Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
PIETER LATUMETEN, SH.MH
1
Mengenai kebatalan ini, Habib Adjie, yang
dikutip dari sumber data dari Tabel Akta Notaris,
kedalam 5 (lima) bagian yaitu (a) oapat membagi
oibatalkan; (bi Batal Demi Hukum; (c) Dibatatkan
sendiri; (d) Berdasarkan azas Praduga oteh para pihak
sah dan {e) Mempunyai Kekuatan pembuktian
tangan' Tulban ini hanya membatasi sebagai akta dibawah
membahas tentang sebab-sebab Degiadasi
Batal D€rni Hukum, Dapat Dibatarkan kekuatan bukti akta otentik,
- dan Non Existent,
uhat pasal 15 ayat 1, 2 dn 3 uUJN yang
mengatur kewenangan notaris membuat akta
drnars'd dalam pasal 15 ayat 1 uuJN, kewenangan otentik yang
notaris lainnya yang ditentukan dalam uuJN
&ndsd dalam pasat 15 ayat 2 uUJN dan kewenangan y"ng ji"tu, sebagaimana
btttqta sebagaimana dimaksud dalam pasal daram peraturan perundang-undangan
15 ayat 3 uuJN. riekuatan bukti lengkap
H*iatr (luar)' kekuatan bukti formai dan kekuatan meliputi kekuatan bukti
Menurut Hukum.
bukti materiil, lihat suhardjono. sekilas Tiniauan Akta
Varia peradilan 123 (1995), hal. 133_135.
iika dapat dibuktikan pemenuhan semua unsur dalam pasal 1365 KUH.perdata,3 dan lika tidak dapat
dibuktikan adanya perbuatan melawan hukum dari notaris, maka terjadinya cacatnya akta notaris
tidak dapat dimintakan pertanggungiawaban hukum apapun kepada notaris. Memahami syarat-syarat
keabsahan suatu akta notaris, kekuatan bukti akta notaris dan sebab sebab kebatalan akta notaris dan
model-model kasus batalnya akta notaris baik menurut Yurisprudensi, Doktrin dan pengalaman-
penglaman empirik dari praktik notaris sehari hari, dapat memudahkan setiap notaris dalam membuat
akta-akta notaris sesuai dengan UUJN dan aturan-aturan hukum lainnya yang berlaku.
LAMA
"Akta otentik adalah akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang dibuat
oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu ditempat dimana akta itu
dibuat."
Menurut pasal 1868 KUH.Perdata, agar suatu akta mempunyai stempel otentisitas harus dipenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam pasal ini yaitu;
a. Akta itu harus dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat Umum;
b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang;
c' Peiabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat harus mempunyai wewenang untuk
membuat akta itu.
Pasal ini hanya merumuskan arti kata otentik dan tidak menyebutkan
siapa pejabat umum itu,
bagaimana bentuk aktanya dan kapan Pejabat Umum itu berwenang.
secara imptisit pasal lg69
KUH'Perdata menghendaki adanya suatu uU yang mengatur tentang pejabat
Umum dan Bentuk
Peniabaran kewenangan Notaris selaku Pejabat Umum dimuat dalam pasal 15 ayat 1 UU Jabatan
Notaris yang berbunyi:
"Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua PERBUATAN, pERJANJIAN dan
KETETAPAN yang diharuskan oleh Peraturan perundang-undangan dan atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggat
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan Grosse, Salinan dan Kutipan, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang.,,
Notaris mempunyai kewaiiban menciptakan otentisitas dari akta akta yang dibuat oleh atau
dihadapannya dan otentisitas aktanya hanya dapat tercipta jika syarat-syarat formal atau syarat syarat
bentuk (Gebruik in de vorm) yang ditentukan dalam UU jabatan Notaris terpenuhi dan otentisitas ini
tidak ditentukan oleh peraturan perundang-undangan lainnya.
Degradasi kekuatan bukti akta notaris dari otentik menjadi kekuatan bukti dibawah tangan, dan cacat
yuridis akta notaris yang mengakibatkan akta notaris DAPAT DIBATATKAN atau BATAL
DEM| HUKUM
atau NoN ExlsTENT, teriadi jika ada pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan yaitu:
Suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud
diatas atau karena
suatu cacat dalam bentuknya, tidaklah dapat diberlakukan sebagai akta otentik,
namun demikian
mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah tangan jika ditandatangani oleh para pihak.,,a
Pasalini memuat ketentuan, bahwa suatu akta tidak memiliki kekuatan bukti otentik dan hanya
memiliki kekuatan buktidibawah tangan dalam hal:
b- Pejabat umum tidak mampu (tidak cakap) untuk membuat akta itu;
2. Hilangnya otentisitas akta (akta notaris tidak batal), atau perbuatan hukum yang tertuang
didalamnya tidak ikut batal. Hal ini terjadi pada perbuatan hukum yang tidak diwajibkan oleh
undang-undang untuk dituangkan didalam suatu akta otentik, tetapi pihak-pihak menghendaki
perbuatan hukum mereka dapat dibuktikan dengan suatu akta otentik, supaya dapat diperoleh
suatu pembuktian yang kuat.
