You are on page 1of 25

www.paudni.kemdikbud.go.

id

media informasi pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal ditjen paudni kemdikbud

program paudni tahun 2012

PAUD
investasi masa depan
Gerakan Nasional PAUD, Dari Bantuan Operasional Hingga Bunda PAUD Direktur Binsuslat: Pendataan Kuat, Kinerja Kuat
issn 1411-1802 Tahun XV | Edisi I Tahun 2012

direktur p2tk paudni: pacu program konversi

Susunan redaksi Pembina Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog Pengarah Dr. Gutama Pemimpin Umum/ Penanggung Jawab Ir. Agus Pranoto Basuki M.Pd Redaktur Eksekutif Drs. Eko Yunianto Victor Kahimpong M.Si Drs. Sri Rawi Sasmoro Editor Kepala Dina Julita. S.Sos Editor Yohan Rubiantoro, S.IP Teguh Susanto, SE Rais Faisal Ahyar, ST Fotografer Adi Irawan, ST Fitri Astuti Ida Royana, S.Pd Eva Fatmawati, SE Penata Letak Dhoni Nurcahyo Sabaruddin Sekretariat Rosmini, SE Slamet Andrey Kambali Dadan Mulyana, S.Si Ade Wijaya Daru Condro Pranoto Eko Yulian Isnur
www.paudni.kemdikbud.go.id

editorial

Berlari Menuju 2014

media informasi pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal ditjen paudni kemdikbud

ProgrAm PAUDni tAhUn 2012

PAUD
investAsi mAsA DePAn
Gerakan nasional paud, Dari Bantuan operasional Hingga BunDa pauD direktur Binsuslat: penDataan kuat, kinerja kuat
issn 1411-1802 tahun XV | edisi i tahun 2012

direktur p2tk paudni: pacu program konversi

redaksi menerima tulisan tentang pendidikan nonformal dan informal. Diketik dua spasi minimal empat lembar folio, tulisan yang dimuat akan diberi imbalan.

emangat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) dalam mengembangkan program tak pernah pudar. Hal ini ditandai dengan keajegan program yang telah digagas sepanjang 2012. Ini merupakan bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 20102014. Setiap direktorat di dalam Ditjen PAUDNI telah menggenggam target yang harus dibidik tahun ini. Seluruhnya berkomitmen untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) misalnya, tak kurang dari tujuh layanan akan ditingkatkan. Mulai dari perluasan layanan PAUD, hingga membentuk PAUD percontohan tingkat kab/kota, kecamatan dan desa. Selain itu, Direktorat Pembinaan PAUD juga memasang target pembenahan tata kelola lembaga PAUD dan memberikan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) peserta didik. Serangkaian layanan ini ditujukan untuk mendorong penyelenggaraan PAUD holistik-integratif yang mampu melejitkan kecerdasan anak. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tak mau ketinggalan. Berniat tulus untuk mengembangkan LKP rintisan di pedesaan. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan daya saing lembaga dan lulusan juga terus dipacu. Dari sisi pembiayaan, direktorat juga berupaya meningkatkan penyediaan subsidi untuk penerapan sistem pembelajaran dan uji kompetensi. Sedangkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat bersiap meningkatkan mutu penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar, Usaha Mandiri, dan Pengarusutamaan Gender. Tak sekadar itu, penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik terus dilecut, sejalan dengan rintisan Program Sentra TKI dan Kawasan Adat Terpencil (KAT). Keseluruhan layanan dari ketiga direktorat di atas akan didukung oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) PAUDNI. Direktorat ini bertekad meningkatkan ketersediaan dan pendistribusian PTK-PAUDNI sesuai jenis dan jenjang kualifikasi. Selain itu, bantuan pendidikan dan pelatihan juga masih terus diberikan. Keseluruhan program dan layanan ini harus digelar secara cepat dan berdaya guna. Pasalnya, visi Ditjen PAUDNI 2010-2014 yakni mewujudkan insan Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter, cerdas, terampil, mandiri, kreatif, dan profesional sudah di depan mata. Karena itu bukan saatnya rehat memanjakan diri, tetapi waktunya untuk berlari, mengejar target 2014.

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

daftar isi
32
PAUD PUNCANG HIJAU

PAUD untuk Rakyat

SOSOK LAPORAN UTAMA

Gerakan Nasional PAUD


Dari Bantuan Operasional Hingga Bunda PAUD

Gerakan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan terus diperluas. Tahun ini ditargetkan angka partisipasi kasar (APK) mencapai 64 persen. Berbagai macam strategi dilakukan. Dari bantuan operasional pendidikan (BOP) untuk 1,35 juta anak hingga pengukuhan ibu-ibu pejabat sebagai Bunda PAUD.
9
Ditbinsuslat

18 OPINI PAUD Investasi Masa Depan 21 kolom BERBURU DANA BANTUAN PROFIL 22 TK PGRI KOTA GORONTALO Semangat, Tekad, Komitmen untuk Anak 23 PKBM Indria Eksis dalam Keprihatinan Hidup di tengah masyarakat miskin, dana yang terbatas, tak membuat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indria redup. PKBM ini terus eksis melewati satu dasawarsa.

30 LKP Kharisma Banjarmasin Cetak Tenaga Ahli Otomatif dan Teknologi Informatika LKP Kharisma pertama terlahir di Kota Surakarta pada 21 Mei 1996. Semangat pendirian lembaga ini adalah untuk mengentaskan pengangguran yang dialami anak-anak putus sekolah. Lembaga ini kemudian berkembang dengan banyak cabang, dan salah satunya berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada tahun 2003. 31
LKP Kartika

34 Aisyah Sani Bunda PAUD Kepulauan Riau 36 Anne Handayana Gagal Kuliah, Sukses Jadi Pengusaha 38 Siti Hamidah Mengelola PAUD di Masa Pensiun 40 APA dan SIAPA Ibu Negara, Mengalah Demi Cucu Mendikbud: Bersyukurlah Jadi Orang Indonesia Novita Angie, Jadi Ibu yang Tarik Ulur Fadly Arifuddin, Isi Liburan dengan Konser Amal 42 Lensa 46 ensiklopaudni

PENDATAAN KUAT, KINERJA KUAT

12 Direktorat P2TK PAUDNI Pacu Program Konversi 15 Sekretariat Ditjen PAUDNI Peningkatkan Kualitas Pegawai untuk Pelayanan Prima 16 Ditbindikmas Keaksaraan Usaha Mandiri Diprioritaskan

www.presidenri.go.id

Langsung Kerja, Dijamin! Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kartika, lembaga pelatihan kerja terbaik di Kabupaten Semarangtahun 2009. Berakreditasi A, berani menjamin penempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.

