You are on page 1of 47

Apa sih PPIC ? PPIC singkatan dari Production Planning & Inventory Control.

PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 department yaitu:marketing&produksi. PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas. PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan cash flow/ aliran dana & kinerja bagian produksi secara umum. Apa sih fungsi PPIC? 1. Men-sinergi-kan kepentingan marketing dan manufacturing. 2. Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (marketing, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik. Syarat apa saja agar kerja PPIC bisa optimal? 1. Ada rencana Sales dari marketing Department 2. Ada formula standard dari semua produk 3. Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja 4. Ada standard yield dari semua produk 5. Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor. 6. Ada batasan minimum dan maksimum stock 7. Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing, inventory, produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting) Tugas - tugas PPIC adalah sebagai berikut : 1. Membuat rencana produksi dengan berpedoman rencana Sales Marketing 2. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standard stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia) 3. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang 4. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan maupun kondisi inventory 5. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data inventory 6. Menghitung standard kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas pengamatan langsung 7. Menghitung standard yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun 8. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh data yang akurat dan up to date

9. Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti : toll manufacturing. Perencanaan produksi dilakukan bersama oleh Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC) dengan Departemen Produksi berdasarkan forecast yang diterima dari divisi marketing. Dengan forecast tersebut, disusunlah rencana pembelian dan PPIC mengeluarkan Order Requisition (OR) yang diserahkan ke Departemen Purchasing (pembelian), purschasing kemudian membuat Purshase Order (PO)/Purschase Request (PR), memilih suppliers yang cocok dan diketahui oleh manajer untuk diserahkan ke Supplier. Supplier kemudian mengirimkan barang yang sesuai dengan permintaan dan diserahkan ke gudang. Setelah barang diterima oleh bagian gudang, bagian gudang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Salah satu salinan Bukti Penerimaan Barang diserahkan ke Departemen Quality Control (QC) atau QA.

Jenis-jenis Pengawasan Produksi

Untuk mengadakan proses produksi dengan baik, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan perlu melihat kesesuaian yang ada pada perusahaan tersebut. Karena jenis pengawasan atau pengendalian yang dilakukan tergantung dari jenis proses produksi yang digunakan. Ada dua jenis utama pengendalian produksi, yaitu: 1. Pengawasan Arus (Flow Control) Flow control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan. Pada pengawasan ini dibutuhkan suatu tingkat hasil (output) yang agak tetap atau konstan. Oleh karena itu flow control ini dijalankan pada produksi yang terus-menerus (continuous manufacturing), dimana bahan-bahan yang digunakan dalam proses mempunyai arus yang relatif tetap, dan jenis mesin

yang digunakan adalah mesin khusus (special purpose machine), serta hasil produksi mempunyai bentuk dan jenis yang sama dalam jangka waktu tertentu. 2. Pengawasan Pengerjaan Pesanan (Order Control) Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk yang dikerjakan itu dapat sesuai dengan keinginan konsumen baik mengenai bentuk,jenis dan kualitasnya. Pada pengawasan ini, tiap-tiap produk pesanan harus dipisahkan dari produk pesanan yang lain, dimana setiap pesanan memiliki nomor pesanan (order)-nya tersendiri. Oleh karena itu order control dijalankan pada produksi dengan proses yang terputus-putus (intermittent manufacturing) dimana jenis mesin yang digunakan adalah mesin serba guna (general purpose machine), barang yang diproduksi mempunyai jenis dan bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan pesanan. Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa pengawasan atau pengendalian terhadap pengerjaan atau pengelolaan yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya dalam membantu kelancaran proses produksi guna mencapai hasil yang optimal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Adapun keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan dalam melakukan pengawasan tersebut, menurut Assauri (2008: 207) adalah : 1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien dari suatu perusahaan. Pengawasan produksi ini melengkapi atau memberikan informasi/keterangan-keterangan atau data kepada manajemen yang diperlukan untuk merencanakan dan menjadwalkan pekerjaan dalam suatu perusahaan, sehingga pengeluaran yang minimum dan efisiensi yang optimum dapat dicapai, yang akhirnya akan mencapai keuntungan yang lebih besar. 2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan, sehingga dapat lebih sederhana. Hal ini tidak hanya menambah efisiensi, tetapi juga membuat pekerjaan-pekerjaan yang ada lebih mudah dikerjakan. 3. Menjaga agar supaya pekerjaan atau kerja yang dibutuhkan pada titik minimum, dengan demikian akan dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan. - See more at: http://aslilah.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-pengawasanproduksi.html#sthash.eP6LZW7b.dpuf
PENGAWASAN PRODUKSI TERHADAP KUALITAS PRODUKSI

Arti dan Peranan Pengawasan Produksi


Setiap pimpinan perusahaan mengemban tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan tujuan perusahaan dimana ia bekerja sesuai dengan kedudukan, bidang, dan wewenang yang diperoleh. Jadi dalam melaksanakannya seorang manajer harus dapat memahami manajemen dengan baik.

Sehubungan dengan itu penulis ingin memberikan definisi manajemen menurut Jamees A.F. Stoner dan Charles Wenkel (1992 : 4) sebagai berikut : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yan telah ditetapkan. Adapun tujuan perusahaan secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berproduksi dengan sukses. 2. Berproduksi dengan ekonomis. 3. Berproduksi dengan dapat menyelesaikan pembuatan barang atau jasa tepat pada waktunya. 4. Berproduksi dengan harapan memperoleh keuntungan. Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan produksi (production control). Pengawasan tidak dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan tanpa pengawasan. Hanya dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan rencana yang telah digariskan tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan agar pelaksanaan rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari rencana atau tujuan tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui : 1. Tujuan yang telah ditetapkan. 2. Cara menilai atau mengukur aktivitas yang dijalankan. 3. Cara membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah ditentukan.

4.

