Professional Documents
Culture Documents
Terapi Modalitas
Batasan :
Upaya penyembuhan dengan menggali (eksplorasi diri) dan mengembangkan segala potensi positif yg dimiliki klien, mengembangkan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan) dan social skill, dengan memberdayakan faktor eksternal (lingk, klg, SDM dll) dan faktor internal (Bakat, minat/hoby, kepribadian)
Meliputi :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Teraphy Kognitif Logo Teraphy Family teraphy Teraphy Lingkungan Psikoreligius Teraphy Teraphy Kelompok Program Perencanaan Pulang
1. Teraphy Kognitif Terapi yg bertujuan untuk mengatasi masalah dalam proses mental yg dengannya seseorang menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungan baik lingk luar maupun lingk dalam (kemampuan mengenal) Menggunakan pendekatan teori pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan (knowladge), menemukan dan meningkatkan respon koping efektif untuk merubah perilaku maladaptive dalam menyelesaikan masalah yg berfokus pada masalah dan berorientasi pada tujuan dimana individu sbg pengambil keputusan utama.
Personalization
Dichotomus thinking
Berpikir ekstrim, mengangap segala sesuatu sangat bagus atau sangat buruk Berpikir sangat buruk tentang orang dan kejadian
Catastrophizing
Pengertian Berfokus pada ditail, tetapi tidak relevan dengan informasi yang lain
Contoh Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya sebab ia datang terlambat dari pekerjaannya, tetapi ia mengabaikan perasaannya, hadia dari suaminya tetap diterima dan libur bersama tetap direncanakan Teman saya tidak pernah lama menyukai saya sebab ia tidak mau diajak pergi Mereka pasti berpikir bahwa dirinya terlalu kurus atau terlalu gemuk
Menggambarkan kesimpulan yang salah tanpa di dukung data Percaya bahwa seseorang mengetahui pemikiran orang lain tanpa mengecek kebenarannya
Magnification
Saya telah meninggalkan makan malam saya, hal ini menunjukkan betapa tidak kompetennya saya
No Kelainan Kognisi
9 Externalization self worth
Pengertian
Menentukan tata nilai sendiri utuk ditetapkan pada orang lain
Contoh
Saya sudah berusaha untuk kelihatan baik setiap waktu tetapi teman-teman saya tidak menginginkan saya berada di samping saya
a.
b.
b.
d. Dekatastropik (decatastrophizing) Menolong klien melakukan evaluasi thadap situasi dimana klien mencoba memandang masalahnya secara berlebihan, dikenal dgn tehnik bila dan apa, apa hal terburuk yg akan terjadi bila. apakah akan gawat sekali bila hal tersebut benarbenar terjadi. e. Reframing Merubah persepsi klien terhadap dimensi (cara pandang) terhadap masalah dalam prespektif baru dgn memahami aspek positif dan negatif. f. Thought Stopping Mengarahkan klien untuk tidak/berhenti memikirkan masalah yang dihadapkan g. Learning New Behavior With Modeling Strategi utk merubah perilaku baru dalam meningkatkan kemampuan dan mengurangi perilaku yg tidak dapat diterima. Klien melakukan observasi pd seseorang yang berhasil memecahkan maslah yg serupa dengan cara modifikasi dan mengontrol lingk.
h. Membentuk Pola (Shaping) membentuk pola perilaku baru oleh perilaku yang diberikan reinforcement (berupa penghargaan). i. Token Ekonomi Bentuk reinforcement positif yg sering digunakan pada kelompok anak-anak, pada saat klien mampu menghindari perilaku buruk atau melakukan hal yg baik j. Role Play Belajar menganalisa perilaku salahnya melalui kegiatan bermain peran yg bisa dievaluasi klien dengan memanfaatkan alur cerita dan perilaku orang lain. k. Social Skill Training Mengajarkan/melatih keterampilan dengan mendemontrasikan kemudian dipraktekkan oleh klien
Lanjutan .
l.
