Professional Documents
Culture Documents
DALAM ALQURAN
Oleh :
Mhd Dongan
NIM : 08 EKNI 1350
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Nawir Yuslem MA
SEMESTER II
PRODI EKONOMI ISLAM
PASCA SARJANA IAIN SUMATERA UTARA ( IAIN SU)
MEDAN 2009
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 2
Mhd Dongan
KATA PENGANTAR
Amin
Medan, April 2009
Penulis
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 3
Mhd Dongan
DAFTAR ISI
III. KESIMPULAN----------------------------------------------------------------- 20
I. PENDAHULUAN
Alquran diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tidaklah sekaligus
dalam satu rentetan ( tartib ) yang sudah siap dan teratur, tetapi Alquran turun dalam
kurun waktu lebih kurang 23 tahun yang oleh para ahli dibagi kepada dua periode yang
disebut dengan periode Makkiyah dan Madaniyah.
Selain masalah waktu, Alquran juga tidak diturunkan secara sitematis ayat demi
ayat mulai dari Alfatihah sampai surah Al-Nas, tetapi turun secara acak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Islam saat itu.
Alquran juga turun dengan membawa hukum sesuai dengan kondisi dan situasi
masyarakat Arab saat itu dengan budaya yang sangat keras disebabkan kondisi
lingkungan masyarakatnya yang cukup keras, sehingga perlu upaya pendekatan
terhadap hati penerimanya, sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT dalam
Alquran surah al-Isra’ ayat 106 yang berbunyi sebagai berikut:
Sebagai contoh tradisi Arab saat itu yang sudah mendarah daging dalam
kebudayaan mereka adalah meminum minuman yang disebut khamar yang oleh
Alquran ( Allah SWT ) menganggapnya sebagai suatu kebiasaan yang tidak baik dan
justru akan menimbulkan kemudaratan yang besar terhadap kelangsungan hidup dan
kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi, Alquran tidak melarangnya secara total
dalam satu ketika, tetapi dimulai dengan menyebut bahwa kerusakan yang ditimbulkan
oleh minuman khamar lebih besar dari pada kenikmatan yang diperoleh ketika
meminumnya, berselang beberapa waktu baru kemudian diturunkan ayat yang melarang
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 5
Mhd Dongan
melaksanakan salat dalam keadaan mabuk sehingga setidaknya menjelang zuhur sampai
selesai solat ‘isya, sudah tidak diminum lagi, beberapa waktu kemudian barulah
diturunkan ayat yang melarang secara total meminum minuman khamar dengan
menyebut minum khamar adalah perbuatan setan.
1
قال هلكت وأهلكت، ل: أتعرف الناسخ والنسوخ ؟ قال:)فقال له على (رض
Artinya : Ali Ra berkata kepadanya ”apakah engkau tahu nasyikh mansukh ?”,
jawabnya “tidak” Ali menjelaskan “engkau celaka dan telah mencelakakan
orang lain”.
Di sisi lain kita tahu bahwa perubahan hukum sebagaimana yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari – hari adalah akibat ketidak mampuan manusia memprediksi apa
yang akan terjadi di masa yang akan dating sehingga aturan yang dibuat ketika sudah
diundangkan menjadi mati sedangkan perubahan sosial tetap terjadi sehingga ketika
satu peraturan telah cukup lama, harus diadakan perubahan seperti yang dialami oleh
UUD1945.
Apabila hal ini dikaitkan bahwa Allah SWT maha hakim, maha tahu dan maha
bijaksana, apakah perubahan hukum Alquran apalagi sampai pada penghapusan hukum
juga penghilangan teks ayat yang diturunkan tidak menunjukkan kelemahan Allah
dalam memprediksi manusia .