Cara untuk mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai. Dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan atau kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar penyimpangan dan kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas penyimpangan-penyimpangan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan pengawasan menurut George R. Terry (1980 : 23) adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan , menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu. Definisi lain mengenai pengawasan antara lain menurut Sofjan Assauri (1980 ;120), pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atau memastikan apakah kegiatan produksi dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan perusahaan. Pengawasan produksi merupakan kegiatan yang terdiri dari sekumpulan prosedur yang dengan baik digariskan bertujuan mengkoordinasikan semua unsur-unsur dalam proses produksi, manusia, mesin, alat-alat (tools) dan material kedalam arus yang lancar untuk dapat menghasilkan outpit (product) dengan kemungkinan sedikit sedikit sekli interruption, dalam waktu yang secepat mungkin dan dengan pengorbanan biaya yang sekecil-kecilnya. Sedangkan menurut Harsono (1984 ; 87) dinyatakan bahwa : pengawasan produksi tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengawasi produk yang jadi, tetapi pengawasan dimulai sejak dari persediaan bahan mentah sampai barang jadi. Pengawasan produksi dapat dikatakan menyerupai tata kerja otak manusia mengawasi tata persyaratan di dalam tubuh. Demikian pula pengawasan produksi yang mengatur kegiatan manufacturing sehingga schedule yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efisien. Menurut Cloude S. George (1991 ; 263) pengawasan produksi adalah mempercepat dan mengawasi pekerjaan melalui suatu pabrik, hingga pekerjaan bergerak dari satu departemen ke departemen lain secara sistematis tanpa adanya kelambatan dengan kemacetan-kemacetan yang minimum.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengawasan produksi merupakan suatu kegiatan pengawasan yang dimulai sejak penyediaan bahan mentah sampai barang jadi bertujuan mengkoordinasikan semua unsur-unsur dalam proses produksi untuk dapat menghasilkan produk dalam waktu yang tepat dan ongkos yag minimum. Perusahaan yang melaksanakan fungsi pengawasan produksi ini akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain : 1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien. 2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan menjadi lebih sederhana. 3. Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan. Jadi pengawasan produksi membantu pelaksanaan operasi produksi agar lebih efisien dan lancar dengan biaya yang minimal pada tingkat hsil tertentu. Untuk menjaga ketepatan waktu penyerahan dan kegiatan operasi yang ekonomis, maka banyak manajer mengadakan suatu pengawasan produksi dan memberinya tanggung jawab untuk mengetahui keadaan seluruh pesanan dalam pabrik dan mengkoordinasi sluruh aspek-aspek pengerjaannya dari saat diterimanya pesanan itu sampai siap untuk diserahkan pada langganan. Secara umum tujuan dari pengawasan produksi adalah : 1. Acceptance good, yang berarti bahwa pengawasan produksi menghendaki agar pabrik dapat memproduksi barang yang diterima oleh konsumen, baik kualitas maupun kuantitas, yang berarti selera konsumen akan terpenuhi.

2.

On time, artinya pengawasan produksi menghendaki agar pelaksanaan ktivitas produksinya dapat dilakukan tepat pada waktunya. Secara praktis pelaksanaan aktivitas produksi yang tepat ini akan

memberikan jaminan adanya penyerahan produk pada konsumen dengan tepat. 3. Economically, yaitu pembuatan barang oleh perusahaan harus ekonomis, ini berarti akan menimbulkan konsekuensi bagi perusahaan agar dapat mengalokasikan biaya-biaya produksinya secara seimbang dan efisien. Dalam pengawasan produksi empat fungsi utama yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Routing Yaitu fungsi yang menentukan dan mengatur urutan-urutan operasi yang akan dilalui, dimulai dari bahan hingga barang itu selesai dikerjakan menjadi barang jadi. Routing ini merupakan dasar dari fungsi scheduling dan dispatching.

2. Schedule Merupakan usaha menentukan urut-urutan operasi yan akan dilalui, sehingga dapat dilakukan pengalokasian bahan baku, bahan pembantu serta fasilitas lainnya dan kapan pekerjaan-pekerjaan itu harus selesai. 3. Dispatching Yaitu pemberian perintah-perintah kepada para pekerja yang telah ditentukan untuk mengerjakan aktivitas tertentu. Perintah-perintah ini berasal dari order set yang telah disusun sebelumnya.

4. Follow-up Follow-up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.

Jenis-Jenis Pengawasan Produksi


Kita mengenal beberapa jenis pengawasan yang mempunyai perbedaan-perbedaan nyata. Menurut Sofjan Assauri (1980 ; 156) jenis-jenis pengawasan tersebut antara lain : 1. Pengawasan Pesanan (Order Control) Pengawasan pesanan biasanya digunakan dalam proses produksi terputus-putus (intermittent procces). Tujuan utama pengawasan pesanan adalah mengerjakan dan menyelesaikan suatu pesanan tertentu. Seluruh pekerjaan terdiri dari kumpulan pekerjaan, merupakan suatu pesanan. Pesanan ini dapat dari pembeli atau bagian yang mengurus persediaan. Jadi yang dimaksud dengan order kontrol yaitu pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan sehingga produk tersebut sesuai dengan keinginan pemesan, baik mengenai bentuk, jenis dan kualitasnya

2. Pengawasan Arus (Flow Control) Pengawasan arus yaitu pengawasan produksi yang dilaukan terhadap arus kerja, sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan. Jenis pengawasan ini digunakan dalam produksi yang terus menerus dalam pabrik. Tujuan utama pengawasan ini adalah mengusahakan agar tercapai tingkat hasil yang konstan setiap jamnya. Setelah diketahui pada hakekatnya jenis produksi yang ada dibagi dalam dua kelompok besar yaitu jenis produksi persediaan dan jenis produksi pesanan maka jika dihubungkan dengan fungsi-fungsi perencanaan dan pemgawasan produksi dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa fungsi perencanaan merupakan prioritas utama yang perlu dilaksanakan dalam jenis produksi untuk persediaan, disusul dengan fungsi follow-up, sedangkan fungsi-fungsi routing, schedule, dan dispatching secara otomatis akan mengikuti karena jalannya produksi sudah tertentu, hal-hal yang perlu dikerjakan secara implisit sudah tersirat dalam proses sehingga tak perlu di skedul dan dikeluarkan perintah-perintah lagi. 2. Fungsi routing, terutama identifikasi kegiatan, waktu kegiatan, serta urut-urutan kegiatan, persiapan bahan, alat dan personalia merupakan fungsi prima yang perlu ditanggulanggi segera setelah pesanan diterima, disusul dengan kecepatan dan ketepatan membuat skedu-skedul, pemberian perintahperintah, tergantung pada jenis-jenis pekerjaan serta follow-up. Adapun fungsi perencanan percuma saja dilakukan selama pesanan-pesanan tak dapat diperkirakan terlebih dahulu datangnya baik jumlah, jenis dan waktunya.

Penentuan Standarisasi Produk


Untuk menentukan jumlah produksi yang akan dilaksanakan, maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah production standard, yaitu suatu ukuran yang menjadi patokan atau pegangan dalam melaksanakan kegiatan produksi. Secara umum type standard menurut Agus ahyari (1981 : 221-222) akan dapat menjadi dua bagian : 1. Technical Standard Merupakan standar yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan misalnya standar bahan baku, standar tenaga kerja dan sebagainya. 2. Managerial Standard

Merupakan standar yang berhubungan dengan proses administrasi perusahaan, seperti kebijaksanaan perusahaan, prosedur personalia, sistem akuntansi dan lain sebagainya. Dalam manajemen produksi yang akan dibicarakan lebih mendetail adalah technical standard, karena type standart ini merupakan type standar yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan. Dalam penyusunan standard produksi terdapat berbagai macam standard yang digunakan perusahaan. Masing-masing jenis standard tersebut berbeda-beda kegunaannya secara langsung, namun semuanya kan saling berhubungan. Penggunaan suatu jenis standard produksi akan mempunyai kaitan dengan jenis standard produksi lainnya. Disamping itu masing-masing jenis standard produksi ini akan saling melengkapi, sehingga penggunaan salah satu jenis standar saja tanpa memperhatikan yang lain akan mengurangi manfaat dari penggunaan standar itu sendiri. Jenis-jenis standar produksi tersebut adalah : 1. Standar bahan baku 2. Standar tenaga kerja 3. Standar peralatan produksi 4. Standar bentuk, warna dan ukuran 5. Standar kualitas Untuk melaksanakan kelima hal tersebut diatas maka diperlikan suatu peramalan produksi (production forecasting). Ramalam produksi ini dibuat dengan alasan adanya pandapatan yang rendah, adanya kemungkinan subsidi, persediaan

barang yang berlimpah atau kemungkinan under production. Semuanya perlu dihindari.. Pada hakekatnya tujuan production forecasting adalah : 1. Sebagai dasar pembuatan anggaran. 2. Meminimumkan fasilitas pabrik sebaik-baiknya untuk memproduksi jenis produk dalam jumlah yang optimal. 3. Meminimumkan persediaan barang jadi. 4. Meminimumkan investasi modal pada peralatan-peralatan.

5. Menstabilkan kesempatan kerja sehingga tidak terdapat pertentangan antara manajemen dengan karyawan. Oleh karena itu banyak faktor yang perklu diperhatikan dalam usaha mengadakan production forecasting dan planing ini, menurut Harsono (1977 ; 2) yaitu : 1. Faktor extern, terdiri dari : a. Keadaan dunia usaha pada umumnya. b. Keadaan khusus misalnya fluktuasi sekuler pengaruh pertambahan penduduk, kenaikan/penurunan taraf hidup, fluktuasi musiman, siklus random, persaingan, produk yang dijual (barang mentah atau kosumsi), saluran distribusu, peraturan pemerintah dan lain-lain. 2. Faktor intern, terdir dari : a. Fasilitas produksi. b. Lama waktu melakukan kegiatan. c. Lama waktu yang dapat ditoleransi bila ada hambatan.

Teknik Pengawasan Kualitas Secara Statistik


Dalam dunia industri, kualitas atau mutu barang yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan antara lain ditentukan kualitasnya ditentukan pada pengukuran ataupun penilaiian karakteristik-kateristuk tertentu. Hasil pengukuran yang dipakai untuk penentuan kualitas barang nilainya berubah-ubah dari produk yang satu keproduk yang lainnya meskipun kondisi proses produksi dapat diusahakan bersama. Dengan demikian timbulah variasi kualitas. Ditinjau dari statistik, ada dua macam variasi kualitas yang dikenal, yaitu : 1. Bersifat probabilistik, yaitu variasi yang terjadi secara kebetulan dan tak dapat dielakan. Dalam variasi kualitas ini dapat dikatakan bahwa proses berjalan dalam kontrol. 2. Bersifat eratik, yaitu variasi yang terjadi tidak menentu karena timbulnya penyebab tak wajar. Variasi ini menunjukkan bahwa proses berjalan diluar kontrol, maka harus ditemukan penyebabnya, proses dihentikan dan diperbaiki supaya terjadi proses dalam kontrol. Untuk dapat melakukan hal-hal tersebut diatas, maka perlu diadakan pengontrolan kualitas. Tehnik pengawasan kualitas secara statistik dikelompokkan dalam : 1. Metode Control Chart a. Untuk mengukur rata-rata b. Untuk mengukur variable

c.

Untuk mengukur attribute

2. Metode Acceptance Sampling a. Kurva Operating Characteristic (OC) b. Average Outgoing Quality Level (AOQL) Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini dalah metode control chart untuk mengukur attribute, dengan penggolongan dilakukan atas dua kategori atau mungkin lebih, diperlukan diagram kontrol tersendiri jika ingin melakukan pengontrolan kualitas terhadap produk tersebut. Dalam hal ini penulis menggolongkan produk yang dihasilkan kedalam salah satu kategori dari dua kategori, yaitu rusak atau baik. Menurut Sudjana (1996 ; 432-433) ini berarti berhadapan dengan populasi vans berdistribusi binom. Jika proporsi rusak dari distribusi binom besarnya diketahui dan sama dengan p, maka diagram kontrol dengan dua simpangan baku untuk proporsi p dapat dibentuk oleh garis-garis : Sentral = p UCL = p + 2

pq
n

LCL

=p+2

pq
n

Dengan n = ukuran tiap sample yang telah diambil, p = rata-rata untuk proporsi barang rusak dalam tiap sample, q = 1 p
Hal-hal yang mempengaruhi tingkat pengawasa mutu yang dilakukan tergantung pada faktorfaktor berikut ini :

1. Kemampuan proses Batas-batas yang ingin kita capai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak akan ada gunanya kita mengawasi suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan proses yang ada. 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi dari hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses tadi dan keinginan atatu kebutuhan konsumen. Dalam hal ini harus dapat dipastikan dulu apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat berlaku dari kedua sisi yang dapat disebutkan, sebelim pengawasan mutu pada proses dapat dimulai. 3. Apkiran/Scrap yang dapat diterima Tujuan mengawasi suatu proses adalah untuk mengurangi bahan-bahan dibawah standar, bahan-bahan yang terbuang atau bahan-bahan apkiran menjadi seminimal mungkin. Tingkat pengawasan yang dilakukan tergantung banyaknya bahan-bahan yang berada dibawah standar atau apkiran (scrap) yang dapat diterima. Banyaknya produk yang rusak yang dapat diterima harus ditentukan dan disetujiu sebelumnya. 4. Ekonomisnya kegiatan produksi Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh proses-proses yang ada didalamnya. Suatu barang yang sama dapat dihasilkan dengan biaya-biaya produksi yang berbeda, dan dengan jumlah barang-barang apkiran yang berbeda. Tidaklah selalu ekonomis untuk memilih proses dengan

jumlahbarang apkiran yang sedikit, karena biaya untuk pengerjaan (processing cost ) lebih lanjut mungkin akan lebih mahal.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk


Dalam menjalankan proses produksi setiap perusahaan akan selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang itu berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan mutu produksi. Oleh karena itu diperlukan perhatian dan pertimbangan yang cukup terhadap faktor-faktor produksi yang merupakan pembentuk mutu. Faktor-faktor tersebut menurut Eiji Ogawa (1984 : 234-238) adalah : 1. Manusia (Man) Keberadaan manusia sebagai faktor yang sangat penting karena manusia adalah pelaksana dari semua faktor produksi yang ada. Sukses tidaknya pengawasan mutu tergantung pada manusia yang terlibat dalam kegiatan produksi, sehingga pemebrian motivasi yang baik dan benar akan meningkatkan proses produksi yang dijalankan oleh para karyawan. 2. Mesin dan peralatan (Machines) Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi pada dasarnya adalah untuk membantu meringankan tugas manusia dalam menjalankan aktivitasnya, sehingga dapat menghemat baik waktu, tenaga maupun biaya tetapi produk yang dihasilkan bermutu baik karena mesin dan peralatannya sudah distandarisasi. Dengan demikian baik buruknya mesin dan peralatan yang digunakan akan mempengaruhi efisiensi produksi perusahaan. 3. Manajemen (Management)

Manajemen merupakan salah satu faktor yang penting karena dalam manjemen itulah manusia atau tenaga kerja direncanakan, diarahkan dan dikendalikan ke arah penciptaan suatu produk yang sesuai dengan standar kualitas. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan. 4. Uang (Money) Tinggi rendahnya biaya pengawasan mutu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya biya yang dikeluarkan dalam proses produksi pada umumnya dan pengawasan mutu pada khususnya. 5. Metode (Method) Suatu perusahaan harus mampu memanfaatkan secara efektif dan efisien terhadap tenaga kerja, mesin dan biaya dalam rangka memproduksi barang yang sesuai dengan keiginan dan selera konsumen. Untuk itu pihak manajemen akan selalu mengubah metode kerja, sehingga tercapai efesiensi produksi.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Seperti yang telah dibahas di bagian awal, setiap perusahaan baru selalu dihadapkan dengan masalah memilih lokasi yang tepat. Masalahnya berkisar antara pertimbangan faktor ekonomis dan teknis. Demikian pula manajemen harus menetapkan perencanaan yang matang, mesin yang akan dipakai, bentuk kontruksi bangunan kemungkinan perluasan, alat perlengkapan, bagaimana, dan dimana membeli material, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti ini dibahas dalam manajemen produksi. Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi? Manajemen produksi adalah kegiatan mengelola secara optimal pengunaan sumber daya (factor produksi) dalam proses transformasi menjadi produk barang dan jasa. Jadi untuk menghasilkan barang dan jasa perusahaan menggunakan berbagai lokasi yang tepat, mencari sumber bahan baku, daerah konsumen, mengatur penempatan mesin, merencanakan proses produksi, menjaga kecepatan waktu, dan pekerjaan lain yang bersifat teknis dalam pabrik.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional merupakan proses kegiatan manajemen dalam bidang produksi yang bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dalam perusahaan baik yang berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan perlengapannya agar kegiatan-kegiatan produksi dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien. 1.2 IdentifikasiMasalah Untuk memperkaya wawasan dan pemahaman pembaca tentang manajemen operasional, maka dapat disimpulkan beberapa pokok antaralain : Pengertian produksi dan produktifitas Layout manajemen opersional Risetindurstri Macam-macam proses produksi Pengawasan produksi Pelaksanaan pengawasan 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan di fokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut. Apakah pengertian produksi dan produktivitas? Kenapa lay out sangat dibutuhkan dalam perusahaan? Bagaimana teknik pengawasan dalam menjalankan produksi? Bagaimana cara melaksanakan pengawasan produksi tersebut?

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

1.4 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka pembahasan pada makalah ini bertujuan untuk: Mengetahui apakah yang dimaksud produksi atau produktifitas Untuk mengetahui pentingnya lay out dalam perusahaan Untuk mengetahui teknik pengawasan dalam menjalankan produksi untuk mengetahui pelaksanaan terhadap pengawasan produksi

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produksi Dan Produktivitas Kata produksi sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai beikut : Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang atau pun jasa. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Jadi, dengan cara ini pedagang besar, pengecer, dan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa juga berkepentingan didalam produksi. Istilah produksi ini sering dikaitkan dengan istilah produktivitas. Meskipun kedua istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi akan salah jika menganggap bahwa produktivitas itu merupakan fasilitas produksi yaang aktif. Kebanyakan, definisi produktivitas yang dipakai adalah hasil riil perjam kerja. Jadi, sangat berkaitan dengan tingkat pekerjaan di pabrik. Dalam istilah ini produktivitas merupakan suatu ukuran kasar menyangkut efektivitas pengunaan sumber-

sumber produktif yang sangat penting. Pada pokoknya, produktivitas ini dapat didefinisikan sebagai berikut: Poduktivitas adalah sebuah konsep yang mengambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. 2.2 Lay Out Lay out adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien dengan tujuan untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi. Perencanaan Layout adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta semua peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi. 2.2.1 Layout Diperlukan dalam Perusahaan karena : 1. Adanya perubahan desain produk 2. Adanya produk baru 3. Adanya perubahan volume permintaan 4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan 5. Fasilitas Produksi yang ketinggalan jaman 6. Penghematan biaya 7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi 8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar

2.2.2 Kriteria Penyusunan Layout : 1. Jarak angkut yang minimum 2. Penggunaan ruang yang efektif 3. Keselamatan barang-barang yang diangkut 4. Fleksibel 5. Kemungkinan ekspansi masa depan 6. Biaya diusahakan serendah mungkin 7. Aliran material yang baik 2.2.3 Langkah-Langkah Perencanaan Layout : 1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut. 2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya. 3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan diagram blok daripada layout. 2.2.4 Klasifikasi Perencanaan Layout 1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada 2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru

3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi 4. Pembangunan pabrik baru 2.2.5 Macam - Macam Layout 1. Produk layout Adalah berurutan sesuai dengan jalannya proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi. 2. Proses layout Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam ruang tertentu. 3. Fixed position (layout kelompok) Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan didekat tempat proses produksi dilaksanakan. 4. Material handling Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk.

2.3 Riset Industri Usaha riset industri sama usianya dengan usaha produksi itu sendiri, tetapi kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan usaha penjualan dan permodalan, sampai akhirakhir ini baru sangat menarik kaum industriawan. Riset industri dimulai dalam bentuk kecil pada pertukaran abad 20, dalam beberapa laboratorium. Pada mulanya riset digunakan untuk memecahkan masalah khusus, kemudian diarahkan untuk mengembangkan proses produksi. Dan kemudian bertambuh dengan pesatnya dan makin lama makin meningkat jumlah uang yang dibelanjakan untuk kepentingan riset industri. Di negara maju rata-rata smua industri membelanjakanhampir 3% dari jumlah penghasilan merekauntuk keperluan risetdan pengembangan. Industri pesawat terbang membelanjakan 9% dari penjualanya untuk riset dan perusahaan elektrik 6%. 2.4 Macam-macam Produksi Proses produksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Proses produksi yang kontinyu (continuous process of production) 2. Proses produksi tidak kontinyu (intermitten process of production) Perusahaan yang dimana proses produksinya kontinyu adalah perusahaan yang memproduksikan barang yang sama terus-menerus, jadi apa yang di produksi kan atau dikerjakan pada hari ini, itu pula yang akan diproduksikan besok dan lusa, seperti perusahaan yangprodiuksinya massa misalnya, pabrik mobil dan sepeda motor.

Perusahan yang produksinya tidak kontinyu adalah perusahaan memproduksikan barangbarang yang dipesan oleh orang, disebut juga produksi potongan. Contohnya yaitu, pabrik mesin umum, jadi misalnya pabrik gula yang dipesan Indonesia dari luar negeri berbeda dangan pabrik gula yang di pesan oleh pabrik guladari negeri yang beriklim dingin. 2.4.2 Macam - Macam Wujud Proses Produksi : Proses kimia : adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia. Proses perubahan bentuk : adalah proses produksi dengan merubah bentuk. Proses asembling : adalah proses produksi menggabungkan komponen-komponen mejadi produk akhir. Proses transportasi : adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi : adalah proses produksi berupa penyiapan data informasi yang diperlukan. 2.5 Pengawasan Produksi Tujuan pengawasa proses produksi ialah menjaga kelancaran pekerjaan dari bahan baku sampai ke barang , sehingga dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat munkin. Ini membutuhkan koordinasi dari berbagai faktor yang masuk ke proses produksi, material, mesin, tenaga kerja, dan metode.

1. 2. 3. 4. 5.

Ada 4 macam dalam pengawasan produksi : a) Planning Proses produksi akan berjalan lancar jika direncanakan dengan matang terlebih dahulu. Pekerjaan planning tidak hanya meletakkan prosedur dan tujuan proses, tetapi lebih Seperti, tipe dan jumlah material yang diperlukan harus ditetapkan sebelumnya oleh bagian produksi. b) Routing Pengawasan atas pekerjaan tertentu dinamakan routing. Jika pekerjaan produk menggunakan mesin dan mesin-mesin itu digunakan untuk berbagai proses yang berbeda, dapat dibayangkan bagaimana pentingnya routing ditetapkan. Dia harus menentukan rute, untuk masing-masing pekerjaan, dan hubunganya dengan pekerjaan lainya.Routing yang harus ditempuh dalam perusahaan oleh bahan atau barang diproduksi harus rasional dan efisien, dan tidak usah selalu merupakan jalan lurus, asal saja terus. c) Scheduling Tujuan scheduling adalah menjaga kelancaran pekerjaan, menghindarkan konflik dan kelalaian dalam menggunakan mesin, dan membuat tabel waktu kapan bahan mentah diperlukan, kapan hasil jadi harus siap. Dengan begitu waktu pekerjaaan dapat diawasi seminimsl mungkin dan setepat mungkin. Tugas sceduling ini dimaksudkan agar jangan ada kekurangan waktu, atau pekerjaan yang terlambat. Ada beberapa konsep scheduling yaitu : 1) Master scheduling, yaitu penetapan waktu untuk seluruh proses produksi. 2) Operation scheduling, yaitu penetapan waktu untuk sebagian proses produksi, dan 3) Detail operation scheduling, yaitu bagian dari sebagian proses produksi.

Kimball memberikan definisi tentang scheduling yaitu, penetapan waktu untuk masing-masing kegiatan proses produksi dan juga penetapan waktuuntuk seluruh kegiatan proses produksi. d) Dispatching Dalam hal ini dibuatkan perintah kerja untuk masing-masing pekerjaan dan ini penting agar planning dapat dilaksanakan , Routing dapat diatur, dan scheduling dapat dijaga.

