You are on page 1of 96

PEDOMAN ORGANISASI

BENTENG KEDAULATAN

2009

Digandakan oleh:
DEWAN PIMPINAN PROVINSI JAWA TENGAH
19649068.doc
RANCANGAN KEPUTUSAN
RAPAT KERJA NASIONAL I TAHUN 2009
BENTENG KEDAULATAN
NOMOR : 001/RAKERNAS-BENTENG KEDAULATAN/2009
Tentang
Pedoman Keorganisasian, Struktur Organisasi dan Tata Kerja
BENTENG KEDAULATAN

Dengan rahmat Tuhann Yang Maha Esa


Rapat Kerja Nasional 1 BENTENG KEDAULATAN , setelah:
Menimbang : l. Bahwa demi mewujudkan cita-cita dan tujuan
BENTENG KEDAULATAN dipandang perlu adanya
pedoman keorganisasian, yang memuat ketentuan
mengenai struktur dan tata-kerja serta tugas,
wewenang dan tanggung jawab pengurus dalam
sebuah Kepengurusan Organisasi di semua tingkatan,
sebagai penjabaran dari Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi;
2. Bahwa Musyawarah Kerja Nasional 1 (Mukernas I)
tahun 2009 BENTENG KEDAULATAN merupakan
salah satu forum permusyawaratan organisasi yang
memiliki kewewenangan untuk menetapkan Pedoman
Keorganisasian BENTENG KEDAULATAN;
Mengingat : 1. AD/ART BENTENG KEDAULATAN
2. Keputusan MUSPIM DPN
Memperhatikan : Saran dan masukan dari para peserta Rakernas I Tahun
2009 BENTENG KEDAULATAN;
Memutuskan
Menetapkan : l. Pedoman Keorganisasian BENTENG
KEDAULATAN sebagaimana terlampir;

19649068.doc
2. Menugaskan kepada Dewan Pimpinan Nasional
(DPN) BENTENG KEDAULATAN untuk
menyempurnakan, mensosialisasikan dan
memperjuangkan pelaksanaan keputusan Mukernas
I ini;
3. Keputusan ini berlaku sejak waktu dan tanggal
ditetapkan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : Mei 2009

PIMPINAN RAPAT KERJA NASIONAL


BENTENG KEDAULATAN

Farhan Effendy Cesma J Pasaribu


Ketua Umum DPN Sekretaris Jenderal DPN

19649068.doc
PEDOMAN KEORGANISASIAN
BENTENG KEDAULATAN

BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Pedoman keorganisasian merupakan pedoman dan peraturan yang memuat
ketentuan mengenai struktur dan tata kerja serta tugas, wewenang serta
tanggung jawab pengurus dalam sebuah Kepengurusan Organisasi di semua
tingkatan.
(2) Yang dimaksud "Organisasi" dalam ketentuan ini di singkat BK.
(3) Pedoman Organisasi ini memiliki sifat dan status sebagai berikut:
a. Organisasi ini bersifat kebangsaan, demokratis, otonom dan
terbuka tanpa membedakan asal-usul, suku, ras, keturunan, agama,
gender, profesi dan golongan;
b. Sifat "Otonom" sebagaimana dimaksud dalam butir a pasal 1 ayat
(3) ini sekaligus menjadi status Organisasi, yaitu sebagai Badan
Otonom , yang mengandung pengertian bahwa Organisasi
Kepemudaan ini otonom atau mandiri dalam menentukan dan
menjalankan kebijakan Organisasinya, namun sikap dan/atau garis
kebijakan politiknya tidak bertentangan dengan sikap dan/atau
garis kebijakan politik ;
(4) Yang dimaksud "Kepengurusan Organisasi" dalam ketentuan ini adalah
badan kolektif Organisasi yang memiliki kedudukan sebagai pemegang
kepemimpinan tertinggi Organisasi di tingkatannya masing-masing,
yaitu: Dewan Pimpinan Nasional (DPN), Dewan Pimpinan Provinsi
(DPP), Dewan Pimpinan Kabupaten/ Kota (DPK), Koordinator Anak
Cabang (KAC), dan Koordinator Ranting (KR).
(5) Kepengurusaan Organisasi di semua tingkatan terdiri dari:
a. Pengurus Harian; dan

19649068.doc
b. Divisi-divisi
(6) Kepengurusan Organisasi dapat membentuk Perangkat Organisasi di
tingkatannya masing-masing menurut situasi, kondisi, kebutuhan,
potensi dan kemampuan.
(7) Pengurus Harian, Divisi-divisi dan Perangkat Organisasi di semua
tingkatan merupakan satu kesatuan organik yang memiliki tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
kedudukannya.
(8) Kepengurusan Organisasi di semua tingkatan dalam menjalankan tugas
dan menggunakan wewenangnya harus sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan Organisasi, dan
peraturan Organisasi lainnya.
(9) Untuk memperjelas dan mengoptimalkan kepengurusan Organisasi
dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, diadakan
tata-kerja yang berisi pembagian tugas, wewenang dan tanggung-jawab
di antara unsur-unsur Kepengurusan Organisasi.

BAB II
STRUKTUR DAN TATA KERJA KEPENGURUSAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Dewan Pimpinan Nasional
Pasal 2
Kedudukan dan Lingkup Kerja
(1) Kepengurusan Organisasi di tingkat nasional disebut Dewan Pimpinan
Nasional (DPN), sebagai badan kolektif yang memegang kepemimpinan
tertinggi Organisasi di tingkat nasional yang berkedudukan di Ibu Kota
Negara Republik Indonesia;
(2) Lingkup Kerja DPN meliputi seluruh wilayah kekuasaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pasal 3

19649068.doc
Wewenang, Tugas dan Tanggung-jawab
(1) DPN memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan Organisasi di tingkat Nasional sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil pemusyawaratan tingkat
nasional serta peraturan organisasi lainnya;
b. Mengesahkan komposisi dan personalia DPP dan DPK;
c. Melantik pengurus DPP dan DPK;
d. Mengesahkan keanggotaan Anggota Kehormatan setelah
mengkonsultasikannya kepada DKN .
e. Melakukan upaya-upaya khususdemi keuntungan / pengembangan /
kebesaran Organisasi dan / atau demi mengamankan kepentingan
perjuangan dan / atau pencapaian tujuan Organisasi;

(2) DPN memiliki tugas:


a. Menjalankan roda Organisasi ke dalam maupun keluar, sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil pemusyawaratan tingkat
nasional serta Peraturan Organisasi lainnya;
b. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada kongres;
c. Melakukan pelaporan dan konsultasi kepada Dewan Kebijakan nasional
(DKN)
(3) DPN bertanggungjawab kepada Kongres sebagai forum permusyawaratan
tertinggi Organisasi di tingkat nasional.

Pasal 14
(1) Pengurus Harian DPN adalah pemegang amanah kepemimpinan kolektif
tertinggi Organisasi di tingkat nasional
(2) Pengurus Harian DPN beranggotakan sebanyak-banyak 35 (tiga puluh lima)
orang, dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Kongres untuk masa jabatan
5 (lima) tahun;
(3) Susunan Pengurus Harian DPN terdiri dari seorang Ketua Umum dibantu
beberapa orang Ketua, seorang Sekretaris Jenderal dibantu bcberapa orang

19649068.doc
Wakil Sekekretaris Jenderal, dan seorang Bendahara dibantu beberapa orang
Wakil Bendahara.
(4) Orang-orang yang menjadi keanggotaan pengurus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) pasal 4 ini berasal dari tokoh-tokoh dan/atau aktivis-
aktivis pemuda, yang mana sedapat mungkin mencerminkan representasi
daerah;
(5) Pengurus Harian DPN memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan dan pola pengolahan organisasi secara nasional
kedalam maupun keluar;
b. Membentuk dan menetapkan pcrsonalia Divisi-divisi di tingkat nasional;
c. Membentuk serta menetapkan struktur dan personalia perangkat--
perangakat Organisasi di tingkat nasional sesuai dengan situasi, kebutuhan,
potensi dan kemampuan;
d. Mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Provinsi(DPP)
dan Dewan Pimpinan Kabupaten(DPK);
e. Melantik Pengurus DPP
f. Mengesahkan keanggotaan Anggota Kehormatan setelah
mengkonsultasikannya kepacia Dewan Kebijakan Nasional
g. Melakukan upaya-upaya khususdemi keuntungan / pengembang /
kebesaran Organisasi dan/atau demi mengamankan kepentingan
perjuangan dan/atau pencapaian tujuan Organisasi;

(6) Pengurus Harian DPN memiliki tugas:


a. Memelihara kemurnian perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Menjalankan Organisasi di tingkat nasional ke dalam maupun ke luar secara
efektif dan efesien dalam rangka pencapaian tujuan Organisasi;
c. Menjabarkan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program kegiatan
yang realitas, efektif dan efesien dalam rangka pencapaian tujuan
Organisasi;

19649068.doc
d. Melakukan pelaporan kepada dan konsultasi dialogis dengan Dewan
Kebijakan Nasional
e. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Kongres.
Pasal 5
Ketua Umum
(1) Ketua Umum adalah mandataris Kongres yang dipilih oleh dan
bertanggungjawab kepada Kongres, dan pemegang amanah kepemimpinan
tertinggi Organisasi untuk masa jabatan lima tahun.
(2) Ketua Umum memiliki tugas:
a. Memimpin jalannya roda Organisasi secara nasional;
b. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan umum Organisasi secara
nasional baik ke dalam maupun ke luar;
c. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian dan distribusi tugas
diantara Pengurus harian DPN;
d. Memimpin rapat Pengurus Harian dan rapat Pleno DPN.
e. Melakukan langkah-langkah proaktif dan/atau upaya-upaya khusus
atau terobosan demi keuntungan/pengembangan/kebesaran Organisasi
dan/atau demi mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian tujuan Organisasi, dengan tetap mengacu kepada
kebijakan umum Organisasi;
f. Melakukan pelaporan dan konsultasi kepada Pengurus Dewan
Kebijakan Nasional
g. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Kongres;
(3) Ketua Umum memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengembangan program-program perjuangan Organisasi
secara nasional;
b. Menentukan kebijakan mengenai upaya-upaya khusus yang perlu
dilakukan demi keuntungan/pengembangan/kebesaran Organisasi dan/atau
demi mengam,nkan kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian tujuan
Organisasi;

19649068.doc
c. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktifitas Divisi-divisi dalam
pelaksanaan program kerja organisasi demi berjalannya roda organisasi;
d. Mewakili Kepengurusan Organisasi baik untuk lingkungan intern
Organisasi maupun dalam berhubungan dengan pihak luar;
e. Mewakili Kepengurusan Organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian baik mengenai kepengurusan
maupun tindakan pemilikan;
f. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan, bersama Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris
Jenderal;
2) Surat-surat rutin, bersama Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama Organisasi, bersama Sekretaris
Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal;

19649068.doc
Pasal 6
Ketua-Ketua
(1) Ketua-ketua memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua Umum, sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
b. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang yang telah ditentukan;
d. Membuat perencanaan program dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi-
divisi dan perangkat Organisasi di tingkat nasional sesuai dengan bidang
masing-masing;
e. Melakukan pembinaan dan koordinasi daerah sesuai dengan pembagian yang
disepakati;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua Umum mengenai
perkembangan bidang dan wilayah binaan/koordinasinya;
(2) Ketua-ketua memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Ketua umum apabila ia berhalangan, berdasarkan
mandat Ketua Umum atau keputusan Rapat Pengurus Harian DPN;
b. Mengurus pelaksanaan tugas-tugas di bidang tertentu.
c. Menetukan pola pengolahan program-program Organisasi sesuai dengan
bidang masing-masing.
d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak luar sesuai dengan bidang
masing-masing.
e. Menandatangani surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan bidang masing-
masing, bersama Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal.
(3) Ketua-ketua bertanggung-jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 7
Sekretaris Jenderal
(1) Sekretaris Jenderal memiliki tugas:

19649068.doc
a. Membantu Ketua umum / Ketua dalam mengelola organisasi dan
menjalankan program-program perjuangan Organisasi;
b. Mengendalikan kegiatan sehari-hari Pengurus Harian DPN;
c. Membuat perencanaan rapat-rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno DPN;
d. Memimpin dan mengendalikan Seketariat Jenderal;
e. Memonitor perkembangan kinerja dan/atau jaringan Organisasi.
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua Umum mengenai keadaan
dan perkembangan kinerja dan/atau jaringan Organisasi.
(2) Sekretaris Jenderal memiliki wewenang:
a. Melakukan kontak jaringan dan membangun kerjasama dengan pihak luar
di lingkup nasional untuk dan atas nama kepentingan Organisasi.
b. Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan umum Organisasi kepada unsur
Pengurus Harian yang lain, Divisi-divisi dan perangkat Organisasi untuk
diimplementasikan dalam bentuk program kerja;
c. Menentukan sistem manajemen kesekretariatan Sekretariat Jenderal;
d. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat Keputusan Organisasi dan Kepengurusan Organisasi,
bersama Ketua Umum;
2) Surat-surat rutin, bersama Ketua Umum/Ketua;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama Organisasi, bersama Ketua
Umum Bendahara/Wakil Bendahara;
(3) Sekretaris Jenderal bertanggung-jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 8
Wakil-wakil Sekretaris Jenderal
(1) Wakil-wakil Sekretaris Jenderal memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris Jenderal;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kesekretariatan sesuai
dengan pembagian tugas yang di sepakati.
(2) Wakil-wakil Sekretaris Jenderal memiliki wewenang:

19649068.doc
a. Melaksanakan wewenang Sekretaris Jenderal bila la berhalangan,
berdasarkan penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPN;
b. Menadatangani surat-surat rutin organisasi, bersama Ketua Umum atau
Ketua-ketua.
(3) Wakil-wakil Sekretaris Jenderal bertanggung-jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 9
Bendahara
(1) Bendahara memiliki tugas:
a. Menggali, mengembangkan serta mendayagunakan sumber dana dan
kekayaan Organisasi;
b. Mengelola dan mengendalikan arus masuk dan arus keluarnya keuangan
Organisasi;
c. Membuat laporan keuangan berkala dan disampaikan kepada rapat Pengurus
Harian DPN.
(2) Bendahara memiliki wewenang:
a. Menentukan sistem pengolahan keuangan Organisasi yang amanah dan
efisien;
b. Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Biaya Organisasi;
c. Menandatangani surat-surat berharga milik atau atas nama Organisasi,
bersama dengan Ketua Umum/Ketua Sekretaris .Ienderal;
d. Menjalankan fungsi sebagai Kepala Rumah Tangga DPN.
(3) Bendahara bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

Pasal 10
Wakil-wakil Bendahara
(1) Wakil-wakil bendahara memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas bendahara.

19649068.doc
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kebendaharaan sesuai
dengan ketentuan pembagian tugas yang disepakati bersama unsur-
unsur kebendaharaan.
c. Menyiapkan bahan-bahan laporan keuangan secara berkala untuk
disampaikan oleh Bendahara kepada rapat Pengurus Harian DPN.
(2) Wakil-wakil Bendahara memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Bendahara apabila berhalangan, berdasarkan
penunjukan oleh dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPN;
b. Melakukan internal audit terhadap keuangan Organisasi.
(3) Wakil-wakil Bendahara bertanggung-jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 11
Divisi-divisi

(1) Divisi adalah kelengkapan Organisasi dibentuk untuk masa-masa jabatan lima
tahun yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana teknis programprogram
Organisasi, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian DPN;
(2) Tiap-tiap Divisi terdiri dari: seorang Koordinator (merangkap anggota) serta
seorang Sekretaris (merangkap anggota), dan anggota-anggota. Dalam hal
Koordinator atau Sekretaris Divisi berhalangan, Pengurus Harian dapat
menunjuk salah satu anggota Divisi untuk menjadi Pejabat Koordinator, dan
demikian pula terhadap Sekretaris Divisi atau keduanya;
(3) Divisi-divisi memiliki wewenang:
a. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
b. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerja
masing-masing
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara
DPN.

19649068.doc
d. Mengajukan usul pembengtukan perangkat-perangkat Organisasi
untuk kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan
kebutuhan;
(4) Divisi-divisi memiliki tugas:
a. Memelihara kemurniaan perjuangan dan melaksanakan kebijakan
Organisasi;
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan secara teknis, realistis, efektif dan
efisien yang telah diputuskan oleh rapat Pengurus Harian DPN;
c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan yang
berkaitan dengan unit kerjanya;
d. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
kepada Rapat Pleno;
(5) Divisi-divisi dalam menjalankan wewenang dan tugasnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal 11 ini harus sesuai dengan
kebijakan Pengurus Harian, Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-
hasil permusyawaratan Organisasi, dan Peraturan Organisasi lainnya.
(6) Divisi-divisi berada di bawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada
Ketua-Ketua sesuai dengan bidangnya.

