You are on page 1of 28

PENDIDIKAN PANCASILA

(Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa) DI PERGURUAN TINGGI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Umum D. Pancasila sebagai Dasar dan Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 1. Pengertian Etika 2. Pancasila sebagai sumber etika 3. Pemberdayaan etika Pancasila dalam konteks kehidupan akademik

C. Tujuan Pendidikan Pancasila 1. Tujuan nasional 2. Tujuan Pendidikan Nasional 3. Misi dan visi pendidikan pengembangan kepribadian 4. Kompetensi pendidikan Pancasila 5. Dasar substansi kajian pendidikan Pancasila 6. Metodologi pembelajaran pendidikan Pancasila

E. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Umum : Sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya bagi Lulusan B. Landasan Pendidikan Pancasila 1. Landasan Yuridis pendidikan Pancasila 2. Landasan Pendidikan Pancasila a. Landasan historis b. Landasan Kultural c. Landasan yuridis d. Landasan Filosofis

BAB II PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT


A. Cara Berpikir Filsafat B. Pengertian Pancasila secara Filsafat C. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar dan Arah Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

1. Pengertian Filsafat 2. Sistem Filsafat 3. Aliran-aliran Filsafat 4. Nilai-nilai Pancasila berwujud dan bersifat filsafat

1. Aspek ontologi 2. Aspek Epistemologi 3. Aspek Aksiologi

1. Hubungan vertikal 2. Hubungan horizontal 3. Hubungan alamiah

A. Bidang Etika Politik

1. Pengertian etika politik 2. Legitimasi kekuasaan 3. Legitimasi moral dalam kekuasaan 1. Nilai 2. Moral 3. Norma 1. Nilai dasar 2. Nilai instrumental 3. Nilai praksis

B. Pengertian Nilai, Moral dan Norma

BAB III PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

C. Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis


D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara RI

E. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila

F. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Ketuhanan yang maha esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL


A. Pengertian Ideologi 1. Arti ideologi 2. Pancasila sebagai ideologi nasional

B. Makna Ideologi bagi negara 1. Teori perseorangan (individualistik) 2. Teori golongan (class theory) 3. Teori kebersamaan (integralistik)

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain 1. Ideologi liberalisme 2. Ideologi sosialisme

D. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 1. Arti ideologi terbuka 2. Faktor pendorong keterbukaan ideologi Pancasila 3. Sifat ideologi 4. Batas-batas keterbukaan ideologi Pancasila

BAB V PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


Nilai-nilai Pancasila Pada masa Kejayaan Nasional Masa kerajaan Sriwijaya Masa kerajaan Majapahit Perjuangan Bangsa Indonesia melawan Sistem Penjajahan Perjuangan sebelum abad ke-XX Kebangkitan Nasional 1908 Sumpah Pemuda 1928 Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 Proklamasi Kemerdekaan dan maknanya Proses pengesahan UUD 1945 Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia Masa revolusi fisik Masa demokrasi liberal Masa orde lama Masa orde baru Masa era global

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI

A. SISTEM KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 1. Pengertian, kedudukan, sifat dan fungsi UUD 1945 a. Pengertian hukum dasar b. Pengertian UUD 1945 c. Kedudukan UUD 1945 d. Sifat UUD 1945 e. Fungsi UUD 1945 2. Pembukaan UUD 1945 a. Makna Pembukaan UUD 1945 b. Makna alinea-alinea dalam Pembukaan UUD 1945 c. Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 d. Hubungan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 dengan pasal-pasal UUD 1945

3. Pasal-pasal UUD 1945 a. Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara RI b. Kelembagaan negara 1) Majelis Permusyawaratan Rakyat Perbedaan MPR sebelum dan sesudah Perubahaan UUD 1945 dapat dilihat dari bagan berikut ini :
Perbedaan Komposisi Rekrutmen Sebelum Perubahaan UUD 1945 DPR, utusan daerah dan golongan DPR (lewat Pemilu dan diangkat), utusan daerah dan golongan yang diangkat Oleh DPR Sesudah Perubahaan UUD 1945 Anggota DPR dan DPD Seluruh anggota DPR dan DPD dipilih lewat Pemilu Kekuasaan legislasi ada di DPR, DPD juga dapat mengajukan dan membahas RUU berkaitan dengan otonomi daerah Terbatas tiga, yaitu mengubah UUD, melantik Presiden/ Wakil Presiden, dan impeachment

Legislasi

Kewenangan

Tak terbatas

2) 3) 4) 5)
No

Presiden Dewan Pertimbangan Agung Kementrian Negara Pemerintah daerah Dana Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah:
Sumber Penerimaan Dana Perimbangan Keuangan Pusat Daerah 90% 80%

1 2

Pajak Bumi dan Bangunan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

10% 20%

3
4 5

Sumber Daya Alam (Kehutanan, Pertambangan Umum dan Perikanan)


Minyak Bumi (Setelah dikurangi pajak) Gas Alam (setelah dikurangi pajak) 6) 7) 8) 9) c. d. e. f. Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung

20%
85% 75%

80%
15% 25%

Hubungan negara dan warga negara dan HAM Lambang-lambang persatuan Indonesia Perubahan UUD 1945 Kedudukan aturan peralihan dan aturan tambahan

Struktur Ketatanegaraan Sebelum Perubahan UUD 1945

UUD 1945

MPR

BPK

DPR

Presiden

DPA

MA

Struktur Ketatanegaraan Sesudah Perubahan UUD 1945


UUD 1945

BPK

DPR DPR | DPD

Presiden Wapres

Kekuasaan Kehakiman MK | MA | KY

LEGISLATIF

EKSEKUTIF

YUDIKATIF

Keterangan : MK = MAHKAMAH KONSTITUSI MA = MAHKAMAH AGUNG KY = KOMISI YUDISIAL

B. DINAMIKA PELAKSANAAN UUD 1945 1. Masa awal kemerdekaan a. Sistem presidensial 1) UUD 1945 sebagai UUD negara bagian 2) UUD 1945 tidak berlaku lagi a. Penyimpangan UUD 1945 2. Masa Orde Lama 3. Masa Orde Baru 4. Masa Globalisasi

Tuntutan Perubahan UUD 1945 yang dituntaskan dalam Sidang Tahunan Agustus 2002, seperti berikut ini :
Materi Asli UUD 1945 Kekuasaan presiden seolah-olah tidak terbatas Tidak tegas peran DPR dalam membentuk undangundang Presiden mengangkat/ menerima duta tanpa pertimbangan DPR Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi tanpa pertimbangan Mahkamah Agung dan DPR Pemerintah bersifat sentralistik Hak asasi manusia tidak diatur secara lengkap MPR memegang kedaulatan rakyat Presiden/ Wakil presiden dipilih MPR Tidak diatur apakah Presiden dapat membekukan / membubarkan DPR Tidak ada Dewan Perwakilan Daerah Tidak ada Komisi Yudisial Tidak ada Mahkamah Konstitusi Komposisi MPR adalah DPR, utusan daerah dan utusan golongan Hasil Perubahan UUD 1945 Dibatasi hanya dua kali masa jabatan ata 10 tahun DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang Presiden mengangkat/ menerima duta dengan pertimbangan DPR Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung, amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR Desentralisasi pemerintahan dengan dilaksanakannya otonomi daerah Hak asasi manusia diatur secara lengkap MPR tidak lagi memegang kedaulatan rakyat Presiden dan Wapres dipilih langsung oleh rakyat Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR Terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah Terbentuknya Komisi Yudisial yang mengusulkan pengangkatan hakim Mahkamah Agung Terbentuknya Mahkamah Konstitusi yang menguji undang-undang Dasar Komposisi MPR adalah DPR dan DPD yang semuanya dipilih melalui Pemilu

Beberapa ketetapan MPR atau MPRS yang tidak sesuai dengan semangat perubahan UUD, yang akan seera dicabut, seperti dalam tabel berikut ini :
Tap . MPR Tap. I/MPRS/1960 Tap. XXV/MPRS/1966 Tentang Manifesto Politik RI sebagai GBHN Pembubaran PKI, pernyataan sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah RI bagi PKI dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran komunis/ marxisme, lennisme Pengertian mandataris MPR Keduduan dan hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau Antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara Pemilihan Umum Pembatasan masa Jabatan Presiden dan Wapres Tata Cara Pencalonan dan Pemilihan Presiden Tata Urutan Perundang-undangan Masalah MPR tidak lagi membuat GBHN Tidak sesuai dengan HAM

Tap. No. XVI/MPR/1978 Tap. III/MPR/1978

Presiden bukan mandataris MPR Impechment melalui Mahkamah Konstitusi (MK) Sudah diatur oleh UUD Sudah diatur oleh UUD Sudah dicabut ST MPR 2002 Yang berwenang menguji UU terhadap UUD adalah MK Tni/Polri tidak lagi punya wakil di MPR

Tap. III/MPR/1998 Tap. XIII/MPR/1998 Tap. VI/MPR/1999 Tap. III/MPR/2000

Tap. VII/MPR/2000

Peran TNI dan Polri

BAB VII PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. Pancasila Paradigma Pembangunan

B. Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

C. Masyarakat Madani D. Globalisasi

1. Pengertian paradigma 2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek 3. Pancasila sebagai paradigma pengembangan ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya, pertahanan dan keamanan

1. 2. 3. 4.

Pemahaman aktualisasi Tridarma perguruan tinggi Budaya akademik Kampus sebagai moral force pengembanga n hukum dan HAM

1. 2.

3.

Pengertian masyarakat madani Masyarakat madani dan demokratis asi Good governance

1. 2. 3.

Pengertian globalisasi Proses globalisasi Peranan negara dalam globalisasi

BAB VIII PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS DAN KARAKTER BANGSA


D. PANCASILA SEBAGAI KARAKTER BANGSA 1. Pengertian karakter bangsa 2. Identitas nasional sebagai karakter bangsa 3. Nasionalisme sebagai karakter bangsa 4. Nilai-nilai pembentukan karakter bangsa 5. Pembangunan karakter bangsa

A. PANCASILA IDENTITAS NASIONAL 1. Karakteristik identitas nasional 2. Identitas nasional 3. Unsur-unsur idenitas nasional

B. KETERKAITAN GLOBALISASI DENGAN IDENTITAS NASIONAL 1. Pengaruh globalisasi 2. Integrasi nasional Indonesia dan identitas nasional 3. Paham nasionalisme / kebangsaan 4. Paham nasionalisme kebangsaan sebagai konsep identitas nasional

C. REVITALISASI PANCASILA SEBAGAI PEMBERDAYAA N IDENTITAS NASIONAL 1. Revitalisasi Pancasila 2. Pemberdayaan Identitas nasional

BAB IX PANCASILA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA

A.

SISTEM KONSTITUSI 1. Substansi konstitusi 2. Sistem amandemen konstitusi (UUD) 3. Kenapa UUD 1945 diamandemen? 4. Tahap-tahap perubahan UUD 1945 5. Perilaku konstitusional pelaksanaan UUD 1945 6. Nilai konstitusi dalam negara

Kedudukan dan Fungsi dari Komisi Konstitusi :


Negara Indonesia Perbandingan Pembentukan Komisi Konstitusi Hasil sidang tahunan MPR 2002 (lima tahun setelah gerakan reformasi) Tugas : mengkaji perubahan UUD 1945 Susunan, kedudukan, kewenangan, anggota ditentukan BPMPR Keinginan Presiden Corazon Aquino hasil people power Membentuk konstitusi baru yang menjadi hukum tertinggi Berwenang penuh menghimpun pendapat dan menyusun draf Rekomendasi dari komisi pengembangan demokratisasi Mempercepat proses reformasi politik Berwenang penuh menghimpun pendapat dan menyusun draf Kebijakan pemerintah baru, non rasis, Nelson Mandela Reformasi secara keseluruhan dengan konstitusi baru Berwenang penuh menghimpun pendapat dan menyusun draf.

Filipina

Thailand

Afrika Selatan

B.