Aversion Teraphy Mengaversikan (membayangkan) kebiasaan buruk dengan kegiatan yg tidak disukai ct : kebiasaan menggigit penghapus saat boring dgn cara membayangkan bahwa penghapus dianggap cacing yg menjijikan.
2. Logo Teraphy (logos : arti/makna) Salah satu pendekatan eksistensi humanistik untuk menolong keadaan krisis, teror dan trauma dalam hidup.didasarkan pada keyakinan bahwa hal yg paling penting dalam membantu klien yg traumatis adalah memahami, menemukan, dan mengalami makna tujuan dalam hidup yg diyakini terkubur karena pristiwa traumatis itu, berfokus pada makna eksistensi manusia dan usahanya mencari makna tsb. Mengajarkan kpd klien agar tetap bersikap positif dalam kondisi yg paling sulit skalipun.
a. Tehnik Analisa Logoterapi
Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri Apa yg anda inginkan dalam hidup ini? Melihat dan merenungkan pengalaman yg bermakna
Rehabilitasi
Batasan :
Suatu program yang dirancang utk menyediakan sistem bagi klien agar dpt meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan keterampilan bekerja sebagai upaya peningkatan proses perbaikan klien gangguan mental dalam mengontrol gejala dan penatalaksanaan pengobatan. (Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing, 2006) Merupakan sebuah unit yg berada pada fase akhir dari seluruh pelayanan RSJ stelah pulang agar memudahkan klien beradaptasi dengan lingk baru atau lingk temapat asal, ditentukan berdasarakan hasil seleksi tim kesehatan (dokter, perawat, sosial worker). meliputi :
- Peningkatan kemampuan diri kembali ke masy. - Pemberdayaan klien - Meningkatkan kemandirian dan kwalitas hidup (Wilbur, dalam videbeck, 2003)
Tujuan Rehabilitasi : Survival Skill (Kemampuan bertahan hidup) Cooperation (kemampuan bekerja sama) Hanging out (mengembangkan hub. Pertemanan) Backing (kemampuan membantu orang lain) Supplemenity (menyediakan material seperti ma/mi dan pakaian) Cheking up (pemeriksaan diri dan follow up)
(Mallone, dalam Mental Health Rehabilitation Concept, 1989)
Jenis Kegiatan di Unit Rehabilitasi : Psychopharmaca Occupational teraphy Day care Group teraphy Psychoreligius teraphy Sport teraphy Handy Crapt Course Plant/agro,pet theraphy Recreation
Peran Perawat dalam Rehabilitasi Role Model Kolaboratif Leader teraphy modalitas Pengkajian Keluarga Melatih koping konstruktif Melibatkan keluarga dan tokoh masyarakat Memilih kegiatan yang sesuai Penyuluhan keluarga
Okupasiterapi
Pengertian :
Menurut World Federation of Occupation Therapy (WFO) adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditentukan dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingk dan dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas, mengurangi dan atau memperbaiki ketidak normalan (kecacatan), dan memelihara atau meningkatkan kesehatan. Dalam prakteknya difokuskan pada pengenalan yg masih ada pada seseorang kemudian memelihara atau meningkatkannya shg dengan kemampuan tsb mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
Tujuan Okupasiterapi
1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa;
a. Menciptakan suatu kondisi tertentu shg pasien dapat mengembangkan kemampuannya utk dapat berhubungan dengan orang lain dan masy sekitar b. Membantu dan melepaskan dorongan-dorongan emosi secara wajar dan produktif c. Membantu menemukan kemampuan kerja yg sesuai dengan bakat dan keadaanya d. Membantu dalam pengumpulan data guna penentuan diagnosa dan penetapan terapi lainya
2. Terapi khusus untuk pengembalian fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan. 3. Mengajarkan aktifitas kehidupan sehari-hari, baik dengan maupun tanpa alat bantu (ct : makan, berpakaian, mandi dll) 4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan (simflikasi) ruangan maupun yang masih ada
Lanjutan
5. Menyediakan berbagai kegiatan untuk dijajagi oleh pasien sebagai langkah dalam pre-vocational training untuk mengetahui kemampuan mental, fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dll dalam mengarahkannya ke pekerjaan yang tepat dalam latihan kerja. 6. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menggunakan waktu selama masa rawat dengan berguna. 7. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat di gunakan setelah kembali ke keluarga. 8. Megarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarga.