26 PAUD Tiara Chandra Dekat dengan Anak Didik, Unggul di Yogyakarta 28 PAUD Kenanga Cirebon Layani Anak Miskin
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

DEMOKRAT-co.id

LAPORAN UTAMA

Strategi Pemerintah dalam Rangka Gerakan Nasional PAUDISASI


Pencanangan Gerakan Nasional PAUD sekaligus pengukuhan Bunda PAUD di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Pelaksanaan sosialisasi nasional melalui jalur birokrasi, organisasi, mitra dan perguruan tinggi. Pelaksanaan kampanye Gerakan Nasional PAUD melalui media cetak, media elektronik, seni budaya, olahraga, dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Penyelenggaraan layanan PAUD Terpadu yang mengintegrasikan layanan TK, KB, TPA dan SPS. Optimalisasi lembaga keagamaan, seperti masjid, gereja, kuil, wihara, pura, dan klenteng. Perluasan layanan Pos PAUD yang mengintegrasikan layanan PAUD dan Posyandu di setiap desa/kelurahan. Penyediaan BOP bagi peserta didik PAUD Gugus PAUD

PAUD
Dari Bantuan Operasional Hingga Bunda PAUD
Gerakan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan terus diperluas. Tahun ini ditargetkan angka partisipasi kasar (APK) mencapai 64 persen. Berbagai macam strategi dilakukan. Dari bantuan operasional pendidikan (BOP) untuk 1,35 juta anak hingga pengukuhan ibu-ibu pejabat sebagai Bunda PAUD.
ahun 2012 ini, fokus program kami adalah melanjutkan kebijakan Gerakan Nasional PAUD atau juga yang disebut Paudisasi, ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Erman Syamsuddin di Jakarta, Jumat (13/1) Salah satu strategi pemerintah untuk menggerakkan Paudisasi adalah dengan memberikan BOS PAUD. Bantuan ini diberikan untuk mengurangi beban orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya di PAUD. Sasaran utama program BOP PAUD adalah anak dari keluarga kurang mampu, anak berkebutuhan khusus, daerah terpencil, dan anak dari daerah khusus. Untuk mendapatkan bantuan itu mereka harus memiliki surat keterangan dari desa/ kelurahan setempat. Setiap anak akan memperoleh bantuan Rp240.000 per tahun. Dana BOP
6
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Gerakan Nasional

Prioritas Program PAUD Tahun 2012


Memperluas layanan PAUD Terpadu Membentuk PAUD Percontohan tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Memperluas program rintisan TK, KB, TPA dan SPS di daerah terpencil dan perbatasan. Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan PAUD berbasis keluarga dan pendidikan keorangtuaan. Membenahi manajemen pengelolaan lembaga PAUD Memberikan BOP kepada peserta didik PAUD. Menyediakan sarana dan prasarana meliputi penyediaan APE PAUD, penyediaan bahan belajar anak dan tutor PAUD Gugus PAUD
Sumber: Wawancara Direktur PPAUD

itu nantinya akan disalurkan melalui lembaga PAUD di mana anak tersebut mendapat layanan PAUD, kata Erman. BOP hanyalah salah satu strategi pemerintah dalam menyukseskan Paudisasi. Setelah mencapai angka partisipasi kasar (APK) 56 persen pada 2010, pemerintah menargetkan pencapaian APK PAUD sebesar 64 persen tahun ini. Untuk menjangkau hal itu, masih banyak strategi lainnya yang dipersiapkan pemerintah, di antaranya PAUD terpadu dan gugus PAUD. PAUD terpadu adalah program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menyelenggarakan lebih dari satu satuan pendidikan PAUD. Jadi, taman kanak-kanak, kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis bisa dilaksanakan secara terpadu di bawah satu atap. Pembinaan, penyelenggaraan, dan pengelolaannya dilakukan secara terpadu atau terkoor-

dinasi dalam satu atap, ujar Erman menegaskan. Sementara itu gugus PAUD bertujuan membentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dengan kehadiran gugus PAUD ini diharapkan guru dapat merancang sistem pembelajaran secara holistis (keseluruhan). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan PAUD. Untuk mengimplementasikan hal itu, Erman mengakui kerja sama dengan semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan. Oleh karena itu anggaran untuk kemitraan saat ini diperbesar dari tahun lalu. Ini agar kami dapat menjaring
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

laporan utama

laporan utama

a Kat eka r e m
Rinaldi Affianto, Pengusaha

Paudisasi Perlu Didukung


dpwppplampung.or.id

Diharapkan PAUD dapat dinikmati oleh anak-anak Indonesia di mana saja, sampai pelosok negeri, dan mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta memasuki lingkungan yang lebih luas.
kerja sama dengan berbagai pihak sebanyak-banyaknya, kata Erman. Bunda PAUD Sebagai langkah awal Gerakan Nasional PAUD, Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono telah dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Indonesia akhir tahun lalu. Saat pengukuhan, Ibu Negara menyatakan komitmen bahwa predikat Bunda PAUD tidak akan menjadi sekadar simbol melainkan dibarengi dengan kerja keras. Diakui Ibu Negara, PAUD sangat penting untuk membangun karakter anak. Orang tua dan keluarga berperan paling penting bagi pembentukan karakter tersebut. Oleh karena itu, program pendidikan keorangtuaan atau kata lain parenting education harus sangat diperhatikan. Ia juga berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat memberikan dukungan penuh guna memenuhi sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif, yang dirasa masih sangat terbatas. Diharapkan PAUD dapat dinikmati oleh anak-anak Indonesia di mana saja, sampai pelosok negeri, dan mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan lebih lanjut, serta memasuki lingkungan yang lebih luas, ujar Ani. (Teguh Susanto)
8