1
Satu waktu Ali ibn Abu Talib masuk ke mesjid jamik Kaufah, ia menemukan seorang laki-laki yang
disebut bernama Abd al-Raman ibn Daabi ( teman dekat Abu Musa al-asy’ary) sedang melaksanakan halaqah
dan memberikan penjelasaan atas pertanyaan peserta, Ali RA mendengar penjelasannya sudah
mencampurbaurkan antara yang dilarang dengan yang diperintahkan dan antara halal dengan haram, Ali RA
lalu bertanya kepada Abd ar-Rahman ibn Daabi “apakah kamu tahu nasikh dan mansyukh”, ia menjawab :
“saya tidak tahu”. Kata Ali RA : “anda telah sesat dan rusak serta merusak orang lain”. Lebih lanjut lihat
Qatadah Ibn Daamah al-Sadusiy, al-Nasikh wa al-Mansukh, ( Bairut : Muassasah al-Risalah, 1988), h.8-9
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 6
Mhd Dongan
Hal inilah yang menjadi bahan perdebatan panjang tentang apakah dalam Alquran
ada nasakh mansukh, lalu sejauh mana nasakh dan mansukh itu terjadi dan apakah sama
nasakh dengan takhsis, bagaimana pendapat para ahli dalam masalah ini. Inilah
permasalahan yang akan dicoba disampaikan dalam makalah singkat ini sebagai bahan
diskusi dengan judul “Nasikh dan Mansukh dalam Alquran".
2
Muhammad ibn Muhammad ibn Abd Al-Razzaq al-Husainy al-Zabidiy, Taj al-Arus,(Mesir:
Maktabah al-Samilah, versi 6.0.1.4, 2001-2004), Juz I, h.1856; lihat juga Muhammad Ibn Mukram ibn
Manzur al-Afriqy al-Misry, Lisan al-Arab, ( Bairut : Dar Sadir, tt.), Juz III, h. 61.
3
Mar’in ibn Abu Bakar al-Karamy, al-Nasihk wa al-Mansukh, ( Kuwait : Dar al-Alquran al-Karim, tt.)
h.23
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 7
Mhd Dongan
Sedangkan Mansukh adalah isim maf’ul (objek penderita) dari kata yang
sama. Dengan demikian jika kata Nasikh adalah (kata benda pelaku), maka
Mansukh adalah kata benda objek penderita, dengan demikian kalau Nasikh
diartikan dengan imbuhan me-kan maka Mansukh diartikan dengan imbuhan
di-kan, yaitu bermakna yang dihilangkan, dihapuskan, digantikan, diubah,
dipindahkan dan disalin.
Apabila Nasikh adalah yang me-kan dan Mansukh yang di-kan, maka
Nasakh adalah proses terjadinya yang dapat diartikan dengan “penghilangan,
penghapusan, pergantian, perubahan, pemindahan dan penyalinan”.
2. Secara Terminologi
Secara istilah (terminologi) Nasakh didefenisikan dalam Muqodimah
Alquran dan tafsirnya dengan rumusan sebagai berikut:
“Nasakh dalam arti istilah yaitu: mengangkat atau menghapus hukum syara’
dengan dalil syara’, Nasikh ialah dalil syara’ yang menghapuskan suatu
hukum, dan Mansukh ialah hukum syara’ yang telah dihapus”.4
.أما النسخ ف الصطلح فهو رفع الكم الشرعى بدليل شرعى متأخر
والدليل الرافع يسمى (الناسخ) ويسمى الرفع (النسخ،))فالكم الرفوع بسمى (النسوخ.5
Yang dimaksud dengan dalil syara’ yang baru adalah dalil yang
menghapus hukum syara’, harus berupa dalil syara’. Sehingga dalil yang
hukan dalil syar’i bukanlah dalil yang dapat menasakhkan hukum,
seperti ra’y (qiyas, istihsan, istishab, sad al-zari’ah dan qaul sahaby).
Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS. AN-
Nisa’:597.
Yang dimaksud dengan dalil yang baru adalah dalil yang kedua
harus datang kemudian setelah hukum yang pertama berlaku, jadi jika
kedua dalil tersebut datang bersamaan sehingga hukum berdasarkan dalil
pertama belum ada peluang untuk berlaku, kemudian datang dalil kedua
dengan hukum yang baru, tidaklah termasuk Nasakh hukum;
sama dengan afrad yang dicakup dalil syar’i yang terakhir datang,
sehingga jika ada perbedaan, seperti yang pertama cakupan hukumnya
lebih luas dari cakupan ayat yang kedua, maka ayat yang kedua disebut
mukhassis, sehingga prosesnya disebut takhsis.