3. Akta tetap memiliki otentisitas (akta notarisnya batat) atau tindakan hukum yang tertuang
didalamnya batal. Hal ini teriadijika syarat-syarat perjanjian tidak dipenuhi atau teriadinya cacat
dasar hak yang menjadi obyek perjanjian. Misalnya jual beli dilakukan atas dasar buktiyang palsu.
Dalam hal suatu perbuatan hukum oleh undang-undang tidak diharuskan dituangkan dalam
suatu akta
otentik dan jika akta tersebut kehitangan otentisitas karena tidak dipenuhinya syarat formal yang
dimaksud dalam pasal 1869 KUH.Perdata jo UU Jabatan Notaris, maka akta tersebut tetap berfungsi
sebagai akta yang dibuat dibawah tangan bila akta tersebut ditandatangani oleh para pihak. Sepanjang
berubahnya atau terjadinya Degradasi dari akta otentik menjadi akta dibawah tangan tidak
menimbulkan kerugian, notaris yangbersangkutan tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban
hukumnya melalui pasal 1365 KUH.perdata.
a. Penghadap paling sedikit berumur 18 tahun atau telah menikah dan cakap melakukan
perbuatan hukum.
b. Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 orang saksi
pengenalyang berumur paling sedikit 18 tahun atau telah menikah dan cakap melakukan
perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 penghadap lainnya.s
a. setiap akta dibacakan oleh notaris dengan dihadiri oleh 2 orang saksi
b. Saksi harus berumur paling sedikit berumur 18 tahun atau telah menikah, cakap
melakukan perbuatan hukum, mengerti bahasa yang dipergunakan dalam akta, dapat
membubuhkan tandatangan dan paraf dan tidak mempunyai hubungan perkawinan atau
hubungan darah dalam garis lurus keatas atau kebawah tanpa pembatasan derajat dan
garis kesamping sampai dengan derajat ketiga dengan notaris atau para pihak.
c. saksi harus dikenal atau diperkenalkan kepada notaris atau diterangkan identitas dan
kewenangannya kepada notaris oleh penghadap serta pengenatan ini harus dinyatakan
secara tegas dalam akta.
u GHS' L' Tobing, op.cit. hal. 145 mengatakan dengan cara apa notaris
memperoleh keterangan-
keterangan tentang pengenalan itu adalah urusan notaris itu
sendiri. Notaris dapat memperoleh keterangan itu
dari orang-orang yang dikenal dan yang dipercayanya. Notaris dapat
melihat pasport, surat-surat lain dari
oranS{trang yangbersangkutan, meminta informasi dan masih banyak
cara lain bagi notaris untuk meyakinkan
dirinya' Praktik peradilan member arti "MENGENAI" diidentikkan dengan
indentitas diri penghadap, lihat
putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 27olPidltg85/PT.srb,
dalam akta kuasa palsu dimana notaris
(terdakwa) dinyatakan tidak bersalah karena Hakim berpendapat
notaris mengenal penghadap berdasarkan
clnr pengenalannya yaitu identitas asli penghadap diperlihatkan kepada notaris dan penghadap
dibawah
kekantor notaris oleh seorang yang kenal sama notaris.
lmpikasi terhadap ketidakcakapan absolut mengakibatkan akta yang dibuatnya sejak semula
meniadi tidak sah atau batal demi hukum, sedangkan terhadap ketidakcakapan relatif
mengakibatkan akta yang dibuatnya dapat dimintakan pembatalan atau diratifikasi (disahkan)
oleh wakilnya yang sah. Jadi pelanggaran terhadap ketentuan pasal 39 UUJN, yang termasuk
ketidakcakapan yuridis dan sepanjang tidak dimintakan pembatalannya tetap berlaku sebagai
akta yang dibuat dibawah tangan.
2. Pasal 16 ayat t huruf L dan pasal 16 ayat 7 dan 8 UUJN yang berkaitan dengan pasal ztg UUIN,
dimana dimungkinkan pembacaan akta tidak wajib dilakukan dalam hal penghadap telah membaca
sendiri, mengetahui dan memahami isinya dengan ketentuan hal tersebut harus dinyatakan dalam
akta dan setiap halaman minuta akta diparaf oleh penghadap, saksFsaki dan notaris. Kewajiban
pembacaan akta oleh notaris tetap berlaku bagi pembuatan wasiat umum, walaupun penghadap
membaca sendiri aktanya (pasal 16 ayat 9 UUJNI.
Pasal 84 UUJN selaras dengan asas hukum yang diatur dalam pasal
60 pJN (stbl lg50:3), dimana datam
pasal6o ayat 2 PJN (lamalditegaskan bahwa: "... jihaakta yang dibuat
dihadapan mereka, karena tidak
memenuhi syarat mengenai bentuk, dibatalkan dimuka pengadilan
atau hanya dianggap berlaku
sebagai alrta yang dibuat dibawah tangan..." sanksi degradasi
kekuatan bukti akta notaris dalam pJN
lama sudah dicantumkan secara tegas dalam pasal-pasal tertentu,
sehingga jika tidak dicanturnkan
sanksi degradasi dalam pasal tersebut maka terhadap pelanggarannya pasal
yang tidak mencantumkan
sanksi secara tetas mengakibatkan akta tersebut dapat dibatalkan
dimuka pengadilan
7
Batal demi hukum jika dipermasalahkan maka harus dinyatakan melatui putusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku berdaya surut sejak tanggal akta tersebut.
-Wasiat tediri dari Wasiat Olografis (pasal 932 KUH.Perdata), Wasiat Rahasia (pasal 940
KUH.Perdata) dan Wasiat Umum (pasal 938 jo 939 KUH.Perdata). pelanggaran berupa tidak
membuat DAFTAR WASIAT dan TIDAK MENGIRIMKAN LAPORAN dalam jangka waktu yang disebut
dalam Pasal 16 ayat I huruf i, tidak mengakibatkan wasiat kehilangan otentisitas oleh karena tidak
menyangkut bentuk akta wasiat, namun pelanggaran yang bersifat eksternal
{diluar akta} terhadap
kewajiban dalam menialankan jabatannya, sehingga sanksi atas pelanggarannya mengakibatkan
akta wasiat BATAT DEMI HUKUM, sejak pewaris meninggal dunia. Wasiat terikat secara ketat
dengan syarat-syarat dan bentuk yang ditetapkan dalam UU oleh karena wasiat baru berlaku
setelah pembuat wasiat meninggal dunia, sehingga perlu adanya jaminan agar tidak adanya
pemalsuan atau penipuan dalam wasiat. Dengan wasiat, pewaris dapat memindahtangankan
harta
kekayaannya kepada siapapun dan karena itu untuk memberikan kepastian hukum kepada
pewaris, ahliwaris dan pihak ketiga, diperlukan adanya kewajiban membuat
DAFTAR WASIAT dan
PELAPoRAN kepada Departemen Hukum dan HAM Rl. Pelanggaran pasal lG ayat
t huruf i bukan
pelanggaran terhadap bentuk akta wasiat, sehingga sanksi atas pelanggarannya
adalah BATAL
DEMI HUKUM vans berlaku seiak pewaris meninssal dunia dan notaris belum
membuat DAFTAR
wAslAT dan MELAPORKANNYA kepada DEPARTEMEN HUKUM dan HAM Rt.
' lihat Pasal 7 uuJN, Notaris waiib dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal pengambilan
sumpahfanji iabatan notaris yang bersangkutan wajib menyampaikan teraan/cap jabatan
notaris berwarna
rnrah kepada Menteri dan Pejabat lain yang bertanggung jawab dibidang agraria/pertanahan, organisasi
3. Pasal44 UUJN mengatur:
a, Penandatanganan akta dilakukan oleh setiap penghadap, saksFsaski dan notaris, kecuali ada
penghadap yang tidak dapat membubuhkan tandatangannya dengan menyebutkan alasannya,
yang dinyatakan secara tegas dalam akta.
b. Jika akta dibuat dalam bahasa lndonesia yang tidak dimengerti oleh penghadap, notaris wajib
menterjemahkan atau menjelaskan kedalam bahasa yang dimengerti oleh penghadap dan
harus dinyatakan secara tegas pada akhir akta atau jika notaris tidak menteriemahkan dan
akta diterjemahkan dan dijetaskan oleh penterjemah, maka akta ditandatangani oleh
penghadap, saksi-saksi, notaris dan penterjemah serta harus dinyatakan secara tegas dalam
akhir akta.
c. Jika akta dibuat dalam bahasa lain selain bahasa lndonesia atas kehendak yang
berkepentingan dan notaris serta saksi-saksi mengerti dan memahmi bahasa lain itu, maka
notaris wajib menterjemahkan dalam bahasa lndonesa dan dinyatakan secara tegas dalam
akhir akta. Akta dibuat dalam bahasa lain dari bahasa lndonesia sepanjang tidak dilarang oleh
Undang- Undang.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal zl4 UUJN meneakibatkan aktanva batal demi hukum, oleh
karena pasal 44 UUJN mengatur tentang penandatanganan dan bahasa dalam akta. Logis jika akta
tidak ditandatangani atau alasan tidak menandatangani dan penyebutan dalam akhir akta tidak
dilakukan dianggap tidak ada tandatangan dan tidak mengikat. Bahasa dalam akta harus dipahami
oleh penghadap, saksi-saksi dan notaris, khusus penghadap bisa dipahami secara langsung atau
bisa pula diterjemahkan oleh penterjemah atau notaris. Jika penghadap tidak memahami dan juga
tidak diteriemahkan aktanya kepada penghadap, maka penghadap tidak mengetahui isi aktanya
dan hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 1335 KUH.Perdata jo pasal 1337 KUH.perdata.
-Paraf berlaku sebagai tanda tangan sehingga perubahan isi akta tanpa paraf
atau tanda
pengesahan lain, mengakibatkan perubahan tersebut tidak mengikat penghadap
atau perubahan
dianggap tidak ada atau batal demi hukum.
Nolaris' xetua Pengadilan Negeri, Maielis Pengawas Daerah serta Bupati atau walikota ditempat
notaris
diar€r€t.
Pasal 49 UUJN mengatur:
-tempat perubahan isi akta dibuat disisi kiri akta atau pada akhir akta sebelum penutup
akta atau dengan menyisipkan lembar tambahan, dan semuanya harus dilakukan dengan
menunjuk bagian yang diubah.
-Pelanggaran pasal 49 dalam bentuk perubahan yang dilakukan tanpa menunjuk bagian yang
dirubah, mengakibatkan perubahan tersebut batal atau batal demi hukum.
a. Pencoretan kata, huruf dan angka dilakukan dengan tetap dapat terbaca sesuai dengan yang
tercantum semula dan dinyatakan pada sisi akta serta diparaf atau diberi tanda pengesahan
oleh penghadap, saksi dan notaris.
b. Perubahan lain atas perubahan semula, dicantumkan disisi akta.
c. Pada penutup setiap akta dinyatakanjumlah perubahan, pencoretan dan penambahan.
Pelanggaran pasal 51 UUJN, mengakibatkan perubahan yang dilakukannya menjadi batal demi
hukum.
Cacatnya akta notaris dapat menimbulkan kebatalan bagi suatu akta notaris dan ditinjau dari sanksi
atau akibat hukum darikebatalan dapat dibedakan menjadi:
2. DAPAT DIBATATKAN
3. NON EXISTENT
Akibat hukum dari suatu kebatalan pada prinsipnya sama antara BATAT DEMI HuxuM, DAPAT
DIBATALKAN atau NoN EXISTENT yaitu ketiganya mengakibatkan perbuatan hukum tersebut rrgg3di
tidak berlaku atau perbuatan hukum tersebut tidak mempunyai akibat hukumnya. Irtik perbedaannya
pada waktu berlakunya kebatalan tersebut yaitu:e
a' BATAL DEMI HUKUM, akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan tidak mempunyai
akibat tnrhrm
seiak terjadinya perbuatan hukum tersebut atau berdaya surut (ex tunc), dalam prakik BATAT
DEMI HUKUM didasarkan pada Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
b' DAPAT DIBATAIKAN, akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan tidak mempunyai
akibat hukum
sejak terjadinya pembatalan dan dimana pembatalan atau pengesahan perbuatan hukum
tersehn
tergantung pada pihak tertentu, yang menyebabkan perbuatan hukum tersebut dapat dibatalkan.
Akta yang sanksinya DAPAT DIBATALKAN, tetap berlaku dan mengikat selama belum ada putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang membatalkan akta
tersebut;
t Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan. (Bandung: pT. Citra Aditya
Bakti, 2007), hal. 363-389.
10
c. NON EXISTENT, akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan tidak ada atau NON ExISTENT, yang
disebabkan karena tidak dipenuhinya essensialia dari suatu perjanjian atau tidak memenuhi salah
satu unsur atau semua unsur dalam suatu perbuatan hukum tertentu. Sanksi Non Existent secara
dogamtis tidak diperlukan putusan pengadilan, namun dalam praktik tetap diperlukan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan implikasinya sama dengan BATAL DEMI
HUKUM.
Kebatalan diatur secara tidak lengkap dalam Pasal 1446 sld 1456 KUH.perdata dan diilengkapi dengan
Yurisprudensi dan Dokrin sebagai sumber hukum lainnya, dimana kebatalan dapat disebabkan oleh:r0
1. KETIDAKCAKAPAN BERTINDAK:
UU Jabatan Notaris sebagai produk hukum nasional yant mengacu pada pancasila sebagai
Rechtsidee (cita-cita hukum nasional) dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, telah
mengatur batas usia kedewasaan atau kriteria kecakapan bertindak dalam akta, yang dituangkan
dalam pasal 39 ayat I UUIN yaitu paling sedikit berumur 18 tahun atau telah menikah dan cakap
melakukan perbuatan hukum (tidak dibawah pengampuan). UUJN mengatur kriteria kecakapan
untuk semua PERBUATAN, PERJANJIAN dan KETETAPAN yang dimuat dalam suatu akta otentik.
Ketidakcakapan bertindak dalam akta yang disebabkan karena belum dewasa termasuk
ketidakcakapan relatif dan sanksinya yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dapat dibatalkan oleh
wakilnya yang sah atau anak dibawah umur tersebut setelah dewasa nanti atau sebaliknya dapat
diratifikasi (disahkan). Kecakapan bertindak bukan menjadi tanggung jawab notaris sepanjang
keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap dan data formal yang disampaikan kepada
notaris sebagai dasar bertindak penghadap mengandung kebohongan atau kepalsuan dan tidak
diketahui oleh notaris seiak semula, dan tidak menghilangkan otentisitas dari aktanya.
2. KETIDAKWENANGAN BERTINDAK:
Kewenangan bertindak maksudnya orang yang berwenang untuk melakukan perbuatan hukum
tertentu. Misalnya atas harta gono gini, yang berwenang untuk melakukan tindakan pemilikan
adalah suami dan istri secara bersama-sama. orang yang cakap bertindak belum tentu berwenang
melakukan perbuatan hukum tertentu, tapi orang yang berwenang melakukan perbuatan hukum
tertentu sudah pasti harus memenuhi kriteria kecakapan bertinkdak. Ketidakwenangan bertindak
dalam suatu akta, mengakibatkan aktanya batal demi hukum.
11
Beberapa contoh ketidakwenangan yang diatur dalam KUH.perdata yaitu:
a. Pasal 907 KUH.Perdata, yang menegaskan notaris yang membuat akta wasiat dan para saksi
yang ikut menyaksikan pembuatan wasiat tidak boleh menikmati hibah wasiat dari pemberi
wasiat. Jadi Notaris dan para saksi tidak berwenang untuk menerima hibah wasiat dimana
mereka ikut dalam lahirnya wasiat itu.
b. Pasal 1467 KUH.perdata, menegaskan bahwa antara suami istri tidak boleh melakukan jual beli,
kecualiada perjanjian kawin pisah harta.
c. Pasal 1470 KUH.perdata, mengatur larangan jual beli antara penerima kuasa, selaku pembeli
dan pemberi kuasa selaku penjual atas barang-barang yang dikuasakan.
d. Pasal 1471 KUH.Perdata, mengatur larangan jual beli barang orang lain.
Mahkamah Agung melalui putusannya Nomor g148KlPDT/1988, telah membatalkan akta jual beli
saham yang didasarkan pada surat kuasa yang tidak memberikan kewenangan kepada penerima
kuasa untuk menjual saham milik pemberi kuasa.
".,.khusus untuk mewakili segala hak dan kepentingan pemberi kuasa sehubungan dengan maksud
perseroan mengadakan perubahan susunan para pemegang saham, perubahan susunan pengurus
dan pengeluaran saham dalam simpanan.,,
Kuasa demikian tidak memberikan kewenangan untuk menjual sehingga kuasa jual yang
dibuat
berdasarkan kuasa tersebut dinyatakan batal demi hukum, Karena bertentangan dengan pasal
1335
jo 1337 dan pasal 1471 KuH.Perdata. Kewenangan ini juga bukan merupakan tanggung jawab
notaris sepanjang keterangan kedudukan bertindak penghadap dan data formal yang disampaikan
penghadap sebagai dasar bertindak mengandung kebohongan atau
kepalsuan, dan notaris tidak
mengetahui adanya kebohongan tersebut. u
3. CACATKEHENDAK
12
timbal balik antara para pihak dan kerugian yang sangat besar bagi salah satu pihak. Cacat
kehendak ini bukan merupakan tanggung jawab notaris melainkan para pihak sendiri dan hal
inipun harus dibuktikan melalui putusan pengadilan.
4. BENTUK PERJANJIAN
Bentuk Perjanjian maksudnya adalah bentuk yang ditentukan oleh Undang-undang atau unsur-
unsur yang mutlak ada dalam suatu perbuatan hukum tertentu. t'Beberapa contoh bentuk yang
ditentukan oleh UU yaitu Perseroan Terbatas harus didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akta
notaris dalam Bahasa lndonesia (Pasal 7 ayat 1 UUPT), Yayasan didirikan dengan akta notaris dalam
bahasa lndonesia (Pasal 9 ayat 2 UU Yayasan), dan Surat Kuasa Membebankan Hak tanggungan
harus dibuat dengan Akta Niotaris atau Akta PPAT. Kata "Akta Notaris" dan "Bahasa tndonesia,,
merupakan bentuk dari perjanjian pendirian PT dan jika akta pendirian tidak dibuat dalam bentuk
Akta Notaris dan dalam Bahasa lndonesia, mengakibatkan aktanya menjadi NON EXISTENT
{tidak
ada). Unsur-unsur dalam suatu perbuatan hukum tertentu atau disebut juga dengan Essensialia
suatu perjanjian mutlak ada, seperti dalam Jual Beli yang menjadi essensi dari perjanjian tersebut
adalah pembayaran harga dan penyerahan barang dan jika dalam jual beli tidak ada pembayaran
maka tidak terjadi jual beli atau mengakibatkan jual beli tersebut menjadi NoN ExtsTENT. Banyak
contoh dimana secara dogmatis perjanjian-perjanjian yang tidak memenuhi syarat bentuk
dinyatakan Non Existent diantaranya Perjanjian Hutang piutang sebagai perjanjian riil, dimana
penyerahan uang merupakan salah satu unsur mutlak dalam perianjian riil dan Wasiat Terbuka
(wasiat Umum) yang harus dibuat dengan akta notaris) yang pembuatannya tidak memenuhi
tata
cara sesuai dengan ketentuan uu, menjadikan wasiat tersebut Non Existent.
5. BERTENTANGAN DENGAN UU
Kausa yang halal merupakan satah satu syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya
suatu perjanjian,
artinya perianiian tidak boleh bertentangan dengan UU, Ketertiban Umum dan Kesusilaan Baik.l3
Perjanjian terlarang dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu:
-Contoh yaitu Pembuatan Kuasa Mutlak yang obyeknya adalah hak atas
tanah, mengandung
kausa yang dilarang yaitu melanggar lnstruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 14 atahun lggz
12 Pada Perianiian dikenal bagian-bagian yang terdiri dari (1) BAGIAN EssENTlALlA,
bagian perjanjian
yang merupakan unsur yang harus ada pada suatu perjanjian
tertentu yaitu pihak-pihaknya, kata sepakat,
obyeknya yang tertentu/dapat ditentukan, kausanya, harga jual beli pada
suatu jual beli atau harga sewa pada
suatu sewa menyewa. oleh karena itu dari bagian essentialia seperti obyek
dan hal lain yang essential seperti
harga jual beli atau harga sewa tidak masuk di bagian pasal-pasal namun
di bagian pokok sebelum pasal-pasal,
karena harga/uang sewa bukan syarat untuk
iual beli/sewa menyewa tetapi unsur dari perjanjian-perjanjian
tersebut, lihat Beberapa catatan Mengenai Pembuatan Akta Di Dalam praktek Notaris,
i: disusun oleh pp lNl.