2.6 Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan pengawasan dapat di lakukan dengan berbagai tekhnik yaitu : 1. Papan rencana dan diagram kemajuan Jika dalam perusahaan ada beberapa pekerjaan dilakukan dengan menggunakan berbagai tipe mesin, manajemen dapat melaksanakan pengawasan dengan menggunakan papan rencana. Papan rencana juga disediakan secara terpisah untuk masing-masing mesin. Diagram kemajuan(progress chart), dibuat dalam bentuk grafik balok diletakkan di dinding, yang menunjukkan tanggal masing-masing pekerjaan dimulai, jumlah yang sudah diproduksi dan tanggal harus selesai. 2. Studi gerak Tujuan studi gerak ialah mengatasi atau mengurangi pemborosan gerak yang tidak perli, dan mencari gerakan yang paling efektif, selain itu mempelajari ritme gerakan , koordinasi dan sekuensial atau tingkat kesukaran. 3. Standar Tidak ada pekerjaan pengawasan dapat berfungsi secara baik, jika tidak ada standar. Harus ada standar pelaksanaan kerja, standar mutu, dan standar kondisi kerja.Standar kerja yang baik harus mencakup, cahaya, penerangan, pengawasan suara hiruk pikuk, tempat kerja yang rapi dan bersih, dan bebas dari ganngguan. 4. Studi waktu Studi ini biasanya bergabung dengan studi gerak. Setelah pekerjaan di rinci, waktu yang digunakan untuk masing-masing gerak diukur dengan stopwatch. 5. Inspeksi Fungsi penting dari inspeksi adalah mengawasi pekerjaan agar berjalan sesuai dengan standart. Perencanaan yang dibuat secara baik, dan schedule yang sudah disusun tidak akan ada artinya jika produksi yang dihasilkan tidak memenuhi syarat kualitas.

Senin, 20 Desember 2010


Perencanaan Dan Pengawasan Produksi Perencanaan dan pengawasan produksi adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut dan mengawasi kegiatan

pelaksanaan dari proses dan hasil produkai agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang di harapkan dapat tercapai. Tujuan perencanaan dan pengawasan produksi : 1. Mengusahakan supaya perusahaan pabrik dapat menggunakan barang modalnya seoptimal mungkin 2. Mengusahakan supaya perusahaan pabrik dapat berproduksi pada tingkat efisien dan efektifitas yang tinggi 3. Mengusahakan agar supaya perusahaan pabrik dapat mengusai pasar atau bagian pasar yang luas. Hal ini memungkinkan apabila perusahaan pabrik dapat : a) Berproduksi dengan biaya yang rendah , b) Menjual produksi dalam jumlah yang banyak. 4. Mengusahakan agar kesempatan kerja yang ada pada perusahaan pabrik menjadi rata dalam waktu tertentu 5. Memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan dan kemajuan perusahaan pabrik. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produksi : 1. Proses produksi yang terdiri dari proses produksi terputur-putur (intermittent process manufacturing) atau proses produksi yang terus menrus (continous process). 2. Jenis dan mutu barang yang diproduksi 3. barang yang diproduksi apakah merupakan barang baru ataukah barang lama.

Pengawasan Produksi Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Fungsi kegiatan pengawasan produksi 1. Routing adalah fungsi menetukan dan mengatur urutan kegiatan pengerjaan yang logis, sistematis dan ekonomis melalui urutan-urutan mana bahan-bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi barang jadi. 2. Schedulling, menyangkut penetapan kapan suatu operasi atau kegiatan harus dimulai agar penyelesaian pembuatan produk dapat dipenuhi . Schedulling merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan ( work load ) pada masing-masing pusat pekerjaan (work centre) sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau

keterlambatan waktu (time delay). dalam penentuan waktu operasi kita kenal dua catra penetapan waktu setiap oerasi yaitu : a. Forward scheduling, skedul-skedul ini disusun berdasarkan tanggal permulaan operasi yang diketahui dan kemudian bergerak ke muka dari operasi pertama sampai operasi terakhir untuk menetukan tanggal penyelesaian. b. Backward scheduling, proses scheduling dimulai dengan tanggal penyelasian yang ditentukan dan bekerja untuk menentukan tanggal mulai setiap operasi yang diperlukan. Proses ini menghasilkan tanggal yang ditetapkan dalam penyampaian order kepada pabrik untuk setiap komponen dan merupakan batas waktu setiap order. 3. Dispatching, berarti pengeluaran perintah-perintah pengerjaan (work order) secara nyata kepada karyawan. Pemberian perintah pengerjaan merupakan realisasi produksi untuk menghasilkan suatu produk. secara normal dispatching menimbulkan beberapa masalah jika terjadi beban kerja pusat-pusat kerja melebihi kapasitasnya, sehingga perlu dikembangkan system perioritas order untuk memilih orderorder pengerjaan pada proses berikutnya. dalam membuat perintah pengerjaan perlu dilengkapi dengan surat tugas, daftar kebutuhan barang-barang dan meneliti ketersedianya bahan-bahan sebelum perintah dibuat. 4. Follow up, merupakan kegiatan pengawasan produksi untuk memonitor dan mengecek secara terus menerus proses pengerjaan order-order produksi maupun pembelian komponen-komponen dari pihak luar perusahaan , apakah berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam skedul produksi induk.

Jenis-jenis pengawasan produksi Tipe proses produksi berbeda akan memerlukan tipe pengawasan produksi yang berbeda pula. Secara ringkas pengawasan produksi dapat dikelompokkan sebagi berikut : 1. Order control atau pengawasan pengerjaan pesanan adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap produk yang dikerjakan, sehingga produk yang dikerjakan itu sesuai dengan keinginan si pemesan baik mengenai bentuk, jenis dan kualitasnya. 2. Flow Control atau pengawasan arus adalah pengawasan produksi yang dilakukan terhadap arus pekerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses pengerjaan . 3. Load control , pengawasan terhadap pengaturan pembebanan mesin-mesin yang digunakan untuk pengerjaan beberapa produk-produk berbagai ukuran dan variasi ( contoh percetakan, penerbitan dan sebagaianya). 4. Block control, pengawasan ini mengelompokkan order-order menurut model, ukuran, dan style tertentu dan kemudian menggabungkannya menjadi secar block. Suatu block adalah sejumlah produk

yang dapat diproduksikan pabrik dalam periode tertentu missal satu hari ( contoh kegiatan produksi pakaian jadi).