8
Al-Sadusiy, al-Nasikh…, h.7
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 10
Mhd Dongan
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Rabi’ Ibn
Sabrah Al-Juhany Rasulullah SAW bersabda:
اعkتjمmت
jاسmي الm فjمsكkلsتjنmذkأsتjنsكjدkن̃ي قm إsاسoا النkي|هk أk ايkالkقkف...sهkثoدk حsاهkبkأoنk أkةkرjبk سmنj بmيعmبo الرmنk ع2098
واsذsخjأkتkلkا اوkهkيلmب
kل˜ سkخsيjلkفjيkش
• ءoنsهjنmمsهkدjنmعkانk كjنkمkفmةkامkي
mقjالmمjوkى يkلmإsهkمoرk حjدkقkهo اللoنmإk وkلkأ
اmاء
k الن˜سkنmم
* 9 ئ•اjيk شoنsوهsمsتjيkا آتoمmم
9
Imam Muslim ibn Hajjaz al-Kusairy al-Naisabury, Sahih Muslim, ( Bairut : Dar al-Ihya Turas al-
araby, tt.), Juz IV, h.132.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 11
Mhd Dongan
10
Walaupun terjadi perbedaan pendapat ulama tentang ada atau tidaknya nasikh dalam Alquran, namun
jumhur ulama mengakui adanya nasikh dalam Alquran sebagaimana akan dijelaskan dalam sub bab
berikutnya.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 12
Mhd Dongan
12
Disarikan dari Hibat Allah Ibn Abd al-Rahim Ibn Ibrahim, Nasikh al-Alquran wa Mansukhuh,
( Bairut : Muassasah al-Risalah, 1405), h.20-22
13
Abdul Aziz Dahlan at.all, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar Van Hoeve, 1996), Jilid 4, h. 1312.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 14
Mhd Dongan
ى# إ ل+ز و اج ه م م ت ااع#اي وة لص أ+زو اج#أ#ر ون#مو ي ذ. نم ك#و ال;ذ يينت و ف;و ن
سه ن.ن ف#ع ل نيف أ#م ف يام ف.ي ك#اح ل ج ن ع#ل#إ ن خرج ن اف#ي ر إ خر اج ف#ال ح و ل غ
)240( حك يمGم ن م ع ر وف وهالل;ع ز يز
Artinya: “Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu
dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-
isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan
tidak disuruh pindah (dari rumahnya) akan tetapi jika mereka
pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau
waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat
yang ma’ruf terhadap diri mereka dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”
Ayat tersebut di Nasakhkan dengan QS. Al-Baqarah ayat 234
14
Dep. Agama RI, Muqaddimah, h.264.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 15
Mhd Dongan
Nasakh dalam bentuk ini telah dihilangkan teks ayatnya dan juga
hukumnya tidak diberlakukan lagi, sehingga tidak dapat kita jumpai
lagi dalam Alquran. Jenis Nasakh ini masih debatable, sebab apakah
mungkin hal yang demikian itu terjadi. Tentunya keraguan yang
demikian itu adalah wajar, sebab bisa jadi keberadaan jenis Nasakh ini
tereduksi dengan kepentingan tertentu.
Namun demikian, apa dasarnya bentuk Nasakh ini merujuk pada
hadis riwayat Muslim yang menyatakan bahwa:
عن عائشة أنها قالت كان فيما أنزل من القرآن عشر رضعات معلومات يرمن
ث نسخن ب م س معلومات فتوف رسو ل ال ص لى ال عليه و س لم وهن
رواه مسلم.فيما يقرأ من القرآن
15
عن أنس بن مالك رضي ال عنه قال كنا نقرأ سورة تعدل سورة التوبة ما
احفظ منها إل هذه الية لو كان لبن آدم واديان من ذهب لبتغى إليهما
ثالثا ولو أن لما ثالثا لبتغى إليه رابعا ول يل جوف ابن آدم إل التراب
16
.ويتوب ال على من تاب
(Dari Anas ibn Malik RA ia berkata “kami dahulu membaca surah
seimbang panjangnya dengan surah al-Taubat, tetapi saya sudah tidak
hapal lagi kecuali potongan ayat ’’
لو كان لبن آدم واديان م ن ذهب لبتغى إليهم ا ثالثا ولو أن لم ا ثالثا
لبتغى إليه رابعا ول يل جوف ابن آدم إل التراب ويتوب ال على من تاب
Menurut Qodi Abu Bakar, nasakh yang demikian ini tidak dapat
diterima, sebab keberadaan jenis nasakh ini ditentukan oleh khabar
ahad. Namun bagi al-Qattan berpendapat bahwa penetapan nasakh dan
penetapan sesuatu sebagai bagian dalam Alquran adalah dua hal yang
15
Imam Muslim, Sahih, Juz II, h.1075.
