Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Sebuah penelitian terkini memaparkan bahaya yang ditimbulkan dari polusi udara. pakar ekologi dari Universitas Cornell di Amerika Serikat (AS), David Pimentel, mengungkapkan selain polusi air dan polusi tanah, polusi udara memberikan kontribusi yang besar bagi bertambahnya tingkat kematian yang terjadi di seluruh dunia pada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan data yang dikumpulkan mengenai tingkat kematian bahwa beriringan dengan factor lingkungan lain, polusi udara menjadi penyumbang alasan terjadinya 62 juta kematian atau 40 persen dari total kematian di umat manusia di dunia. Mengingat pentingnya peran serta masyarakat global dalam mengurangi penyebab timbulnya polusi udara, maka dari itu diharapkan melalui makalah ini, akan tercipta kesadaran social terhadap pentingnya menjaga kondisi lingkungan agar tetap stabil dan alami. Maka dari itu di dalam makalah ini akan dibahas mengenai dampak dari polusi udara serta sample kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mengurangi timbulnya polusi udara yang lebih parah lagi.
1.2
Tujuan Pembahasan Makalah yang berjudul, Polusi Udara ini, disusun dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut: 1. 2. 3. Memberikan penjelasan mengenai polusi udara. Memberikan pemaparan secara umum mengenai dampak dari berbagai aspek. Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa/i terhadap tugas yang diberikan.
1.3
Permasalahan Topik utama yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah pembahasan secara umum
1.4
Metode Pengolahan Data Untuk membantu menganalisa permasalahan di atas, penyusun melakukan beberapa tahap
pengolahan data sebagai pendekatan dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 1
1.5
1.6
Sistematika Pembahasan Makalah yang membahas tentang polusi udara ini, terbagi dalam tiga bab pokok yang
natinya akan memudahkan untuk pemahaman lebih lanjut secara sistematis. Ketiga bab tersebut akan diperinci sebagai berikut.: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang dari dilakukannya pembahasan terhadap polusi udara tersebut. Kemudian dibahas pula mengenai tujuan dilakukannya penyusunan terhadap makalah dengan topic terkait dan pembahasan permasalahan, Serta penambahan sub bab seperti metode pengambilan data, tinjauan pustaka, dan sistematika pembahasan.
BAB II: POLUSI UDARA Selanjutnya pada bab kedua ini akan diberikan penjelasan mengenai polusi udara.
BAB II: PENUTUP Sebagai bab terakhir dalam karya tulis ini, penyusun akan menarik kesimpulan dari penyusunan data mengenai polusi udara yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Page 2
(Polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya. Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya, mengganggu estetika dan kenyamanan dalam kegiatan beraktifitas manusia, serta dalam kondisi tertentu dapat merusak properti.Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun dari kegiatan manusia seperti kegiatan aktivitas pabrik dan industry industry besar. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Definisi lain menyebutkan bahwa polusi udara adalah penambahan komponen di udara atau pula suatu bahan kimia yang kehadirannya dalam jumlah tertentu dapat membahayakan organism suara. Sumber polusi udara dibedakan menjadi dua yakni yang tergolong pencemaran primer dan pencemaran sekunder Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran primer merupakan Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pencemar sekunder dapat dijelaskan pula sebagai berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 3
2.2
Penyebab Polusi Udara Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan
kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi: Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol). Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida). Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon). Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap).
Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu: Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene. Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu: Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor. Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.
Page 4
Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
Nitrogen dioksida (NO2) NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Page 5
Hidro karbon (HC) Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Khlorin (Cl2) Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.
Partikulat Debu (TSP) Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
Page 6
Kategori
Ozon (O3) Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2 (Selama 4 Jam) Luka pada Beberapa spesies tumbuhan
Partikulat
Baik
0-50
Sedikit berbau
Sedang
Berbau
Tidak Sehat
101 199
Bau dan kehilangan Peningkatan warna. pada Peningkatan kardiovaskular reaktivitas pada perokok pembuluh yang sakit tenggorokan jantung pada penderita asma
Jarak pandang Penurunan Bau, turun dan kemampuan Meningkatnya terjadi pada atlit yang kerusakan pengotoran berlatih keras tanaman debu di mana-mana
Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit 200-299 Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata 300 lebih
Olah raga ringan Meningkatnya mengakibatkan sensitivitas pengaruh pasien yang parnafasan berpenyakit pada pasien asma dan yang bronchitis berpenyaklt paru-paru kronis
Berbahaya
Tabel 2.3a Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Sumber: Bapedal [1]
Page 7
Sulfur dioksida Panas dan fasilitas (S02) pembangkit listrik Partikulat Matter Nitrogen dioksida (N02) Ozon (03) Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas Terbentuk di atmosfir
Tabel 2.3b Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang Sumber: Bapedal [2]
Pada Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun). Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.