Kamis, 02 Juni 2011


Metode Peramalan (Forecasting Method) Posted by Kaboel on 14.57 Metode sistem peramalan yang sering digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Makrdakis, 1999)

A. Metode Deret Waktu (Time series Method)

Metode peramalan ini menggunakan deret waktu (time series) sebagai dasar peramalan.perlukan data aktual lalu yang akan diramalkan untuk mengetahui pola data yang diperlukan untuk menentukan metode peramalan yang sesuai. Beberapa metode dalam time series yaitu sebagai berikut:

1. ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) pada dasarnya menggunakan fungsi eret waktu, metode ini memerlukan pendekatan model identification serta penaksiran awal dari paramaternya. Sebagai contoh: peramalan nilai tukar mata uang asing, pergerakan nilai IHSG.

2. Kalman Filter banyak digunakan pada bidang rekayasa sistem untuk memisahkan sinyal dari noise yang masuk ke sistem. Metoda ini menggunakan pendekatan model state space dengan asumsi white noise memiliki distribusi Gaussian.

3. Bayesian merupakan metode yang menggunakan state space berdasarkan model dinamis linear (dynamical linear model). Sebagai contoh: menentukan diagnosa suatu penyakit berdasarkan data-data gejala (hipertensi atau sakit jantung), mengenali warna berdasarkan fitur indeks warna RGB, mendeteksi warna kulit (skin detection) berdasarkan fitur warna chrominant.

4. Metode smoothing dipakai untuk mengurangi ketidakteraturan data yang bersifat musiman dengan cara membuat keseimbangan rata-rata dari data masa lampau.

5. Regresi menggunakan dummy variabel dalam formulasi matematisnya. Sebagai contoh: kemampuan dalam meramal sales suatu produk berdasarkan harganya.

B. Metode Kausal

Metode ini menggunakan pendekatan sebab-akibat, dan bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan diramalkan. Pada metode kausal terdapat tiga kelompok metode yang sering dipakai :

1. Metoda regresi dan korelasi memakai teknik kuadrat terkecil (least square). Metoda ini sering digunakan untuk prediksi jangka pendek. Contohnya: meramalkan hubungan jumlah kredit yang diberikan dengan giro, deposito dan tabungan masyarakat.

2. Metoda ekonometri berdasarkan pada persamaan regresi yang didekati secara simultan. Metoda ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan besarnya indikator moneter buat beberapa tahun ke depan, hal ini sering dilakukan pihak BI tiap tahunnya.

3. Metoda input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional jangka panjang. Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10 tahun mendatang. Tahapan perancangan peramalan : Secara ringkas terdapat tiga tahapan yang harus dilalui dalam perancangan suatu metoda peramalan, yaitu :

1. Melakukan analisa pada data masa lampau. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pola dari data bersangkutan.

2. Memilih metoda yang akan digunakan. Terdapat bermacam-macam metoda yang tersedia dengan keperluannya. Metoda yang berlainan akan menghasilkan system prediksi yang berbeda pula untuk data yang sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa metoda yang berhasil adalah metoda yang menghasilkan penyimpangan (error) sekecil-kecilnya antara hasil prediksi dengan kenyataan yang terjadi.

3. Proses transformasi dari data masa lampau dengan menggunakan metoda yang dipilih. Kalau diperlukan, diadakan perubahan sesuai kebutuhannya. Menurut John E. Hanke dan Arthur G. Reitch (1995), metode peramalan dapat dibagi menjadi dua yakni :

a. Metode peramalan kualitatif atau subyektif Yaitu suatu :

qualitative forecasting techniques relied on human judgments and intuition more than manipulation of past historical data, atau metode yang hanya didasarkan kepada penilaian dan intuisi, bukan kepada pengolahan data historis.

b. Metode Peramalan Kuantitatif

Sedangkan peramalan kuantitatif diterangkan sebagai : quantitative techniques that need no input of judgments; they are mechanical procedures that produce quantitative result and some quantitative procedures require a much more sophisticated manipulation of data than do other, of course. Sedangkan DeLurgio (1998) mengilustrasikan jenis-jenis metode peramalan seperti pada Gambar berikut:

08 December 2011
PERAMALAN (FORECASTING) STATISTIKA DAN CONTOH KASUS

Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan bahwa peramalan merupakan kegiatan untuk mengetahui nilai variabel yang dijelaskan (variabel dependen) pada masa akan datang dengan mempelajari variabel independen pada masa lalu, yaitu dengan menganalisis pola data dan melakukan ekstrapolasi bagi nilai-nilai masa datang. Metode peramalan kuantitatif dijelaskan Supranto (2000) terdiri dari metode pertimbangan, metode regresi, metode kecendrungan (trend method), metode input output, dan metode ekonometrika. Metode kecendrungan (trend method) menggunakan suatu fungsi seperti metode regresi dengan variable X menunjukkan waktu. Tepat tidaknya peramalan ditentukan oleh kriteria yaitu berkaitan dengan goodness of fit yang menunjukkan bagaimana model peramalan dapat menghasilkan peramalan yang baik. Selain itu ada tiga kriteria yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu: 1) Pola data; 2) Faktor biaya peramalan; dan 3) Faktor kemudahan. Penentuan ketepatan peramalan pada umumnya berdasarkan beberapa metode, yaitu nilai Sidik Ragam (F-Test), Koefisien determinasi, Kuadrat Tengah Galat (Mean Square Error (MSE), dan Persentase Galat (Percentage Error (PE)).

Deret Waktu
Deret waktu adalah kumpulan data-data yang merupakan data historis dalam suatu periode waktu tertentu. Data yang dapat dijadikan deret waktu harus bersifat kronologis, artinya data harus mempunyai periode waktu yang berurutan. Misalnya data penjualan suatu perusahaan antara tahun

2006-2011, maka datanya adalah penjualan tahun tahun 2006, tahun 2007, tahun 2008, tahun 2009, tahun 2010, dan tahun 2011.

Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat menggunakan tahun, kuartal, bulan, minggu, hari atau jam. Runtut waktu dianalisis untuk menemukan pola variasi masa lalu. Analisis deret waktu (time series analysis) dipakai untuk meramalkan kejadian di masa yang akan dating berdasarkan urutan waktu sebelumnya. Ada beberapa teknik untuk meramalkan kejadian di masa yang akan datang berdasarkan karakteristik data, misalnya teknik smoothing, teknik siklus, dan teknik musiman.