16
Ibn Hazmin al-Andalusy, al-Nasikh wa al-Mansukh fi al-Alquran al-Karim ( Bairut: Dar Kutub al-
Ilmiyah, 1986), h. 9.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 16
Mhd Dongan
Artinya: “Orang tua laki-laki dan orang tua perempuan itu kalau
keduanya berzina, maka rajamlah (dihukum lempar batu
sampai mati) sekaligus sebagai balasan dari Allah,
sesungguhnya Allah maha Perkasa dan maha Bijaksana”.18
Ketentuan hukum rajam dari hadis di atas apabila kita mencari
lafaz-nya dalam mushaf Usmani (Alquran) tentu kita tidak akan
menemukannya, sebab ayat tersebut sudah di-mansukh-kan. namun
ketentuan hukumnya (rajam bagi orang tua) masih tetap berlaku.
17
.Muhammad Hambali, SHI, an-Nasakh wa al-Mansukh ( http://wordpress.com . diakses tanggal 1
April 2009)
18
Ibid.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 17
Mhd Dongan
21
Mahmud Abasikh, Did al-Masihiyah fi al-Islam (http:\\www.burhanukum.com, diakses tanggal 1
April 2009)
22
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi…h.1310
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 19
Mhd Dongan
23
Ibid.h.1311.
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 20
Mhd Dongan
(manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari adanya atau
yang sebanding dengannya….”.
Jumhur menjelaskan bahwa banyak hukum yang dinasakhkan yang
tidak ada hukum penggantinya, seperti pembatalan kebolehan kawin mut’ah,
tidak ada penggantinya.
D. Perbedaan nasakh dengan takhsis
Jumhur ulama membedakan antara nasakh dengan takhsis, namun mazhab
Hanafi tidak membedakannya, Hanafi berpendapat bahwa takhsis adalah bagian
dari nasakh.
Ulama berdalil bahwa yang dimaksud dengan nasakh adalah perubahan
hukum secara keseluruhan dari cakupan hukum yang datang dengan nash tersebut,
sehingga nash tersebut tidak lagi membawa hukum. Sedangkan Hanafi memahami
nasakh dengan semata-mata perubahan hukum, tidak mesti nasakh tersebut tidak
berlaku (tidak membawa hukum ) lagi, cukup apabila ada dua nash, nash yang
pertama tidak diamalkan, tetapi yang diamalkan nash yang kedua walaupun yang
pertama masih berlaku bagi afrad yang lain, disebut nasakh. Sehingga jika satu
nash datang dengan cakupan yang cukup luas dengan keumuman dan
kemutlakannya seperti kewajiban meminta izin setiap kali memasuki rumah orang
lain sebagaimana yang disebut dalam QS. An-Nur 27:
ه له ا#ى أ#معولkل
م تح ى تس نت أس وا و تس ا.ي ري بوت ك#ا غ+وت
وا ب.ا تد خ يل#ام ن وا ل,ء
ل;ذ ين
ه ا اtي#ياأ
Dinasakh dengan ayat 29 berbunyi:
Hanafiah memahami bagi orang yang ada kepentingan masuk ke dalam satu
rumah yang tak berpenghuni, baginya tidak berlaku ketentuan ayat 27, sehingga
baginya ayat tersebut telah mansukh. Tetapi jumhur ulama berpendapat, kejadian
tersebut merupakan n 9takhsis) yang pada kesempatan lain ketika berhadapan
dengan rumah yang berpenghuni, maka ayat pertama tetap berlaku kepadanya.24
Imam as-sadusy menyebutkan ada 3 perbedaan antara nasakh dengan takhsis
sebagai berikut:
1. nasakh tidak terjadi pada berita (ikhbariyah25) hanya terjadi pada
insyaiyah, sedangkan takhsis dapat terjadi pada semua jenis kalimat;
2. Nasakh hanya terjadi pada Alquran dan sunnah, sedangkan takhsis dapat
terjadi pada Alquran, sunnah, qiyas, ra’y bahkan dapat terjadi dengan
intuisi (perasaan);
3. Takhsis dapat terjadi dengan dalil yang bersamaan, atau lebih dulu dari
yang umum atau belakangan dating, sedangkan nasakh hanya boleh
dengan dalil yang datang belakangan, tidak boleh lebih dahulu nasikh
dari mansukh, juga tidak boleh bersamaan.26
E. Hikmah nasakh dalam Alquran
Dari uraian di atas, maka dapatlah kita pahami bahwa kajian nasakh dan
mansukh memiliki hikmah yang teramat penting. Adapun hikmah tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengukuhkan keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan.