Pasal 12
Koordinator-Koordinator Divisi
(1) Koordinator-Koordinator Divisi adalah pimpinan Divisi yang ditunjuk untuk
masa jabatan lima tahun berdasarkan putusan rapat Pengurus Harian DPN;
(2) Koordinator-koordinator Divisi memiliki tugas:
a. Memimpin aktivitas Divisi sesuai dengan bidang kerja Divisinya masingmasing;
b. Mernbantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua-Ketua, sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan program kerja yang menjadi
tugas Divisinya dan mengkonsultasikannya kepada Ketua-Ketua sesuai dengan
bidangnya masing-masing;

19649068.doc
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Anggotaanggota
Divisinya;
e. Memimpin rapat Divisi dan rapat teknis kegiatan yang terkait dengan bidang
kerja Divisinya;
f. Melakukan pembinaan kepada dan koordinasi dengan perangkat Organisasi
yang terkait dengan bidang Divisinya, berdasarkan hasil keputusan Rapat
Pengurus Harian DPN;
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Ketua-Ketua sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
(3) Koordinator-koordinator Divisi memiliki wewenang:
a. Menetukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya masing-
masing;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas anggota Divisi dalam
pelaksanaan kegiatan prog am kerja Organisasi;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan;
d. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara
Umum;.
e. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Koordinator-koordinator Divisi bertanggungjawab kepada Ketua-ketua
sesuai dengan bidangnya.

Pasal 13
Sekretaris Divisi
(1) Sekretaris Divisi memiliki tugas:
a. Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang menjadi bidang kerja Divisinya;
b. Membuat perencanaan rapat-rapat Divisi;

19649068.doc
c. Menyiapkan laporan berkala dan laporan pertanggungjawaban untuk
disampaikan oleh Koordinator kepada Ketua-Ketua sesuai dengan
bidangnya;
d. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Sekretaris Divisi.
(2) Sekretaris Divisi memiliki wewenang:
a. Mengkomunikasikan pola kerja dan aktivitas Divisi menurut unit kerja
Divisinya kepada unsur-unsur anggota Divisi lainnya;
b. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Koordinator
Divisi.
(3) Sekretaris Divisi bertanggungjawah kepada Koordinator Divisi.

Pasal 14
Anggota-anggota Divisi
(1) Anggota-anggota Divisi memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Koordinator dan/atau sekretaris
Divisi;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang telah ditentukan.
(2) Anggota-anggota Divisi memiliki wewenang mewakili pelaksanaan tugas dan
atau wewenang Koordinator dan/atau Sekretaris Divisi apabila salah satu
atau keduanya berhalangan, berdasarkan penunjukan atau putusan rapat
Pengurus Harian DPN.

Bagian kedua
Dewan Pimpinan wilayah
Pasal 15
Kedudukan dan Lingkup Kerja
(1) Kepengurusan organisasi di tingkat wilayah disebut DPP sebagai badan
kolektif yang memegang amanah kepemimpinan tertinggi Organisasi di
wilayah yang berkedudukan di Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I atau yang
disamakan dengan itu.

19649068.doc
(2) Lingkup kerja DPP meliputi seluruh wilayah kekuasaan Propinsi Daerah
Tingkat I yang bersangkutan atau yang disamakan dengan itu.

Pasal 16
Wewenang, Tugas dan Tanggung-jawab
(1) DPP memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan Organisasi di tingakat wilayah sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan baik
tingkat Nasional maupun tingkat Wilayah serta peraturan Organisasi lainnya;
b. Memberikan rekomendasi kepada DPN untuk mengesahkan komposisi dan
personalia DPK;
c. DPP mengesahkan komposisi personalia dan KAC
(2) DPP memiliki tugas:
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan baik
tingkat Nasional maupun tingkat Wilayah serta peraturan Organisasi lainnya;
b. Membuat dan menyampaikan pertanggung jawaban pada Musyawarah
Wilayah;
c. Melakukan pelaporan dan konsultasi kepada Dewan Kebijakan Propinsi
(DKP) .
d. DPP memiliki tugas melantik pengurus DPK
(3) DPP bertanggungjawab kepada Musyawarah wilayah.

Pasal 17
Pengurus Harian
(1) Pengurus Harian DPP adalah pemegang amanah kepemimpinan Kolektif
tertinggi di tingkat wilayah;
(2) Pengurus Harian DPP beranggotakan sebanyak-banyaknya 30 (tiga puluh)
orang, dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah untuk
masa jabatan 5 (lima) tahun;

19649068.doc
(3) Susunan Pengurus Harian DPP terdiri dari seorang Ketua dibantu oleh beberapa
orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dibantu beberapa orang Wakil Sekretaris,
seorang Bendahara dibantu beberapa orang Wakil Bendahara.
(4) Orang yang menjadi keanggotaan Pengurus Harian DPP sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) pasal 13 ini berasal dari tokoh-tokoh dan/atau aktivis-
aktivis pemuda, yang mana sedapat mungkin mencerminkan reprentasi daerah;
(5) Pengurus Harian DPP memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan dan pola pengelolaan organisasi ditingkat wilayah
ke dalam maupun ke luar;
b. Membentuk dan menetapkan personalia Divisi-divisi di tingkat wilayah;
c. Membentuk serta menetapkan struktur dan personalia perangkat perangkat
Organisasi tingkat wilayah yang diusulkan oleh Divisi-divisi ditingkatnya
sesuai dengan situasi dan potensi yang ada di daerah serta kebutuhan dan
kemampuan sumber daya pengurusnya;
d. Memberikan rekomendasi kepada DPN untuk mengesahkan komposisi dan
pesonalia DPK;
(6) Pengurus Harian DPP memiliki tugas:
a. Memiliki kemurnian perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Menjalankan aktivitas Organisasi di tingkat wilayah secara optimal dengan
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar. Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan baik
tingkat Nasional maupun Wilayah serta peraturan Organisasi lainnya;
c. Menjabarkan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program yang
realistis serta melaksanakannya secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan Organisasi;
d. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Musyawarah Wilayah;
e. Melakukan pelaporan an konsultasi kepada Dewan Kebijakan Propinsi (DKP)

Pasal 18
Ketua

19649068.doc
(1) Ketua adalah mandataris Musyawarah Wilayah yang dipilih oleh dan
bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah untuk masa jabatan lima tahun;
(2) Ketua memiliki tugas:
a. Memimpin jalannya organisasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan
Kepengurusan Organisasi di tingkat wilayah dalam rangka memelihara
kemurnian dan pencapaian tujuan perjuangan organisasi;
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
Harian DPP;
c. Memimpin rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno DPP;
d. Melakukan langkah-langkah proaktif demi pengembangan dan kebesaran
Organisasi dalam rangka mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian tujuan Organisasi;
e. Melakukan pelaporan dan konsultasi kepada Pengurus Dewan Kebijakan
Propinsi (DKP) ;
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Wilayah;
(3) Ketua memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengembangan program-program perjuangan Organisasi
ditingkat wilayah;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Divisi-divisi dalam
pelaksanaan program kerja organisasi demi berjalannya roda organisasi;
c. Mewakili Kepengurusan Organisasi di tingkatannya baik untuk lingkungan
intern maupun dalam berhubungan dengan pihak luar;
d. Mewakili Kepengurusan Organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian baik mengenai kepengurusan
maupun tindakan pemilikan;
e. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
2) Surat-surat rutin, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama Organisasi di tingkat
wilayah, bersama Sekretaris Bendahara/Wakil Sekretaris Bendahara;

19649068.doc
4) Ketua bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah.

Pasal 19
Wakil-wakil Ketua
(1) Wakil-wakil ketua memiliki tugas
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua, sesuai dengan bidangnya masing-
masing;
b. Mewakili Ketua apabila ia herhalangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang yang telah ditentukan;
d. Membuat perencanaan program dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi-divisi
dan perangkat Organisasi di tingkat wilayah sesuai dengan bidang masing-
masing;
e. Melakukan pembinaan dan koordinasi daerah sesuai pembagian yang
disepakati;
f. Membuat Iaporan secara berkala kepada Ketua mengenai perkembangan
bidang dan wilayah binaan/koordinasinya
(2) Wakil-wakil ketua memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang apabila ia berhalangan, berdasarkan mandat dari
Ketua atau keputusan Rapat Pengurus Harian DPP;
b. Mengurus pelaksanaan tugas-tugas di bidang tertentu;
c. Menentukan pola pengelolaan Program-program Organisasi sesuai dengan
bidang masing-masing;
d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak luar sesuai dengan bidang
masing-masing;
e. Menandatangani surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan bidang masing-
masing, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris.
(3) Wakil-wakil ketua bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 20
Sekretraris

19649068.doc
(1) Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu Ketua Wakil Ketua dalam mengelola organisasi dan menjalankan
program-program perjuangan Organisasi;
b. Mengendalikan kegiatan sehari-hari Pengurus Harian DPP;
c. Membuat perencanaan rapat-rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno DPP;
d. Memimpin dan mengendalikan Sekretariat;
e. Melakukan monitoring terhadap perkembangan kinerja dan/atau jaringan
DPP;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai keadaan dan
perkembangan kinerja dan/atau jaringan Organisasi di tingkat wilayah.
(2) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melakukan kontak jaringan dan membangun kerjasama dengan pihak luar di
lingkup nasional untuk kepentingan dan atas nama Organisasi;
b. Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan DPP kepada unsur Pengusur Harian
yang lain, Divisi-divisi dan Perangkat Organisasi untuk diimplementasikan
dalam bentuk program kerja;
c. Menentukan Sistem manajemen kesekretariatan DPP;
d. Menandatangani surat-surat :
1) Surat-surat keputusan DPP, bersama Ketua;
2) Surat-surat rutin, bersama Ketua Umum atau Ketua;
3) Surat-surat berharga untuk atas nama DPP, bersama Ketua
dan Bendahara/Wakil Bendahara;
(3) Sekretaris bertanggung jawab kepada Ketua.

Pasal 21
Wakil-wakil Sekretaris
(1) Wakil-wakil Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kesekretariatan sesuai dengan
pembagian tugas yang disepakati.

19649068.doc
(2) Wakil-wakil Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Sekretaris apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPP;
b. Menandatangani surat-surat rutin organisasi, bersama Ketua atau Wakil Ketua.
(3) Wakil-wakil Sekretaris bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 22
Bendahara
(1) Bendahara memiliki tugas:
a. Menggali, mengembangkan serta mendayagunakan sumberdana dan kekayaan
Organisasi;
b. Mengelola dan mengendalikan arus masuk dan arus keluarnya keuangan
Organisasi;
c. Membuat laporan keuangan berkala dan disampaikan kepada rapat Pengurus
Harian DPP.
(2) Bendahara memiliki wewenang:
a. Menentukan sistem pengelolaan keuangan Organisasi yang amanah dan efisien;
b. Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan biaya Organisasi;
c. Menandatangani surat-surat berharga milik atau atas nama Organisasi,
bersama Ketua dan Sekretaris;
d. Menjalankan fungsi sebagai Kepala Rumah Tangga DPP.
(3) Bendahara bertanggungjawab kepada Ketua.

Pasal 23
Wakil-wakil Bendahara
(1) Wakil-wakil Bendahara memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Bendahara;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kebendaharaan sesuai
dengan ketentuan pembagian tugas yang disepakati bersama unsur-unsur
kebendaharaan;

19649068.doc
c. Menyiapkan bahan-bahan laporan keuangan secara berkala untuk
disampaikan oleh Bendahara kepada rapat Pengurus Harian DPP.
(2) Wakil-wakil Bendahara memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Bendahara apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPP;
b. Melakukan internal audit terhadap keuangan DPP;
(3) Wakil-wakil Bendahara bertanggung jawab kepada Ketua.

Pasal 24
Divisi-divisi
(1) Divisi adalah kelengkapan Organisasi dibentuk untuk masa-masa jabatan lima
tahun yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana teknis programprogram
Organisasi, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian DPP;
(2) Tiap-tiap Divisi terdiri dari: seorang Koordinator (merangkap anggota) serta
seorang Sekretaris (merangkap anggota), dan anggota-anggota. Dalam hal
Koordinator atau Sekretaris Divisi berhalangan, Pengurus Harian dapat
menunjuk salah satu anggota Divisi untuk menjadi Pejabat Koordinator, dan
demikian pula terhadap Sekretaris Divisi atau keduanya;
(3) Divisi-divisi memiliki wewenang:
a. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan;
b. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya
masing-masing;
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara DPP;
d. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Divisi-divisi memiliki tugas:
a. Memelihara kemurniaan perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan secara teknis, realistis, efektif dan efisien
yang telah diputuskan oleh rapat Pengurus Harian DPP;

19649068.doc
c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan yang
berkaitan dengan unit kerjanya;
d. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Pleno DPP;
(5) Divisi-divisi dalam menjalankan wewenang dan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal 24 ini harus sesuai dengan kebijakan Pengurus
Harian DPP, Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-hasil
permusyawaratan Organisasi, dan Peraturan Organisasi lainnya.
(6) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Divisi-divisi
berada di bawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnya.

Pasal 25
Koordinator-koordinator Divisi
(1) Koordinator-Koordinator Divisi adalah pimpinan Divisi yang ditunjuk untuk
masa jabatan lima tahun berdasarkan putusan rapat Pengurus Harian DPP;
(2) Koordinator-koordinator Divisi memiliki tugas:
a. Memimpin aktivitas Divisi sesuai dengan bidang kerja Divisinya masing--
masing;
b. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Wakil-wakil Ketua, sesuai dengan
bidangnya masing-masing;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan program kerja yang menjadi
tugas Divisinya dari mengkonsultasikannya kepada Wakil-wakil Ketua sesuai
dengan bidang masing-masing;
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus dan
Anggota-anggota Divisi;
e. Memimpin rapat Divisi dan rapat teknis pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan
bidang kerja Divisinya;
f. Melakukan pembinaan kepada dan koordinasi dengan perangkat Organisasi yang
terkait dengan bidang Divisinya, berdasarkan hasil keputusan Rapat Pengurus
Harian DPP;

19649068.doc
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Wakil-wakil Ketua sesuai
dengan bidangnya.
(3) Koordinator-koordinator Divisi memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugas kerjanya masing-
masing;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas anggota Divisi dalam
pelaksanaan kegiatan program kerja Organisasi;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan;
d. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara
Kepengurusan Organisasi di tingkatan masing-masing;
e. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Koordinator-koordinator Divisi bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnva.

Pasal 26
Sekretaris Divisi
(1) Sekretaris Divisi memiliki
a. Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang menjadi bidang kerja Divisinya;
b. Membuat perencanaan rapat-rapat Divisi;
c. Menyiapkan laporan berkala dan laporan pertanggungjawaban untuk
disampaikan oleh Koordinator kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya;
d. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Sekretaris Divisi.
(2) Sekretaris Divisi memiliki wewenang:
a. Mengkomunikasikan pola kerja dan aktivitas Divisi menurut unit tugas
kerja Divisinya kepada unsur-unsur anggota Divisi lainnya;
b. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Koordinator
Divisi.

19649068.doc
(3) Sekretaris Divisi bertanggungjawab kepada Koordinator Divisi.

Pasal 27
Anggota-anggota Divisi
(1) Anggota-anggota Divisi memi1iki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Koordinator dan/atau sekretaris Divisi;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang telah ditentukan.
(2) Anggota-anggota Divisi memiliki wewenang mewakili pelaksanaan tugas dan
atau wewenang Koordinator dan atau Sekretaris Divisi apabila salah satu
atau keduanya berhalangan, berdasarkan penunjukan atau putusan rapat
Pengurus Harian DPP.

Bagian Ketiga
Dewan Pimpinan Kabupaten
Pasal 28
Kedudukan dan Lingkup Kerja
(1) Kepengurusan organisasi di tingkat wilayah disebut Dewan Pimpinan
Kabupaten(DPK) sebagai badan kolektif yang memegang amanah
kepemimpinan tertinggi Organisasi di Cabang yang berkedudukan di Ibukota
Daerah Tingkat II atau yang disamakan dengan itu;
(2) Lingkup kerja DPK meliputi seluruh wilayah kekuasaan Daerah Tingkat II yang
bersangkutan atau yang disamakan dengan itu;

Pasal 29
Wewenang, Tugas dan Tanggung-jawab
(1) DPK memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan Organisasi di tingakat Cabang sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan

19649068.doc
baik tingkat Nasional maupun tingkat Wilayah maupun Cabang serta
peraturan Organisasi lainnya;
b. Mengesahkan komposisi dan personalia KR;
(2) DPK memiliki tugas:
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
baik tingkat Nasional maupun tingkat Wilayah Cabang serta peraturan
Organisasi lainnya;
b. Membuat dan menyampaikan penanggungjawaban pada Musyawarah
Cabang;
c. Melakukan pelaporan kepada dan konsultasi dialogis dengan Dewan
Kebijakan Kabupaten (DKK) ;
d. Melantik KAC
(3) DPK bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang.