Upaya pemerintah dalam menggalakkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu mendapat acungan jempol dan didukung oleh semua pihak. Saya harap Paudisasi ini tidak hanya sekedar terdengar gaungnya saja, tetapi harus diiringi dengan tindakan yang nyata. Saya harap bukan sekedar kuantitas PAUD yang meningkat, tapi juga harus berkualitas terutama dalam hal pendidikan karakter bangsa. Lakukanlah secara serentak di semua bidang, baik di bidang pengetahuan, pendidikan, kesehatan, maupun moral. Saat ini kan banyak generasi bangsa sudah yang sudah kehilangan arah. Mereka tidak sekedar nakal tapi sudah menjurus pelanggaran hukum seperti tawuran yang menelan korban, narkoba, dan bahkan tidak jarang pula melakukan aksi tindakan kriminal. Mudah-mudahan ini tak terjadi lagi. (Wp-2)

Joko Waskito, Penulis

PKH, Menolong Warga Tidak Mampu

Dari sekian banyak program yang dilaksanakan Ditjen PAUDNI, Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) salah satu solusi terbaik buat anak bangsa, terutama bagi mereka yang kurang beruntung karena kondisi ekonomi keluarga sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi. Saya pernah melihat anak tetangga bisa memperbaiki sepeda motor, padahal selama ini kelihatannya tidak punya kegiatan bahkan tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai untuk meneruskan sekolah ke SMA. Ketika saya tanya, ternyata dia sudah bekerja setelah ikut kursus montir gratis di kota. Saya harap pemerintah terus melakukan program ini agar pengangguran terus berkurang. Memang tidak segampang membalikkan tangan, tapi paling tidak upaya itu sedikit demi sedikit bisa mengatasi salah satu persoalan bangsa kita, yaitu pengangguran. (Wp-2)

Ditbinsuslat

Sukri Rivai, Jurnalis

Masyarakat Harus Peduli


Program PAUDNI banyak yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat. Dan ini bisa dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan di tingkat pusat maupun di daerah. Hanya saja, program tersebut masih kurang dilirik karena kurangnya sosialiasi, termasuk kurang pedulinya masyarakat terhadap program yang tengah dilakukan pemerintah, kalau pun ada masih kurang gereget. Sayangnya, masyarakat masih kurang peduli sehingga tak jarang program tersebut terkesan percuma. Hal itu bisa dilihat dari kurangnya minat baca sehingga kurang mendapat informasi tentang adanya orang sukses karena ikut program pemerintah. Kalau mereka baca, kisah sukses itu bisa ditiru dan mereka bisa datang ke dinas setempat untuk mendapatkan informasi tentang program yang akan diikuti. Untuk itu, kepada para pemuda putus sekolah, masyarakat yang kurang beruntung saya harap agar lebih peduli terhadap apa yang dilakukan pemerintah karena banyak dapat menolong dirinya dan orang lain. Kita jangan lengah karena semua yang dilakukan pemerintah tentu buat rakyat. Dana untuk pelaksanaan program itu kan juga berasal dari rakyat, jadi jangan menghilangkan kesempatan yang ada di depan mata. (Wp-2)

PENDATAAN KUAT, KINERJA KUAT


endataaan menjadi basis pelaksanaan program Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Ditbinsuslat). Melalui pendataan yang kuat, aksi peningkatan mutu lembaga kursus dan pelatihan (LKP), percepatan penyaluran dana bantuan, hingga keterbukaan informasi lebih mudah dilaksanakan. Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Wartanto menyatakan bahwa pendataan merupakan lanjutan program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Dari pendataan tersebut, Ditbinsulat telah memverifikasi 8.730 LKP

dari 16.009 lembaga yang sudah memiliki Nomor Induk lembaga Kursus dan Pelatihan (NILEK). Dari sejumlah lembaga tersebut, baru 750 program serta 17 lembaga yang sudah terakreditasi. Artinya baru sekitar 3,11 persen program dan 0,1 persen lembaga yang dinilai telah memenuhi standar kelayakan. Tugas kami tentunya masih banyak untuk menyelesaikan verifikasi data ini, kata Wartanto. Hasil dari verfikasi tersebut, kata Wartanto, berguna untuk meningkatkan mutu lembaga. Ini karena lembagalembaga yang terakreditasi akan dinilai

kinerjanya dengan penilaian tertinggi A dan terendah D. Para penyelenggara LKP tersebut kemudian bisa mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan Ditbinsuslat. Bagi yang terakreditasi C kami harap dapat meningkat jadi B, B jadi A, dan yang sudah terakreditasi A bisa terus meningkatkan kualitas lembaganya. Mulai tahun ini, hasil pelatihan ini akan dievaluasi apakah telah meningkatkan kinerja mereka, ujar pria kelahiran Pati 9 Oktober 1963 ini. Perbaikan mutu ini mutlak mesti terus-menerus dilakukan karena jenis
9

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

laporan utama
kursus dan pelatihan sangat banyak, bersifat dinamis, bisa hilang dan bahkan bisa terus bertambah. Ini karena kursus keterampilan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk menjamin kualitas lulusan, maka pembelajaran yang diselenggarakan harus berstandar dan diakhiri dengan uji kompetensi. Percepatan daya serap Tidak hanya meningkatkan mutu, pendataan juga membuat dana bantuan pemerintah menjadi lebih cepat tersalurkan. Digambarkan Wartanto, persoalan klasik di pemerintah terkait soal bantuan adalah penyaluran dana besar-besaran pada akhir tahun. Ini dinilai Wartanto merupakan kinerja yang tidak sehat. Di awal-awal tahun, pemerintah masik sibuk menerima proposal, lalu melakukan verifikasi dan visitasi ke lembaga. Hal ini memakan waktu lama. Jika sudah ada data mengenai lembagalembaga yang sudah pernah kami verfikasi, maka tidak perlu kami lakukan verifikasi ulang. Dengan itu bantuan akan cepat tersalurkan, ujar penyuka olaharaga tenis ini. Wartanto menjelaskan, proses penyaluran dana akan dibagi menjadi dua cara, yaitu 50 persen menggunakan jalur prestasi, di mana pengaju proposal tidak perlu divisitasi. Ini karena lembaga tersebut telah melaksanakan program bantuan pada tahun sebelumnya dengan kinerja A dan B, atau pun lembaga tersebut sudah terakreditasi. Sisanya, pengaju proposal mendapatkan bantuan melalui kompetisi secara konvensional. Dengan demikian penyaluran dana bantuan tidak memakan waktu yang lama. Diproyeksikan, pada Mei 2012 daya serap bantuan akan tersalurkan sebanyak 50 persen. Pada bulan Oktober, semua dana bantuan sudah selesai digelontorkan kepada masyarakat. Percepatan dana bantuan tentunya akan mendorong keberhasilan program yang diusung oleh Ditbinsuslat. Saat ini, ada tiga program pokok kursus dan pelatihan yang akan diprioritaskan, yaitu pendidikan kecakapakan hidup (PKH), program desa vokasi, dan pendidikan kewirausahaan masyarakat. Tahun ini ditargetkan 60.000 peserta didik akan mengikuti PKH. Sasaran dari pendidikan ini adalah orang putus sekolah. Sementara pada program desa vokasi, ada 10.000 desa yang ditargetkan akan
10

menjalankan program ini. Pada program kewirausahaan masyarakat, Ditbinsulat menargetkan 12.000 peserta didik yang akan menjadi wirausahawan baru. Keterbukaan Informasi Selain melancarkan program, Wartanto menyatakan pendataan ini merupakan bagian dari keterbukaan informasi. Sebab, segala data tersebut tertuang pada laman infokursus.net. Pada laman tersebut, para pengunjung laman bisa mendapatkan data berbagai lembaga, alumni, penerim bantuan, dan berbagai informasi petunjuk teknis bantuan. Bagi mantan kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) Regional II Ungaran periode 2005 -2008 ini, keterbukaan informasi sangatlah berhubungan dengan

Lembaga berbasis masyarakat akan lebih langgeng tanpa tergantung bantuan pemerintah."
pelayanan yang dilakukan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagan. Selain menjalankan Undang-Undang No. 14 tahun 2008, keterbukaan informasi juga membuat masyarakat bisa mengenal dan mengetahui program-program dan kebijakan terkait kursus dan pelatihan. Sebagai contoh, hampir kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui bahwa lembaga kursus juga memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan kesetaraan A, B dan C, bahkan pemberantasan buta aksara sebagaimana tertuang dalam PP No. 17 Tahun 2010. Karena banyak masyarakat yang tidak tahu tentang ini, banyak LKP yang kemudian berubah menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) bahkan sekaligus PKBM dalam satu waktu. Ini kan keliru, kata Wartanto. Tantangan Dalam pendataan LKP, ada tantangtan yang harus dihadapi. Pada verifikasi tahun lalu, berbagai permasalahan kepemilikan NILEK ditemukan oleh Ditbinsuslat. Untuk mengoptimalkan

penataan LKP, permasalahan ini harus segera dibenahi. Ditemukan oleh Ditbinsuslat, sejumlah lembaga memiliki NILEK dan Nomor Induk Lembaga Masyarakat (NILEM) secara bersamaan. Hal ini mengakibatkan ketidakakuratan data karena memunculkan penghitungan ganda. Satu lembaga akan didata sebagai dua lembaga, yaitu sebagai lembaga kursus dan juga sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Terkait hal ini, demikian dinyatakan oleh Kepala Subdirektorat Program dan

Evaluasi Ditbinsuslat Dr. Abdul Kahar meminta pemerintah daerah untuk mengarahkan lembaga-lembaga tersebut dalam mengambil sikap. Jika ingin memakai NILEM, tidak usah menggunakan NILEK. Karena PKBM pun sebenarnya bisa mengakses bantuan kursus, katanya. Selain itu, ada lembaga-lembaga yang tidak berizin tapi memiliki NILEK. Hal ini bisa terjadi karena saat mengajukan NILEK, lembaga kursus tersebut melampirkan surat keterangan proses perizinan. Masalahnya, ketika NILEK

sudah dapat, proses perizinan tidak dilanjutkan, kata Kahar. Ditbinsuslat juga menemukan beberapa lembaga yang telah memiliki NILEK, tetapi saat dikunjungi tidak dapat ditemukan keberadaannya. Diduga, pendirian lembaga kursus tersebut hanya untuk mengakses bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, saat mereka tidak mendapatkan bantuan, lembaga tersebut akan mati. Kahar menyayangkan pendirian lembaga seperti itu. Menurutnya, lembaga yang baik adalah yang berbasis

masyarakat. Lembaga berbasis masyarakat akan lebih langgeng tanpa tergantung bantuan pemerintah, ujarnya. Diakui Kahar, selama ini kerap terjadi salah kaprah mengenai NILEK. Kepemilikan NILEK dinilai hanya sebagai alat pengajuan bantuan. Padahal kepemilikan NILEK adalah suatu kebutuhan lembaga. Tanpa NILEK, lembaga kursus tidak dapat berakreditasi, tidak dapat menjadi tempat uji kompetensi, dan tidak berhak menerbitkan sertifikat kompetensi. (wp-7/Faris)
11

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

laporan utama

Pacu Program Konversi


Baru 16 persen guru PAUD bergelar sarjana. Menyiasati itu, Direktorat P2TK PAUDNI memacu program konversi pendidikan. Masa studi sarjana guru PAUD pun dapat dipersingkat. Pelatihan yang pernah diikuti dapat diakui sebagai pengurangan beban studi.