Pasal 1320 KuH'Perdata memuat syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yaitu
sepakat mereka yang
meqgikatkan diri; kecakapan membuat suatu perjanjian; suatu hal tertentu dan
causa yang halal.
13
tentang larangan Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan Hak atas Tanah. pengalihan
Barang laminan kepada Kreditur dalam hal Debitur wanprestasi/latai, dilarang oleh UU (pasal
1154 KUH.Perdata, UU Nomor 4 tahun 1996 dan UU nomor 42 tahun 1999).
-Contoh yaitu Jual Beli pisau tidak dilarang namun jika digunakan untuk membunuh, maka
perianiian ini menjadi terlarang jika sejak semula kedua belah pihak telah mengetahui adanya
kausa yang terlarang (penggunaan pisau untuk membunuh) dalam pembuatan perjanjian jual
beli pisau. Jual beli Kayu bulat tidak dilarang namun jika diekspor keluar negeri menjaditerlarang
karena adanya larangan ekspor kayu gelondongan (pelaksanaan perjaniian menjadi terlarang).
Perianjian ini menjadi batal demi hukum, jika kausa yang terlarang (pengiriman kayu keluar
negeri| diketahui sejak semula oleh para pihak.
-Maksud dan Tuiuan membuat perjaniian yang dilarang adalah perjanjian yang sengaja dibuat
untuk menyelundupi UU atau menghindari ketentuan Undang-undang. Motivasi membuat
perianiian yang dilarang dikenal dengan PERJANJIAN S|MULASI. to Ada 2 macam perjanjian
simulasi yaitu :
1. Perianjian Simulasi Absolut yaitu suatu perjanjian dimana para pihak membuat perjanjian
yang terhadap pihak luar menimbulkan kesan yang berbeda dengan perjanjian yang oleh para
pihak secara diam-diam mengingkarinya. Contohnya Jual Beli hak atas tanah antara A dan B,
dan kemudian B dan C {Warga Negara Asing) membuat perjanjian yang isinya memuat
pengakuan B bahwa uang untuk membeli bidang tanah dari A adalah milik
C dan karena itu
bidang tanah tersebut merupakan milik C. Perjanjian antara B dan C merupakan perjanjian
simulasi absolut yang memuat kausa yang tidak halal, untuk menghindari larangan pemilikan
tanah dengan hak milik oleh orang asing berdasarkan pasal 26 ayat 2 UUPA (UU pokok
Agraria), dengan akibat BATAL DEMI HUKUM.
2' Perjanjian Simutasi Relatif yaitu perjanjian dimana para pihak menginginkan akibat hukumnya
tapi memakai bentuk hukum yang lain. contoh Juat beli bidang tanah berangsur angsur
dalam kurun waktu tertentu agar penjualan tersebut berada dibawah nilai harga yang
tidak
kena paiak. Perjanjian simulasi relatif semacam ini tetap sah karena obyek hukumnya
tidak
mensyaratkan subyek hukum tertentu.
14
pelanggaran ketertiban umum dan kesusilaan baik ini bersifat abstrak sehingga sulit untuk
merumuskan bentuk-bentuk kasus mana yang termasuk dalarn kategori pelanggaran ini. Herlien
Budiono, telah memberikan contoh pelanggaran terhadap kesusilaan baik yaitu perjanjian agar
suami istri mau bercerai dengan pembayaran sejumlah uan& termasuk dalam pelanggaran
kesusilaan baik. Perianiian mengenai warisan yang belum terbuka walaupun atas sepakatnya orang
yang akan meninggalkan warisan dilarang berdasarkan kesusilaan baik. Contoh bentuk pelanggaran
ketertiban umum yaitu kuasa menjual yang dibuat untuk menjamin perjanjian hutang piutang, tidak
dapat dianggap sebagai suatu pemberian kuasa secara sukarela dari pemberi jaminan atau debitur,
dan kuasa meniual ini meniadi tidak sah dan melanggar ketertiban umum, karena merupakan
penyelundupan hukum terhadap larangan belsifat memaksa dimana jaminan harus dilakukan
melalui pelelangan umumr.
C. MODET AKIA
t)
1. PERMOHONAN PENGESAHAN PT SEBAGAI BADAN HUKUM
Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan Badan Hukum pT, wajib
diajukan oleh Notaris selaku kuasa para pendiri secara elektronik melalui website SISMINBAKUM,
dalam jangka waktu 60 hari sejak tanggal akta pendiriannya ditandatangani. Dalam hal lewatnya
jangka waktu 60 hari, tanpa ada pengesahan PT tersebut sebagai Badan Hukum, maka akta
pendirian PT berikut perubahannya jika ada menjadi batat dan pT menjadi bubar demi hukum
dengan lewatnya waktu dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri.l5 Sanksi yang dikenakan oleh
UUPT terhadap akta pendirian dan perubahannya, iika telah melampaui jangka waktu permohonan
adalah BATAL dan PT menjadi BUBAR DEMI HUKUM, sehingga dengan demikian akibat hukumnya
dengan lewatnya waktu PT sudah tidak ada lagi dan karena itu segala sesuatu yang tidak ada, tidak
dapat ditegaskan kembali tapi HARUS DIBUAT utANG DENGAN AKTA pENDtRtAN BARU. Batalnya
akta pendirian PT bukan disebabkan karena adanya cacat yuridis terhadap aktanya melainkan
karena adanya pelanggaran terhadap jangka waktu permohonan pengesahan pT yang diatur
dalam
UUPT tanpa adanya pengesahan PT sebagai Badan Hukum. Kebatalan akta pendirian pT
dengan
lewatnya jangka waktu permohonan merupakan LEX SPESIAuS dari sebab-sebab kebatalan yang
diatur dalam KUH.perdata.
16
3. PERMOHONAN PERUBAHAN DATA PERSEROAN MENGENAI PENGANGKATAN, PEMBERHENT]AN
DAN PENGGANTIAN ANGGOTA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS
Perubahan data perseroan mengenai perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris,
mulai berlaku seiak tanggal yang ditetapkan dalam RUPS atau jika tidak ditetapkan maka mulai
berlaku sejak ditutupnya RUPS. Permohonan Perubahan data perseroan harus diajukan kepada
Menteri dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal keputusan RUpS dan bilamana dengan
lewatnya jangka waktu tersebut tidak diajukan permohonan atau belum sampai kepada FIAN
SELESAI, maka SANKSINYA Menteri MENOLAK setiap permohonan persetuiuan atau pemberitahuan
Derubahan angqaran dasar atau pemberitahuan oerubahan data perseroan vang diaiukan oleh
angeota Direksi vans belum tercatat dalam Daftar Perseroan., kecuali Direksi baru atas
perngangkatan dirinya sendiri. Penolakan Menteri bukan terhadap akta notaris yang memuat
perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan komisaris tersebut dan bilamana akta notaris yang
memuat perubahan data perseroan dinyatakan daluwarsa atau lewat waktu, maka akta notaris
tersebut tidak mengandung cacat yuridis apapury dan tidak berakibat BATAL DEMI HUKUM atau
DAPAT DIBATALKAN atau NON EXISTENT dan Perubahan susunan Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris tetap berlaku yaitu sejak tanggal yang ditetapkan dalam RUpS atau jika tidak ditetapkan
dalam RUPS, mulai berlakunya seiak RUPS ditutup. Terhadap akta notaris yang telah daluwarsa
tetap berfungsi sebagai alat bukti, dan untuk keperluan permohonan pemberitahuan perubahan
data perseroan, maka dapat dilakukan PENEGASAN KEMBAU dan TTDAK DAPAT DTLAKUKAN
MEIAIUI KONSTRUKSI HUKUM PEMBATALAN.
Perubahan Data Perseroan mengenai Pemindahan Hak Atas Saham. oleh Direksi wajib dicatat
pemindahan hak atas sahamnya dalam daftar pemegang saham serta memberitahukan perubahan
susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam Daftar Perseroan paling lambat
30
hari terhitunS sejak tanggal pencatatan pemindahan hak atas saham. Jika lewatnva waktu 30 hari
Akta Risalah RUPS yang dibuat dibawah tangan, wajib dituangkan dalam
akta notaris dalam jangka
waktu 30 hari terhitung seiak tanggat RUPS dibawah tangan, d"ng"n sanksi jika
lewatnya waktu 30
hari tersebut, maka Akta Risalah Rapat yang dibuat dibawah tangan
tidak boleh dituangkan dalam
a|(ta notaris. Bentuk sanksinya hanya TIDAK BoLEH DTTUANGKAN DATAM AKTA NOTAR|g
dan
aktanya tidak mengandung cacat yuridis dan tidak berakibat BATAT DEMI HUKUM, DAPAT
DIBATALKAN atau NoN ExtsrENT dan akta risalah rapatnya tetap berfungsi
sebagai alat bukti yang
sah, sehingga terhadap akta risalah rapat dibawah tangan tersebut dapat dilakukan pENEGASAN
XEMBALI atau PERBAIKAN (jika ada perbaikan atau perubahan), atau dengan pembatalan
khusus
untuk perubahan anggaran dasar yang berlakunya sejak tanggal persetujuan atau penerimaan
17
pemberitahuan Menteri dan tidak dapat dilakukan pembatalan terhadap perubahan
data perseroan
mengenai penggantian, pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris
serta perubahan susunan pemegang saham Karena adanya pemindahan hak atas saham.