PENGETAHUAN POLITIK DAN SISTEM POLITIK 1. Pengertian politik 2. Pengertian strategi 3. Stratifikasi politik nasional C. DEMOKRASI INDONESIA 1. Arti dan makna demokrasi 2. Jenis-jenis demokrasi 3. Nilai-nilai demokrasi 4. Keunggulan demokrasi 5. Demokrasi dan pendidikan demokrasi di Indonesia

D.

Pemilihan Umum di Indonesia Sistem pemilihan umum ada 2 yaitu : Sistem distrik murni dan sistem proporsional Perbandingan Sistem Proporsional dan Sistem Distrik Murni Sistem Unsur Proporsional Murni 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Basis wilayah Ukuran besar Jumlah daerah pemilihan sedikit Lebih dari satu daerah pemilihan Asal wakil bebas Hubungan dengan pemilih melalui partai Kurang/tidak dikenal Dicalonkan oleh partai Pengawasan pemilih kurang Bertanggung jawab kepada partai Tidak ada yang hilang Mayoritas mutlak Menguntungkan partai kecil Cenderung multi partai Kekuasaan besar terhadap wakil Organisasi partai sampai setingkat desa 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 1. 2. 3. 4. Distrik Murni Basis penduduk Ukuran kecil Jumlah daerah pemilihan banyak Hanya satu daerah pemilih Ada ketentuan domisili Hubungan dengan pemilih langsung atau melalui partai Diawasi oleh pemilih Dicalonkan oleh pemilih atau partai Pengawasan pemilih kuat Bertanggung jawab kepada pemilih Ada yang hilang Mayoritas sederhana Merugikan partai kecil Cenderung bipartai Kekuasaan kecil terhadap wakil Organisasi partai setingkat desa

Daerah Pemilihan

Wakil

Suara Partai

1. 2. 1. 2. 3. 4.

Organisasi pelaksana Sistem pemerintahan

Bersifat otonom 1. 2. Mengarah kepada pemerintahan koalisi Sentralisasi

Bersifat otonom 1. 2. Tidak mengarah kepada pemerintahan koalisi Desentralisasi

1.

Pemilihan umum pertama (1955) Peserta Pemilu 1955 (28 Partai) 1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 2. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyum) 3. Nahdatul Ulama (NU) 4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 5. Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) 6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 7. Partai Khatolik 8. AKUI 9. PPTI 10. Partai Sosialis Indonesia (PSI) 11. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 12. Partai Islam Perti 13. PRN 14. Partai Buruh 15. PRI 16. PPPRI

17. PRD
18. PRIM 19. Partai Murba 20. Baperki

21. PIR Wongsonegoro


22. Permai 23. Garindra 24. Persatuan Daya

25. Partai Hazairin


26. Acoma 27. Partai R. Soedjono Prawiro Soedarmo

28. GPPS

2. Pemilihan Orde Baru (1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997

Peserta pemilu 1971 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Golongan Karya (Golkar) Partai Nasional Indonesia (PNI) Nahdatul Ulama (NU) Partai Katolik Partai Murba Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 8. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 9. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) 10. Partai Islam Perti

Peserta Pemilu 1977-1997 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bercirikan Islam 2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) bercirikan kebangsaan 3. Golongan karya (Golkar) bercirikan kekaryaan

3. Peserta Pemilu 1999 (48 partai)

Peserta Pemilu 1999 ada 48 partai, namun yang terbanyak sebagai berikut : 1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 2. Partai Golkar 3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5. Partai Amanat Nasional (PAN) 6. Partai Bulan Bintang (PBB)
Peserta Pemilu 2004 (28 partai), namun yang terbanyak sebagai berikut : 1. Partai Golkar 2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5. Partai Demokrat (PD) 6. Partai Amanat Nasional (PAN) 7. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8. Partai Bintang Reformasi (PBR) 9. Partai Damai Sejahtera (PDS) 10. Partai Bulan Bintang (PBB)

Peserta Pemilu 2009 ada 34 partai : 1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) 5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 6. Partai Barisan Nasional (Barnas) 7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 9. Partai Amanat Nasional (PAN) 10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB) 11. Partai Kedaulatan 12. Partai Persatuan Daerah (PPD) 13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 14. Partai Pemuda Indonesia (PPI) 15. Partai Nasional Indonesia (PNI) 16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) 17. Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) 18. Partai Matahari Bangsa (PMB) 19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)

20. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) 21. Partai Republika Nusantara 22. Partai Pelopor 23. Partai Golkar 24. Partai Persatuan Pembangunan 25. Partai Damai Sejahtera 26. Partai Nasional Benteng Kekaryaan (PNBK) Indonesia 27. Partai Bulan Bintang (PBB) 28. Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 29. Partai Bintang Reformasi (PBR) 30. Partai Patriot 31. Partai Demokrat 32. Partai Casi Demokrasi Indonesia (PKDI) 33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 34. Partai kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)

BAB X PANCASILA DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA, RULE OF LAW, DAN HAK KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Hak Asasi Manusia

B. HAM di Indonesia, Permasalahan & Penegakannya

C. Rule of law

D. Warga Negara Indonesia

E. Pemberanta san Korupsi

1. 2.

3.

Pengertian dan ruang lingkup HAM Perkembangan HAM HAM pada tataran global

1. 2. 3.

Konsepsi rule of law Prinsip-prinsip rule o flaw secara formal di Indonesia Strategi pelaksanaan

1. 2. 3.

Asas kewarganegaraan Problem status Kewarganegaraan Hak dan kewajiban warga negara

1. 2. 3. 4.

Pengertian korupsi Pemberantasan korupsi Partisipasi dalam pemberantasan korupsi Instrumen kelembagaan anti korupsi di Indonesia

Usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi dengan membentuk komisi negara antara lain :
No 1 Komisi Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggaraan Negara Komisi Pengawas Persaingan Usaha Komisi Ombudsman Dasar Hukum Keppres No. 181/1998 Keppres No. 127/1999 Keppres No. 75/1999 Tugas / Wewenang Memantau, meneliti, dan mendokumentasikan fakta tindak kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Melaksanakan pemeriksaan terhadap kekayaan penyelenggaraan negara dan berfungsi mencegah praktik KKN dalam penyelenggara negara Dapat menolak izin penggabungan, peleburan dan pengambilalihan oleh pelaku usaha yang dapat menganggu iklim persaingan usaha yang sehat Melakukan langkah untuk menindaklanjuti laporan atau informasi mengenai terjadinya penyimpangan oleh penyelenggara negara dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam pemberian pelayanan umum Menegakkan kebenaran dan mengungkapkan penyalahgunaan kekuasan dan pelanggaran hukum di masa lampau Meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan perlindungan anak.

Keppres No. 44/2000

5 6 7 8

Komisi Rekonsiliasi untuk kebenaran dan keadilan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Komisi Penyiaran Indonesia Komisi Perlindungan Anak Indonesia

UU disetujui DPR 7 Desember 2004 UU No. 32/2002 UU No. 32/ 2002 Keppres No. 77/2003

BAB XI PANCASILA DALAM KONTEKS NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


A. 1. 2. 3. Geo-politik Indoneisa Kedudukan, fungsi dan tujuan Asas wawasan nusantara Prospek geo-politik Indonesia B. Otonomi Daerah 1. Arti dan makna otonomi daerah 2. Tingkat desentralisasi 3. Manfaat desentralisasi 4. Landasan pemerintah daerah

No 1 2 3 4 5

Dana Perimbangan Keuangan Pajak Bumi dan Bangunan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan Sumber Daya Alam Minyak Bumi Gas Alam

Pusat 10% 20% 20% 8% 75%

Daerah 90% 80% 80% 15% 25%

C. Konsep Astra Gatra

D. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

1. Pengertian geostrategi 2. Pengertian geostrategi Indonesia

1. Hakikat ketahanan nasional 2. Sifat-sifat ketahanan nasional 3. Konsepsi dasar ketahanan nasional a. Model astra gatra b. Indonesia dan perdamaian dunia 4. Prinsip hidup damai berdampingan berdasarkan persamaan derajat 5. Masalah internasional a. Bidang politik b. Bidang ekonomi c. Bidang sosial budaya

You might also like