Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Kecepatan cahaya di ruang hampa 300.000
km/s. Cahaya merambat lurus. Benda-benda yang mengeluarkan cahaya disebut sumber
cahaya.Benda-benda yang tidak mengeluarkan cahaya disebut benda gelap. Apabila seberkas
cahaya mengenai benda gelap, akan terjadi tiga hal ; diserap, dipantulkan, dan diteruskan. Benda
gelap yang dapat meneruskan hampir seluruh cahaya yang diterima disebut benda bening.
Contohnya; kaca, air, dan plastic.
Sumber cahaya benda gelap penumbra
umbra
penumbra
Umbra adalah daerah gelap dibelakang benda yang tidak menerima cahaya sama sekali.
Penumbra adalah daerah gelap dibelakang benda yang masih sedikit menerima cahaya (daerah
remang-remang).
Pemantulan Cahaya
Hukum pemantulan cahaya :
• Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Bidang pantul
i r
Sinar datang garisnormal sinar pantul
Berdasarkan halus kasarnya permukaan bidang pantul, pemantulan cahaya dibedakan menjadi :
pemantulan regular dan pemantulan difuse.
h h’
S S’
Jika dua cermin datar membentuk sudut α satu sama lain, maka jumlah bayangan yang dibentuk
dirumuskan n = (360o/α) – 1
n = banyaknya bayangan yang dibentuk α = sudut antara 2 cermin.
Cermin 1
B A
90o
Bayangan Cermin 2
cermin 2
D C
bayangan cermin 1
A = benda
B = bayangan benda oleh cermin 1
C = bayangan benda oleh cermin 2
D = bayangan benda oleh bayangan cermin 1 dan 2
Jika 2 cermin datar saling tegak lurus (90o) maka bayangan yang terbentuk :
n = (360/90) – 1
=4–1
= 3 bayangan.
Sumbu utama
P F O
R
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus
O = titik pusat bidang cemin
f = jarak focus
R = jari-jari cermin
R=2f atau f=½R
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
1. Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik focus.
P F O
P f O
3. Sinar yang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipanmtulkan kembali melalui titik
tersebut.
P f O
Untuk melukis bayangan di depan cermin cekung minimal harus digunakan 2 sinar istimewa.
Contoh :
h
P f O
h’
S’
O F P
2.
Karena titik focus dan titik pusat kelengkungan cermin dibelakang cermin, maka jarak focus (f)
dan jari-jari cermin (R) nilainya negative (-). Jadi persamaan pada cermin cembung :
1. – 1/f = 1/S + 1/S’ atau - 2/R = 1/S + 1/S’
2. M = h/h’ = S/S’
Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya disebabkan oleh perbedaan kerapatan medium. Jika cahaya merambat dari :
1. Medium renggang ke medium rapat, maka cahaaya akan dibiaskan mendekati garis
normal.
2. Medium rapat ke medium renggang, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
A N N
B
Udara i r
i
Air r
udara
n = EO/TO kaca ∆
Udara r r=90o
air y
Sudut batas (φ) yaitu sudut datang yang memiliki sudut bias 90o
Jika sudut datangnya melebihi sudut batas maka tidak terjadi pembiasan, tetapi terjadi
pemantulan sempurna. y suduit pantul = i>φ(sudut datang).
sudut sinar datang dari udara ke pisma (i), sudut sinar datang dari prisma ke udara (i’), sudut
sinar bias dari udara ke prisma (r), sudut sinar bias dari prisma ke udara (r’), sudut pembias
prisma (β), dan sudut deviasi (δ).
Pada prisma berlaku persamaan δ= i + r’ – β
Jika i = r’ maka sudut deviasinya disebut deviasi minimum(δmin).
Sudut deviasi minimum dirumuskan δmin = 2i – β atau δmin = 2r’ – β
P1 F1 O F2 P2
1.
2.
3.
1. Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik focus.
2. Sinar yang melalui titik fous dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang melalui pusat bidang lensa tidak mengalami pembiasan.
Lensa cembung disebut juga lensa positif(+). Untuk melukis bayangan pada lensa cembung
minimal harus digunakan 2 sinar istimewa.
S +
h
P1 F1 O F2 P2
S’ h’
2
P1 F1 O F2 P2
1. Sijar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik focus
2. Sinar menuju titik focus dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar yang melalui titik pusat bidang lensa, tidak dibiaskan.
Lensa cekung disebut juga lensa negative (-). Cara melukis bayangan pada lensa cekung:
P1 F1 O F2 P2
Pada lensa cembung berlaku persamaan:
1/f = 1/S + 1/S’ dan M= S’/S = h’/h
Pada lensa cekung berlaku persamaan :
-1/f = 1/S + 1/S’ dan M= S’/S = h’/h