2.4
Dampak Polusi Udara 1. Dampak kesehatan Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paruparu, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Page 8
Gambar 2.4a Polusi Udara yang diakibatkan oleh pabrik & industry
Page 9
NO BAHAN PENCEMAR
SUMBER Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur. Pembakaran limbah pertanah.
DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.
1.
Proses dalam industri. Dari kawah gunung yang 2. Hidrogen Sulfa (H2S) masih aktif. Nitrogen Oksida (N2O) Berbagai jenis 3. pembakaran. Nitrogen Monoksida (NO) Gas buang kendaran bermotor. Nitrogen Dioksida (NO2) Peledak, pabrik pupuk. 4. Amoniak (NH3) Proses Industri
Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory) Menggangu sistem pernapasan. Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi. Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat. Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman. Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.
5.
Page 11
NO
BAHAN PENANGGULANGAN KETERANGAN PENCEMAR Sulfur Dioksida Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan (SO2) padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai Hidrogen Suldfida tipe adsorben yang dipergunakan antara lain (H2S) karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai Nitrogen Oksida daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan (N2O) pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) Nitrogen Monoksida atau dibersihkan kemudian dipakai kembali. 1. (NO) Absorbsi Nitrogen Dioksida (NO2) Amoniak (NH3) Karbondioksidak (CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa Pembakaran (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o1400o F Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan golongan Be-lerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Reaksi Kimia Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3) yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur arang.
Page 13
Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam keadaan alamiah (turun hujan) maka polutan partikel dapat turut dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray. Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil mungkin. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi untuk mengendapkan polutan Debu - partikelTimah partikel. Sebagai kolektor hitam dipergunakan gaya Membersihkan(Scrubbing)Menggunakan (Pb)BenzenPartikel sentripetal yang memakai filterMempergunakan Kolektor 1. polutan bersifat silikon. Semakin besar MekanisProgram langit biruMenggalakkan biologis berupa partikel secepat mungkin penanaman Tumbuhan :Bakteri, jamur, virus, proses pembersihan telur cacing. Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan, memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan. Mempertahankan paruparu kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal pencemaran udara.
Page 14
Gambar 2.5a Kabut yang ditimbulkan oleh polusi udara yang berasal dari pembuangan emisi BBM
2.
Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas: Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997 Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi
Page 15
Tabel 2.5 Sumber dan standar kesehatan emisi gas buang 3. Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain: Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan BBN. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bio-ethanol. Bio-diesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu.
2.6
Negara Penghasil Polusi CO2 Terbesar di Dunia Peningkatan efek rumah kaca itu sendiri di sebabkan oleh meningkatnya kadar gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Selama ini negara-negara di dunia ketiga alias negara berkembang selalu di tuding sebagai biang dari meningkatnya kadar gas CO 2 tersebut. Industri yang tidak ramah lingkungan, penebangan hutan secara liar, meningkatnya jumlah kendaraan menjadi beberapa alasan di antaranya. Sebuah lembaga riset independen yang berbasis di Amerika, CGD (Center for Global Development), menunjukkan di mana penghasil gas CO2 berada dan berapa banyak gas CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dan menyebabkan kenaikan efek rumah kaca. CGD menjelaskan bahwa pembangkit listrik merupakan kontributor terbesar penghasil CO2 (sekitar 25 % dari total emisi CO2). CGD mengumpulkan data dari sekitar 50.000 pembangkit listrik di seluruh dunia dan mengumpulkannya dalam suatu database yang disebut CARMA (Carbon Monitoring For Action). Data yang dikumpulkan dalam CARMA berasal dari laporan pemerintah dan
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 17
10. Korea Selatan 11. Polandia 12. Italia 13. Taiwan 14. Spanyol 15. Kanada 16. Turki 17. Meksiko 18. Indonesia 19. Iran 20. Ukraina 21. Thailand 22. Arab Saudi 23. Kazakhstan 24. Malaysia 25. Belanda
Page 18
Page 19
Sebuah Strategi Pemanasan Global yang Baru: Kenapa Pengamat Lingkungan Mengesampingkan Vegetarianisme sebagai Alat yang Paling Efektif Melawan Perubahan Iklim di dalam Hidup Kita oleh Noam Mohr
Pendahuluan. Pemanasan global merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap lingkungan global yang pernah dihadapi dalam sejarah umat manusia. Akan tetapi, dengan memusatkan perhatian sepenuhnya hanya pada emisi karbon dioksida, organisasi-organisasi lingkungan besar gagal memperhitungkan data yang dipublikasikan bahwa gas-gas lain merupakan penyumbang utama dibalik pemanasan global yang kita saksikan saat ini. Akibatnya, mereka mengabaikan apa yang merupakan strategi paling efektif untuk mengurangi pemanasan global saat ini: yaitu menganjurkan diet vegetarian.