Bahwa Allah tidak akan pernah terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
sesuai dengan logika manusia. Sehingga jalan pikiran manusia takkan pernah
bisa mengikat Allah SWT. Allah mampu melakukan apa saja, sekalipun
menurut manusia hal itu tidak logis. Tetapi Allah akan menunjukkan, bahwa
kehendak-Nya lah yang akan terjadi, bukan kehendak kita. Sehingga diharapkan
24
Disarikan dari Fahd Ibn Mubarak al-wahaby, Makna al-Nasakh ‘inda al-Salaf wa khata’ fahmih (
http://.alwahbi.maktoobblog.com, diakses tanggal 1 April 2009)
25
Yang dimaksud dengan kalimat Ikhbariyah adalah kalimat yang berupa penyampaian berita dan
tiodak mengandung makna perintah atau larangan. Sedangkan Insyaiyah adalah kalimat perintahj dan atau
larangan seperti amar, nahi, istifham inkari dan lain-lainnya.
26
Al-Sadusiy, al-Nasikh.. h.8
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 22
Mhd Dongan
dari keberadaan nasakh dan mansukh ini mampu meningkatkan keimanan kita
kepada Allah SWT, bahwa Dia-lah yang Maha Menentukan.
2. Membuktikan bahwa syariat agama Islam adalah syariat yang sempurna.
Dengan adanya nasakh, maka kondisi masyarakat dapat direkayasa dan
dibimbing untuk satu tujuan (social engineering), dengan demikian syariat
Islam akan lebih sempurna diikuti manusia dengan meninggalkan kebiasaan-
kebiasaan lama. Sebagai contoh kebiasaan minum minuman yang memabukkan
dalam budaya Arab, dengan rekayasa yang maha Sempurna akhirnya dapat
dihapus tanpa ada perlawanan budaya yang berarti.
Bentuk perubahan yang dilakukan adalah dengan nasakh, yaitu pertama
membiarkan, lalu mengurangi, terus membatasi akhirnya meniadakan sama
sekali.
3. Cobaan bagi mukallaf untuk mengikuti ataupun tidak mengikuti.
Suatu hukum setelah mapan dan dilaksanakan dengan baik, kemudian
diganti dengan hukum baru, adalah merupakan ujian, apakah orang tersebut mau
mengikuti perintah Allah SWT hal ini terjadi seperti perubahan arah kiblat dari
Bait Al-Muqaddis ke Bait Al-Haram. Sebagaimana difirmankan Allah SWT
dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 143 sebagai berikut:
III. KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut di atas dapat ditimbulkan bahwa nasakh ( nasikh dan
mansukh) ada dalam Alquran, yaitu pembatalan hukum satu nash dengan dalil syra’,
yang oleh ulama disepakati nasakh hanya terjadi antara Alquran dengan Alquran
Nasikh dan mansyukh dlm Alquran 23
Mhd Dongan
DAFTAR BACAAN
Agama, Depatemen RI, Muqaddimah Alquran dan Tafsirnya, ( Jakarta : Dep. Agama RI,
2008),
Dahlan, Abdul Aziz at.all, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT Ichtiar Van Hoeve, 1996
Hibat Allah, Ibn Abd al-Rahim Ibn Ibrahim, Nasikh al-Alquran wa Mansukhuh, ( Bairut :
Muassasah al-Risalah, 1405),
al-Karamy, Mar’in ibn Abu Bakar, al-Nasihk wa al-Mansukh, ( Kuwait : Dar al-Alquran
al-Karim, tt.)
al-Misry, Muhammad Ibn Mukram ibn Manzur al-Afriqy, Lisan al-Arab, ( Bairut : Dar
Sadir, tt.),
al-Naisabury, Imam Muslim ibn Hajjaz al-Kusairy, Sahih Muslim, ( Bairut : Dar al-Ihya
Turas al-araby, tt.)
al-wahaby, Fahd Ibn Mubarak, Makna al-Nasakh ‘inda al-Salaf wa khata’ fahmih (
http://.alwahbi.maktoobblog.com, diakses tanggal 1 April 2009)
al-Zabidiy, Muhammad ibn Muhammad ibn Abd Al-Razzaq al-Husainy, Taj al-
Arus,(Mesir: Maktabah al-Samilah, versi 6.0.1.4, 2001-2004)