You are on page 1of 11

MAKALAH KIMIA STOKIOMETRI

KELOMPOK

:2

ANGGOTA : 1.Dinda Andiani (230210130063) 2. Erik Riksamunir (230110130119) 3. Fathin Abdillah (230110130168) 4. Muhammad musa d.w (230110130157) 5. Taufiq Hidayat (230110130128) 6. Thesar Maulana (230110130126)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2013

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang


Stokiometri berasal dari bahasa yunani, yaitu stoicheion yang berarti unsur yang berarti unsure dan metron yang artinya mengukur. Definisinya adalah semua hubungan kuantitatif yang melibatkan massa atom, massa rumus, rumus kimi dan persamaan kimia. Stokiometri disebut juga sebagai matematika dalam kimia. Pengaplikasian kimia sebagai ilmu pusat mengharuskan kimia dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, nano teknologi, biologi, farmasi, kedokteran dan geologi. Pengaplikasian kimia yang dilakukan meliputi tata nama, perhitungan massa, reaksi dan persamaan kimia, reaksi pembatas dan hasil reaksi. Stokiometri biasa digunakan dalam pengaplikasian untuk percobaan kimia, seperti sebelum mereaksikan sesuatu perlu adanya kesetimbangan kimia . ketika menemukan unsur baru , digunakan sistem pencemaran kimia. Sehingga dapat disimpilkan bahwa stokiometri adalah hal yang urgent dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan
Disamping untuk memenuhi tugas kelompok kimia dasar, makalah ini juga bertujuan untuk mengembangkan ilmu kimia, khususnya stokiometri. Makalah ini dikhususkan agar pembaca dapat memahami operasi perhitungan kimia secara mendasar, sehingga dapat memahami kimia secara umum.

2. Pembahasan
2.1 masa atom
Satuan satu atom sering disebut dengan 2 dalton. Penentuan suatu masa atom dapat ditentukan dengan cara melihat electron proton dan neutronnya. Nyatanya massa atom tidak bisa ditentukan begitu saja, diperlukan suatu atom standar yang memadai untuk bisa memperkirakan massa atom lainnya. Para ahli sudah setuju menggunakan isotop karbon-12 sebagai standar atom internasional karena mempunyai 6 proton dan 6 neutron. dan C-12 memiliki massa atom tepat 12 satuan massa atom (sma) sehingga ideal untuk dijadikan patokan 1 sma adalah suatu massa yang besarnya tepat sama dengan seperdua belas massa dari 1atom karbon-12. Sehingga : 1 sma = massa satu atom karbon-12

Perhitungan massa atom lain dapat dilakukan dengan mengalikan kerapatan relatif atom dengan massa karbon (12,20 sma). Namun dalam suatu atom yang memiliki lebih dari satu isotop akan memiliki hasil yang relatif. Maka diperlukan penghitungan rata-rata dari massa atom tersebut. Perhitungan dapat dilakukan dengan mengalikan kelimpahan isotop atom A dengan massa isotop atom A yang dijumlahkan dengan hasil kali dari kelipahan isotop atom a yang lain dengan massa isotop atom A yang lain pula. (kelimpahan A) (massa A) + (kelimpahan (A-Z) (massa A-Z) + + (kelimpahan A-X) (massa A-X) Contoh : C-12 memiliki kelimpahan 98,90% dengan massa 12,00 sma C-13 meiliki kelimpahan 1,10% dengan massa 13,00335% sma Massa atom rata-rata dari karbon = (0,9890) (12,00sma) + (0,0110) (13,00335 sma) = 12,01sma Karena kelimpahan C-12 lebih banyak dari C-13, maka massa atom rata-ratanya lebih medekati 12 sma.

2.2 Massa Molar dan Bilangan Avogadro


Pada sistem SI, mol (mole) adalah banyaknya suatu zat yang mengandung entitas dasar (atom, molekul, atau partikel lain) sebanyak jumlah atom yang terdapat dalam 12 gram (atau 0,012 kg) isotop karbon-12. Satu mol adalah sejumlah bilangan Avogadro (0,0622 x 10-23) dari atom, molekul, atau partikel lain. Nilai tersebut didapat dari percobaan untuk mencari jumlah atom ebenarnya dari 12 g karbon-12 oleh ilmuwan italia, Amedeo Avogadro. Nilai sebenarnya adalah: NA = 6,0221367 x 1023 Massa molar adalah massa dari satu mol senyawa atau unsure. Massa molar dilambangkan dengan M dan memiliki satuan gram/mol (g/mol). Dalam satu mol atom karbon-12, terdapat angka massa (dalam gram) sama dengan angka massa atom (dalam sma). Demikian juga dengan natrium (Na) 22,99 sma dan massa molarnya 22,99 gram. Dengan demikian jika kita mengetahui massa atom dari suatu unsure, maka kita mengetahui pula massa molarnya. Bilangan Avogadro dan massa molar dapat digunakan untuk mengkonversi massa dan mol atom, dan antara jumlah atom dan massa serta menghitung massa dari satu atom. Faktor-faktor satuan nya adalah :

Dimana melambangkan unsur. Secara sederhana, hubungan mol dan jumlah partikel dapat ditulis sebagai berikut: Dengan adalah jumlah mol, dan 6

adalah jumlah partikel.

Sementara, hubungan antara jumlah mol dan massa zat adalah : Massa = mol x Massa molar

2.3 Massa Molekul


Massa molekul adalah jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalam suatu molekul. Contohnya, massa molekul H2O adalah 2 (massa atom H) + massa atom O Atau 2 (1,008 sma) + 16,00 sma = 18,02 sma.

Jadi, massa molekul H2O adalah 18,02 sma. Metode paling akurat untuk menentukan massa atom dan massa molekul adalah metode spektometri massa. Pada sebuah spektometri massa, suatu sampel gas ditembak oleh aliran elektron berenergi tinggi. Tumbukan antara elektron dan atom (atau molekul) gas menghasilkan ion positif dengan terlepasnya satu elektron dari tiap atom atau molekul. Ion-ion positif ini (dengan massa m dan muatan listrik e) di perceat oleh dua buah berlawanan saat ion- ion tersebut melewatinya. Setelah melewati kedua lempeng, ion-ion ini kemudian dibelokan oleh sebuah magnet sehingga bergerak melengkung. Jari jari lintasannya tergantung pada perbandingan antara muatan listrik dan massa (yaitu e/m). ion dengan perbandingan e/m lebih kecil mempunyai lintasan seperti kurva dengan jari-jari yang lebih besar dari pada ion-ion yang memiliki perbandingan e/m lebih besar, sehingga ion-ion dengan muatan listrik sama tetapi massanya berbeda akan terpisah satu sama lain. Massa dari setiap ion(dan juga atom atau molekul induk) di tentukan oleh sajeauh mana ion-ion tersebut di belokan.akhirnya, ion-ion tersebut sampai pada sebuah detektor, mencatat arus listrik dari tiap jenis ion. Jumlah arus listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah ion, sehngga kita dapat menentukan kelimpahan relatif dari isotopisotopnya

2.4 Persen Komposisi Senyawa


Persen komposisi adalah persentase massa dari tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa. Diperoleh dari: massa mola unsu massa mola sen a a

2.5 Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus empiris adalah rumus molekul yang didapat dari pengamatan dan pengukuran. Kita dapat menentukan rumus empiris dengan mengetahui persen komposisi senyawanya. Pertama, dengan analisis kimia, kita akan memperoleh jumlah gram dari tiap unsure yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu. Kemudian kita ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk setiap unsure. Dan jika dihasilkan hasil yang desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan. Dan diperolehlah rumus empirisnya. Sementara untuk rumus molekul, kita harus mengetahui rumus empirisdan massa molar dari senyawa tersebut. Karena massa molar senyawa adalah kelipatan bilangan bulat dari massa molar rumus empirisnya, maka kita dapat menggunakan massa molar untuk menemukan rumus molekul. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut:

2.4 Persen Komposisi Senyawa


Persen komposisi adalah persentase massa dari tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa. Diperoleh dari: massa mola unsu massa mola sen a a

2.5 Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus empiris adalah rumus molekul yang didapat dari pengamatan dan pengukuran. Kita dapat menentukan rumus empiris dengan mengetahui persen komposisi senyawanya. Pertama, dengan analisis kimia, kita akan memperoleh jumlah gram dari tiap unsure yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu. Kemudian kita ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk setiap unsure. Dan jika dihasilkan hasil yang desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan. Dan diperolehlah rumus empirisnya. Sementara untuk rumus molekul, kita harus mengetahui rumus empirisdan massa molar dari senyawa tersebut. Karena massa molar senyawa adalah kelipatan bilangan bulat dari massa

molar rumus empirisnya, maka kita dapat menggunakan massa molar untuk menemukan rumus molekul. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh berikut:

Suatu sampel senyawa dari Nitrogen (N) dan oksigen (O) mengandung 1,52 gram N dan 3,47 gram O. Massa molar dari senyawa yang diketahui antara 90 gram dan 95 gram. Tentukan rumus empiris, rumus molekulnya dan massa molarnya!! Jawab : MisalkannN dan nO adalah mol nitrogen dan mol oksigen. Sehingga: 8 5 4 7 3 47 6 Jadi, rumus senyawanya adalah N0,108O0,217. lalu, kita bagi kedua bilangan menjadi subskrip terkecil (1,08). Setelah pembulatan, didapat rumus empirisnya yaitu NO2. Rumus molekul akan sama dengan rumus empiris atau sama dengan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris tersebut. Maka, kita tentukan dahulu massa molarnya.

Massa molar empiris = 14,01 g + 2 (16,00 g) = 46,02 g Tentukan jumlah satuannya dari perbandingan: 95 46

Jadi, massa molar senyawa ini adalah 2x massa molar rumus empirisnya. Sehingga, rumus molekulnya adalah (NO2)2 atau N2O4. Massa molarnya adalah 2(46,02 g) atau 92,04 g, yaitu antara 90 g dan 95 g.

2.6 Reaksi dan Persamaan Kimia


Reaksi kimia adalahsuatu proses dimana zat (atau senyawa) di ubah menjadi satu atau senyawa baru. Sementara persamaan kimia menggunakan lambang kimia untuk menujukan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. Penulisan persamaan reaksi dapat digambarkan dengan persamaan berikut: Saat gas hydrogen (H2) terbakar di udara yang mengandung oksigen (O2) untuk mengubah H2O berlangsung reaksi

Tanda + be a ti be eaksi dengan dan tanda be a ti menghasilkan. Sehingga, dapat dibaca Molekul hid ogen be eaksi dengan molekul oksigen menghasilkan ai . Arti diatas secara anatomi reaksi kimia adalah 2 unsur H ditambah dengan 2 unsur O menghasilkan 2 atom H dan 1 atom O. Tetapi persamaan tersebut belumlah lengkap, karena atom oksigen 2x lebih banyak di sisi kiri tanda panah dari pada sisi kanan tanda panah. Agar tercapai hukum kekekalan massa, maka jumlah tiap atom sebelum reaksi harus sama dengan jumlah atom setelah reaksi, sehingga perlu dilakukan penyetaraan kimia. Penyetaraan kimia dilakukan dengan menempatkan koefisien yang sesuai. Dalam kasus ini, koefisien yang tepat adalah dua (2) yang ditempatkan didepan H2 dan H2O. sehinga reaksinya menjadi

H2 dan O2 disebut sebagai reaktan (kiri tanda panah), yaitu material awal dari reaksi kimia. H2O dalah produk (kanan tanda panah), yaitu substansi yang terbentuk sebagai hasi suatu reaksi kimia. wujud fisik darireaktan produk, ditulis menggunakan huruf g (gas), l (liquid/cairan), s (solid/padatan), dan aq (aqueus/ larutan). Huruf-huruf tersebut disimpan di bagian samping kiri molekul tersebut.

Penyetaraan reaksi kimia dapat dilakukan secara umum sebagai berikut: Identifikasi semua reaktan dan produk, dan tulis persamaannya. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang berbeda Cari unsur yang muncul hanya sekali pada tiap sisi persamaan dengan jumlah atom yang sama.

2.7 Pereaksi Pembatas


Pereaksi pembatas adalah reaktan yang pertama kali habis di gunakan untuk membuat produk dalam reaksi kimia. Adapun pereaksi berlebih adalah peraksi yang terdapat dalam jumlah lebih besar dari pada yang di perlukan untuk bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas. Pereaksi berlebih akan menghasilkan sisa pada produk. Contoh: Perhatikan pembentukan nitrogen dioksida dari nitrogen oksida (NO) dan oksigen + Jika awalnya kita mempunyai 8 mol NO dan 7 mol . Satu cara untuk menentukan yang mana dari kedua reaktan tersebut yang merupakan pereaksi pembatas yaitu dengan menghitung jumlah mol yang terbentuk berdasarkan jumlah awal NO dan . Berdasakan definisi, kita ketahui bahwa hanya pereaksi pembatas yang akan menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih kecil. Dimulai dengan 8 mol NO, kita dapatkan jumlah mol yang terbentuk adalah 8 8 Dan dimulai dengan 7 mol kita dapatkan

4 Karena NO menghasilkan dalam jumlah yang lebih kecil, pastilah NO yang merupakan pereaksi pembatas. Dalam perhitungan stokiometri, tahap pertama adalah menentukan reaktan mana yang menjadi pereaksi pembatas. 7

2.8 Hasil Reaksi


Hasil reaksi meliputi hasil teoritis dan hasil sebenarnya. Hasil teoritis adalah jumlah produk yang akan terbentuk jika seluruh pereaksi pembatas terpakai pada reaksi. Hasil teoritis adalah hasil maksimum yang didapat dari suatu prediksi. Nyatanya, jumlah produk yang didapat selalu lebih kecil dari hasil teoritis. Maka, diperlukan hasil sebenarnya, yaitu sebagai jumlah produk sebenarnya yang dihasilkan sebagai suatu reaksi. Ada berbagai alasan mengapa terjadi perbedaan hasil reaksi. Misalnya banyak reaksi kimia yang reversible (dapa balik) sehingga tidak 100 persen terjadi dari kiri ke kanan. Untuk menentukan efisiensi dari suatu reaksi, diperlukan persen hasil, yaitu perbandingan hasil sebenarnya terhadap hasil teoritis, dan dihitung :

3. Kesimpulan
Stoikiometri adalah perhitungan dalam kimia meliputi kuantitas dari reaktan dan produk persamaan kimia. Perhitungan stoikiometri meliputi hubungan massa, massa molar, jumlah partikel, dan bilangan Avogadro seperti pada skema:

jumlah partikel n x 6,022

mol

massa g/Mm

Perhitungan reaksi bersifat relative, karena itu diperlukan persen hasil perbandingan. Stoikiometri dapat menentukan rumus empiris dan rumus molekul.

Daftar pustaka
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

You might also like