Pemanasan Global dan Karbon Dioksida Komunitas lingkungan seharusnya mengenali pemanasan global sebagai salah satu ancaman yang sangat jelas terhadap bumi. Temperatur global saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya paling tidak di akhir milenium ini, dan laju peningkatannya terus naik bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan oleh para ilmuwan. Akibat yang dapat diperkirakan meliputi banjir di pesisir pantai, peningkatan iklim yang ekstrim, penyebaran penyakit, dan kepunahan massal. Sayangnya, komunitas lingkungan hanya memusatkan upayanya hanya dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2). Upaya-upaya dewan perwakilan rakyat dalam negeri berfokus pada peningkatkan standar ekonomi bahan bakar, membatasi emisi CO2 dari pabrik
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 20
bila digabungkan. Namun, hal ini tidak berarti ia bertanggung jawab terhadap sebagian besar pemanasan bumi. Banyak gas rumah kaca lain yang menangkap panas jauh lebih kuat daripada CO2, beberapa diantaranya puluhan ribu kali lebih kuat. Ketika menghitung potensi pemanasan global dari berbagai macam gas---artinya adalah jumlah panas yang dihasilkan oleh gas selama periode seratus tahun ke depan---hasilnya ternyata gas-gas selain CO2 merupakan penyebab utama masalah pemanasan global. Bahkan hal ini terlalu membesar-besarkan dampak CO2, karena sumber utama dari emisi ini---mobil dan pembangkit tenaga listrik---juga menghasilkan aerosol. Aerosol sebenarnya mempunyai efek mendinginkan suhu global, dan kekuatan untuk mendinginkannya kira-kira mampu meredam efek pemanasan dari CO2. Hasil yang mengejutkan adalah bahwa sumber emisi CO2 ini hampir tidak memiliki dampak apapun terhadap suhu global dalam kurun waktu yang tak terlalu lama. Hasil ini tidak diketahui luas oleh komunitas lingkungan, karena adanya ketakutan bahwa industri yang menyebabkan polusi akan menggunakannya sebagai alasan untuk menampik emisi gas rumah kaca mereka. Sebagai contoh, Perkumpulan Ilmuwan yang Peduli memiliki data yang juga diulas oleh ahli iklim lainnya, yang membenarkan kesimpulan milik
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 21
Metana dan Vegetarianisme Sejauh ini gas rumah kaca non- CO2yang paling penting adalah metana, dan sumber nomor satu metana di seluruh dunia adalah peternakan hewan.Metana bertanggung jawab terhadap pemanasan global hampir sama besarnya dengan semua gas rumah kaca non- CO2 lainnya bila digabungkan. Metana 21 kali lebih kuat sebagai gas rumah kaca dibandingkan dengan CO2. Sementara konsentrasi CO2 di atmosfer telah meningkat sekitar 31% sejak masa pra-industri, konsentrasi metana naik lebih dari dua kali lipatnya. Sementara CO2 dari manusia jumlahnya hanya sekitar 3% dari emisi alami, produksi metana manusia satu setengah kali lipat lebih besar dari semua sumber alami. Pada kenyataannya, emisi metana kita juga berperan sebagai penginduksi panas yang kemudian menstimulasi pembusukan materi organik oleh bakteri di lahan basah---yang merupakan sumber alami utama gas metana. Karena emisi gas metana menyebabkan sekitar separuh dari pemanasan global yang disebabkan oleh manusia di bumi, pengurangan gas metana harus menjadi prioritas. Metana dihasilkan dari berbagai sumber, antara lain penambangan batubara dan tempat pembuangan sampah---tetapi sumber nomor satu di dunia adalah peternakan hewan. Peternakan hewan menghasilkan lebih dari 100 juta ton metana dalam setahun. Dan sumber ini sedang mengalami
