You are on page 1of 103

UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Oleh: Drs. H. Endang Somadin, M.Pd.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BEBAN KERJA GURU PP 74/2008


MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN MENILAI HASIL PEMBELAJARAN MEMBIMBING DAN MELATIH PESERTA DIDIK MELAKSANAKAN TUGAS TAMBAHAN YANG MELEKAT PADA PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK SESUAI DENGAN BEBAN KERJA GURU.
3

Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang pada UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 sebagai berikut:
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Berakhlak Mulia Sehat Berilmu Cakap Kreatif Mandiri Dan Menjadi Warga Negara yang Demokratis serta Bertanggung Jawab

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:


Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian Pendidikan
5

PERATURAN MENTERI (PERMEN) MENDIKNAS (Tentang 8 Standar Nasional Pendidikan)


1. 2. 3. 4. 5. Permen No. 22 tahun 2006 ttg. Standar Isi (Kurikulum) Permen No. 23 tahun 2006 ttg. Standar Kurikulum (SKL) Permen No. 24 tahun 2006 ttg. Standar Standar Pelaksanaan Permen No. 41 tahun 2007 ttg. Standar Proses Permen No. 16 tahun 2007 ttg. Standar Kualifilasi dan Kompetensi Guru Permen No. 24 tahun 2007 ttg. Standar Sarana Prasarana Permen No. 19 tahun 2007 ttg. Standar Pengelolahan Permen No. 20 tahun 2007 ttg. Standar Penilaian Permen N0. 69 tahun 2009 ttg. Standar Pembiayaan

6. 7. 8. 9.

UU Guru dan Dasar No. 14 tahun 2005 PP No.74 Tahun 2008 Tentang Guru Permen Mendiknas No. 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan. Permen No. 18 tahun 2007 ttg. Sertifikasi Guru dalam Jabatan 6

Peraturan Pemerintah No. 32/2013 Pengganti PP 19/2005 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PP 68/2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Permen 54/2013 tentang SKL Permen 55/2013 tentang Standar Pembiayaan Permen 56/2013 tentang Standar Sarana Prasarana Permen 57/2013 tentang Standar Pengelolaan Permen 65/2013 tentang Standar Proses Permen 66/2013 tentang Standar Penilaian

FUNGSI DAN TUJUAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Pengembangan standar kelulusan atau GSA pada setiap tahunnya Pengembangan standar pencapaian ketuntasan kompetensi pada tiap tahun atau semester Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang akademik Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang non akademik Dan sebagainya

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR ISI


Pengembangan kurikulum satuan pendidikan (dengan berbagai jenis muatan kurikulum sesuai dengan ketentuan SNP) Penyusunan kalender pendidikan Pengembangan pemetaan KBK untuk semua mata pelajaran Pengembangan silabus untuk semua mata pelajaran Pengembangan sistem penilaian untuk semua mata pelajaran Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran Penyusunan beban belajar

10

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek profesionalitas Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek pedagogik Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek sosial Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek kepribadian Pengembangan atau peningkatan kompetensi tenaga TU dan lainnya Pengembangan atau peningkatan kompetensi kepala sekolah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah terhadap kinerja pendidik dan tenaga TU atau lainnya Peningkatan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Dan sebagainya
11

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PROSES

Proses Pembelajaran mengacu permen 41/2007 yang di dalamnya terdapat penerapan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi Pengembangan dan inovasi-inovasi metode pengajaran pada semua mata pelajaran, khususnya penerapan metode atau strategi pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning) Pengembangan dan inovasi-inovasi bahan pembelajaran Pengembangan dan inovasi-inovasi sumber pembelajaran Pengembangan dan inovasi-inovasi model-model pengelolaan atau manajemen kelas Dan sebagainya

12

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PENGELOLAAN (1)

Pengembangan atau pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun, baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang Pengembangan pendayagunaan SDM sekolah dengan cara membuat dan pembagian tugas-tugas secara jelas Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien Mendukung pengembangan perangkat penilaian Pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah Implementasi MBS mengenai kemandirian/otonomi sekolah, transparansi, akuntabilitas, partisipasi/kerjasama, fleksibilitas, dan kontinyuitas baik mengenai program, keuangan, hasil-hasil program serta lainnya oleh pihak manajemen sekolah (lihat pedoman pelaksanaan MBS pada Buku MBS yang diterbitkan oleh Dit.Pembinaan SMP) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang 13 kinerja sekolah

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PENGELOLAAN (2)


Pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah Penggalangan partisipasi masyarakat (pemberdayaan komite sekolah) Membuat jaringan informasi akademik di internal maupun eksternal sekolah (SIM) Membuat atau menciptakan jaringan kerja yang efektif dan efisien baik secara vertikal dan horisontal Implementasi model-model manajemen, yang pada dasarnya mengembangkan aspek-aspek manajemen untuk pengembangan standar-standar pendidikan Mengembangkan Income Generating Activities atau unit-unit produksi/usaha di sekolah maupun kerjasama dengan pihak lain untuk menggalang partisipasi masyarakat Melaksanakan dan membuat pelaporan-pelaporan kepada berbagai pihak yang relevan, baik menyangkut bidang akademik, non akademik atau manajemen sekolah lainnya Dan sebagainya.
14

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN (1)

Pengembangan perangkat model-model penilaian pembelajaran Implementasi model evaluasi pembelajaran: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dll Pengembangan instrumen atau perangkat soal-soal untuk berbagai model evaluasi Pengembangan pedoman-pedoman evaluasi sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau BSNP

15

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN (2)


Pengembangan lomba-lomba, uji coba, dan sejenisnya dalam upaya peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan penilaian dalam rangka pengembangan perangkat penilaian sampai dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta didik Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan tes atau uji coba prestasi peserta didik secara periodeik Dan sebagainya

16

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PRASARANA DAN SARANA (1)


Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi media pembelajaran untuk semua mata pelajaran Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi peralatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran Pengembangan prasarana pendidikan dan atau pembelajaran Penciptaan atau pengembangan lingkungan belajar yang kondusif Peningkatan dan pengembangan peralatan laboratorium komputer, IPA, Bahasa, dan laboratorium lainnya

17

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PRASARANA DAN SARANA (2)

Pengembangan jaringan internet, baik bagi peserta didik, pendidik maupun tenaga kependidikan Pengembangan atau peningkatan peralatan/bahan perawatan sarana dan prasarana pendidikan Pengembangan peralatan dan inovasi-inovasi pusat-pusat sumber belajar Dan sebagainya

18

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN STANDAR PEMBIAYAAN

Pengembangan jalinan kerja dengan penyandang dana, baik donatur tetap maupun tidak tetap Penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor Penciptaan usaha-usaha di sekolah atau di luar sekolah sebagai Income Generating Activities Pendayagunaan potensi sekolah dan lingkungan yang menghasilkan keuntungan ekonomik Menjalin kerjasama dengan alumni, khususnya untuk penggalangan dana pendidikan Dan sebagainya

19

Keberlanjutan Pengembangan SSN


Bagi SSN yang telah tiga tahun (sesuai MoU), dilanjutkan sebagai:

SSN Mandiri Rintisan SBI: Daerah dan Pusat

20

PENGERTIAN
SSN MANDIRI: pengembangan SNP di sekolah dilakukan atas kemampuan, potensi, kondisi, dan sumber daya lain di sekolah, masyarakat/lingkungan, dan pemerintah daerah; Kemandirian: kemampuan untuk mengatur, mengelola, mengembangkan sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah berdasarkan atas kondisi, kemampuan, sumber daya/potensi sekolah. Pengembangan program sekolah sebagai kelanjutan sebelumnya hingga mencapai SNP sebagaimana diamanatkan dalam PP 19/2005 dan oleh BSNP (8 SNP); Ketetapan menjadi SSN selamanya atau akan menjadi Rintisan SBI sangat ditentukan oleh kemauan sekolah, komite sekolah, dan Dinas Pendidikan Daerah dengan berbagai pertimbangan/alasan.

