You are on page 1of 6

STUDI KASUS EDS 2012 PETUNJUK: 1.

Lakukanlah evaluasi terhadap sekolah yang terdapat dalam skenario berikut dengan menggunakan instrumen EDS 2. Isilah angket EDS sesuai dengan studi kasus 3. Masing-masing kelompok akan ditentukan standar nasional pendidikan yang digunakan dalam evaluasi kasus yang terdapat pada skenario 4. Rangkumlah hasil angket 5. Lakukan entri data hasil angket ke dalam format rekap instrumen ( format excel) Skenario
SMP Budi Asih

SMP Budi Asih berdiri sejak tahun 1990 adalah SMP yang cukup baik dengan Visi Terdepan dalam prestasi dan tangguh dalam Imtaq berbudi pekerti luhur serta Misi Menyelenggarakan pendidikan bermutu dan terjangkau. Sekolah ini berdiri diatas lahan seluas 3500 m2 dengan pergedungan yang cukup memadai ada 9 ruangan kelas untuk 9 rombongan belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru, laboratorium, perpustakaan serta UKS. Sekolah tidak mempunyai ruang serba guna dan merek memakai ruang kelas biasa jika ada kegiatan khusus. Walau sudah tua, jumlah meja kursi (mebeler) serta papan tulis dsb memadai dan cukup terpelihara dengan baik. Halaman sekolah cukup luas dan terpelihara, namun amat disayangkan bahwa pagar halaman sekolah sudah rusak dan belum diperbaiki, sehingga cukup mengganggu kenyamanan dan keamanan. Kantin sekolah juga belum ditata dengan rapi walau Komite Sekolah sudah berjanji akan memperbaiki kantin dan pagar sekolah.

Secara rinici keadaan sekolah adalah seperti berikut:

No

1. Perkembangan Siswa 3 Tahun Terakhir 2006/2007 2007/2008 Kls L P Jml L P Jml I II III 43 45 53 141 34 35 37 106 77 80 90 247 40 39 35 114 41 39 37 117 81 78 72 231

2008/2009 L 52 41 32 125 P 40 38 37 115 Jml 92 79 69 240

1 2 3

Jumlah

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 1

No

2. Rata-rata Nilai Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir Bhs. Indonesia Bhs. Inggris Tahun Matematika Pelajaran TT TR RT TT TR RT TT TR RT 2005/2006 2006/2007 2007/2008 9,40 9,00 9,00 4,60 4,13 4,60 7,01 6,11 6,11 9,00 9,33 9,33 4,33 5,00 5,00 6,03 7,88 7,88 8,40 8,13 8,80 5,00 5,60 5,60 6,02 7,05 7,05

IPA TT 9,66 8,50 TR 6,00 5,00 RT 6,23 6,80

1 2 3

. 3. Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun Terakhir Tahun Kelas I Kelas II 2006/2007 2007/2008 2008/2009 3 2 3 3 3 3

Kelas III 3 3 3

Jumlah 9 8 9

. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

4. Ruang Nama Ruang

Jml 9 1 1 1 1

No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Nama Ruang Ruang Wakil Kep.Sekolah Ruang Majelis Guru Ruang Tata Usaha Ruang OSIS WC Guru WC Siswa Ruang Satpam Mushola Gudang Ruang Labor Komputer Ruang Labor Bahasa

Jml 1 1 1 1 1 -

Ruang Kelas Ruang Laboraturium IPA Ruang Perpustakaan Ruang Keterampilan Ruang Serba Guna Ruang UKS Ruang Koperasi Ruang BP/BK Ruang Ganti Mes Guru Ruang Kepala Sekolah

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 2

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan PNS No Status L 1 2 3 4 Kepala Sekolah Guru Tata Usaha Penjaga Sekolah 5 P 1 6 1 L 5 1 1 P 5 3 1 21 5 1 S1 16 S1, 5 D2 SMA/SMK SMP Honorer Jumlah Ket.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab disamping sebagian besar para gurunya memenuhi kwalifikasi (sudah berijazah S 1), mereka juga selalu mencoba untuk memenuhi stndar untuk setiap mata pelajaran.