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 22
Manfaat Vegetarianisme terhadap Pengurangan CO2 Selain bermanfaat dalam mengurangi pemanasan global secara cepat, menghindari penggunaan sumber makanan penghasil emisi metana jauh lebih mudah dibandingkan memangkas karbon dioksida. Pertama, tidak ada batasnya dalam pengurangan sumber gas rumah kaca yang dapat dicapai melalui diet vegetarian ini. Pada prinsipnya, 100% pengurangan pun dapat dicapai dengan sedikit dampak negatif. Sebaliknya, pemangkasan yang sama terhadap karbon dioksida tidak mungkin terjadi tanpa efek merugikan pada ekonomi. Bahkan strategi pengurangan karbon dioksida yang paling ambisius pun hanya dapat memotong emisi separuhnya saja. Kedua, beralih ke diet yang lebih rendah emisi gas rumah kacanya lebih cepat dibandingkan beralih dari teknologi berbahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida. Tingkat perputaran barang pada sebagian besar peternakan adalah satu atau dua tahun sehingga konsumsi daging akan segera menurunkan emisi metana. Tingkat perputaran barang untuk mobil dan pembangkit tenaga listrik, di sisi lain, bisa memakan waktu puluhan tahun. Sekalipun murah, sumber-sumber bahan bakar beremisi nol tersedia saat ini, akan tetapi mereka akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun dan secara perlahan menggantikan infrastruktur padat dimana ekonomi kita bergantung padanya saat ini. Sama halnya, tidak seperti karbon dioksida yang dapat tetap berada di udara selama lebih dari satu abad, siklus
Makalah Polusi Udara by Kelompok IV Page 23
Page 24
Page 25
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan Sebegitu banyak permsalahan yang dihadapi makhluk hidup. Tapi hanya ada satu permasalahan yang sangat berbahaya bagi kehidupan yakni polusi. Polusi merupakan penyebaran zat zat yang berbahaya dan mengotori udara, air atau tanah . Salah satu contoh yang mengotori udara adalah karbon dioksida (CO2), Karbon monoksida (CO) dan Clorofluorocarbon (CFC) yang sangat berbahaya dari polutan polutan lainnya. Dari ketiga polutan tersebut ada satu yang paling parah dampaknya yakni karbon monoksida. Polutan ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang jika diserap akan lebih reaktif diikat oleh hemoglobin sehingga seseorang akan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kita harus peduli pada lingkungan dengan cara mengikuti peraturan peraturan lingkungan dan etika lingkungan
3.2
Saran Pencemaran udara di kota kota besar semakin marak apalagi dijalanan asap asap
kendaraan kian berterbangan. Bukan dijalanan saja tetapi dekat pabrik pabrik yang engakibatkan polusi udara semakin menyabar. Adapun solusi yang harus kita lakukan demi mengurangi polusi ini adalah sebagai berikut: a. Memilih lokasi industri di tempat yang jauh dari permukaan pada lahan yang tidak produktif. b. Melengkapi cerobong asap pabrik dengan alat penyaring udara serta mempertinggi cerobong tersebut. c. Menanami hutan hutan gundul dengan tumbuhan tumbuhan pelindung. d. Merawat mesin mesin kendaraan. e. Merawat benda benda yang mudah berkarat seperti besi, baja dan lain lain
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.acehforum.or.id/daftar-negara-penghasilt17856.html?s=7d6bf3972c682060dd3dc1681756ba2c& http://www.defra.gov.uk/News/2008/080124a.htm http://suprememastertv.com/ina/bbs/board.php?bo_table=sos_ina&wr_id=23&goto_url=&sca=s os_2&url= http://www.kpbb.org/download.html, SUARA PEMBARUAN DAILY, 28/9/04 http://goslink.wordpress.com/2007/11/29/efek-rumah-kaca/
Page 27