Direktorat P2TK PAUDNI

Berstatus sebagai PTK PAUDNI Murni

M
12
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

enjamurnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan nonformal serta informal belum dibarengi dengan kualitas pendidik yang mumpuni. Tengok saja data yang dirilis Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (P2TK PAUDNI), pendidik PAUD yang bergelar sarjana masih bertengger di angka 16 persen. Banding-

kan dengan pamong belajar dan tenaga lapangan dikmas yang masing-masing telah mencapai angka 74,9 persen dan 82,96 persen (lihat tabel). Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Direktur P2TK PAUDNI, Nugaan Yulia Wardhani. Serangkaian strategi telah ia siapkan untuk mempercepat peningkatan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan PAUDNI. Kualifikasi sebagian besar PTK PAUDNI memang belum ideal, padahal PP no-

mor 19 tahun 2005 telah mengamanatkan bahwa mereka harus berkualifikasi sarjana atau diploma empat, urai Nugaan kepada Warta PAUDNI di ruang kerjanya pekan lalu. Salah satu upaya yang akan digenjot tahun ini adalah pendekatan konversi. Program yang sudah digagas sejak 2008 ini dapat mempersingkat masa studi para PTK PAUDNI yang sedang mengejar gelar sarjana. Hasil pendidikan dan pelatihan (diklat), serta workshop yang pernah mereka ikut dapat dikonversi atau dialihkan menjadi mata kuliah tertentu di perguruan tinggi. Jadi, jika program sarjana reguler harus ditempuh selama empat tahun, maka dengan program konversi ini para PTK PAUDNI cukup menjalaninya selama

Usia peserta minimal 45 tahun Aktif mengabdi sebagai PTK PAUDNI minimal dua tahun

Kriteria Peserta Konversi

Memiliki komitmen untuk melanjutkan pendidikan diploma IV atau strata 1 Berkelakukan baik Sehat jasmani dan rohani

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

13

laporan utama
dua atau tiga tahun, tergantung seberapa banyak diklat yang ia bisa konversikan. Sehingga menjadi lebih singkat, ucap doktor jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebut. Untuk memuluskan program ini, Direktorat P2TK PAUDNI telah menggandeng 33 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Mereka harus memiliki program studi yang relevan dengan kebutuhan PTK PAUDNI dan terakreditasi. Jumlah penyelenggara akan terus kita tingkatkan, lanjut Nugaan. Perguruan tinggi yang menggelar program konversi ini akan mendapat dana bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai stimulus. Namun mereka harus menjalankan beberapa prinsip, antara lain prinsip pemberdayaan. Artinya, setiap upaya konversi yang dilakukan harus ditujukan agar PTK PAUDNI meningkat kinerjanya. Hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya kepuasan peserta didik dan masyarakat atas layanan profesionalnya. Selain itu mereka juga harus melaksanakan prinsip mengutamakan kualitas. Hal ini berarti upaya penyederhanaan proses belajar tidak boleh mengorbankan atau mengurangi standar minimal kualitas yang telah ditetapkan. Sebab itu, penyelenggaraannya harus memperhatikan kelayakan instruktur yang mengampu mata diklat. Program RPG dihentikan Selain konversi, program yang digelar Direktorat PPTK untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan adalah Rintisan Program Gelar (RPG). Program yang dibuka sejak 2006 ini telah menarik minat ratusan peserta. Sebagian besar dari mereka adalah pendidik PAUD. Sayang, lantaran dana yang terbatas, pemerintah terpaksa menghentikan program tersebut tahun ini. Peserta yang masih mengikuti program ini telah diimbau agar secepatnya menyelesaikan studinya. Beban dana yang dikeluarkan oleh Direktorat PPTK untuk memikul biaya para peserta program RPG memang cukup besar, jumlahnya mencapai puluhan juta per orang. Mudah-mudahan semester dua tahun ini, seluruh peserta dapat merampungkan studi mereka, harap Nugaan.
14

laporan utama
Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Pengembangan Model Percepatan Peningkatan Kualifikasi PTK-PAUDNI Tahun 2008 sd 2010
1. 2. 3. 4. 4 PT tahun 2008 UNJ (Jakarta) UPI (Bandung) UNY (Yogyakarta) UNM (Makasar) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 15 PT tahun 2009 UNJ (Jakarta) UPI (Bandung) UNY (Yogyakarta) UNM (Makasar) UNIMED (Medan UNP (Padang) UNES (Semarang) UNESA (Surabaya) UNPAR (Palangkaraya) UNG (Gorontalo) UNIMA (Manado) UNCEN (Papua) UNDIKSA (Singaraja) UNPATI (Ambon) UM (Malang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 15 PT tahun 2010 UNJ (Jakarta) UPI (Bandung) UNY (Yogyakarta) UNM (Makasar) UNIMED (Medan UNP (Padang) UNES (Semarang) UNESA (Surabaya) UNPAR (Palangkaraya) UNG (Gorontalo) UNIMA (Manado) UNCEN (Papua) UNDIKSA (Singaraja) UNPATI (Ambon) UM (Malang)