21

RINTISAN SBI
RINTISAN SBI setelah EMPAT-LIMA TAHUN sebagai SSN:
sekolah dapat dilanjutkan sebagai RINTISAN SBI oleh pusat atas dasar pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan dan kebijakan Depdiknas tentang Renstra SBI hingga tahun 2010 untuk 444/450 kab/kota melalui verifikasi; Bagi sekolah yang memenuhi kriteria sebagai RINTISAN SBI akan tetapi karena keterbatasan quota, maka dapat ditetapkan sebagai RINTISAN SBI oleh pemerintah daerah masing-masing dan bersifat mandiri;

22

PENGEMBANGAN PROGRAM MENUJU SSN MANDIRI


KELEMBAGAAN: terdapat keputusan dari Pemerintah Daerah atas pengajuan oleh sekolah dengan persetujuan Komite Sekolah; Diharapkan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam Perda pendidikan di daerah; PEMBIAYAAN: menjadi tanggungjawab sekolah, komite sekolah, dan pemerintah daerah; KERJASAMA: memiliki jaringan kerjasama dengan sekolah/lembaga lain yang relevan; PROGRAM: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dilaksanakan secara otonom dan bertanggungjawab untuk mempertahankan dan atau mengembangkan SNP (8 aspek); CATATAN: pemerintah pusat tetap memberikan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.

23

PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lain, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan secara mantap, yang tidak lain adalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan perlu dilakukan, karena memiliki arti penting sebagai berikut : 1. Untuk pengganti keberhasilan yang diperoleh secara untung-untungan atau nasib mujur. 2. Sebagai alat untuk menemukan dan memecahkan masalah. 3. Untuk memanfaatkan sumber secara afektif
24

PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Perencanaan yang dilakukan secara sistematis atau dilandasi dengan pendekatan sistem, akan memberikan dua keuntungan besar sebagai berikut : 1. Sebagai suatu alat untuk menganalisa, mengidentifikasi dan memecahkan masalah sesuai dengan yang diinginkan. 2. Memiliki daya ramal dan kontrol yang baik, karena didukung dengan langkah-langkah : a.Perumusan kebutuhan secara spesifik dan nyata. b.Pengguna logika, proses setapak demi setapak untuk menuju perubahan yang diharapkan. c.Perhatian dan penentuan salah satu diantara macam-macam pendekatan yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi. d.Penetapan mekanisme feedback yang memberi informasi tentang kemajuan, hambatan-hambatan, serta perubahan yang diperlukan. e.Penggunaan istilah dan langkah yang jelas, mudah dikomunikasi dan dipahami orang lain. 25

PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Perencanaan pengajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang dirumuskan dalam kurikulum Perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar

26

PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiaatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik Perencanaan pengajaran (Instructional Design) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu : 1. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses 2. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin 3. Perencanaan pengajaran sebagai sains 4. Perencanaan pengajaran sebagai realitas 5. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem 6. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi Perencanaan pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Kurikulum menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan sekitar, kondisi jiwa dan guru merupakan hal-hal penting yang perlu diperhatikan. 27

PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN Dalam kegiatan metode mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan ataupun satu metode mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode yang mungkin berasal dari teori psikolog atau teori belajar yang sama, atau mungkin dari teori yang berbeda. Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif berlaku umum diantaranya 1.Prinsip Perkembangan 2.Prinsip Perbedaan Individu 3.Minat dan Kebutuhan Anak 4.Aspek motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran
28

PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan belajar para siswa, yaitu: a.Mempersiapkan untuk menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi b.Merencanakan atau memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa c.Memberikan sasaran antara seperti ulangan harian, tengah semester, semester. Dan sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas d.Memberikan kesempatan untuk sukses e.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang hangat berisi rasa persahabatan. Ada rasa humor, pengakuan akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan makian, dapat membangkitkan motif f. Adakan persaingan sehat
29

STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa pendapat Ahli tentang Strategi dalam dunia pendidikan:
J. R. David, 1976, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

30

STRATEGI PEMBELAJARAN
Kemp, 1995, Strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Dick and Carey, 1985, strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa

31

JENIS JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN


STRATEGI EXPOSITION DISCOVERY LEARNING (PENYAMPAIAN PENEMUAN)
Pada Exposition, bahan pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Strategi ini juga disebut dengan pembelajaran langsung (Direct Instruction), materi Pelajaran disajikan begitu saja pada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya, kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh Pada Discovery, bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas. Guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya

32

STRATEGI GROUPS INDIVIDUAL LEARNING (KELOMPOK INDIVIDU)


Strategi belajar individu dilakukan oleh siswa sendiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Contoh: Belajar melalui modul, atau belajar melalui kaset audio Strategi belajar kelompok dilakukan secara beregu, diajar oleh seorang atau beberapa guru. Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok besar (klasikal) atau kelompok kecil. Setiap individu dianggap sama

33

STRATEGI DEDUKTIF INDUKTIF


Strategi deduktif, strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi ilustrasi dari abstrak menuju hal konkret dari umum ke khusus Strategi induktif, dari hal yang konkret atau contoh contoh kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar, dari khusus ke umum

34

CTL
CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan kultural. Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi yang nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup. Contextual Teaching and Learning adalah pembelajaran yang situasi dan isinya khusus untuk memberi kesempatan siswa dapat melakukan pemecahan masalah, latihan dan tugas secara riil dan otentik. 35

Kompetensi Dasar Keterampilan Kemampuan

Pendekatan Teknik/ Strategi Demonstrasi Pemodelan Diskusi/ Berpasangan CTL

Bermakna Pilihan Seleksi Urutan Tingkat Kesulitan Kebutuhan

Kompetensi Dasar Keterampilan Kemampuan

36

37

Inquiri 1. Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep 2. Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisa, dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya 3. Mengembangkan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir kritis Bertanya 1. Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa 2. Digunakan oleh siswa selaam melakukan kegiatan berbasis inquiri

Konstruktivisme 1. Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal 2. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar bermakna
Masyarakat Belajar 1. Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain 2. Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan belajar sendiri
38

Penilaian Autentik 1. Mewngukur pengetahuan dan keterampilan siswa 2. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau keterampilan 3. Penilaian produk atau kinerja 4. Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan 5. Proses dan produk, dua-duanya dapat diukur

Refleksi 1. Cara-cara berfikir tentang apa-apa yang telah kita pelajari 2. Merevisi dan merespon kepada kejadian, aktivitas, dan pengalaman 3. Mencatat apa yang telah kita pelajari, dan bagaimana kita merasakan ide-ide baru 4. Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi, maupun hasil karya seni
Pemodelan 1. Berfikir sambil mengucapkan dengan keras proses berfikir Anda sendiri 2. Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa untuk belajar 3. Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa dapat melakukan hal yang sama
39

CIRI-CIRI CTL
Bermakna (bagi siswa)

HUbungan kelas dengan dunia nyata


Berpikir tinggat tinggi (pengembangan) Kritis dan kreatif

Inkuiri dan bertanya


Komunikasi dan kolaborasi Penilaian otentik

Refleksi
Model Masyarakat belajar
40

PERANGKAT/PROGRAM PEMBELAJARAN
Program Tahunan Program Semester Perhitungan Minggu Efektif Pengembangan Silabus Pemetaan KD dan Indikator sesuai dengan aspek mata pelajaran masing masing RPP (Rencana Pengembangan Pembelajaran)

41

PENGEMBANGAN SILABUS

A.

Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup: Standar Kompetensi Kompetensi Dasar, Materi Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi, Penilaian, Alokasi Waktu, Dan Sumber Belajar.