Pasal 30
Pengurus Harian
(1) Pengurus Harian DPK adalah pemegang amanah kepemimpinan Kolektif
tertinggi di tingkat cabang;
(2) Pengurus Harian DPK beranggotakan sebanyak-banyaknya 20 (duapuluh)
orang, dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang untuk
masa jabatan 5 (lima) tahun;
(3) Susunan Pengurus Harian DPK terdiri dari seorang Ketua dibantu oleh
beberapa orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dibantu beberapa orang Wakil
Sekretaris, seorang Bendahara dibantu beberapa orang Wakil Bendahara;
(4) Orang yang menjadi keanggotaan Pengurus Harian DPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal 30 ini berasal dari tokoh-tokoh
dan/atau Aktivis-aktivis pemuda, yang mana sedapat mungkin mencerminkan
reprentasi daerah;
(5) Pengurus Harian DPK memiliki wewenang:

19649068.doc
a. Menentukan kebijakan dan pola pengelolaan organisasi di tingkat Cabang ke
dalam maupun ke luar;
b. Membentuk dan menetapkan personalia Divisi-divisi di tingkat Cabang;
c. Membentuk serta menetapkan struktur dan personalia perangkat-perangkat
Organisasi tingkat Cabang yang diusulkan oleh Divisi-divisi ditingkatnya
sesuai dengan situasi dan potensi yang ada di daerah serta kebutuhan dan
kemampuan sumberdaya pengurusnya;
d. Mengesahkan komposisi dan personalia Koordinator Anak Cabang (KAC)
dan Koordinator Ranting (KR);
e. Melantik komposisi dan personalia Pengurus Harian KAC dan KR;
(6) Pengurus Harian DPK memiliki tugas:
a. Memelihara kemurnian perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Menjalankan aktivitas Organisasi di tingkat Cabang secara optimal dengan
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan baik
tingkat Nasional maupun Wilayah maupun Cabang serta peraturan Organisasi
lainnya;
c. Menjabarkan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program yang
realistis serta melaksanakannya secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan Organisasi:
d. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Musyawarah
cabang;
e. Melakukan pelaporan dan konsultasi dengan Dewan Kebijakan Kabupaten
(DKK)

Pasal 31
Ketua
(1) Ketua adalah mandataris Musyawarah Cabang yang dipilih oleh dan
bertanggungjawab kepada Musyawarah cabang untuk masa jabatan lima tahun;
(2) Ketua memiliki tugas:

19649068.doc
a. Memimpin jalannya organisasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan
DPK dalam rangka memelihara kemurnian dan pencapaian tujuan perjuangan
organisasi;
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
Harian DPK;
c. Memimpin rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno DPK;
d. Melakukan langkah-langkah proaktif demi pengembangan dan kebesaran
Organisasi dalam rangka mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian tujuan Organisasi;
e. Melakukan pelaporan kepada dan konsultasi dialogis dengan Pengurus
Dewan Kebijakan Kabupaten (DKK) ;
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Cabang;
(3) Ketua memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengembangan program-program perjuangan Organisasi di
tingkat Cabang;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Divisi-divisi dalam
pelaksanaan program kerja organisasi demi berjalannya roda organisasi;
c. Mewakili Kepengurusan Organisasi di tingkatannya baik untuk lingkungan
intern Organisasi maupun dalam berhubungan dengan pihak luar;
d. Mewakili Kepengurusan Organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian baik mengenai kepengurusan maupun
tindakan pemilikan;
e. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
2) Surat-surat rutin, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama Organisasi, bersama
Sekretaris dan Bendahara/Wakil Bendahara;
4) Ketua bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang.

Pasal 32

19649068.doc
Wakil-wakil Ketua
(1) Wakil-wakil ketua memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua, sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
b. Mewakili Ketua apabila ia berhalangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang yang telah ditentukan;
d. Membuat perencanaan program dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi-
divisi dan perangkat Organisasi di tingkat Cabang sesuai dengan bidang
masing-masing;
e. Melakukan pembinaan dan koordinasi daerah sesuai pembagian yang
disepakati;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai perkembangan
bidang atau areal binaan/koordinasinya
(2) Wakil-wakil ketua memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang apabila ia berhalangan, berdasarkan mandat dari
Ketua atau keputusan Rapat Pengurus Narian DPK;
b. Mengurus pelaksanaan tugas-tugas di bidang tertentu.
c. Menentukan pola pengelolaan Program-program Organisasi sesuai dengan
bidang masing-masing;
d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak luar sesuai dengan
bidang masing-masing;
e. Menandatangani surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan bidang
masing-masing, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris.
(3) Wakil-wakil ketua bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasa133
Sekretraris
(1) Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu Ketua/Wakil Ketua dalam mengelola organisasi dan menjalankan
program-program perjuangan Organisasi;

19649068.doc
b. Mengendalikan kegiatan sehari-hari Pengurus Harian DPK;
c. Membuat perencanaan rapat-rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno DPK;
d. Memimpin dan mengendalikan Sekretariat;
e. Melakukan monitoring terhadap perkembangan kinerja dan jaringan DPK;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai keadaan dan
perkembangan kinerja dan jaringan Organisasi di tingkat Cabang.
(2) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melakukan kontak jaringan dan membangun kerjasama dengan pihak luar di
lingkup nasional untuk kepentingan dan atas nama Organisasi;
b. Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan DPK kepada unsur Pengurus
Harian yang lain, Divisi-divisi dan Perangkat Organisasi untuk
diimplementasikan dalam bentuk program kerja;
c. Menentukan Sistem manajemen Sekretariat;
d. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan DPK, bersama Ketua;
2) Surat-surat rutin, bersama Ketua atau Wakil Ketua;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama Organisasi, bersama Ketua
dan Bendahara/Wakil Bendahara;
(3) Sekretaris bertanggung jawab kepada Ketua.

Pasal 34
Wakil-wakil Sekretaris
(1) Wakil-wakil Sekretaris memiliki tugas
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kesekretariatan sesuai dengan
pembagian tugas yang disepakati;
(2) Wakil-wakil Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Sekretaris apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPK;

19649068.doc
b. Menandatangani surat-surat rutin organisasi, bersama Ketua/WakilWakil
Ketua;
(3) Wakil-wakil Sekretaris bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 35
Bendahara
(1) Bendahara memiliki tugas:
a. Menggali, mengembangkan serta mendayagunakan sumber dana dan
kekayaan Organisasi;
b. Mengelola dan mengendalikan arus masuk dan arus keluarnya keuangan
Organisasi;
c. Membuat laporan keuangan berkala dan disampaikan kepada rapat Pengurus
Harian DPK;
(2) Bendahara memiliki wewenang:
a. Menentukan sistem pengelolaan keuangan Organisasi yang amanah dan efisien;
b. Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Biaya Organisasi;
c. Menandatangani surat-surat berharga milik atau atas nama DPK, bersama
Ketua dan Sekretaris;
d. Menjalankan fungsi sebagai Kepala Rumah Tangga DPK;
(3) Bendahara bertanggungjawab kepada Ketua.

Pasal 36
Wakil-wakil Bendahara
(1) Wakil-wakil Bendahara memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Bendahara;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kebendaharaan sesuai dengan
ketentuan pembagian tugas yang disepakati bersama unsur-unsur
kebendaharaan;
c. Menyiapkan bahan-bahan laporan keuangan secara berkala untuk
disampaikan oleh Bendahara kepada rapat Pengurus Harian DPK;

19649068.doc
(2) Wakil-wakil Bendahara memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Bendahara apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian DPK;
b. Melakukan internal audit terhadap keuangan Organisasi;
(3) Wakil-wakil Bendahara bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 37
Divisi-divisi
(1) Divisi adalah kelengkapan Organisasi dibentuk untuk masa-masa jabatan
lima tahun yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana teknis program-
program Organisasi, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian DPK;
(2) Tiap-tiap Divisi terdiri dari: seorang Koordinator (merangkap anggota) serta
seorang Sekretaris (merangkap anggota), dan anggota-anggota. Dalam hal
Koordinator atau Sekretaris Divisi berhalangan, Pengurus Harian dapat
menunjuk salah satu anggota Divisi untuk menjadi Pejabat Koordinator, dan
demikian pula terhadap Sekretaris Divisi atau keduanya;
(3) Divisi-divisi memiliki wewenang:
a. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan;
b. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya masing-
masing;
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara DPK;
d. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Divisi-divisi memiliki tugas:
a. Memelihara kemurniaan perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan secara teknis, realistis, efektif dan efisien
yang telah diputuskan oleh rapat Pengurus Harian DPK;
c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan yang
berkaitan dengan unit tugas kerjanya;

19649068.doc
d. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Rapat Pleno DPK;
(5) Divisi-divisi dalam menjalankan wewenang dan tugasnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal 37 ini harus sesuai dengan kebijakan
Pengurus Harian DPK, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil
permusyawaratan Organisasi, dan Peraturan Organisasi lainnya.
(6) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Divisi-divisi
berada di bawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada Wakil-wakil
Ketua sesuai dengan bidangnya

Pasal 38
Koordinator-koordinator Divisi
(1) Koordinator-Koordinator Divisi adalah pimpinan Divisi yang ditunjuk
untuk masa jabatan lima tahun berdasarkan putusan rapat Pengurus Harian
DPK;
(2) Koordinator-koordinator Divisi memiliki tugas:
a. Memimpin aktivitas Divisi sesuai dengan bidang kerja Divisinya
masing-masing;
b. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Wakil-wakil Ketua, sesuai dengan
bidang masing-masing;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan program kerja yang
menjadi tugas Divisinya dan mengkonsultasikannya kepada Wakil-
wakil Ketua sesuai dengan bidang masing-masing;
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
dan Anggota-anggota Divisi;
e. Memimpin rapat Divisi dan rapat teknis pelaksanaan kegiatan yang
terkait dengan bidang kerja Divisinya.

19649068.doc
f. Melakukan pembinaan kepada dan koordinasi dengan perangkat
Organisasi yang terkait dengan bidang Divisinya, berdasarkan hasil
keputusan Rapat Pengurus Harian DPK;
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnya.
(3) Koordinator-koordinator Divisi -memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugas kerjanya masing-
masing;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas anggota Divisi dalam
pelaksanaan kegiatan program kerja Organisasi;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
d. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara DPK.
e. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Koordinator-
koordinator Divisi bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya.

Pasal 39
Sekretaris Divisi
(1) Sekretaris Divisi memiliki tugas:
a. Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang menjadi bidang kerja Divisinya;
b. Membuat perencanaan rapat-rapat Divisi;
c. Menyiapkan laporan berkala dan laporan pertanggungjawaban untuk
disampaikan oleh Koordinator kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya;
d. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Sekretaris Divisi.
(2) Sekretaris Divisi memiliki wewenang:

19649068.doc
a. Mengkomunikasikan pola kerja dan aktivitas Divisi menurut unit tugas kerja
Divisinya kepada unsur-unsur anggota Divisi lainnya;
b. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Koordinator Divisi.
(3) Sekretaris Divisi bertanggungjawab kepada Koordinator Divisi.

Pasal 40
Anggota-anggota Divisi
(1) Anggota-anggota Divisi memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Koordinator dan/atau sekretaris Divisi;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang telah ditentukan.
(2) Anggota-anggota Divisi memiliki wewenang mewakili pelaksanaan tugas dan
atau wewenang Koordinator dan/atau Sekretaris Divisi apabila salah satu
atau keduanya berhalangan, berdasarkan penunjukan atau putusan rapat
Pengurus Harian DPK.

Bagian Keempat
Koordinator Anak Cabang
Pasal 41
Kedudukan dan Lingkup Kerja
(1) Kepengurusan organisasi di tmgkat wilayah disebut Koordinator Anak
Cabang (KAC) sebagai badan kolektif yang memegang amanah
kepemimpinan tertinggi Organisasi di tingkat Anak Cabang yang
berkedudukan di Ibukota Kecamatan atau yang disamakan dengan itu;
(2) Lingkup kerja KAC meliputi seluruh wilayah kekuasaan Kecamatan yang
bersangkutan atau yang disamakan dengan itu;

Pasal 42
Wewenang, Tugas dan Tanggung-jawab
(1) Koordinator Anak Cabang memiliki wewenang:

19649068.doc
a. Menentukan kebijakan Organisasi di tingkat Anak Cabang sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
baik tingkat Nasional, Wilayah, Cabang maupun Anak Cabang serta
Peraturan Organisasi lainnya;
b. Memberikan rekomendasi kepada DPK untuk mengesahkan komposisi
dan personalia KR;
(2) Koordinator Anak Cabang memiliki tugas:
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
baik tingkat Nasional, Cabang maupun Anak Cabang serta Peraturan Organisasi
lainnya;
b. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Musyawarah
Anak Cabang;
c. Melakukan pelaporan kepada, dan konsultasi dialogis dengan Pengurus Anak
Cabang.
d. Melantik KR
(3) Koordinator Anak Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Anak
Cabang.

Pasal 43
Pengurus Harian
(1) Pengurus Harian KAC adalah pemegang amanah kepemimpinan Kolektif
teringgi organisasi di tingkat Anak Cabang;
(2) Pengurus Harian KAC beranggotakan sebanyak-banyaknya 17 (tujuh belas)
orang, dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Anak Cabang
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun;
(3) Susunan Pengurus Harian KAC terdiri dari seorang Ketua dibantu oleh
beberapa orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dibantu beberapa orang Wakil
Sekretaris, dan seorang Bendahara dibantu beberapa orang Wakil Bendahara.

19649068.doc
(4) Orang-orang yang menjadi keanggotaan Pengurus Harian KAC sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal 43 ini berasal dari tokoh-tokoh
dan/atau aktivis-aktivis pemuda, dan sedapat mungkin mencerminkan
representasi ranting;
(5) Pengurus Harian KAC memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan dan pola pengelolaan organisasi ditingkat Anak
Cabang ke dalam maupun ke luar;
b. Membentuk dan menetapkan personalia Divisi-divisi di tingkat Anak
Cabang;
c. Membentuk serta menetapkan struktur dan personalia perangkatperangkat
Organisasi tingkat Anak Cabang yang diusulkan oleh Divisi-divisi
ditingkatnya sesuai dengan situasi dan potensi yang ada di daerah serta
kebutuhan dan kemampuan sumberdaya pengurusnya;
d. Memberikan rekomendasi kepada DPK untuk mengesahkan komposisi dan
personalia pengurus Koordinator Ranting;
(6) Pengurus Harian KAC memiliki tugas:
a. Memelihara kemurnian perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Menjalankan aktivitas Organisasi di tingkat Anak Cabang seeara optimal
dengan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil
permusyawaratan baik tingkat Nasional, Cabang maupun Anak Cabang serta
Peraturan Organisasi lainnya; serta peraturan Organisasi lainnya;
c. Menjabarkan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program yang
realistis serta melaksanakannya secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan Organisasi;
d. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban pada Musyawarah Anak
Cabang; .

Pasa144
Ketua

19649068.doc
(1) Ketua adalah mandataris Musyawarah Anak Cabang yang dipilih oleh dan
bertanggung-jawab kepada Musyawarah Anak Cabang untuk masa jabatan lima
tahun;
(2) Ketua memiliki tugas:
a. Memimpin jalannya organisasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan
KAC dalam rangka memelihara kemurnian dan pencapaian tujuan
perjuangan organisasi;
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
Harian KAC;
c. Memimpin rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno KAC;
d. Melakukakan langkah-langkah proaktif demi pengembangan dan kebesaran
Organisasi dalam rangka mengamankan kepentingan perjuangan dan/atau
pencapaian tujuan Organisasi;
e. Melakukan pelaporan kepada dan konsultasi dialogis dengan PAC ;
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak
Cabang;
(3) Ketua memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengembangan program-program perjuangan Organisasi di
tingkat Anak Cabang;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Divisi-divisi dalam
pelaksanaan program kerja organisasi demi berjalannya roda organisasi;
c. Mewakili Kepengurusan Organisasi di tingkatannya balk untuk lingkungan
intern Organisasi maupun dalam berhubungan dengan pihak luar;
d. Mewakili Kepengurusan Organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian balk mengenai kepengurusan maupun
tindakan pemilikan;
e. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
2) Surat-surat rutin, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;

19649068.doc
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama DPK di tingkat Anak Cabang,
bersama Sekretaris dan Bendahara/Wakil Bendahara;
4) Ketua bertanggung-jawab kepada Musyawarah Anak Cabang.