Peningkatkan Kualitas Pegawai untuk Pelayanan Prima


Menghadapi empat momentum besar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) dituntut meningkatkan pelayanan prima. Oleh karena itu peningkatan kualitas para pegawai menjadi fokus Sekretariat Ditjen PAUDNI tahun ini.
ahun ini harus lebih baik daripada tahun lalu, ujar Sekretaris Ditjen PAUDNI Gutama di Jakarta, Jumat (27/1). Ini terkait dengan empat momentum yang tengah dihadapi Ditjen PAUDNI saat ini. Momentum tersebut adalah bersatunya seluruh program pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI) dalam unit yang sama, PAUD dinyatakan sebagai pondasi pendidikan, pencanangan berantas korupsi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dan revitalisasi pendidikan karakter. Dengan momentum ini, sosialisasi mengenai program Ditjen PAUDNI harus semakin gencar dilakukan. Tentunya dengan pelayanan prima agar tujuan sosialisasi tercapai. Dengan sosialisasi yang baik program PAUD dapat berjalan dengan baik sehingga dapat berperan besar dalam pembentukan pendidikan karakter anak Indonesia. Pendidikan itu terkait dengan perilaku. Orang yang berkarakter baik adalah orang yang terdidik, jujur, santun, menghormati sesama, mempunyai komitmen dan kreatif, tutur Gutama. Selain itu, sosialisasi yang baik juga akan membuat program PNFI semakin dikenal oleh masyarakat. Saat ini banyak masyarakat yang menganggap direktorat jenderal ini hanya melaksanakan program PAUD saja, padahal unit ini juga melaksanakan PNFI, kata Gutama.

Sekretariat Ditjen PAUDNI

Sumber: Direktorat P2TK PAUDNI

Persentase Kualifikasi Pendidikan PTK-PNF Tingkat S-1/D-IV


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pamong Belajar Penilik Tenaga Lapangan Dikmas Pendidik PAUD Tutor Keaksaraan Fungsional Instrukutur Tutor paket A Tutor paket B Tutor paket C Jenis PTK-PNF Persentase 74,9 40,53 82,96 16,27 18,57 53 25,95 45,83 69,75

Mengenai pencanangan berantas korupsi, hal ini ditekankan Gutama juga bagian dari pelayanan prima. Untuk menciptakan kondisi tersebut Gutama menyatakan pengelolaan uang negara harus transparan, tepat sasaran dan mempunyai dampak sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Mulai dari diri sendiri Gutama menyatakan perbaikan kualitas pegawai harus dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari hal-hal yang kecil seKunci Sukses Pegawai 1. Komitmen sunguhsungguh bekerja 2. Dapat menjaga rahasia. 3. Tidak pendendam 4. Selalu belajar untuk maju. 5. Saling menghormati antara staf dan pimpinan. 6. Bertanggung jawab pada diri sendiri, pimpinan, dan pekerjaan. 7. Komitmen untuk maju

Sumber: Direktorat P2TK PAUDNI

Namun dengan dihentikannya program tersebut, bukan berarti PPTK berhenti mendongkrak kualitas guru. Sebagian besar anggaran program tersebut dialihkan untuk meningkatkan jumlah bantuan pendidikan. Ini adalah salah satu strategi meningkatkan kualitas PTK PAUDNI selain program konversi dan RPG. Bantuan pendidikan ini diperuntukkan bagi PTK PAUDNI, antara lain pamong belajar dan penilik. Peraih bantuan ini akan mengantongi dana Rp 3 juta pertahun dari pemerintah. Nugaan, yang meraih gelar sarjana di Fakultas Psikologi UGM itu merinci penerima dana harus memenuhi sejumlah kriteria, yakni diprioritaskan berusia di bawah 55 tahun, IPK rata-rata 2,5 serta lulus verifikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen PAUDNI. Pemberian bantuan pendidikan pada 2012 ditargetkan dapat meroket menjadi lebih dari 5.000 orang penerima. Pada tahun lalu jumlah PTK PAUDNI yang menerima dana ini hanya mencapai sekitar 3.000 orang. Ini disebab-

kan terjadinya perubahan nomenklatur di Kemdikbud, pembinaan guru TK saat ini berada di bawah pembinaan kami, ucap wanita kelahiran 24 Juli 1956 tersebut lugas. Direktorat PPTK juga terus memikirkan pola pengembangan karir serta pemberian penghargaan dan perlindungan kepada para tenaga pendidik dan kependidikan. Antara lain melalui pemberian tunjangan profesi, fungsional, khusus serta insentif bagi para guru PAUD, pamong belajar, penilik, serta pengelola PKBM/TBM/atau lembaga kursus. Di luar program-program tersebut, Direktorat PPTK juga tetap menggelar kegiatan diklat berjenjang bagi pendidik PAUDNI, mulai dari diklat dasar, lanjutan, hingga jenjang mahir. Keseluruhan program kami membutuhkan komitmen tinggi dari pemerintah daerah, sebab itu peran aktif Dinas Pendidikan sangat kami nanti, harap Nugaan yang pernah memimpin pertemuan Program International Student Assessment (PISA) di sejumlah negara tersebut.
(Wp-6/Yohan/Ario/Pandu)

perti disiplin secara waktu. Pendidikan karakter juga jangan hanya digembargemborkan sebagai program pendidikan, namun harus menyentuh pegawai negeri sipil.

Seorang PNS yang berkarakter akan berpengetahuan, memiliki daya nalar yang tinggi, cerdas, religius, beradab, anti kekerasan, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk bekerja. Terakhir, Gutama mengingatkan untuk selalu menyadari bahwa bekerja adalah ibadah. Dengan berniat bekerja sebagai ibadah pegawai akan bekerja lebih sungguhsungguh, ikhlas, dan berkualitas, ujar Gutama. (Rosmini/Ade)
15

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

laporan utama

Ditbindikmas

Keaksaraan Usaha Mandiri Diprioritaskan

Sekitar 90 persen penduduk buta aksara berusia produktif dan berada di kalangan ekonomi lemah. Oleh karena itu keaksaraan usaha mandiri (KUM) menjadi prioritas dalam program keaksaraan lanjutan tahun 2012. Program ini dapat mengentaskan buta aksara sekaligus kemiskinan.
eaksaraan usaha mandiri merupakan program melestarikan keaksaraan dengan memberdayakan masyarakat melalui kewirausahaan. Para peserta didik akan mempelajari keterampilan yang sesuai dengan potensi daerah mereka, kata Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D di Jakarta, Jumat (13/1). Langkah ini diambil Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat (Ditbindikmas) karena penyandang buta aksara biasanya berpenghasilan rendah atau pengangguran, padahal dari 8,3 juta penduduk buta aksara, 7, 5 juta di antaranya berada di rentang usia 15-59
16

tahun yang artinya berada di usia produktif. Sebagian besar penduduk buta aksara tinggal di pedesaan sebagai petani kecil, buruh, dan nelayan. Sisanya berada di perkotaan sebagai masyarakat miskin. Setelah memperoleh keaksaraan dasar, dengan program ini mereka akan bisa memelihara keberaksaraan sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi, ucapnya. Ella menyatakan kaum perempuan akan menjadi prioritas dalam program ini karena penduduk buta aksara didominasi oleh perempuan. Hal ini sangat penting, karena ketahanan ekonomi keluarga banyak terkait dengan pemberdayaan perempuan, ujar Ella.