42

B. Prinsip Pengembangan Silabus


1. ILMIAH,yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yg menjadi muatan dlm silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. RELEVAN, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. SISTEMATIS , yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

2.

3.

4.

KONSISTEN, yaitu adanya hubungan yg konsisten (ajeg,taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
43

5. MEMADAI, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. AKTUAL DAN KONTEKSTUAL, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7.FLEKSIBEL, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. 8.MENYELURUH, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,afektif, dan psikomotor)

44

C. Unit Waktu Silabus


1.Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tngkat satuan pendidikan. 2.Penyusunan dilabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. 3.Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dng alokasi waktu yg tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

45

D. Pengembang Silabus
Silabus dapat dikembangkan oleh para guru: secara mandiri kelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah/madrasah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Dikembangkan secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.

46

Apabila guru mata pelajaran belum dapat mengembangkan silabus secara mandiri, maka sekolah/madrasah dapat membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah tsb. DI SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru terkait
47

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dalam lingkup MGP/PKG setempat. Dinas pendidikan setempat dapat menfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

48

E. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS


1. Mengkaji SK dan KD dlm Standar Isi
dengan memperhatikan : a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI; b. Keterkaitan antar SK dan KD dlm mata pelajaran c. Keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.

49

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran, yg menunjang SK dan KD dng mempertimbangkan: a. Potensi peserta didik b. Relevansi dengan karakteristik daerah c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik d. Kebermanfaatan bagi peserta didik e. Struktur keilmuan f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran g. Relevansi dng kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan h. Alokasi waktu.

50

3.Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarapeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

51

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sbb.
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki konsep materi pembelajaran Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

52

4.Merumuskan Indikator Keberhasilan


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dng karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yg terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sbg dasar untuk menyusun alat penilaian.

53

5.Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dng menggunakan tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,dan non tes dalam bentuk pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sitematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
54

Hal-hal yg harus diperhatikan dalam penilaian:


Penilain diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi Penilaian menggunakan acuan kriteria Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.Artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

55

ALUR PENILAIAN
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian
Soal Tes HB Komponen Perilaku Yang Diamati

Keputusan Keputusan Penilaian Penilaian


56

6.Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dng mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yg dicantumkan dlm silabus merupakan perkiraan waktu yg dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.

57

7.Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yg digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
58

G.Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam imlementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksnakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

59

SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi : SMP ... : . : . : .
Penilaian Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajar-an Kegiatan Pembelajar-an Indikator Pencapai-an Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Standar Kompetensi : . Kompetensi Dasar : . Tujuan Pembelajaran Peserta Didik Dapat: 1. 2. 3. 4. 5. B. Materi Pembelajaran .. C. Metode Pembelajaran 1. 2. 3. D. Langkah-Langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan - Motivasi dan Apersepsi : . - Prasyarat : . b. Kegiatan Inti - - c. Kegiatan Penutup - - E. Sumber Belajar 1. 2. 3.
61

F. Penilaian
PENILAIAN

INDIKATOR
TEKNIK BENTUK INSTRUMEN

Cara Penskoran:

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP.

Jakarta, Guru Mata Pelajaran

___________________

_____________________

62

ANALISIS HASIL ULANGAN


Mata Pelajaran : KKM : Kelas : Ulangan Ke : Hari/ Tanggal : Setelah dilaksanakan ulangan: -Jumlah Peserta Didik : -Jumlah Peserta Didik Tuntas : -Jumlah Peserta Didik Blm Tuntas : Pelaksanaan Remedial bagi yang belum Tuntas: (Soal/ Tugas terlampir)
No Nama Peserta Didik

Nilai Awal

Nilai Remedial

Keterangan

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP.

Jakarta, Tenaga Pendidik/ Guru

___________________

_____________________

63

Pasal 1 Standar proses mencakup:

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

64

Perencanaan Proses Pembelajaran


(Silabus dan RPP)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Adaptasi atau Adopsi Mandiri atau Kelompok; Kapan dilaksanakan; Siapa yang melaksanakan Supervisi; Komponen Silabus dan RPP: Ketepatan pengisian format: Revisi Silabus;
65

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Persyaratan

Pelaksanaan pembelajaran

66

Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

I. Rombongan Belajar
1. Jumlah maksimal peserta didik setiap rombel SMP : 32 peserta didik 2. Realitasnya ? 3. Bagaimana dengan SSN 2 shift ? (Harus ada strategi menuju 1shift)

67

II. BEBAN KERJA MINIMAL GURU

Beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

68

Merencanakan Pembelajaran

Melaksanakan Pembelajaran

BEBAN GURU
Menilai Hasil Pembelajaran
Membimbing dan Melatih Peserta Didik

69

Beban maksimal dalam mengorganisasikan proses belajar dan pembelajaran yang bermutu : SMP/MTs/SMPLB 18 jam @ 40 menit, Realitasnya ? Bagaimana dengan yang < 24 Jam ? Solusinya ?

70

3. Buku teks pelajaran


a.
b. c. d.

dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite (Sudahkah diimplementasikan ?) Rasio 1 : 1 per mata pelajaran; Guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya; Membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan dan pemanfaatan TIK.

71

4. Pengelolaan kelas
a. b. c. d. e. f. g. h. Pengaturan tempat duduk; Volume dan intonasi suara guru; Tutur kata guru santun; Penyesuaian materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik; Penciptaan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan; Memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar; Menghargai peserta didik; Menghargai pendapat peserta didik; 72

i. j. k.

Pakaian Guru; Penyampaian silabus mata pelajaran; Memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai jadwal.

73

Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan Implementasi Dari RPP.


Meliputi : Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti Dan Kegiatan Penutup.
74

1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
A. Menyiapkan Peserta Didik Secara Psikis Dan Fisik; B. Mengajukan Pertanyaan; C. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran; D. Menyampaikan Cakupan Materi;

75

2. KEGIATAN INTI
Merupakan Proses Pembelajaran Yang Dilakukan Secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, Menantang; Menggunakan Metode Pembelajaran Meliputi Proses

Eksplorasi, Elaborasi, Dan Konfirmasi.

76

Eksplorasi
Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

77

Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

78

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.


Sudahkah Eksplorasi diimplementa-sikan?
79

ELABORASI

Membiasakan peserta didik membaca dan menulis; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain; Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

80

Memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik berkom-petisi secara sehat; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

81

Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja; Memfasilitasi peserta didik melaku-kan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Sudahkah Elaborasi diimplementa-sikan?
82

KONFIRMASI
Memberikan umpan balik positif dan penguatan; Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengala-man belajar yang telah dilakukan.

83

Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna;


- Sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

84

- membantu menyelesaikan masalah; - memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; - Memberi informasi untuk bereksplo-rasi lebih jauh; - Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif. - Sudahkah Konfirmasi diimplementa-sikan ?

85

3. Kegiatan Penutup
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas); Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
86

IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

87

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
88

Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan
89

SUPERVISI
Supervisi proses pembelajaran dilaku-kan pada tahap perencanaan, pelak-sanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselengga-rakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan

90

EVALUASI
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

91

Evaluasi proses pembelajaran diseleng- garakan dengan cara: a. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses 92 pembelajaran.

PELAPORAN
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

93

Tindak lanjut
1.Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. 2.Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar. 3.Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
94

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

Langkah-langkah : 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
95

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai 7. Kesimpulan

96

Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 97 7. Kesimpulan/rangkuman

(SPENCER KAGAN, 1992)

(KEPALA BERNOMOR)

Langkah-langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya 4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka 5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 98 6.Kesimpulan

(DANSEREAU CS., 1985)

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah : 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
99

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. 6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 100 7. Penutup

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan 101

SUMBER BELAJAR

102

SELESAI

You might also like