Indikasi Okupasiterapi
1. 2. 3. 4. Orang yg kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan yg dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitanya berkomunikasi dengan orang lain Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan perasaan atau kebutuhan yang primitif Ketidak mampuan mengintepretasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap rangsangan tidak wajar pula Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang mengalami kemunduran Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaanya melalui suatu aktivitas daripada dengan percakapan Mereka yg merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara memperaktekkannya dari pada membayangkannya Pasien dengan cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadian Gangguan fungsi mental lainnya.
5.
6. 7. 8. 9.
2. Aktifitas sbg media baik untuk evaluasi, diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi.
Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien selama mengerjakan suatu aktifitas menilai hasil pekerjaanya dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya.
3. Bahwa aktifitas dlm okupasiterapi tidak untuk menyembuhkan, tetapi hanya sbg media.
Diskusi yg terarah setelah penyelesaian suatu aktifitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan tersebutlah terapis dapat mengarahkan pasien, belajar mengenal dan mengatasi persoalan
Lanjutan.... 4. Melalui aktifitas pasien diharapkan akan dapat berkomunikasi lebih baik utk mengekpresikan diri, dan mengetahui kemampuan pasien baik oleh terapis ataupun pasien lain. 5. Aktifitas menstimulir terjadinya interaksi diantara anggota yg berguna dalam meningkatkan sosialisasi dan menilai kemampuan masingmasing dalam hal keefisiensianya berhubungan dgn orla. 6. Aktifitas yg digunakan dalam okupasiterapi sangat dipengaruhi oleh konteks terapi secara keseluruhan, lingkungan, sumberdaya yg tersedia.
PROSES OKUPASITERAPI
I. Pengumpulan Data Klien dikirim utk mengikuti keg okupasiterapi disertakan juga data mengenai pasien berupa : diagnosa, masalahnya, dan akan menyataan apa yg diperbuat dengan pasaien tersebut (okupasi utk keperluan diagnosis, untuk terapi atau untuk rehabilitasi). II. Analisis Data dan Identifikasi Masalah Kesimpulan sementara tentang masalah/kesulitan klien, dapat berupa masalah di lingk, keluarga atau klien itu sendiri. III. Penentuan Sasaran dan Tujuan Terapi Dari masalah dan latar belakang dapat disusun daftar sasaran dan tujuan terapi sesuai dengan prioritas baik jangka pendek/panjang IV. Pemilihan jenis aktifitas yg sesuai Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktifitas yg dapat mencapai tujuan terapi tersebut, dalam proses ini klien dapat diikut sertakan dalam menentukan jenis kegiatan yg akan dilaksanakan sehingga klien merasa ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaanya. V. Evaluasi Evaluasi diperlukan agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai dengan perkembangan pasien yg ada.
Pasien baru yg bertujuan utk mendapatkan gambaran informasi kemampuan sekaligus evaluasi pasien Pasien yg belum mampu berinteraksi dengan cukup baik dalam suatu kelompok sehingga akan dinilai akan mengganggu kelancaran suatu kelompok bila dimasukkan dalam kelompok Pasien yg sedang menjalani persiapan latihan kerja dengan tujuan terapis dpt menevaluasi pasien lebih efektif
2.
Waktu Pelaksanaan
Okupasiterapi dilakukan antara 1 2 jam setiap session, - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan, dan 1 1 jam diskusi, Dilakukan 2 / 3 kali seminggu tergantung tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas.