Praktik dalam Keperawatan A. Legal Praktik Keperawatan Legal adalah sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan Undang-undang. Legal praktik keperawatan berarti praktik keperawatan yang sudah disah kan oleh hukum, artinya sudah memiliki izin prakti perawat. Perawat perlu tau tentang hukum yang mengatur prakteknya untuk memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum serta melindungi perawat dari liabilitas. UU No.23/1992 Tentang Kesehatan terdiri dari 3 pasal dan 3 ayat, yaitu : 1. Pasal 32 ayat 4 Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. 2. Pasal 53 ayat 1 Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. 3. Pasal 53 ayat 2 Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Pasal krusial dalam kepmenkes 1239/2001 tentang praktik keperawatan, antara lain : 1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi. 2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter 3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban : a. Menghormati hak pasien b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku d. Memberikan informasi e. Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan f. Melakukan catatan perawatan dengan baik 4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa. 5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya 6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang papan praktik (sedang dlam proses amandemen) 7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah 8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi : a. Tempat praktik memenuhi syarat b. Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan. B. Standar Pelayanan (Standard of Care) Standar pelayanan merupakan pedoman legal bagi praktik keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan

keperawatan yang diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai dan prioritas profesi. American Nurses Association (ANA) telah membangun standar baagi praktik keperawatan, pernyataan kebijakan, dan penyelesaiannya. Standar tersebut menguraikan cakupan fungsi dan peran perawat dalam praktik. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dalam setiap Nurse Practice Acts negara bagian oleh hukum negara bagian dan federal (tentang rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan lainnya), oleh organisasi keperawatan spesialis dan profesional, dan oleh kebijakan dan prosedur yang ditentukan oleh fasilitas pelayanan kesehaan dimana perawat bekerja (Guido, 2006 dalam potter perry, 2009) C. Perjanjian atau Kontrak dalam Perwalian Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih partai untuk mengerjakan sesuatu atau tidak. Dalam konteks hukum, kontrak sering disebut dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya mengikat orang yang satu dengan orang lain. Hukum perikatan di atur dalam UU Hukum Perdata pasal 1239 : semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan-ketentuan umum yang termasuk dalam bab ini dan bab yang lalu. Lebih lanjut menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Perjanjian dapat diaktakan sah bila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat janji (Consencius) 2. Ada kecakapan terhadap pihak-pihak untuk membuat perjanjian (Capacity) 3. Ada sesuatu hal tertentu (a certain subject matter) dan ada sesuatu sebab yang halal 4. Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan keperawatan 5. Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan diterima di tempat kerja 6. Kontrak perawat pasien digunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yang bekerjasama 7. Kontrak juga untuk menggugat pihak yang melanggar kontrak yang di sepakati. D. Batasan Tanggung Jawab dalam Keperawatan Menjalankan pesanan dokter. Empat hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi mereka secara hukum antara lain : 1. Tanyakan pesanan yang ditanyakan pasien 2. Tanyakan setiap pesanan setiap kondisi pasien berubah 3. Tanyakan dan catat pesan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi 4. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat belum berpengalaman E. Fungsi Hukum dalam Praktek Keperawatan 1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum. 2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan tanggung jawab profesi lain 3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri. 4. Membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum

You might also like