Program Utama KUM sebenarnya hanyalah satu dari lima program keaksaraan lanjutan yang dilaksanakan Ditbindikmas, namun KUM adalah yang paling diutamakan. Hal ini karena kemampuan ekonomi dinilai amat berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat. Pada tahun lalu KUM cukup berhasil dan banyak mendapatkan apreasiasi, tambah Direktur Bindikmas. Ella menyatakan keaksaraan lanjutan menjadi merupakan program utama pemerintah untuk memberantas buta aksara tahun 2012. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya buta aksara kembali. Bukan berati keaksaraan dasar tidak penting atau dilupakan, keaksaraan

dasar masih akan tetap ada, tetapi sifatnya bukan masif lagi. Jadi ke depan dana dekonsentrasi lebih fokus kepada keaksaraan usaha mandiri, taman bacaan masyarakat dan satuan pendidikan masyarakat sejenis untuk menata mutu kelembagaan pusat kegiatan masyarakat, ungkap Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D di Jakarta, Jumat (13/1). Keaksaraan lanjutan yang akan dilaksanakan terbagi dalam lima kelompok agenda kegiatan antara lain: Keaksaraan usaha mandiri, yang di dalamnya terdapat pendidikan kecakapan hidup perempuan dan kewirausahaan. Peningkatan dan pengembangan budaya baca melalui taman bacaaan masyarakat dan rumah pintar. Pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. Pemetaan kelembagaan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan satuan pendidikan Dikmas sejenis termasuk rumah pintar, TBM yang melakukan pembelajaran, balai belajar bersama). Kemampuan pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PT-

PPO), pencegahan bencana, dan HIV/AIDS. Untuk melaksanakan program tersebut, Ditbindikmas memetakan sasaran dengan membuat tiga kategori berdasarkan umur. Kategori pertama merupakan remaja yang berusia 1524 tahun. Ini sesuai dengan ketentuan MDGs yang disebut juga dengan youth literacy. Kategori kedua adalah orang dewasa dengan tingkatan usia 25-59 tahun. Pengkategorian ini sesuai dengan United International Statistic. Terakhir, adalah kategori lanjut usia dengan usia 60 tahun keatas. Berdasarkan kategori tersebut, usia remaja dan dewasa akan menjadi fokus sasaran program keaksaraan. Sebagaimana dikatakan Ella, pembatasan usia dimaksudkan agar layanan keaksaraan lebih fokus, karena jika tanpa batas dikhawatirkan sasarannya akan bias sebab suatu program harus fokus terhadap sasaran. Kunci pembangunan Pemberantasan buta aksara masih menjadi perhatian pemerintah karena keberaksaraan adalah kunci pembangunan. Dengan aksara, masyara-

kat bisa mendapatkan akses informasi yang dapat memperluas wawasan serta pengetahuan. Kurangnya kemampuan keaksaraan menjadi salah satu penyebab tertinggalnya pengetahuan, keterampilan, serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan, kata Ella menjelaskan. Keberaksaraan, lanjut Ella, pada akhirnya akan mengubah dan membentuk kehidupan masyarakat menuju pemberdayaan masyarakat. Prinsip pemberdayaan masyarakat adalah bisa mengendalikan, mengarahkan, membentuk dan mengelola sumber daya yang potensial untuk diberdayakan atau diolah sebagai upaya pembangunan masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, Direktorat Pembinaan Dikmas mengakui kerja sama kemitraan amat dibutuhkan. Peran direktorat hanyalah sebagai penyedia layanan, semetara penyelenggaraan program dilakukan oleh mitra. Oleh karena itu, program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan direktorat selalu disertai berbagai layanan kemitraan dan penguatan kelembagaan pendidikan masyarakat secara berkesinambungan.
(Andrey/Eko Y. Isnur)

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

17

OPINI

PAUD
STILAH Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Namun di Indonesia PAUD mulai dikenal secara luas sekitar awal tahun 2000-an. Di tingkat pusat, yang mengurus soal ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI). Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Selama ini seringkali pengembangan anak usia dini dibatasi untuk anak yang berusia 4-6 tahun saja, yaitu mereka yang melakukan aktivitas di bangku taman kanak-kanak (TK) atau kelompok bermain. Akibatnya, anak-anak usia 0-4 tahun tidak mendapat kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak. Secara garis besar, anak usia dini memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan PAUD. Tiga
18
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Investasi Masa Depan

kebutuhan pokok dalam masa tumbuh kembang itu yaitu: Kebutuhan fisikbiomedis (asuh). Sejak dalam kandungan, anak memerlukan pengasuhan dari kedua orang tuanya, berupa pemenuhan gizi nutrisi untuk janin, keamanan janin, perawatan kesehatan dasar (imunisasi, pemberian air susu ibu(ASI), penimbangan bayi secara periodik, dan lain-lain). Kebutuhan emosi atau kasih sayang. Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang mesra dan penuh kasih sayang antara anak dan ibu merupakan syarat mutlak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang selaras, baik fisik-