Dalam praktik perbankan akta PENGAKUAN HUTANG dan KUASA MENTUAI dibuat
secara notariil
dan terpisah, dan KUASA MENJUAL dibuat sebagaijaminan, bilamana jika debitur tidak
memenuhi
kewaiibannya kepada Kreditur, maka kreditur atas dasar kuasa menjual tersebut
dapat langsung
meniual bidang tanah kepada pihak lain dan hasil penjualannya untuk melunasi hutang
DEBITSR
kepada KREDITUR. Berdasarkan Yurisprudensi MA Nomo r t9}4KlStq/1982 tanggal
30 Juli 1985,
KUASA MENJUAL yang dibuat secara terpisah dengan maksud sebagai jaminan
untuk melunasi
hutang Debitur kepada Kreditur yang timbul dari suatu PENGAKUAN HUTANG merupakan
PERJANJIAN SEMU dan diklasifikasikan sebagai kehendak satu pihak,
karena debitur dipihak yang
lemah dan terpaksa menandatangani akta kuasa menjual tersebut. penyimpangan ini
dalam
yurisprudensi disebut dengan ATARAN PENYATAHGUNAAN KEADAAN (MtSBRUtK
VAN
oMSTANDIGHEDEN)." Menurut Herlien Budiono, Kuasa menjual sebagai jaminan pengakuan
Hutang bukanlah pemberian kuasa secara sukarela dan hal ini merupakan penyelundupan
hukum,
sebagai bentuk pelanggaran larangan yang bersifat imperatif yaitu penjualan
benda jaminan
melalui lelang, sehingga kuasa meniual dikategorikan sebagai kuasa yang
mengandung kausa yang
terlarang dan bertentangan dengan ketertiban umum. suatu akta dapat
mengandung iebab-sebab
kebatalan lebih dari satu sebab seperti kuasa menjual ini.
2. KUASA MUT]AK
lc
3. KUASA TISAN
-Kuasa Lisan untuk penjualan bidang tanah harta bersama, yang dilakukan suami tanpa persetujuan
istrinya termasuk dalam KETIDAKWENANGAN dan mengakibatkan aktanya BATAL DEM| HUKUM
(lihat Putusan MA Rl Nomor 269tlPKIPWl1996 tanggal 18 September 1998). Kasus ini juga dapat
diterapkan dalam bentuk KUASA LIsAN yang berdiri sendiri, PERJANJTAN PENGTKATAN JuAL BEu
{lunas) yang dibuat berdasarkan kuasa lisan, dan Kuasa menjual yang tercantum dalam akta
Pengikatan Jual Beli tersebut dapat dikategorikan sebagai Kuasa Lisan tanpa persetujuan pEMBERI
KUASA LISAN, mengakibatkan KUASA tersebut BATAL DEMI HUKUM karena mengandung CACAT
KETIDAKWENANGAN.
Putusan MA Nomor TotlKlslPltgT4 memuat kaedah hukum bahwa foto copy merupakan bukti
yang tidak sah tanpa dinyatakan sesuai dengan aslinya, dan hal ini sejalan dengan ketentuan pasat
1888 KUH.perdata yang mengatakan Kekuatan pembuktian suatu bukti tulisan ada pada aslinya.
Dalam Praktik notaris sering dijumpai adanya akta pelepasan hak dimana pemilik tanah diwakili
,
oleh kuasanya dan dalam komparisinya hanya disebutkan kata-kata:
"Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa yang dibuat dibawah
tangan tanggal (x), yang satu copynya dilekatkan pada minuta akta ini.,,
Dalam kasus demikian jika tidak dapat dibuktikan adanya asli surat kuasa tersebut maka akta
pelepasan hak yang dibuat berdasarkan copy surat kuasa dapat menjadi BATAI DEMI HUKUM,
karena adanya cacat yuridis mengenai KTIDAKWENANGAN.
Dalam praktik Notaris dijumpai adanya KUASA MENJUAL yang berdiri sendiri atau dalam
Akta
Pengikatan Jual Beli, dimana seorang Ayah yang menjalankan kekuasaan orang
tua demi hukum
mewakili anaknya yang masih dibawah umur selaku pemilik atas sebidang tanah, memberikan
kauasa kepada PENERIMA KUASA, untuk mengalihkan atau menjual obyek
bidang tanah kepada
pembeli. Dalam hukum Privat dikenal ada 3 macam lembaga perwakilan yaitu perwakilan
konraktual (pemberian kuasa yang tunduk pada pasal 1792 sld 1819 KUH.perdata); perwakilan
demi hukum dan Perwakilan organik (perwakilan badan-badan hukum). Kekuasaan
orang tua
sebagai petrrakilan demi hukum (ditentukan oleh UUf tidak dapat dikuasakan
kepada pihak lain
d€ngan p€rtimbargan hukum:
19
D. PENUTUP
Sebab-sebab Degradasi Kekuatan Bukti Akta notaris, batalnya akta notaris dan modeFmodel akta yang
mengandung cacat yuridis, penting diketahui oleh setiap notaris, agar kedepan dalam menjalankan
iabatannya notaris dapat menghindari akta-akta yang dibuat oleh atau dihadapannya mengandung
cacat yuridis. Suatu akta notaris dapat mengandung lebih dari 1 (satu) sebab-sebab kebatalan atau
cacat yuridis suatu akta notaris dapat bersifat kumulatif. Tulisan ini mencoba untuk memberikan
gambaran tentang ketentuan Daluwarsa dan sanksi kebatalan dalam UUPT serta model-model akta
yang mengandung cacat yuridis dan mengakibatkan aktanya BATAT DEMI HUKUM atau DAPAT
DIBATATKAN atau NON EX|STENT.
20