Pasal 45
Wakil-wakil Ketua
(1) Wakil-wakil ketua memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua, sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
b. Mewakili Ketua apabila ia berhalangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang yang telah ditentukan;
d. Membuat perencanaan program dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi-
divisi dan perangkat Organisasi di tingkat Anak Cabang sesuai dengan
bidang masing-masing;
e. Melakukan pembinaan dan koordinasi daerah sesuai pembagian yang
disepakati;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai perkembangan
bidang atau areal binaan/koordinasinya
(2) Wakil-wakil ketua memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang apabila ia berhalangan, berdasarkan mandat dari
Ketua atau keputusan Rapat Pengurus Harian KAC;
b. Mengurus pelaksanaan tugas-tugas di bidang tertentu.
c. Menentukan pola pengelolaan Program-program Organisasi sesuai dengan
bidang masing-masing;
d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak luar sesuai dengan bidang
masing-masing;
e. Menandatangani surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan bidang masing-
masing, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris.
(3) Wakil-wakil ketua bertanggung-jawab kepada Ketua.

19649068.doc
Pasal 46
Sekretraris
(1) Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu KetualWakil Ketua dalam mengelola organisasi dan
menjalankan program-program perjuangan Organisasi;
b. Mengendalikan kegiatan sehari-hari Pengurus Harian KAC;
c. Membuat perencanaan rapat-rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno;
d. Memimpin dan mengendalikan Sekretariat;
e. Melakukan monitoring terhadap perkembangan kinerja jaringan KAC.
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai keadaan dan
perkembangan kinerja jaringan Organisasi di tingkat Anak Cabang.
(2) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melakukan kontak jaringan dan membangun kerjasama dengan pihak luar
di lingkup nasional untuk kepentingan dna atas nama Organisasi;
b. Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan KAC kepada unsur Pengusur
Harian yang lain, Divisi-divisi dan Perangkat Organisasi untuk
diimplemtasikan dalam bentuk program kerja;
c. Menentukan Sistem manajemen Sekretariat.
d. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan KAC, bersama Ketua;
2) Surat-surat rutin, bersama Ketua atau Wakil Ketua;
3) Surat-surat berharga untuk atas nama KAC, bersama Ketua dan
Bendahara/Wakil Bendahara;
4) Sekretaris bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 47
Wakil-wakil Sekretaris
(1) Wakil-wakil Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris;

19649068.doc
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kesekretariatan sesuai
dengan pembagian tugas yang disepakati.
(2) Wakil-wakil Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Sekretaris apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan atau keputusan rapat Pengurus Harian KAC;
b. Menandatangani surat-surat rutin organisasi, bersama Ketua/WakilWakil
Ketua.
(3) Wakil-wakil Sekretaris bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasa148
Bendahara
(1) Bendahara memiliki tugas:
a. Menggali, mengembangkan serta mendayagunakan sumberdana dan
kekayaan Organisasi;
b. Mengelola dan mengendalikan arus masuk dan arus keluarnya keuangan
Organisasi;
c. Membuat laporan keuangan berkala dan disampaikan kepada rapat
Pengurus Harian KAC.
(2) Bendahara memiliki wewenang:
a. Menentukan sistem pengelolaan keuangan Organisasi yang amanah dan
efisien;
b. Menyusun Rancangan Anggaran Pendaptan dan Biaya Organisasi;
c. Menandatangani surat-surat berharga milik atau atas nama Organisasi,
bersama Ketua dan Sekretaris;
d. Menjalankan fungsi sebagai Kepala Rumah Tangga KAC.
(3) Bendahara bertanggungjawab kepada Ketua.

Pasa1 49
Wakil-wakil Bendahara
(1) Wakil-wakil Bendahara memiliki tugas:

19649068.doc
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Bendahara;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kebendaharaan sesuai dengan
ketentuan pembagian tugas yang disepakati bersama unsur-unsur
kebendaharaan.
c. Menyiapkan bahan-bahan laporan keuangan secara berkala untuk
disampaikan oleh Bendahara kepada rapat Pengurus Harian KAC.
(2) Wakil-wakil Bendahara memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Bendahara apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian KAC;
b. Melakukan internal audit terhadap keuangan Organisasi.
(3) Wakil-wakil Bendahara bertanggung jawab kepada Ketua.

Pasal 50
Divisi-divisi
(1) Divisi adalah kelengkapan Organisasi dibentuk untuk masa-masa jabatan lima
tahun yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana teknis programprogram
Organisasi, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian KAC;
(2) Tiap-tiap Divisi terdiri dari: seorang Koordinator (merangkap anggota) serta
seorang Sekretaris (merangkap anggota), dan anggota-anggota. Dalam hal
Koordinator atau Sekretaris Divisi berhalangan, Pengurus Harian dapat
menunjuk salah satu anggota Divisi untuk menjadi Pejabat Koordinator, dan
demikian pula terhadap Sekretaris Divisi atau keduanya;
(3) Divisi-divisi memiliki wewenang:
a. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
b. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya masing-
masing;
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara KAC.
d. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Divisi-divisi memiliki tugas:

19649068.doc
a. Memelihara kemurniaan perjuangan dan melaksanakan kebijakan
Organisasi;
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan secara teknis, realistis, efektif dan
efisien yang telah diputus-kan oleh rapat Pengurus Harian KAC;
c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan yang
berkaitan dengan unit tugas kerjanya;
d. Menyampaikan Laporan Pertanggung-jawaban kepada Rapat Pleno KAC;
(5) Divisi-divisi dalam menjalankan wewenang dan tugasnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal ini harus sesuai dengan
kebijakan Pengurus Harian KAC, Peraturan Dasar, Peraturan Rumah
Tangga, hasil-hasil permusyawaratan Organisasi, dan Peraturan Organisasi
lainnya.
(6) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Divisi-divisi
berada di bawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada Wakil-wakil
Ketua sesuai dengan bidangnya.

Pasal 51
Koordinator-koordinator Divisi
(1) Koordinator-Koordinator Divisi adalah pimpinan Divisi yang ditunjuk
untuk masa jabatan lima tahun berdasarkan putusan rapat Pengurus Harian
KAC;
(2) Koordinatot-koordinator Divisi memiliki tugas:
a. Memimpin aktivitas Divisi sesuai dengan bidang kerja Divisinya masing
masing;
b. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Wakil-wakil Ketua, sesuai dengan
bidang masing-masing;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan program kerja yang
menjadi tugas Divisinya dan mengkonsultasikannya kepada Wakil-wakil
Ketua sesuai dengan bidang masing-masing;

19649068.doc
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus dan
Anggota-anggota Divisi;
e. Memimpin rapat Divisi dan rapat teknis pelaksnaan kegiatan yang terkait
dengan bidang kerja Divisinya.
f. Melakukan pembinaan kepada dan koordinasi dengan perangkat Organisasi
yang terkait dengan bidang Divisinya, berdasarkan hasil keputusan Rapat
Pengurus Harian KAC;
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnya.
(3) Koordinator-koordinator Divisi memiliki wewenang:
a. Menetukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya masing-
masing;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas anggota Divisi dalam
pelaksanaan kegiatan program kerja Organisasi;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
d. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara KAC.
e. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Koordinator-
koordinator Divisi bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua sesuai
dengan bidangnya.

Pasal 52
Sekretaris Divisi
(1) Sekretaris Divisi memiliki tugas:
a. Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang menjadi bidang kerja Divisinya;
b. Membuat perencanaan rapat-rapat Divisi;

19649068.doc
c. Menyiapkan laporan berkala dan laporan pertanggungjawaban untuk
disampaikan oleh Koordinator kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya;
d. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Sekretaris Divisi.
(2) Sekretaris Divisi memiliki wewenang:
a. Mengkomunikasikan pola kerja dan aktivitas Divisi menurut unit tugas kerja
Divisinya kepada unsur-unsur anggota Divisi lainnya;
b. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Koordinator Divisi.
(3) Sekretaris Divisi bertanggungjawab kepada Koordinator Divisi.

Pasal 53
Anggota-anggota Divisi
(1) Anggota-anggota Divisi memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Koordinator dan/atau sekretaris Divisi;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang telah ditentukan.
(2) Anggota-anggota Divisi memiliki wewenang mewakili pelaksanaan tugas dan
atau wewenang Koordinator dan/atau Sekretaris Divisi apabila salah satu atau
keduanya berhalangan, berdasarkan penunjukan atau putusan rapat Pengurus
Harian KAC.

Bagian Kelima
Koordinator Ranting
Pasal 54
Kedudukan Lingkup Kerja
(1) Kepengurusan organisasi di tingkat wilayah disebut Koordinator Ranting (KR)
sebagai badan kolektif yang memegang amanah kepemimpinan tertinggi
Organisasi di tingkat Ranting yang berkedudukan di Ibukota Kelurahan/Desa atau
yang disamakan dengan itu;
(2) Lingkup kerja KR meliputi seluruh wilayah kekuasaan Kelurahan/Desa yang
bersangkutan atau yang disamakan dengan itu;

19649068.doc
Pasal 55
Wewenang, Tugas dan Tanggung-jawab
(1) Koordinator Ranting memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan Organisasi di tingkat Ranting sesuai dengan
Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
baik tingkat Nasional, Wilayah, Cabang, Anak Cabang maupun Ranting
serta Peraturan Organisasi lainnya;
b. Menerima pendaftaran calon Anggota Organisasi
(2) Koordinator Ranting memiliki tugas:
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
baik tingkat Nasional, Cabang, Anak Cabang maupun Ranting serta
Peraturan Organisasi lainnya;
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban pada Musyawarah Ranting;
c. Melakukan pelaporan kepada, dan konsultasi dialogis dengan Pengurus
Ranting (PR) .
(3) Koordinator Ranting bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 56
Pengurus Harian
(1) Pengurus Harian KR adalah memegang amanah kepemimpinan Kolektif tertinggi
organisasi di tingkat Ranting;
(2) Pengurus Harian KR beranggotakan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang, dipilih
oleh dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting untuk masa jabatan 5
(lima) tahun;
(3) Susunan Pengurus Harian KR terdiri dari seorang Ketua dibantu oleh beberapa
orang Wakil Ketua. Seorang Sekretaris dibantu beberapa orang Wakil Sekretaris,
dan seorang Bendahara dibantu beberapa orang Wakil Bendahara.

19649068.doc
(4) Orang-orang yang men jadi keanggotaan Pengurus Harian KR sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan avat (3) pasal 56 ini berasal dari tokoh-tokoh
dan/atau aktivis-aktivis pemuda;
(5) Pengurus Harian KR memiliki wewenang:
a. Menentukan kebijakan dan pola pengelolaan organisasi di tingkat Ranting ke
dalam maupun ke luar;
b. Membentuk dan menetapkan personal a Divisi-divisi di tingkat Ranting;
c. Membentuk serta menetapkan struktur dan personalia perangkatperangkat
Organisasi tingkat Ranting yang diusulkan oleh Divisi-divisi ditingkatnya
sesuai dengan situasi dan potensi yang ada di daerah serta kebutuhan dan
kemampuan sumberdaya pengurusnya;
d. Menerima pendaftaran calon Anggota Organisasi
(6) Pengurus Harian KR memiliki tugas:
a. Memelihara kemurnian -ierjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Menjalankan aktivitas Organisasi di tingkat Ranting secara optimal dengan
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai dengan
Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratam
baik tingkat Nasional, Cabang, Anak Cabang maupun Ranting serta
Peraturan Organisasi lainnya;
c. Menjabarkan kebijakan organisasi dalam bentuk program-program yang
realistis serta melaksanakannya secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan Organisasi;
d. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban pada Musyawarah Ranting;
e. Melakukan pelaporan kepada, dan konsultasi dialogis dengan Ranting (PR)
.

Pasal 57
Ketua

19649068.doc
(1) Ketua adalah mandataris Musyawarah Ranting yang dipilih oleh dan
bertanggung-jawab kepada Musyawarah Ranting untuk masa jabatan lima
tahun;
(2) Ketua memiliki tugas:
a. Memimpin jalannya organisasi dan mengendalikan pelaksanaan
kebijakan KR dalam rangka memelihara kemurnian dan pencapaian
tujuan perjuangan organisasi;
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
Harian KR;
c. Memimpin rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno KR;
d. Melakukakan langkah-langkah proaktif demi pengembangan dan
kebesaran Organisasi dalam rangka mengamankan kepentingan
perjuangan dan/atau pencapaian tujuan Organisasi;
e. Melakukan pelaporan kepada dan konsultasi dialogis dengan Pengurus
Ranting (PR);
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah
Ranting;
(3) Ketua memiliki wewenang:
a. Menentukan pola pengembangan program-program perjuangan
Organisasi di tingkat Ranting;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Divisi-divisi dalam
pelaksanaan program kerja organisasi demi berjalannya roda organisasi;
c. Mewakili Kepengurusan Organisasi di tingkatannya baik untuk
lingkungan intern Organisasi maupun dalam berhubungan dengan pihak
luar;
d. Mewakili Kepengurusan Organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian balk mengenai kepengurusan
maupun tindakan pemilikan
e. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-suratkeputusan, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;

19649068.doc
2) Surat-surat rutin, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris;
3) Surat-surat berharga untuk dan atas nama DPK bersama Sekretaris dan
Bendahara/Wakil Bendahara;
(4) Ketua bertanggung-jawab kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 58
Wakil-wakil Ketua
(1) Wakil-wakil ketua memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua, sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
b. Mewakili Ketua apabila ia berhalangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan bidang yang telah ditentukan;
d. Membuat perencanaan program dan mengkoordinasikan kegiatan Divisi-
divisi dan perangkat Organisasi di tingkat Ranting sesuai dengan bidang
masing-masing;
e. Melakukan pembinaan dan koordinasi daerah sesuai pembagian yang
disepakati;
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai perkembangan
bidang atau areal binaan/koordinasinya
(2) Wakil-wakil ketua memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang apabila ia berhalangan, berdasarkan mandat
dari Ketua atau keputusan Rapat Pengurus Harian KR;
b. Mengurus pelaksanaan tugas-tugas di bidang tertentu.
c. Menentukan pola pengelolaan Program-program Organisasi sesuai
dengan bidang masing-masing;
d. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak luar sesuai dengan
bidang masing-masing;
e. Menandatangani surat-surat resmi Organisasi sesuai dengan bidang
masing-masing, bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris.
(3) Wakil-wakil ketua bertanggung-jawab kepada Ketua.

19649068.doc
Pasal 59
Sekretraris
(1) Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu Ketua/Wakil Ketua dalam mengelola organisasi dan
menjalankan program-program perjuangan Organisasi;
b. Mengendalikan kegiatan sehari-hari Pengurus Harian KR;
c. Membuat perencanaan rapat-rapat Pengurus Harian dan Rapat Pleno KR;
d. Memimpin dan mengendalikan Sekretariat;
e. Melakukan monitoring terhadap perkembangan kinerja jaringan KR.
f. Membuat laporan secara berkala kepada Ketua mengenai keadaan dan
perkembangan kinerja jaring m Organisasi di tingkat Ranting.
(2) Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melakukan kontak jaringan dan membangun kerjasama dengan pihak luar
di lingkup nasional untuk kepentingan dna atas nama Organisasi;
b. Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan KR kepada unsur Pengusur
Harian yang lain, Divisi-divisi dan Perangkat Organisasi untuk
diimplemtasikan dalam bentuk program kerja;
c. Menentukan Sistem manajemen Sekretariat.
d. Menandatangani surat-surat:
1) Surat-surat keputusan KR, bersama Ketua;
2) Surat-surat rutin, bersama Ketua atau Wakil Ketua;
3) Surat-surat berharga untuk atas nama Kepengurusan Organisasi,
bersama Ketua dan Bendahara/Wakil Bendahara;
(3) Sekretaris bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 60
Wakil-wakil Sekretaris
(1) Wakil-wakil Sekretaris memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris;

19649068.doc
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kesekretariatan sesuai
dengan pembagian tugas yang disepakati.
(2) Wakil-wakil Sekretaris memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Sekretaris apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan atau keputusan rapat Pengurus Harian KR;
b. Menandatangani surat-surat rutin organisasi, bersama Ketua/WakilWakil
Ketua.
(3) Wakil-wakil Sekretaris bertanggung jawab kepada Ketua.