Para guru melaksanakan tugasnya dengan serius dan mereka juga mencoba mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan . Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar lebih bersifat mengambil dari pihak lain (cut and paste) demi mudahnya sehingga tak banyak yang dibuat mereka sendiri. Disamping itu kurikulumnya juga tidak memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan peserta didik yang berkemampuan khusus.Sekolah bisa memberikan kegiatan pengembangan diri dan ekstra kurikuler walaupun sifatnya masih tradisional saja dan kurang memperhatikan kekhasan daerah. Dalam melaksanakan standar proses, para guru telah berusaha dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan . Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar lebih bersifat mengambil dari pihak lain copy and paste) demi mudahnya sehingga tak banyak yang dibuat mereka sendiri. Disamping itu kurikulumnya juga tidak memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan peserta didik yang berkemampuan khusus.Sekolah bisa memberikan kegiatan pengembangan diri dan ekstra kurikuler walaupun sifatnya masih tradisional saja dan kurang memperhatikan kekhasan daerah. Selain itu sekolah ini belum mampu memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik maupun mental. Sekolah belum melaksanakan Pendidikan Inklusi dan hanya memberikan pelayanan bagi anak anak yang normal Secara umum pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab ada beberapa gurunya yang telah memakai pendekatan PAKEM/CTL dalam melakukan tugasnya membelajarkan peserta didik. Mereka juga telah membuat silabus berdasarkan standar yang ditentukan dan dimaksudkan untuk membantu peserta didik untuk mencapat standar kelulusan. Semua guru sudah membuat RPP namun kebanyakan Silabus dan RPP yang dibuat lebih bersifat ambil dari orang lain dan bukan merupakan produk para guru sendiri. Ini disadari Kepala sekolah sehingga dia sudah merencanakan memberikan pemantapan para guru dalam membuat silabus dan

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 3

RPP dengan mendatangkan guru yang handal dari sekolah lain untuk melakukan pendampingan dan on the job training Beberapa guru telah melaksanakan PAKEM/CTL dengan cukup innovatif dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku pelajaran/buku paket saja semua bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Belajar dapat dilakukan diluar gedung kelas seperti di kebon, pekarangan, sawah, pasar dll. Guru juga banyak memakai alat bantu dan pajangan dalam pembelajaran sehingga siswa merasa senag dan bersemangat. Hampir semua guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran/media berbasis teknologi informasi dan komunikasi (misalnya memanfaatkan internet, komputer, dan LCD dan lain-lainnya).Sebelum pembelajran, telah menjadi kebiasaan semua guru selalu menyampaikan daftar materi yang akan dipelajari selama satu semester.

Di awal pelajaran guru-guru selalu mengajak siswa untuk konsentrasi terhadap materi pelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dahulu serta menghubungkan materi yang lalu dengan yang akan dipelajari dengan menyampaikan beberapa pertanyaan.. Kegiatan eksplorasi masih sebatas di dengan kajian buku diperpustakaan. Namun interaksi antar siswa belum berjalan optimal, seperti kegiatan diskusi kelompok hanya sesekali dilakukan karena adanya tuntuan materi yang banyak. Sebagian kecil guru sering memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan yang dihubungkan dengan materi yang dipelajari Selain itu siswa sudah dibiasakan untuk bekerja dalam kelompok dan berkompetisi utnuk meraih yang terbaik. Pada akhir pelajaran biasanya guru-guru tepat waktu dan sebelum menutup pelajaran biasanya mengajak siswanya untuk merangkum pelajaran dan memberi tugas pekerjaan rumah pada. Dengan telah melaksankan pembelajaran yang selama ini dilakukakn, maka para guru percaya bahwa siswanya mampu menguasai materi, dan mampu mencapai standar yang ditetapkan. Sekolah memiliki program supervisi pembelaran, namun dalam pelaksanaanya belum sesuai dengan program yg ditetapkan. Karena kepala sekolah yg kebetulan sebagai ketua MKKS kabupaten, maka kegiatan supervisi pembelajaran jarang dilakukan. Biasanya kepala sekolah hanya mensupervisi guru senior saja dengan cara wawancara saja. Sedangkan utk guru yang lain hanya dilakukan oleh guru senior/wakil kepala sekolah dengan cara observasi kelas. Berdasarkan hasil supervisi, kepala sekolah telah menyapaikan perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran, meskipun hanya disampaikan secara umum pada saat rapat rutin. Namun hasil supervisi secara utuh tidak disampaikan.

