You are on page 1of 12

Blognya kang ahmad tea..

Berbagi cerita seputar geologi, islami dan opini pribadi


Home Geologi o Mineralogi o Geomorfologi o Petrologi o Geofisika o Geokimia o Stratigrafi Artikel o islami o warta geologi Corat-Coret o outcrops o hobi o opini o streak of the day November 2010 Desember 2010 Maret 2011 Download selayang pandang (saya)

jump to navigation

Kristalografi Sistem Kristal Februari 26, 2011


Posted by ahmad in home, Mineralogi. trackback 1. Sistem Isometrik Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).

Gambar 1 Sistem Isometrik Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b. Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

Tetaoidal Gyroida Diploida Hextetrahedral Hexoctahedral

Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992) 2. Sistem Tetragonal Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masingmasing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).

Gambar 2 Sistem Tetragonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:


Piramid Bipiramid Bisfenoid Trapezohedral Ditetragonal Piramid Skalenohedral Ditetragonal Bipiramid

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992) 3. Sistem Hexagonal Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

Gambar 3 Sistem Hexagonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+. Sistem ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal Bipiramid Trigonal Bipiramid Ditrigonal Bipiramid

Hexagonal Trapezohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977) 4. Sistem Trigonal Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

Gambar 4 Sistem Trigonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal piramid Trigonal Trapezohedral Ditrigonal Piramid Ditrigonal Skalenohedral Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977) 5. Sistem Orthorhombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).

Gambar 5 Sistem Orthorhombik Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b. Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid Piramid Bipiramid

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992) 6. Sistem Monoklin Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).

Gambar 6 Sistem Monoklin Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b. Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

Sfenoid Doma Prisma

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992) 7. Sistem Triklin Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.

Gambar 7 Sistem Triklin Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+. Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial Pinakoidal

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992) source: Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schusters Guide to Rocks and Minerals. Milan : Simons & Schusters Inc. Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley Wijayanto, Andika. 2009. Kristalografi. anakgeotoba.blogspot.com/

baca juga artikel terkait: Kristalografi1 Batuan dan Mineral | Jenis-jenis Batuan
About these ads

Share this:

Like this:

Komentar
1. rui - Oktober 5, 2011 makasih kang, artikelnya sangat membantu,, mohon ijin copas untuk mengerjakan tugas.. Balas ahmad - Oktober 6, 2011 sama2, senang bisa bantu, jgn lupa cantumin referensinya ya Balas

2. thanz - Oktober 15, 2011 nice. makasih infonya.. Balas ahmad - Oktober 16, 2011 sama-sama, mksih sdh berkunjung. Balas 3. yogi - Oktober 18, 2011 up..up Balas 4. ahmad - Oktober 18, 2011 blogmu blum ta kunjungi balik, sabar yog. . ., ngomong2 ini bkn kaskus mas Balas 5. yogi - Januari 6, 2012 mad ak copas ini ya..?? Balas ahmad - Januari 8, 2012 iya, jgn lupa cantumin sumber2nya Balas 6. yogi - Januari 10, 2012 oke tenang aja kang,, hhee.. Balas 7. Lambertus Hermawan - Januari 30, 2012

Wow, saya baru menyadarinya. Bisa sebanyak ini yang kalau diklasifikasikan berdasarkan bentuknya? Balas 8. ripal - Oktober 19, 2012 trus bgamna kta mebedakan nya kang dri 7 sistem jka sdh ada real nya? Balas

Tinggalkan Balasan
c9a98be3d4 /2011/02/26/siste guest

Enter your comment here...

Enter your comment here...

1378907909

search

go!

Assalamualaikum ^^
Terima kasih sebelumnya, kepada sahabat yang sudah berkenan berkunjung ke blog ini. InsyaAllah isi dan tulisan di sini dapat dengan bebas sahabat pakai dan sebar luaskan. Tetapi mohon untuk menyantumkan sumber dan memberikan pesan (komentar), jika ada tulisan atau apapun dari blog ini yang sahabat pakai. . ~Ahmad Saepullah~

mencari kata/topik cepat?


Silahkan menggunakan fasilitas mencari (search) diatas

My Facebook

Ahmad Saepullah

Create your badge


Tamu
o o o o o o o o o o o o o o o o

151,888 tamu yang sudah nyasar : ) Transformasi Mahasiswa, dulu turun ke jalan, sekarang turun ke jalanan Gaji kedua untuk orangtua Gombalan Mahasiswa Geologi Wahai Rasulullah; Menuliskanmu, Seolah Pena Telah Kehabisan Tintanya 3 Cerita Steve Jobs Pengertian & Perbedaan Atom, Molekul, Ion, Unsur, Senyawa, Campuran Ketidakselarasan Unconformity Kiat/Tips&Trik Memilih Jurusan dan Profesi Barca Pasca Transfer Fabregas, Bisakah Gantikan Xavi? Khutbah Rasulullah SAW Menjelang Ramadhan Holiday at Cibaliung, Ujung Kulon (Part 2) Holiday at Cibaliung, Ujung Kulon (Part 1) Hukum-hukum Stratigrafi Tugas Seorang Wellsite Geologist Menjadi Wellsite Geologist Artikel Corat-coret Geofisika Geokimia geologi Geomorfologi hobi home islami Mineralogi opini outcrops Petrologi

Terakhir ditulis

Silahkan sahabat pilih kategori


o o o o o o o o o o o o o

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

Sedimentologi Stratigrafi warta geologi Aan Dianto Agus Supriadi bin abu sofyan Diktrie Martini Gayuh Putranto Ghia Dwi Gibran Semangat Geos Ilham Zaki Pangestu kang Huda Lambertus Martariwansyah Teh lily Topan geo UKKI UNSOED Wanda Yulianto Website HMTG dr.bumi UNSOED Weiminhan Yogi A Prasetya Zuama Pandu Widodo

Blog Rerencangan

Koleksi foto di flickr.com


More Photos

detik.com
o o o o o

SM*SH Bagikan 40 Alat Bantu Dengar untuk Fans Tuna RunguSeptember 11, 2013 Soal 'Laga Ilegal' Persis Solo, Komdis Panggil LPISSeptember 11, 2013 Soekarwo Tak Keberatan Khofifah Gugat Hasil Pilgub Jatim ke MKSeptember 11, 2013 Kimi Raikkonen Resmi Kembali ke FerrariSeptember 11, 2013 6 Tangga Paling Ngeri SeduniaSeptember 11, 2013

online

Top Ratitng
Posts
All | Today | This Week | This Month o

There are no rated items for this period.

Feed

Penuh Komentar Tema: Regulus oleh Binary Moon. Blog pada WordPress.com. Puncak

<div style="display: none;"><img src="//pixel.quantserve.com/pixel/p-18mFEk4J448M.gif?labels=%2Clanguage.id%2Ctype.wpcom%2Cas" height="1" width="1" alt="" /></div> Ikuti

Follow Blognya kang ahmad tea..


Get every new post delivered to your Inbox.
subscribe 15924712 http://medlinkup.w loggedout-follow e1647832ea /2011/02/26/siste

Sign me up

Powered by WordPress.com %d bloggers like this: <img src="http://stats.wordpress.com/b.gif?v=noscript" style="height:0px;width:0px;overflow:hidden" alt="" />

You might also like