Pasal 61
Bendahara
(1) Bendahara memiliki tugas:
a. Menggali, mengembangkan serta mendayagunakan sumberdana dan
kekayaan Organisasi;
b. Mengelola dan mengendalikan arus masuk dan arus keluarnya keuangan
Organisasi;
c. Membuat laporan keuangan berkala dan disampaikan kepada rapat
Pengurus Harian KR.
(2) Bendahara memiliki wewenang:
a. Menentukan sistem pengelolaan keuangan Organisasi yang amanah dan
efisien;
b. Menyusun Rancangan Anggaran Pendaptan dan Biaya Organisasi;
c. Menandatangani surat-surat berharga milik atau atas nama Organisasi,
bersama Ketua dan Sekretaris;
d. Menjalankan fungsi sebagai Kepala Rumah Tangga KR.
(3) Bendahara bertanggungjawab kepada Ketua.

Pasal 62
Wakil-wakil Bendahara
(1) Wakil-wakil Bendahara memiliki tugas:

19649068.doc
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Bendahara;
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus di bidang kebendaharaan sesuai dengan
ketentuan pembagian tugas yang disepakati bersama unsur-unsur
kebendaharaan.
c. Menyiapkan bahan-bahan laporan keuangan secara berkala untuk
disampaikan oleh Bendahara kepada rapat Pengurus Harian KR.
(2) Wakil-wakil Bendahara memiliki wewenang:
a. Melaksanakan wewenang Bendahara apabila ia berhalangan, berdasarkan
penunjukan dan/atau keputusan rapat Pengurus Harian KR;
b. Melakukan internal audit terhadap keuangan Organisasi.
(3) Wakil-wakil Bendahara bertanggung-jawab kepada Ketua.

Pasal 63
Divisi-divisi
(1) Divisi adalah kelengkapan Organisasi dibentuk untuk masa-masa jabatan lima
tahun yang berfungsi sebagai unit-unit pelaksana teknis programprogram
Organisasi, berdasarkan keputusan rapat Pengurus Harian KR;
(2) Tiap-tiap Divisi terdiri dari: seorang Koordinator (merangkap anggota) serta
seorang Sekretaris (merangkap anggota), dan anggota-anggota. Dalam hal
Koordinator atau Sekretaris Divisi berhalangan, Pengurus Harian dapat
menunjuk salah satu anggota Divisi untuk menjadi Pejabat Koordinator, dan
demikian pula terhadap Sekretaris Divisi atau keduanya;
(3) Divisi-divisi memiliki wewenang:
a. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
b. Menentukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya kerjanya
masing-masing;
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara KR.

19649068.doc
d. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Divisi-divisi memiliki tugas:
a. Memelihara kemurniaan perjuangan dan melaksanakan kebijakan Organisasi;
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan secara teknis, realistis, efektif dan ef sien
yang telah diputuskan oleh rapat Pengurus Harian KR;
c. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan keuangan yang
berkaitan dengan unit tugas kerjanya;
d. Menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban kepada Rapat Pleno KR;
(5) Divisi-divisi dalam menjalankan wewenang dan tugasnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal 63 ini harus sesuai dengan
kebijakan Pengurus Harian KR, Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga,
hasil-hasil permusyawaratan Organisasi, dan Peraturan Organisasi lainnya.
(6) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Divisi-divisi
berada di bawah koordinasi dan bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnya.
Pasal 64
Koordinator-koordinator Divisi
Koordinator-Koordinator Divisi adalah pimpinan Divisi yang ditunjuk untuk masa
jabatan lima tahun berdasarkan putusan rapat Pengurus Harian KR;
Koordinatot-koordinator Divisi memiliki tugas:
a. Memimpin aktivitas Divisi sesuai dengan bidang kerja Divisinya masing-
masing;
b. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Wakil-wakil Ketua, sesuai dengan
bidang masing-masing;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan program kerja yang
menjadi tugas Divisinya dan mengkonsultasikannya kepada Wakil-wakil
Ketua sesuai dengan bidang masing-masing;
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pembagian tugas di antara Pengurus
dan Anggota-anggota Divisi;

19649068.doc
e. Memimpin rapat Divisi dan rapat teknis pelaksnaan kegiatan yang terkait
dengan bidang kerja Divisinya.
f. Melakukan pembinaan kepada dan koordinasi dengan perangkat
Organisasi yang terkait dengan bidang Divisinya, berdasarkan hasil
keputusan Rapat Pengurus Harian KR;
g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Wakil-wakil Ketua
sesuai dengan bidangnya.
(3) Koordinator-koordinator Divisi memiliki wewenang:
a. Menetukan pola pengelolaan kerja menurut unit tugasnya keijanya masing-
masing;
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas anggota Divisi dalam
pelaksanaan kegiatan program kerja Organisasi;
c. Membuat perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan.
d. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara KR.
e. Mengajukan usul pembentukan perangkat-perangkat Organisasi untuk
kelancaran tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan;
(4) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Koordinator-
koordinator Divisi bertanggungjawab kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya.

Pasal 65
Sekretaris Divisi
(1) Sekretaris Divisi memiliki tugas:
a. Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang menjadi bidang kerja Divisinya;
b. Membuat perencanaan rapat-rapat Divisi;
c. Menyiapkan laporan berkala dan laporan pertanggungjawaban untuk
disampaikan oleh Koordinator kepada Wakil-wakil Ketua sesuai dengan
bidangnya;

19649068.doc
d. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Sekretaris
Divisi.
(2) Sekretaris Divisi memiliki wewenang:
a. Mengkomunikasikan pola kerja dan aktivitas Divisi menurut unit tugas kerja
Divisinya kepada unsur-unsur anggota Divisi lainnya;
b. Menandatangani surat-surat atau laporan Divisi bersama Koordinator Divisi.
(3) Sekretaris Divisi bertanggungjawab kepada Koordinator Divisi.

Pasal 66
Anggota-anggota Divisi
(1) Anggota-anggota Divisi memiliki tugas:
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Koordinator dan/atau sekretaris
Divisi;
b. Melaksanakan tugas-iugas khusus yang telah ditentukan.
(2) Anggota-anggota Divisi memiliki wewenang mewakili pelaksanaan tugas dan
atau wewenang Koordinator dan/atau Sekretaris Divisi apabila salah satu
atau keduanya berhalangan, berdasarkan penunjukan atau putusan rapat
Pengurus Harian KR.

BAB III
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 67
(1) Perangkat Organisasi adalah perangkat Kepengurusan Organisasi yang dibentuk
berdasarkan kebijakan dan keputusan rapat Pengurus Harian Organisasi di
tingkatan kepengurusan, dan berfungsi sebagai unit-unit kerja pelaksanaan dan
pengembangan program-program strategis untuk membantu pelaksanaan
kebijakan Kepengurusan Organisasi dalam rangka menopang pencapaian tujuan
perjuangan Organisasi;
(2) Agar dapat berfungsi optimal dalam membantu pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan perjuangan organisasi, maka jenis dan karakteristik Perangkat

19649068.doc
Organisasi yang dibentuk harus disesuaikan dengan situasi dan potensi daerah
serta kebutuhan dan kemampuan Kepengurusan Organisasi di tingkatannya
masing-masing;
(3) Perangkat Organisasi dapat berbentuk satuan-satuan Tugas/Unit-unit
Khusus/Kelompok-kelompok Kerja yang menangani bidang-bidang ekonomi,
hukum, sosial, pendidikan, kebudayaan, keamanan dan ketertiban, dan/atau
menangani kelompok masyarakat yang mempunyai basis massa di berbagai
segmen dan/atau lapisan sosial masyarakat , seperti :
a. Satuan Tugas Pengamanan Pemilu (SATGAS PAMPILU);
b. Satuan Tugas Pengamanan Khusus (SATGAS PAMSUS);
c. Unit Khusus Pencari Fakta Konlik Antar Etnik (UKPF-KAE);
d. Unit Khusus Advokasi Anak Jalanan (UKA2J):
e. Unit Khusus Advokasi Awak Angkutan Kota (UKA3);
f. Kelornpok Kerja Seniman Tradisional (KKST-);
g. Kelompok Kerja Seniman Alteriatif atau modern (KKSA);
h. Kelompok Kerja Artis Jakarta ( KKA-Jakarta),
i. Kelompok Kerja Arus Informasi (K2AI);
j. Kelompok Kerja Kajian dari Pengembangan Kebijakan Strategis (K3PKS);
k. Dan seterusnya menurut situasi dan potensi daerah serta kebutuhan dan
kemampuan Kepengurusan Organisasi di tingkatnya masing-masing.
(4) Perangkat organisasi di semua tingkatan kepengurusan memiliki tugas:
a. Melakukan pengkajian-pengkajian strategis secara terencana dan terarah;
b. Melaksanakan program-program khusus sesuai dengan bidangnya;
c. Melakukan penggalangan serta pembinaan dan pendidikan politik secara
intensif terhadap kelompok sasaran tertentu yang menjadi basis pelaksanaan
program-program kegiatannnya;
d. Memberikan rekomendasi tertentu kepada Kepengurusan Organisasi di
tingkatannya masing-masing, berdasarkan hasil pengkajiannya;
(5) Perangkat Organisasi disemua tingkatan kepengurusan memiliki wewenang:

19649068.doc
a. Mengelola satuan, unit atau kelompok kerja dan program-programnya
berdasarkan putusan Rapat Pengurus Harian, dengan tetap melakukan
konsultasi dan koordinasi dcngan Kepengurusan Organisasi di tingkatnya
masing-masing;
b.Membuat perencanaan progam sesuai dengan bidangnya;
c. Mengajukan rancangan anggaran biaya kegiatan kepada Bendahara
Kepengurusan Organisasi;
(6) Perangkat Organisasi di semua tingkatan Kepengurusan Organisasi, dalam
menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) dan ayat (5) pasal III, harus sesuai dengan kebijakan Pengurus
Harian, Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan
Organisasi, dan peraturan Organisasi lainnya;
(7) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, hasil-hasil
permusyawaratan Organisasi, dan peraturan Organisasi lainnya;
(8) Di dalam menjalankan tugas dan menggunakan wewenangnya, Perangkat
Organisasi di semua tingkatan Kepengurusan Organisasi berada di bawah
koordinasi Divisi-divisi menurut kekhasan tugas dan/atau bidang kerjanya, dan
bertanggungjawab kepada Ketua-Ketua/Wakil-Wakil Ketua di tingkatannya
masing-masing, sesuai dengan bidangnya.
(9) Pengaturan lebih lanjut tentang struktur, personalia, tugas dan wewenang dari
unsur-unsur pengelola Perangkat Organisasi diputuskan oleh Dewan Pimpinan
Nasional dalam suatu Peraturan Organisasi.

BAB IV
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 68
(1) Pergantian antar waktu personalia Pengurus Organisasi terjadi karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. diberhentikan.

19649068.doc
(2) Pemberhentian personalia Pengurus Organisasi hanya dapat dilakukan melalui
Rapat Pleno Pegurus Harian di tingkatnya rnasing-masing berdasarkan alasan-
alasan yang kuat secara organisatoris, sesuai dengan kebijakan Pengurus Harian
di tingkatannya masing-masing dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil permusyawaratan Organisasi, dan
peraturan Organisasi lainnya.

Pasa1 69
(1) Pergantian lowongan antar waktu personalia Pengurus Organisasi
dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus Harian disemua tingkatan Organisasi
lainnya;
(2) Calon-calon diajukan oleh unsur Pengurus Harian dan/atau Divisi-divisi.

BAB V
PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Bagian Pertama
Pembentukan Kepengurusan
Pasal 70
Pembentukan Koordinator Ranting (KR)
(1) KR dapat dibentuk bila di suatu desa/kelurahan terdapat sekurang-kurangnya
15 (lima belas) orang Kader dan/atau kaum partisipan/pendukung. atau atas
pertimbangan Pengurus Koordinator Anak Cabang (KAC) di kecamatan (PR)
setempat setelah dipandang telah memungkinkan untuk dibentuk KR;
(2) Permohonan pembentukan KR diajukan kepada DPK disertai keterangan
jumlah kader dan/atau kaum partisipan/pendukung , atau atas persetujuan dari
Pengurus KAC setempat.
(3) Sebagai jawaban atas permohonan dimaksud, DPK memberi mandat kepada
tokoh setempat untuk membentuk KR di daerah tersebut;

19649068.doc
(4) Setelah rancangan Kepengurusan organisasi terbentuk, maka DPK
menerbitkan SK kepengurusan KR di daerah tersebut.

Pasal 71
Pembentukan Koordinator Anak Cabang (KAC)
(1) KAC dapat dibentuk bila di suatu Kecamatan terdapat sekurang-kurangnya 3
(tiga) KR atau telah terdapat minimal 30 (tiga-puluh) orang Kader dan/atau
kaum partisipan/pendukung, atau atas pertimbangan DPK di Kabupaten
setempat , setelah dipandang memungkinkan untuk dibentuk KAC;
(2) Permohonan pembentukan KAC diajukan kepada DPK disertai keterangan
jumlah kader dan/atau kaum partisipan/pendukung.
(3) Sebagai jawaban atas permohonan dimaksud. DPK naemberi mandat kepada
tokoh setempat LIMA membentuk KAC di daerah tersebut;
(4) Setelah rancangan Kepengurusan organisasi terbentuk, maka DPK
menerbitkan SK kepengurusan KAC di daerah tersebut.

Pasal 72
Pembentukan Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK)
(1) DPK dapat dibentuk bila di suatu Kabupaten atau daerah yang disamakan
dengan itu terdapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) KAC atau terdapat minimal
45 (empat puluh lima) orang Kader muda dan/atau kaum muda
partisipan/pendukung, atau atas pertimbangan DPP setempat dipandang telah
memungkinkan untuk dibentuk DPK;
(2) Permohonan pembentukan DPK diajukan kepada DPN disertai keterangan
jumlah kader muda dan/atau kaum muda partisipan/pendukung , dan/atau atas
persetujuan dari DPP setempat.
(3) Sebagai jawaban atas permohonan dimaksud, DPN memberi mandat kepada
tokoh setempat untuk membentuk DPK di daerah tersebut;
(4) Setelah rancangan Kepengurusan organisasi terbentuk, maka DPN
menerbitkan SK kepengurusan DPK di daerah tersebut.

19649068.doc
Pasal 73
Pembentukan Dewan Koordinator Wilayah (DPP)
(1) DPP dapat dibentuk bila di suatu Propinsi atau daerah yang disamakan dengan
itu terdapat sekurang-kuraugnya 3 (tiga) DPK atau terdapat sekurang-
kurangnya 60 (enam puluh) orang Kader muda dan atau kaum muda
partisipan/pendukung , atau atas pertimbangan DPN dipandang telah memung
kinkan untuk dibentuk DPP;
(2) Permohonan pembentukan DPP diajukan kepada DPN disertai keterangan
jumlah kader muda dan atau kaum muda partisipan/pendukung BK.
(3) Sebagai jawaban atas pernlohonan dimaksud, DPN memberi mandat kepada
tokoh setempat untuk membentuk DPP di daerah tersebut;
(4) Setelah rancangan Kepengurusan organisasi terbentuk, maka DPN
menerbitkan SK kepengurusan DPP di daerah tersebut.

Bagian Kedua
Pembekuan Kepengurusan
Pasal 74
(1) DPN dapat membekukan Kepengurusan Organisasi tingkat di bawahnya, yang
mana pengambilan keputusannya ditetapkan sekurang-kurangnya melalui Rapat
Pleno Pengurus Harian;
(2) Alasan pembukuan harus kuat secara organisatoris dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar, Angaran Rumah Tangga, dan peraturan Organisasi
lainnya;
(3) Sebelum pembekuan dilakukan terlebih dahulu diberi peringatan tertulis
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali untuk memperbaiki pelanggarannya;
(4) Setelah pembekuan terjadi maka kepengurusan dipegang oleh kepengurusan
yang setingkat lebih tinggi, hanya untuk mempersiapkan penyelenggaraan
Musyawarah menurut tingkatannya yang selanjutnya akan memilih
kepengurusan yang baru;

19649068.doc
(5) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pembekuan, harus sudah
terselenggara Musyawarah menurut tingkatannya untuk memilih kepengurusan
baru.

BAB VI
PELANTIKAN PENGURUS
Pasa1 75
Pelantikan Pengurus
(1) Pelantikan adalah peresmian pengurus baru Kepengurusan Organisasi di semua
tingkatan, sebagai upacara resmi untuk mengukuhkan keabsahan pengurus
Organisasi;
(2) Pelantikan terhadap pengurus baru Kepengurusan Organisasi di semua tingkatan
dilaksanakan setelah pengurus baru dimaksud secara administratif mendapat
surat keputusan pengesahan dari instansi Organisasi yang berwenang;
(3) Yang berwenang melantik pengurus Kepengurusan Organisasi adalah:
a. KR dan KAC dilantik oleh DPK;
b. DPK dilantik DPN, atau oleh DPP atas rekomendasi DPN;
c. DPP dilantik oleh DPN;
d. DPN dilantik oleh penerima mandate dari Kongres

Pasal 76
Prosesi dari Naskah Pelantikan
(1) Profesi pelantikan untuk pengurus baru Kepengurusan Organisasi di semua
tingkatan sekurang-kurangnya memuat butir-butir acara sebagai berikut:
a. Pembacaan Surat Keputusan tentang Komposisi dan Personalia
Kepengurusan Organisasi yang akan dilantik;
b. Kata Pengantar dan/atau Pidato Politik yang berwenang dan akan melantik;
c. Pembacaan Naskah Pelantikan oleh yang berwenang melantik dan diikuti
oleh unsur-unsur Pengurus Harian Kepengurusan Organisasi yang dilantik;
d. Pemanjatan do'a.

19649068.doc
(2) Naskah pelantikan untuk pengurus baru Kepengurusan Organisasi di semua
tingkatan sekurang-kurangnya memuat butir-butir komitmen sebagai berikut:
a. (Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa…
b. Kami, sebagai pengurus ... ... ... ... (menyebutkan tingkatan Kepengurusan
Organisasi) BENTENG KEDAULATAN ....... (menyebutkan daerah lingkup
kerjanya) dengan memohon rahmat, hidayah dan ampunan Tuhan, serta
dengan penuh taggung-jawab dan atas kemauan sendiri, dengan ii kami
berikrar :
 Siap berjuang demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan kepuda Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dimpin oleh
hikmah kebijakan dalam Permusayawaratan/ Perwakilan, dan Kaadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; dan Undang-undang dasar 1945;
 Siap melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya. Dan senantiasa mematuhi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BENTENG KEDAULATAN;
 Selalu berpegang kepada prinsip-prinsip perjuangan Oranginasasi; yaitu
pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi kebenaran
dari kejujuran, menegakan keadilan, menjaga persatuan, menumbuhkan
persaudaraan dan kebersamaan yang tidak membeda-bedakan asal-usul
suku, agama, ras, golongan, profesi dan gender,

BAB VII
SEKRETARIATAN JENDRAL/SEKRETARIAT
Pasal 77
(1) Sekretariat jenderal/Sekretariat Kepengurusan Organisasi merupakan unit
kerja pengendalian organisasi sehari-hari yang terdiri dari Sekretaris
Jeuderal/Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris Jendera/Wakil-wakil Sekretaris,
dan dibantu beberapa staf administrasi/kesekretariatan.
(2) Sekretariat Jenderal/Sekretariat Kepengurusan Organisasi memiliki tugas:

19649068.doc
a. Menerima, mengolah dan menyajikan Informasi secara cepat dan tepat.
b. Melaksanakan kegiatan administrasi sehari-hari
c. Menyebar luaskan produk Kepengurusan Organisasi kepada sasaran yang
ditentukan ;
(3) Sekretariat Jenderal / Sekretariat Kepengurusan Organisasi memiliki
wewenang:
a. Mengendalikan kegiatan organisasi sehari-hari;
b. Merencankan dan mengorganisasikan rapat-rapat Kepengurusan Organisasi
di tingkatan masing-masing;
(4) Sekretariat Jenderal/Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris
dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 78
(1) Hal-hal mengenai percepatan politik dan situasi pemilihan Umum tahun
2009, pembentukan Kepengurusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 71,
pasal 72 dan pasal 73 Pedoman Keorganisasian ini lebih mengacu pada
ketentuan sebagaimana diatur dalam pada pasal…… ayat (…) Anggaran
Dasar, yaitu bahwa dalam Organisasi ini dibentuk dengan tujuan……
(2) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dikandung
cnaksud agar sampai masa satu bulan setelah pelaksanaan Pemilihan Umum
tahun 2009 aktivitas Kepengurusan Organisasi lebih diprioritaskan untuk
perluasan, pelembagaan dan penyempurnaan organisasi.

19649068.doc
BAB IX
PENUTUP
Pasal 79

(1) Hal-hal yang berkenaan dengan keorganisasian yang belum diatur dalam
Pedoman Keorganisasian ini akan ditentukan di kemudian hari berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
(2) Keputusan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2009
Pukul : 11.26 WIB
PIMPINAN RAPAT KERJA NASIONAL
KOMISI A (ORGANISASI)
BENTENG KEDAULATAN

Tamam M. Hasbi
Ketua Komisi A Sekretaris Komisi A

19649068.doc
RANCANGAN KEPUTUSAN
KERJA NASIONAL 1
BENTENG KEDAULATAN
Nomor : /RAKERNAS-BENTENG KEDAULATAN/2009

Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi dan Atribut
BENTENG KEDAULATAN

Bismilahirrohmannirrohim
Pimpinan Rapat Kerja Nasional 1 tahum 2009 BENTENG KEDAULATAN,
setelah:
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka mengoptimalkan
penyelenggarakan administrasi dan kesekretariatan,
mengefektifkan penggunaan atribut organisasi di
kalangan anggota dan pengurus di semua tingkatan
kepengurusan, demi mewujudkan cita-cita dan tujuan
Organisasi, dipandang perlu adanya pedoman
penyelenggaraan tertib administrasi dan atribut
Organisasi;
2. Bahwa Rapat Kerja Nasional 1 (Rakernas I) Tahun
2009 BENTENG KEDAULATAN adalah forum
permusyawaratan Organisasi yang mewakili
wewenang untuk menetapkan pedoman
penyelenggaraan Tertib Administrasi dan Atribut
BENTENG KEDAULATAN dimaksud;
Mengingat : 1. AD/ART BENTENG KEDAULATAN
2. Keputusan RAPIM DPN , di Jakarta pada tangggal …
MEI 2009
6. Pedoman Keorganisasian BENTENG KEDAULATAN;

19649068.doc
Memperhatikan : Saran dan masukan dari para peserta Rakernas I Tahun
2009 BENTENG KEDAULATAN; Memutuskan
Menetapkan : 1. Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi dan
Atribut BENTENG KEDAULATAN disingkat PPTAA
BENTENG KEDAULATAN sebagaimana terlampir;
2. Menugaskan kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
BENTENG KEDAULATAN untuk menyempurnakan,
mensosialisasikan dan memperjuangkan pelaksanaan
keputusan Rakernas I dimaksud;
3. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, akan
diatur dalam suatu peraturan Organisasi yang diputuskan
oleh Dewan Pimpinan Nasional;
4. Keputusan ini berlaku sejak dan tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2009
Pukul : 11.26

PRESIDIUM RAPAT KERJA NASIONAL


BENTENG KEDAULATAN

Tamam M. Hasbi
Presidium Presidium

19649068.doc
Lampiran : Rancangan Keputusan Rakernas I Tahun 2009 BENTENG
KEDAULATAN
Nomor : /RAKERNAS BENTENG KEDAULATAN/2009

PEDOMAN
PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI DAN ATRIBUT
BENTENG KEDAULATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keutuhan dan kesatuan gerak organisasi tercermin antara lain pada sistim
tertib administrasi dan atribut yang diterapkan oleh organisasi yang
bersangkutan, maka diperlukan adanya seperangkat aturan sebagai usaha
unifikasi aturan yang wajib dilaksanakan akan disosialisasikan secara
terus menerus agar menjadi tradisi organisasi yang baik dan positif dari
pelaksanaan program-program organisasi demi tercapainya cita-cita dan
tujuan perjuangan organisasi.
Disamping untuk memelihara keutuhan dan kesatuan gerak organisasi,
sistim administrasi diperlukan juga untuk menegakkan wibawa dan
disiplin organisasi bagi segenap anggota fungsionaris diseluruh tingkatan
organisasi
Secara vertikal. Oleh karena itu terbitnya Pedoman Penyelenggaraan Tertib
Administrasi merupakan suatau jabaran aktual di tengah-tengah
mendesaknya keperluan akan adanya pedoman yang berlaku secara
nasional di lingkungan BENTENG KEDAULATAN dari tingkat Dewan
Pimpinan Nasional sampai Koordinator Ranting

B. Pengertian
Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi dan Atribut (PPTAA)
BENTENG KEDAULATAN) adalah serangkaian aturan mengenai
penyelenggaraan organisasi dengan administrasi yang meliputi tertib

19649068.doc
kesekretariatan dan atribut organisasi yang berlaku untuk tiap-tiap
tingkatan kepengurusan Organisasi secara nasional.

C. Tujuan
PPTAA BENTENG KEDAULATAN bertujuan:
1. Mempermudah upaya pembinaan, pengembangan dan pemantauan
pelaksanaan administrasi di tiap-tiap tingkatan kepengurusan organisasi;
2. Menyelenggarakan pola sistim pengorganisasian di bidang kesekretariatan
di tiap-tiap tingkatan kepengurusan organisasi;
3. Menegakkan wibawa dan disiplin organisasi serta menumbuhkan
kesadaran, semangat dan kegairahan berorganisasi di kalangan anggota dan
pengurus di tiap-tiap tingkatan kepengurusan Organisasi.
D. Sasaran
PPTAA BENTENG KEDAULATAN bertujuan :
1. Terwujudnya suatu aturan tunggal organisasi di bidang administrasi
yang baku dan berlaku secara nasional ;
2. Terpilihnya nilai, jiwa dan semangat kebersamaan dalam memperkokoh
keutuhan, persatuan dan kesatuan organisasi serta disiplin dan wibawa
organisasi
E. Landasan
PPTAA BENTENG KEDAULATAN berlandaskan pada :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BENTENG
KEDAULATAN;
2. Pedoman Keorganisasian BENTENG KEDAULATAN;
3. Keputusan-keputusan Rakernas 1 Tahun 2009 BENTENG
KEDAULATAN yang lain.

II. PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI


A. Jenis Surat
Surat-surat resmi organisasi dikelompokkan menjadi dua jenis surat, yaitu:

19649068.doc
1. Surat umum, yaitu surat-surat biasa yang berisi pesan-pesan yang
mencerminkan aktivitas rutin organisasi, diterbitkan sebagai sarana
komunikasi tertulis baik untuk internal maupun external organisasi
seperti pemberitahuan, permohonan, instruksi, dan sebagainya;
2. Surat khusus, yaitu surat-surat yang menyatakan tentang produk
normatif organisai dan/atau landasan pijak organisatoris, baik bersifat
intern maupun ekstern organisasi, seperti: keputusan / ketetapan
organisai suatu hal, pernyataan sikap organisasi mengenai hal-hal dan
pemberian mandat/kuasa/rekomendasi kepada seseorang

B. Bentuk Surat
Surat-surat resmi organisasi terutama surat yang termasuk jenis ‘surat
umum] ditulis dengan bentuk full block style, yakni pengetikan seluruh
kata dimulai dari garis tepi (margin) yang sama.

C. Sistematika Isi Surat


Surat umum, surat-surat resmi organisai tertulis dengan sistematika
sebagai berikut:
1. Nomor surat, disingkat No.;
2. Lampiran atau isi pokok surat, disingkat Lamp;
3. Perihal surat, disingkat Hal;
4. Si alamat yang dituju, "Kepada Yth dst";
5. Kata pembukaan surat, "Assalamu 'alaikum, Salam Sejahtera… dst ";
6. Kalimat pengantar, "Salam kedaulatan dst";
7. Maksud atau pesan utama surat;
8. Penutup, "Wassalam "
"Wassalamu'alaikum, dst";
9. Tempat, tanggal dan waktu pembuatan surat;
10. Nama dan jabatan penanggung jawab surat; 1
11. Tembusan surat.

19649068.doc
1. Nomor dail priode Surat
l.a. Nomor surat berfungsi sebagai tanda pengenal (identitas) surat
sekaligus untuk memudahkan proses pencmian kembali, apabila surat
tersebut diperlukan dikemudian hari.
1.b. Nomor surat resmi organisasi di semua tingkatan kepengurusan (ditulis
No. saja) merupakan rangkaian kode informasi yang menyatakan: a).
Nomor urut surat; b). Tingkat dan Periode kepengurusan; c). Jenis dan
nomor surat; d). Penanda tangan surat; e). Bulan pembuatan surat; f).
Tahun pembuatan surat.
l.c. Surat resmi organisasi di semua tingkatan kepengurusan harus
memperhatikan kodelsandi yang terkandung dalam nomor surat.
Penomoran atau pemberiaan kode surat terdiri atas 6 item untuk DPN,
dan tujuh item untuk DPP, DPK, KAC dan KR. Pembatasan pada
setiap item kode/sandi diberi titik (.) dan bukan garis miring
l.d. Kode/nomor surat menurut jenis atau sifatnya, untuk DPN, meliputi:
a. Kode 01 untuk surat internal khusus (seperti Surat Keputusan);
b. Kode 02 untuk surat internal umum (seperti surat-surat biasa selain
Surat Keputusan);
c. Kode 03 untuk surat eksternal khusus (seperti surat mandat khusus,
audiensi dll);
d. Kode 04 untuk surat eksternal yang bersifat umum.

1.e. Kode%nomor surat menurut jenis atau sifatnya, untuk : DPP,DPK,


KAC, dan KR, meliputi:
a. Kode 01 untuk surat internal, baik umum maupun khusus; dan
b. Kode 02 untuk surat eksternal, baik omum maupun khusus.
1.f. Kode surat menurut Penandatangan Surat, Untuk DPN mengunakan
kode:
a) A-I jika ditanda-tangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal;

19649068.doc
b) A-II jika ditanda-tangani Ketua Umum dan Wakil Sekretaris
Jenderal;
c) B-I jika ditanda-tangani Ketua umum dan Sekretaris Jenderal;
d) B-II jika ditanda-tangani Ketua Umurn dan Wakil SekJend.
Khusus untuk surat-surat yang berkaitan dengan masalah Keuangan,
menggunakan kode:
e) C-I jika ditanda-tangani Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan
Bendahara/Wakil Bendahara;
f) C-II jika ditanda-tangani Ketua Umum, Wakil Sekjen
Bendahara/Wakil Bendahara;
g) C-III jika ditanda-tangani Ketua, dan Sekretaris Jenderal dan
Bendahara/Wakil Bendahara;
h) C-IV jika ditanda-tangani Ketua, Wakil Sekjen dan Bendahara.
1.g. Kode surat menurut Penandatangan Surat, untuk DPP, DPK, KAC,
dan KR menggunakan kode:
a) A-I jika ditanda-tangani Ketua dan Sekretaris;
b) A-II jika ditanda-t: ngani Ketua dan Wakil Sekretaris;
c) B-I jika ditanda-tangani Wakil Ketua dan Sekretaris;
d) B-II jika ditanda-tangani Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris.
Khusus untuk surat-surat yang berkaitan dengan masalah Keuangan,
menggunakan kode:
e) C-I jika ditandatangani Ketua, Sekretaris dan Bendahara/'Wakil
Bendahara;
f) C-II jika ditanda-tangani Wakil Ketua, Wakil Sekretaris dan
Bendahara/Wakil Bendahara;
g) C-III jika ditanda-tangani Wakil Ketua, Sekretaris dan
Bendahara / Wakil Bendahara;
h) C-IV jika ditanda-tangani Wakil Ketua, Wakil Sekretaris dan
Bendahara.

19649068.doc
l.h. Khusus untuk DPP dan DPK harus rnencantumkan kode kawasan,
(diletakan setelah kolom tingkat kepengurusan dan periode
kepengurusan) dikelompokan menurut kawasan, yaitu dengan kode:
a) U untuk DPP/DPK dikawasan Sumatera;
b) V untuk DPP/DPK dikawasan Jawa dan Madura;
c) W untuk DPP/DPK dikawasan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur;
d) X untuk DPP/DPK dikawasan Kalimantan;
e) Y untuk DPP/DPK dikawasan Sulawesi; dan
f) Z untuk DPP/DPK dikawasan Maluku, Timor-Timur dan Irian
Jaya.
Kode angka untuk DPP/DPK secara lengkap ditentukan kemudian,
setelah terbentuk DPP-DPP/DPK-DPK di seluruh Indonesia.
1.i. Untuk KAC dan KR cukup mencantumkan kode DPK yang
bersangkutan.
1.j. Kode bulan dan tahun surat sesuai dengan bilangan bulan dan tahun
surat diterbitkan serta ditulis dengan `angka arab' (bukan huruf arab).
1.k. Contoh penomaran dan penggunaan kode surat untuk surat DPN:
Nomor : OOI.DPN-L02-OO1.A-L03.2003
001 = Nomor urut surat keluar
DPN = Dewan Koordinasi Nasional
-I = Periode pertama
02 = Jenis surat internal khusus
-001 = Nomor urut surat jenis tersebut
A-I = Ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
03.2003 = Bulan dan tahun ditetapkannya surat
1.l. Contoh penomoran dan penggunaan kode surat untuk surat DPP:
Nomor : 017.DPP-VLY-0.01-018.A-IL10.2003
017 = Nomor urut surat
DPP = Dewan Pimpinan Propinsi

19649068.doc
-VI = Periode kepengurusan
Y-0 = Kode untuk salah satu DPP di Sulawesi
01 = Jenis surat internal (umum dan khusus)
-018 = Nomor Unit surat jenis tsb.
A-II = Ditandatangani Ketua dan Sekretaris
10.2003 = Bulan dan tahun ditetapkannya surat
l.m. Contoh penomoran dan penggunaan kode surat untuk surat DPK :
Nomor : 035.DPK-VLY-03.02-022.B-I.11.2003
035 = Nomor urut surat
DPK-VI = Tingkatan dan periode kepengurusan organisasi
Y-03 = Kode untuk salah satu DPK di salah satu DPP di Sulawesi
02 = Jenis surat eksternal (umum dan khusus)
-022 = Nomor urut surat jenis tsb.
B-I = Ditandatangani Wakil Ketua dan Sekretaris
11.2003 = Bulan dan tahun ditetapkannya surat
l.n. Contoh penomoran dan penggunaan kode surat untuk surat KAC:
Nomor : 021.KAC-XLY-03.01-O10.B-IL 12.2003
021 = Nomor urut surat
KAC-XI = Tingkatan dan periode kepengurusan organisasi
Y-03 = Kode untuk salah satu DPK yang bersangkutan
01 = Jenis surat intern (umum dan khusus)
B-II = Diitandatangani Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris
12.1999 = Bulan dan tahun ditetapkannya surat
l.o. Contoh penomoran dan penggunaan kode surat untuk Surat KR:
Nomor : 021.KR-Xl.N-03.01-O10.B-I1.12.2003
021 = Nomor urut surat
KR-XI = Tingkatan dan periode kepengurusan organisasi
Y-03 = Kode untuk salah satu UKC yang bersangkutan
01 = Jenis surat intern (umum dan khusus)
B-II = Ditandatangani Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris

19649068.doc
12.2003 = Bulan dan tahun ditetapkannya surat
2. Lampiran Surat
Lampiran surat (ditulis Lamp. Saja) adalah lembaran atau berkas yang
berkaitan dengan isi pokok dan menyertai surat. Pada baris Lamp.
Cukup ditulis jumlah jenis berkas, ditulis dengan angka.
Contoh : Lamp. : 2 (dua) berkas
3. Perihal atau Isi Pokok Surat.
Isi pokok surat atau perihal (ditulis Hal saja) berupa pernyataan
singkat dan mudah dimengerti. Pernyataan dibuat dalam bentuk kata
benda atau dibendakan, dan bukab kata kerja.
Contoh : Permohonan Kesediaan, bukan Memohon Kesediaan
4. Alamat Surat
Pada alamat surat hams dicantumkan nama orang yang dituju beserta
gelar dan/atau pangkatnya secara sempurna, diikuti dengan jabatannya
(jika ada, dan alarnat kantor, rumahnya secara lengkap.
Contoh : Kepada yang terhormat
Bapak ……
Ketua Umum….
Jl. ……
Jakarta Pusat.
5. Salam Pembuka
Salam pembuka surat resmi Organisasi adalah : "Assalamu'alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh"
6. Kalimat Pengantar/Pembuka
Kalimat pengantar/pembuka surat, misalnya: "Salam Silaturrahmi
kami sanzpaikan kepada Bapak, semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan ma'unahNya kepada orang-
orang yang membela kebenaran, serta menunjukan tanda-tanda
kepada orang-orang melakukan manipulasi atas nama kebenaran,
Amin "

19649068.doc
7. Maksud atau Pesan Utama Surat
Pesan utama hendaknya ditulis dengan bahasa yang baik dan benar,
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit,
serta sedapat mungkin menghindari penggunaan bahasa asing dan
singkatan yang tidak lazim.
8. Salarn Penutup
Salam penutup resmi adalah: "Wassalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokartuh ".
9. Tempat, Tanggal dan Waktu Pembuatan Surat
Tempat pembuatan surat adalah nama kabupaten/kota madya. Untuk
KAC dan KR mencantumkan nama kecamatan atau desa/kelurahan
yang bersangkutan. Tanggal pembuatan surat menggunakan kalender
umum (Masehi/Miladiyah).
Contoh: Tarakan, 17 April 2003 M

Untuk surat-surat tertentu yang bersifat khusus misalnya laporan


investigasi atau kronologi suatu peristiwa penting, perlu
mencantumkan Waktu penulisan surat (di belakang tanggal).
Contoh : Sambas, 17 April 2003 M,19.45 WIB

10. Nama dan Jaabtan Penanggung-Jawab Surat


Penulisan nama dan jabatan penanggung jawab surat adalah nama
pengurus tingkat kepengurusan organisasi yang menanda-tangni surat
dimaksud, yaitu: Ketua Umum/Ketua/Wakil Ketua disebelah kiri, dan
Sekretaris lenderal/Wakil Sekjen/Sekretaris/Wakil Sekretaris disebelah
kanan. Nama dengan gelar ditulis dengan lengkap terlebih dahulu,
kemudian diikuti dengan jabatan pada baris di bawahnya.
Dalam hal surat yang berkaitan dengan masalah keuangan, maka Ketua
Umum/Ketua/Wakil Ketua di sebelah kiri; Sekretaris Jenderal/Wakil

19649068.doc
Sekjen/Sekretaris/Wakil Sekretaris di tengah; dan Bendahara/Wakil
Bendahara di sebelah kanan.
11. Tembusan Surat
Seluruh jenis surat keluar yang dikirim melewati hirarki organisasi
secara vertikal, wajib memberikan tembusan, yaitu copy atau padanan
surat yang disampakan kepada pihak-pihak selain nama yang
tercantum pada alamat surat. Daftar pihak-pihak yang memperoleh
tembusan/copy surat dicantumkan secara berturut-turut di bagaian
akhir surat.

D. Pengendalian Surat
1. Untuk memudahkan pengendalian, setiap surat harus dicatat dalamBuku
Agenda. Buku Agenda berfungsi untuk mengdokumentasikan seluruh
jenis surat, baik surat keluar maupun surat ke masuk. Pada dasarnya
seluruh jenis buku tulis dapat digunakan sebagai buku agenda surat,
asalkan ukurannya sesuai dengan kolom yang diperlukan. Buku Agenda
surat terdiri buku agcnda surat keluar dan buku agenda surat masuk.
2. Model Buku Agenda Surat Keluar, terdiri dari 7 (tujuh) kolom, yaitu:
a. Nomor urut surat keluar : dimulai dari nomor 001 untuk setiap
periode kepengurusan
b. Nomor Surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
ditulis sebagaimana tertulis pada surat ditulis sebagaimana tertulis pada
surat ditulis tanggal dikirimya surat
c. Alamat/Tujuan Surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
d. Tanggal Pembuatan Surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
e. Tanggal kirim surat : ditulis tanggal dikirimnya surat
f. Hal/Perihal Surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
g. Keterangan : diisi informasi tempat menyimpan arsip

3. Model Buku Agenda Surat Masuk, terdiri dari 7 (tujuh) kolom, yaitu:

19649068.doc
a. Nomor urut surat keluar : dimulai dari nomor 001 untuk setiap
periode kepengurusan
b. Nomor surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
c. Pengirim surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
d. Tanggal pembuatan surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
e. Tanggal terima surat : ditulis tanggal diterimanya surat
f. Hal/Perihal surat : ditulis sebagaimana tertulis pada surat
g. Keterangan : diisi sebagaimana tempat menyimpan arsip
4. Buku agenda harus selalu stand by diatas meja kerja, terutama saat
membuat surat kepada, atau ketika menerima surat dari instansi lain.

E. Arsip dan Penyimpanan Arsip


1. Agar mempermudah peaiantauan daa pengecekan surat, maka seluruh
seluruh surat keluar harus dibuatkan arsip / pertinggal, yaitu salinan /
padanan / copy yang dapat dijadikan rujukan bila diperlukan. Untuk surat
masuk, setelah dibaca dan diberi diposisi oleh pengurus yang berwenang,
juga diperlakukan sebagai arsip yang harms disimpan secara baik. Apabila
surat tersebut diperlukan untuk tindakan lanjut, hendaknya dibuat
fotocorvnya, sedangkan aslinya tetap tersimpan dengan baik.
2. Penyimpanan arsip harus diatur dengan membuat pengelompokan, agar
memudahkan proses pencarian dan penemuan kembali, apabila arsip
tersebut diperlukan. Pengelompokan arsip dapat meliputi:
a. Surat Keluar :
* 01 : Surat Umum
* 01.01 : Surat Intern Organisasi
* 01.02 : Surat kepada Instansi pemerintah/TNI/Kepolisian
* 01.03 : Surat kepada OKP Orsospol lair.
* 01.04 : Surat kepada Ormas/Pesantren/LSM
* 01.05 : Lain-lain
* 02 : Surat Khusus

19649068.doc
* 02.01 : Peraturan Organisasi
* 02.02 : Pengesahan Kepengurusan/Panitia
* 02.03 : Surat mandat. surat kuasa, rekomendasi
* 02.04 : Surat Pernvataan
* 02.05 : Surat Keputusan lain-lain

b. Surat Keluar :
* Ol : Intern Organisasi
* 01.01 : Laporan
* 01.02 : Pernlohonan Pengesahan Pengurus
* 01.03 : Lain-lain
* 02 : Instansi pemerintah/TNI/Kepolisian
* 02.01 : Peraturan Perundang-undangan
* 02.02 : Izin/Rekomendasi
* 02.03 : Koordinasi
* 02.04 : Lain-lain
* 03 : Luar Negeri/Lembaga Internasional
* 04 : Lembaga/perorangan lain-lain

3. Penyimpanan File Komputer


Surat/dokumen yang dibuat dengan komputer, selain arsipnya disimpan
secara fisik, file dikomputer harus dipelihara dengan baik. Demi
keamanan isi file, selain disimpan hard-disk, file perlu diback-up dengan
Disket dan atau CD. Untuk memudahkan pencarian/penemuan kembali
file komputer, maka space di hard-disk hendaknya dibuat directory/sub-
sub directory yang pengelompokannya mengacu kepada pola
penyimpanan arsip tersebut di atas. Disket/CD back-up hendaknya diberi
label yang menunjukan file-file yang ada di dalamnya.

F. Buku Kas untuk Administrasi Keuangan Organisasi

19649068.doc
1. Demi tertibnya administrasi di bidang keuangan serta, kejelasan
akuntabililitas pemasukan dan penggunaan keuangan (cash-flow)
organisasi, maka selurh kegiatan yang dengan penerimaan dan
pengeluaran dana organisasi, harus tercatat dalam buku Kas, yang
terdiri atas : a). Buku Harian;b) Neraca Bulanan dan c) Neraca
Tahunan.
2. Pada dasarnya semua jeis buku dapat digunakan sebagai Buku Kas
asalkan ukurannya sesuai dengan kolom yang diperlukan
3. Model Buku Kas standart yang digunakan untuk seluruh enis kegiatan
pada semua tingkatan kepengurusan organisasi terdiri dari kolom-kolom
sebagai berikut :
Kolom sebelah kiri untuk mencatat semua penerimaan (debet)
a. Nomor urut oenerimaan : dimulai dari nomor 001 untuk setiap
periode kepengrusan
b. Uraian sumber kas : Diisi keterangan / kejelasan mengenai
sumber/asal-usul uang masuk
c. Jumlah masuk : diisi sesuai jumlah (Rp) yang masuk

Kolom-kolom sebelah kanan untuk mecatat pengeluaran (kredit)

d. Nomor urut pengeluaran : dimulai dari nomor 001 untuk


setiap periode kepentingan kepengurusan
e. Uraian sumber kas : diisi keterangan/kejelasan mengenai
pengunaan uang atau uang keluar
f. Jumlah uang keluar : diisi sesuai jumlah (Rp) yang keluar
4. Selisih antara penerimaan dan pengeluaran uang disebut saldo.
5. Pengurus yang berwenanv menyimpan dan mggunakan Buiku kas adalah
Bendahara/Wakil Bendahara, ditiap-tiap tingkatan kepengurusan.
6. Pelaporan keuangan organisasi, selain dalam bentuk Buku Kas juga harus
dilengkapi kwitansi atau tanda pembayaran dalam pembelian barang-barang
untuk kepentingan organisasi.

19649068.doc
G. Buku Inventaris
1. Untuk jelas, tertib dan bertanggung-jawabnya pengadaan, penggunan,
pemeliharaan dan penyimpanan barang-baran iventaris organisasi,
diperlukan pencatan yang tertib tentang jumlah dan keadaan barangbarang
inventaris dimaksud, dalam suatu Buku Inventaris.
2. Buku inventaris berfungsi untuk mencatat seluruh kekayaan atau barang-
barang milik organisasi, agar mudah melakukan pemeliharaan perawatan
dan pemantauan terhadap barang-barang tersebut, sebagai asset organisasi
yang dihasilkan dari suatu masa bakti kepengurusan.
3. Pada dasarnya semua jenis buku dapat digunakan sebagai Buku Invertaris
asalkan ukurannya sesuai dengan kolom yang diperlukan.
4. Model Buku Inventaris yang digunakan untuk semua tingkatan
kepengurusan organisasi terdiri alas kolom:
a) Nomor urut : dimulai dari nomor 001 untuk setiap periode
kepengurusan
b) Nama barang : ditulis sesuai dengan nama barang yang ada
c) Merk barang : ditulis sesuai dengan nama barang yang ada
d) Tahun pembelian : ditulis sesuai dengan nota pembelian barang
e) Jumlah barang : ditulis sesuai dengan jumlah barang yang ada
f) Keadaan barang : diisi informasi/keadaan barang yang ada
(seperti: baik, rusak, dipinjam, dsb)
g) Keterangan : diisi uraian lain yang dianggap perlu.
5. Pengurus yang berwenag untuk menyimpan dan melakukan inventarisasi
adalah Sekjen/Sekretaris Jenderal/Sekretaris disemua tingkatan organisasi.

19649068.doc
III.PENYELENGGARAAN TERTIB ATRIBUT ORGANISASI

A. Lambang
1. Unsur dan warna gambar
Lambang Benteng Kedaulatan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut
a. Perisai merah putih (; komposisi warna 100%)
b. Bintang diatas perisai (warna kuning emas)
c. Huruf balok BK sebagasi symbol dari semua maksud organisasi.
d. Tulisan nama organisasi BENTENG KEDAULATAN
(menggunakan tipografi arial black) yang berada dibawah perisai.
(warna merah)

2. Penggunaan Lambang
Lambang organisasi merupakan identitas visual yang digunakan secara
proposional pada stasioner dan berbagai jenis atribut resmi, yaitu :
a. Kop atau kepala surat (letter-head);
b. Amplop;
c. Cap atau stempel;
d. Kartu nama;
e. Kartu Tanda Anggota;
f. Sertifikat, piagam, atau tanda penghargaan lainnya;
g. Jas resmi;
h. Papan nama;
i. Bendera;
j. Spanduk, biil-board dan baliho
k. Berbagai barang-barang cindera mata (souvenir)
B. Tema Resmi dan Slogan Organisasi
1. Tema Resmi organisasi adalah turunan/derivasi dari tema resmi (”
BERDAULAT 100%”.

19649068.doc
2. Tema resmi organisasi digunakan pada stationari dan berbagai jenis
atribut, bersama dengan logo organisasi. Selain itu, tema resmi
organisasi juga digunakan sebagai yel dalam pidato.
3. Selain tema tersebut, ada slogan-slogan, seperti :
 BENTENG KEDAULATAN Benteng Persaudaraan Bangsa;
 BENTENG KEDAULATAN Merajut Kembali Kebhinekaan;
 BENTENG KEDAULATAN Menjahit Kembali Merah Putih
 BENTENG KEDAULATAN Bergerak untuk Menegakkan
Kedaulatan Bangsa;
 BENTENG KEDAULATAN Mengawal Gerak dan Dinamika
Demokrasi;
 BENTENG KEDAULATAN berjuang demi tegakkan kedaulatan
politik, ekonomi, tanah air dan pengetahuan Indonesia;
4. Slogran-slogan tersebut digunakan pada spanduk, striker dan
sebagainya.
C. Stasioneri dan Atribut Organisasi
1. Kop atau Kepala Surat (letter-head)
a. Bahan : Kertas HVS gram/Concorde/Congueror
b. Ukuran : a). A4 (210 x 297 mm)
b). Folio )215 mm x 330 mm)
c. Warna kertas : Putih polos
d. Tata-letak : a). Lambang logo ditepi atas bagian tengah
b). Terletak kepengurusan di bawah lambang;
c). Nama organisasi terletak di bawah
tingkatan kepengurusan
d). Alamat lengkap sekretariat kantor terletak
di bawah garis
e. Penggunaan : a). Ukuran A4, untuk surat menyurat rutin
b). Ukura Folio, untuk Surat Keputusan (SK)
2. Amplop

19649068.doc
a. Bahan : Kertas amplop (Self seal envelope)
b. Ukuran : Cabinet (220 mm x 110 mm)
c. Warna kertas : Putih polos
d. Tata-letak : a). Lambang logo ditepi atas bagian tengah
b). Terletak kepengurusan di bawah lambang;
c). Nama organisasi terletak di bawha
tingkatan kepengurusan
d). Alamat lengkap sekretariat kantor terletak
di bawah garis
e. Catatan : a). Bila diperlukan, amplop dapat di buat
dalam ukuran besar (folio, dsb) dengan mengacu pada
b). Ukuran Folio, untuk Surat Keputusan
(SK)
3. Cap/Stempel
a. Bahan : Bahan standar stempel
b. Bentuk : Bundar
c. Ukuran : a). Standar surat = ∅ 3,5 cm
b). Stempel KTA = ∅ 2,0 cm
d. Tata-letak : a). Garis luar lingkaran : ganda (double
line)
b). Garis dalam : tunggal (single line)
c). Sketsa lambang sebagai back-ground
d). Tulisan BENTENG KEDAULATAN
membelah lingkaran;
e). Tingkatan Kepengurusan Organisasi di
tepi belahan atas lingkaran;
f). Nama tempat/daerah di tepi bahan bawah
lingkarang.
e. Warna Tinta : Tinta stempel (stamp-ink) berwarna hijau gelap
(dark-green)

19649068.doc
f. Posisi : Pembubuhan stempel untuk surat resmi
organisasi sedapat mungkin tertera di tengah-tengah antara 2 tanda
tangan pengurus dan tidak menutupi nama pengurus yang
menandatangani.
g. Penyimpanan : Yang berwenang menyimpan stempel adalah
Ketua Umum/Sekjen (untuk DPN), serta Ketua atau Sekretaris untuk
DPP, DPK, KAC dan KR.
h. Stempel Panitia : Stempel suatu kepanitian harus mencantumkan:
a). Lambang organisasi di sisi kiri; dan b). Tulisan yang
menunjukkan jenis kepanitiaan di sisi kanan, dengan ukuran yang
serasi dan seimbang.
4. Papan Nama
a. Bahan : Pada dasarnya dapat menggunakan semua jenis
benda yang pipih dan rata depan. Namun akan lebih layak, apabila
menggunakan
a) Sen dan sejenisnya; atau
b) Tree-plex dan sejenisnya; atau
c) Fiber-glass dan sejenisnya; atau
d) Kayu papan sirap.
b. Bentuk : Empat persegi panjang
c. Ukuran : a). DPN : panjang 200 cm, lebar 150 cm;
b). DPP : panjang 180 cm, lebar 140
cm;
c). DPK : panjang 160 cm, lebar 120
cm;
d). KAC : panjang 140 cm, lebar 105
cm;
b). KR : panjang 120 cm, lebar 90 cm;
d. Tata-letak : a). Lambang/Logo Organisasi, terletak di
bagian tengah tepi atas papan;

19649068.doc
b). Tingkatan kepengurusan organisasi,
terletak di bawah lambang organisasi;
c). Nama organisasi, terletak di bawah tulisan
tingkatan kepengurusan;
d). Nama daerah, terletak di bawah tulisan
nama organisasi;
e). Alamat sekretariat, terletak di bawah nama
organisasi atau ditepi bawah papan.
e. Warna : Komposisi warna papan nama mencakup
a) Dasar papan berwarna (menggunakan
warna dasar) putih atau hitam;
b) Lambang BENTENG KEDAULATAN,
sesuai warna lambang yang ada, dan
c) Tulisan-tulisan tingkatan kepengurusan,
nama organisasi, nama daerah dan alamat
kantor/sekretariat, berwarna hijau tua
(T426).
5. Kartu Tanda Anggota
a. Bahan : Kertas BC/HVS 160 gram
b. Ukuran : 9 cm x 5.5 cm, dua muka
c. Tata-letak : Halaman Depan berisi :
d. Warna : Komposisi warna papan nama mencakup
a) Lambang/logo organisasi
b) Kutipan prinsip perjuangan organisasi
c) Tulisan : Kartu Tanda Anggota
d) Ruang/space tanda tangan dan nomor
anggota
e) Photo (ukuran 3 x 4 cm) pemegang KTA
Halaman Belakang berisi :
a) Data anggota

19649068.doc
b) Tanggal penerbitan kartu
c) Tanda-tangan Ketua dan Sekretaris DPK
setempat dimana anggota berada
6. Spanduk Rentang
a. Bahan : Kain tetoron atau bahan lain yang sesuai.
b. Bentuk : Empat persegi panjang
c. Ukuran : Menyesuaikan
d. Format : a). Berisi lambang dan tema/slogan
organisasi;
b). Warna dasar (kain) putih;
c). Tulisan berwarna hijau;
d). Lambang, warna standar;
e. Tata-letak : Dipasang di tempat-tempat strategis, seperti :
a) Di dekat pasar
b) Di simpangan jalan
c) Di tempat-tempat umum atau tempat-
tempat yang banyak dikunjungi orang.
D. Pakaian Seragam (uniform)
1. Pakaian Resmi Lengkap (PRL)
a. Bentuk : Jas lengan panjang (coat)
b. Bahan : Tekstil yang relatif tebal atau agak kaku dan
memadai sebagai bahan jas, seperti kain dari jenis drill, wool, dsb.
c. Warna : Hitam tua (T246) polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut Jas : Jaket resmi organisasi dilengkapi sejumlah
atribut atau asesoris berupa :
a) Lambang organisasi, terletak di dada
sebelah kiri agak bawah.

19649068.doc
b) Tingkatan kepengurusan organisasi, di
dada sebelah kiri di atas lambang
organisasi.
c) Nama pengurus, terletak di dada sebelah
kanan, sejajar dengan posisi bedge
tingkatan kepengurusan organisasi.
f. Penggunaan : digunakan terutama oleh pengurus di tiap-tiap
tingkatan kepengurusan organisasi pada acara-acara resmi
internal/eksternal seperti :
a) Forum permusyawaratan organisasi
b) Rapat-rapat pengurus
c) Ketika menghadiri resepsi/acara-acara
resmi yang diselenggarakan organisasi
lain, dan
d) Lain-lain acara yang dianggap penting
g. Catatan : Pemakaian jas resmi organisasi dilengkapi hem
lengan panjang berwarna terang, dasi dan warna yang serasi dan
celana panjang berwarna gelap atau hitam
2. Pakaian Dinas Harian (PDH)
a. Bentuk : berupa baju lengan pendek, dilengkapi
accessories-band dipundak, dan 2 (dua) saku kanan kiri pakai tutup
dengan kancing di tengah.
b. Bahan : Tekstil yang tidak begitu tebal, seperti kain dari
jenis drill poly ester, famatex, dsb.
c. Warna : Hitam tua (T246) polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut PDH : Pakaian Dinas Harian dilengkapi sejumlah
atribut atau asesoris berupa :
a) Lambang organisasi, terletak di lengan kiri
b) Lambang, terletak di lengan kanan.

19649068.doc
c) Tingkatan kepengurusan organisasi, di
dada sebelah kiri.
d) Nama pengurus, terletak di dada sebelah
kanan, sejajar dengan posisi bedge
tingkatan kepengurusan organisasi
f. Penggunaan : digunakan terutama oleh pengurus di tiap-tiap
tingkatan kepengurusan organisasi pada acara-acara resmi
internal/eksternal seperti :
a) Forum permusyawaratan organisasi
b) Rapat-rapat pengurus
c) Ketika menghadiri resepsi/acara-acara
resmi yang diselenggarakan organisasi
lain, dan
d) Lain-lain acara yang dianggap penting

19649068.doc
g. Catatan : pemakaian Pakaian Dinas Harian organisasi
hendaknya dilengkapi :
a) topi berwarna hitam atau putih
b) kaos singiet lengan pendek tanpa kragb
betivama hitam
c) celana panjang berwarna gelap atau
hitam
3. Pakaian Dinas Lapangan I (PDL I)
a. Bentuk : Berupa baju lengan pendeksemi rompi, dilengkapi
kragb, accessories-band di pundak, ujung lengan dilipat, belahan depan
menggunakan resluiting, dan saku berjumlah empat buah
b. Bahan : Tekstil yang relatif tidak tebal, tidak kaku, dan
biladipakai cukup sejuk atau tidak panas, seperti kain dari jenis drill atau
sejenisnya.
c. Warna : hitam polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut PDL I : Pakaian Dinas Lapangan I organisasi dilengkapi
sejumlah atribut atau asesoris berupa :
a) lambang organisasi, terletak di lengan sebelah
kiri
b) lambang , terletak di lengan sebelah kanan
c) tingkatan kepengurusan organisasi, di dada
sebelah kiri
d) nama pengurus, terletak di dada sebelah kanan,
sejajar dengan posisi bedge tingkatan
kepengurusan organisasi
f. Penggunaan : Pakaian Dinas Lapangan I digunakan oleh anggota
dan pengurus di tiap-tiap tingkatan kepengurusan organisasi pada
kegiatan-kegiatan lapangan atau lain-lain acara yang dianggap penting

19649068.doc
g. Catatan : pemakaian Pakaian Dinas Lapangan I organisasi
hendaknya dilengkapi :
a) topi rimba / baret berwarna hitam
b) kaos/singlet lengan pendek tanpa kragb
berwarna terang
c) celana panjang berwarna hitam
4. Pakaian Dinas Lapangan II (PDL II)
a. Bentuk : berupa rompi (tanpa lengan dan kragb), di lengkapi
accessories-band di pundak, belahan depan menggunakan kancing atau
resluiting, dan saku begumlah 2 atau 4 buah
b. Bahan : tekstil yang relatif tidak tebal, tidak kaku., dan bila
dipakai cukup sejuk atau tidak panas, seperti kain dari jenis drill atau
sejenisnya.
c. Warna : hitam polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut PDL II : pakaian Dinas Lapangan II Organisasi dilengkapi
sejumlah atribut atau asesoris berupa:
a) lambang organisasi, terletak di lengan kiri
b) lambang , terletak di lengan kanan
c) tingkatan kepengurusan organisasi, di dada
sebelah kiri
d) nama pengurus, terletak di dada sebelah kanan,
sejajar dengan posisi bedge tingkatan
kepengurusan oraganisasi
e) tulisan satuan / unit / fungsi tugas/kerja terletak
di belakang (punggung), seperti: SATUAN
PENGAMANAN KHUSUS, UNIT
INVESTIGASI, TIM KESEHATAN, dll.

19649068.doc
f. Penggunaan : Rompi organisasi digunakan oleh anggota dan
pengurus di tiap-tiap tingkatan kepengurusan or, anisasi pada kegiatan-
kegiatan lapangan atau lain-lain acara yang dianggap penting
g. Catatan : Pemakaian Pakaian Dinas Lapangan I organisasi
hendaknya dilengkapi :
a) topi rimba atau baret berwarna hitam
b) hem atau kaos/singlet lengan pendek atau
panjang yang berwarna terang
c) celana panjang berwarna hitam
5. Pakaian Dinas Lapangan III (PDI, III)
a. Bentuk : berupa baju kaos lengan pendek atan panjang
b. Bahan : tekstil yang tidak relatif tidak kaku, dan bila
dipakai cukup sejuk atau tidak panas
c. Warna : hitam atau putih polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut PDL III : Pakaian DinasLapangan III organisasi dilengkapi
sejumlah atribut atau asesoris berupa:
a) lambang organisasi, terletak di lengan kiri
b) lambang , terletak di lengan kanan
c) tingkatan kepengurusan organisasi, terletak di
dada sebelah kiri
d) nama pengurus, terletak di dada sebelah
kanan, sejajar dengan posisi bedge tingkatan
kepengurusan organisasi
e) tulisan satuan/unit/fungsi tugas / kerja terletak
di belakang (punggung), seperti : SATUAN
PENGAMANAN KHUSUS, UNIT
INVESTIGASI, TIM KESEHATAN, dll.

19649068.doc
f. Penggunaan : Pakaian Dinas Lapangan III digunakan oleh anggota
dan pengurus di tiap-tiap tingkatan kepengurusan organisasi pada
kegiatan-kegiatan/ pada acara lain yang dianggap penting
g. Catatan : pemakaian Pakaian Dinas Lapangan III organisasi
hendaknya dilengkapi :
a) topi rimba/ baret berwarna hitam
b) celana panjang berwarna hitam
D. Assesoris
1. Topi
a. Bentuk : berupa topi, dengan lembar/sayap depan
b. Bahan : tekstil atau kulit yang relatif tebal, agak kaku, dan
layak sebagai bahan topi
c. Warna : putih atau hitam polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut topi : top organisasi dilengkapi sejumlah atribut atau
asesoris berupa :
a) lambang organisasi, terletak di sisi depan;
b) tingkatan kepengurusal: organisasi dan nama
daerah, terletak di sisi kiri;
c) nama pemakai / pengurus, terletak di sisi kanan ;
dan
d) sembilan bintang segi lima, terletak di lembar /
sayap depan
f. Penggunaan : topi organisasi digunakan oleh anggota dan pengurus
di tiap-tiap tingkatan kepengurusan organisasi pada kegiatan -kegiatan
lapangan atau lain-lain acara yang diangggap penting
2. Baret
a. Bentuk : berupa baret, dengan lembar / sayap depan
b. Bahan : tekstil yang relatif tebal, agak kaku, dan layak
sebagai bahan baret

19649068.doc
c. Warna : hitam polos
d. Ukuran : menyesuaikan
e. Atribut Baret : baret organisasi dilengkapi atribut atau asesuris
berupa lambang or-anisasi, yang terletak di sebelah kin
f. Penggunaan : baret digunakan oleh anggota dan pengurus di semua
tingkatan kepengurusan organisasi pada kegiatan-kegiatan resmi/semi
resmi/lapangan ataulain-lain acara yang dianggap penting
3. Lencana
a. Jenis dan ukuran : dikelompokkan menjadi tiga jenis, dengan ukuran
masing-masing sebagai berikut :
a) Lencana besar berdiameter 6,5 cm;
b) Lencana sedang berdiameter 3,5 cm
c) Lencana kecil berdiameter 2 cm
b. Bentuk : sesuai bentuk lambang organisasi
c. Bahan : logam (kuningan, tembaga, seng dll.) fiberglass,
nica dan lain-lain benda yang layak sebagai bahan lencana
d. Warna : kuning emas
a) lencana yang dibuat dari bahan kuningan /
tembaga berwarna sesuai warna dasar logam
dimaksud;
b) lencana yang dibuat dari bahan bukan kuningan /
tembaga berwarna sesuai warna iambang
organisasi
e. Penggunaan :
a) lencana besar terutama digunakan pada saat
upacara pelantikan pengurus di tiap-tiap
tingkatan kepengurusan organisasi, yaitu untuk
dikalungkan kepada Ketua Umum / Ketua dan
Sekretaris Jenderal / Sekretaris. Lencana
dimaksud dilengkapi kalung/selempang yang

19649068.doc
terbuat dari kain berwarna hijau tua dengan garis
tepi berwarna hijau terang ;
b) lencana sedang terutama digunakan pada baret
dan terletak di sisi kiri. Lencana dimaksud juga
dapat digunakan sebagai kepala ikat pinggang;
c) lencana kecil terutama digunakan untuk Anggota
Kehormatan.
d) lencana kecil juga dapat digunakan sebagai bross
yang dipasang pada jilbab dan baju perempuan .

III. PENUTUP
12. Keputusan ini akan berfungsi optimal sebagaimana mestinya,
jika seluruh jajaran organisasi di semua tingkatan
kepengurusan sungguh-sungguh rnelalukan keputusan ini
secara optimal dan ta'at azas ;
13. Hal-hal yang belum diataur dalam keputusan ini, akan diatur
dalam suatu peratauran organisasi yang diputuskan oleh
Dewan Koordinasi Nasional;
14. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
15. Selesai

19649068.doc
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2009

PRESIDIUM RAPAT KERJA NASIONAL


BENTENG KEDAULATAN

TAMAM M. HASBY
Presidium Presidium

19649068.doc

You might also like