Trend
Trend adalah pergerakan jangka panjang dalam suatu kurun waktu yang kadang-kadang dapat digambarkan dengan garis lurus atau kurva mulus. Deret waktu untuk bisnis dan ekonomi, yang terbaik adalah untuk melihat trend (atau trend-siklus) sebagai perubahan dengan halus dari waktu ke waktu. Pada kenyataannya, anggapan bahwa trend dapat diwakili oleh beberapa fungsi sederhana seperti garis lurus sepanjang periode untuk time series yang diamati jarang ditemukan. Seringkali fungsi tersebut mudah dicocokkan dengan kurva trend pada suatu kurun waktu karena dua alasan, yaitu fungsi tersebut menyediakan beberapa indikasi arah umum dari seri yang diamati, dan dapat dihilangkan dari seri aslinya untuk mendapatkan gambar musiman lebih jelas. Ada tiga trend yang diigunakan untuk meramalkan pergerakan keadaan pada masa yang akan datang, yaitu: 1. Trend Linier Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke dalam plot mendekati garis luruus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam trend linier. Persamaan trend linier adalah sebagai berikut:

Dengan nilai a dan b diperoleh dari formula:

Dimana Yt menunjukan nilai taksiran Y pada nilai t tertentu. Sedangkan a adalah nilai intercept dari Y, artinya nilai Yt akkan sama dengan a jika nilai t = 0. Kemudian b adalah nilai slope, artinya besar kenaikan nilai Yt pada setiap nilai t. Dan nilai t sendiri adalah nilai tertentu yang menunjukan periode waktu.

Trend Linier Positif

Trend Linier Negatif

2. Trend Kuadratik Jika trend linier merupakan deret waktu yang berupa garis lurus, maka trend kuadratik merupakan deret waktu dengan data berupa garis parabola.

Trend Kuadratik

Persamaan untuk trend kuadratik adalah:

Dengan nilai a, b, dan c diperoleh dari:

3. Trend Eksponensial

Untuk mengukur sebuah deret waktu yang mengalami kenaikan atau penurunan yang cepat maka digunakan metode trend eksponensial. Dalam metode ini digunakan persamaan:

Tetapi dalam melakukan perhitungannya, persamaan di atas dapat diubah ke dalam bentuk semi log, sehingga memudahkan untuk mencari nilai a dan b.

Trend Eksponensial

4. Memilih Trend Terbaik Untuk membuat suatu keputusan yang akan dilakukan di masa yang akan datang berdasarkkan deret waktu diperlukan suatu metode peramalan yang paling baik sehingga memiliki nilai kesalahan yang cenderung kecil. Terdapat beberapa cara untuk menentukan metode peramalan mana yang akan dipilih sebagai metode peramalan yang paling baik, diantaranya Mean Square Error (MSE). Untuk mencari MSE digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana nilai e adalah selisih antara nilai Y dengan peramalan (Yt). Model yang memiliki MSE paling kecil adalah model persamaan yang paling baik.

CONTOH KASUS
.............Penjualan Produk X pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Penjualan 1143 1037 857 757 948 660 683 809 1078 696 777 672 10117

Tentukan peramalan penjualan pada bulan ke-18 dan bulan ke-25!

Penyelesaian Dari tabel di atas akan dibuat deskripsi data ke dalam bentuk poligon agar dapat memudahkan menganalisis data. Berikut ini adalah poligon data dari data hasil penjualan produk X pada tahun 2010:

A. Tabulasi Data:

B. Menentukan Model Persamaan Matematika: 1) Trend Linier Dari tabel tabulasi data di atas, maka diperoleh:

Setelah itu masukan nilai a dan b ke dalam persamaan Yt = a + bt , sehingga menjadi sebuah persamaan trend linier Yt = 843,08+ 13.t.

2) Trend Kuadratik

Setelah itu nilai a, b dan c dimasukan ke dalam persamaan Yt = a + bt + ct2 , sehingga menjadi sebuah persamaan trend kuadratik Yt = 790,65 + 13.t + 1,1.t2.

3) Trend Eksponensial

Setelah itu nilai a dan b dari hasil perhitungan di atas dimasukan ke dalam persamaan Yt = a.bt , sehingga menjadi sebuah persamaan trend eksponensial Yt = 828,58 + 0,99t.

C. Ketepatan Model Peramalan 1) Trend Linier Yt = 843,08+ 13.t

2) Trend Kuadratik

Yt = 790,65 + 13.t + 1,1.t2

3) Trend Eksponensial Yt = 828,58 + 0,99t

Pembahasan
Data pengamatan runtun waktu untuk perubahan hasil penjualan produk X di tahun 2010 setiap bulannya, dapat diketahui bahwa perubahan nilai runtut waktu pengamatan dari bulan ke bulan jumlahnya cukup bervariasi berupa peningkatan dan penurunan. Jumlah penjualan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 1143. Penurunan penjualan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebanyak 660. Keterangan tersebut memperlihatkan perubahan nilai runtun waktu pengamatan yang fluktuatif. Sebelum dilakukan perhitungan, akan dihitung Mean Square Error (MSE) terlebih dahulu. Hal ini dilakukkan untuk mencari trend mana yang paling tepat dan memiliki kesalahan terkecil untuk dijadikan acuan peramalan. Berikut ini adalah perhitungan MSE dari trend linier, trend kuadratik, dan trend eksponensial:

1) MSE Trend Linier

2) MSE Trend Kuadratik

3) MSE Trend Eksponensial

Dari perhitungan MSE di atas, bahwa nilai MSE dari trend kuadratik merupakan yang terkecil. Jadi dapat diketahui bahwa trend kuadratik pada peramalan ini memiliki kecendrungan kesalahan yang paling rendah dibanding dengan trend linier dan trend eksponensial.

Berikut ini adalah poligon dari permalan penjualan produk X.

Dari perhitungan menggunakan trend kuadratik di atas, maka dapat diramalkan penjualan produk X pada bulan ke-18 adalah sebanyak 1074, dan untuk bulan ke-25 sebanyak 1816. Dapat dilihat pada kurva di atas, pada bulan ke-12 sampai dengan bulan ke-25 terlihat bahwa jumlah penjualan produk X dari bulan ke bulan mengalami peningkatan.

You might also like