Hanya saja sekolah belum memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik maupun mental. Sekolah belum melaksanakan Pendidikan Inklusi dan hanya memberikan pelayanan bagi anak anak yang normal. Sebagian besar guru mempunyai perencanaan penilaian peserta didik namun tidak atau belum memberikan feed back hasil penialian pada peserta didik. Mereka menganggap bahwa penilaian adalah hak guru dan tidak perlu memberitahu peserta didik ataupun orang tua mereka. Hanya sebagian kecil guru yang sudah membuat KKM tetapi belum menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang dipersyaratkan untuk penguasaan minimum. Para guru juga tidak melibatkan orang tua dalam penilaian para peserta didik termasuk kurang memberikan masukan hasil penialian peserta didik pada orang tua sehingga peningkatan belajar mereka hanya tergantung pada guru di sekolah saja tanpa masukan dari orang tua.

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 4

Secara umum hasil belajar para peserta didik sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil ujian nasional sekolah cukup baik seperti tertera pada data kwantitatif diatas. Beberapa peserta didik memperoleh juara tingkat kabupaten dalam lomba bidang studi. Angka meneruskan ke jenjang SMA juga cukup baik,.

Sekolah lebih mementingkan perkembangan kemampuan akademis peserta didik saja dan kurang memperhatikan pengembangan potensi potensi peserta didik kecuali dengan kegiatan kegiatan nonakademis yang konvensional semacam pengajian, shalat berjamaah bersama, namun kurang mengembnagkan ketrampilan hidup mereka.

Visi dan Misi sekolah dikembangkan bersama dengan wakil wakil orang tua peserta didik dan para guru dalam rapat antara sekolah dan orang tua peserta didik. Komite Sekolah cukup aktif dan selalu memberikan dukungannya demi kemajuan sekolah.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya dikembangkan dalam rapat dengan orang tua murid, walaupun disempurnakan dan dikembangkan oleh kepala Sekolah dan Dewan Guru. Ini merupakan perkembangan baru sebab sebelum tahun 2007 RKAS hjanya dikembangkan oleh Kepala Sekolah dengan beberapa guru kepercayaannya saja.

Sekolah juga melaporkan semua kegiatannya kepada rapat dengan orang tua, pesert didik termasuk laporan keuangannya dari penerimaan sampai pengeluarannya. Baik laporan kegiatan maupun keuangan diketahui bersama dengan Komite Sekolah dan disamping dilaporkan pada rapat, juga dipajangkan di Papan pengumuman sekolah.

Seperti disebutkan diatas, dari 21 guru, 16 mempunyai kwalifikasi yang diharuskan sarjana S 1, sehingg ada 5 yang masih berijazah D 2 boleh dikata cukup baik, sebab dari yang 5 guru berijazah D2 mereka adalah guru-guru untuk Penjaskes dan ekstra kurikuler lainnya. Dari 16 guru tersebut, 10 telah lulus sertifikasi guru.

Sekolah selalu mendorong para gurunya untuk meningkatkan kwalifikasi mereka dengan mengikuti berbagai penataran atau kursus-kursus yang sesuai untuk pengembangan kemampuan mereka.

Sebagai sekolah negeri, dana operasional sekolah telah dicukupi oleh Pemerintah, walaupun sebetulnya mereka tetap memerlukan uluran tangan dari Masyarakat untuk mendanai kegiatan non-rutin seperti pengadaan komputer dan buku buku pengayaan. Sekolah amat tergantung dengan adanya dana BOS sehingga ini dikelola dengan baik.

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 5

Dengan usul dari Komite Sekolah, orang tua murid tidak keberatan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan-kegiatan khusus sekolah serta pengadaan Sarana yang amat diperlukan semacam komputer atau buku buku pengayaan lainnya.

Studi Kasus EDS 2012

Halaman 6

You might also like