mental maupun psikososial. Kekurangan akan kasih sayang ibu di tahun-tahun pertama pada kehudupan anak dapat mempengaruhi pada tumbuh kembang anak, baik fisik, mental, maupun sosial anak (syndrome deprivasi meternal). Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Stimulasi mental sejak dini merupakan cikal bakal proses belajar (pendidikan dan pelatihan). Stimulasi pada anak harus dimulai sedini mungkin (melalui kegiatan pemberian ASI sesaat setelah lahir). Pada ASI pertama terdapat zat kulustum yang sangat berguna bagi kesehatran (kekebalan tubuh dan otak bayi). ASI juga berfungsi mengoptimalkan perkembangan sensorik dan kognitif. Selain itu pada kegiatan pemberian ASI juga secara langsung men-

stimulasi indra peraba dan perasa. Stimulasi mental dini sangat penting pada lima tahun pertama di kehidupan anak. Karena waktu berkembangnya seluruh aspek perkembangan itu secara bersamaan. Stimulasi mental juga berfungsi mengembangkan potensi anak (kecerdasan jamak). Mutlak HarusDiberikan Untuk investasi masa depan dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, pengembangan anak-anak usia dini sangat mustahak diperlukan. Dari anak-anak yang seluruh potensinya dikembangan secara optimallah, kita akan memperoleh SDM yang mampu membangun masa depan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan.
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

19

OPINI
3. Pada saat memasuki usia 40 tahun, mereka yang pernah mengikuti PAUD terbukti lebih memiliki penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengikuti PAUD. Beberapa studi telah membuktikan ini.

Kolom

Ibu sangat terkait dengan pendidikan terhadap anak. Keberadaan PAUD dapat membantu ibu untuk tetap memberikan pendidikan, baik untuk ibu yang berkarir ataupun ibu rumah tangga.
Tidak mengherankan, negara-negara maju sangat memperhatikan pendidikan anak-anak usia dini. Di Jepang, Korea Selatan, Singapura misalnya, hampir semua anak-anak usia dini telah terlayani PAUD. Di negeri jiran, Malaysia, pelayanan PAUD telah mencapai angka 70 persen. Bahkan di Singapura cukup membanggakan. Penguasaan bahasa Cina dan Inggris sudah diselesaikan di tingkat TK. Dengan perhatian besar terhadap PAUD itu, mereka berhasil membangun SDM yang diperlukan untuk memajukan bangsa dalam semua sektor kehidupan. Singapura misalnya, kini sudah menjadi macan di Asia dalam bidang ekononi. Malaysia dan Thailand bakal menyusul seiring dengan meningkatnya investasi di negara tersebut dan membaiknya kondisi perekonomian negara tersebut. Bagaimana halnya dengan Indonesia? Berdasarkan data tahun 2002 jumlah anak yang telah terlayani PAUD baru mencapai 7,34 juta anak atau 28 persen dari total jumlah penduduk usia 0-6 tahun di Indonesia sebanyak 26,17 juta. Persentasi tersebut setiap tahun memang meningkat seiring dengan meningkatnya alokasi anggaran untuk PAUD, baik yang dialokasikan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota di Indonesia. Artinya komitmen pemerintah saat ini untuk PAUD terlihat semakin besar. Meski demikian, partisipasi PAUDdi Indonesia masih terendah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Pelayanan PAUD di Indonesia belum terstruktur secara jelas di dalam mekanisme kerja dinas pendidikan di daerah-daerah. Inilah realitas yang saya lihat dan tangkap sebagai orang yang bergelut dalam pengelolaan PKBM (LPK dan PAUDNI) di daerah (Tanjungpinang, red). Alasan PAUD Penting Setidaknya, ada beberapa keuntungan pada anak yang mengikuti program PAUDNI: 1. Anak yang mengikuti PAUD terbukti lebih siap menghadapi pendidikan di sekolah yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mengikuti PAUD pada saat balitanya. 2. Anak yang mengikuti PAUD lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.
20
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Young (1996) menyebutkan ada lima alasan penting PAUD sebagai investasipengembangan anak: 1. Untuk membangun SDM yang berkecerdasan tinggi, berpribadian, berperilaku sosial yang baik, berketahanan mental dan psiko-sosial yang kokoh. 2. Untuk menghasilkan economic return sekaligus menurunkan social cost pada masa yang akan datang karena efektifitas pendidikan dan menekan pengeluaran biaya untuk kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. 3. Untuk mencapai pemerataan sosial ekonomi masyarakat termasuk mengatasi kesenjangan antar ender. 4. Untuk meningkatkan efisiensi investasi pada sektor lain karena intervensi program gizi dan kesehatan pada anak-anak akan memungkinkan kelangsungan hidup anak. Intervensi dalam program pendidikantersebut akan meningkatkan kinerja anak-anak dan mengurangi kemungkinan tinggal kelas. 5. Untuk membantu kaum ibu dan anak-anak. Ibu sangat terkait dengan pendidikan terhadap anak. Keberadaan PAUD dapat membantu ibu untuk tetap memberikan pendidikan, baik untuk ibu yang berkarir ataupun ibu rumah tangga. Manfaat PAUD Pendek kata, apabila PAUDdiselenggarakan secara benar, berkualitas dan menyeluruh bagi semua anak di Indonesia, niscaya kita akan menyaksikan generasi masa depan yang gemilang dan cemerlang. Mereka akan tumbuh dan mampu membangun bangsa ini menuju kejayaan yang hakiki. Mereka juga akan menjadi generasi yang tidak akan pernah rela menyaksikan sendi-sendi kehidupan bangsa dan negaranya terancam dalam porak-poranda. Sekarang tergantung kita, terutama para orang tua. Apakah kita membiarkan potensi yang terdapat pada anak-anak kita yang masih berusia dini atau sebaliknya. Pemerintah telah memberikan kesempatan, tinggal lagi bagaimana kita memanfaatkan kesempatan emas tersebut. Orang tua harus menyadari dan Ingat anak adalah investasi masa depan. Karena itu jangan sia-siakan investasi emas tersebut.

BERBURU DANA BANTUAN


Oleh: Drs. Eko Yunianto

da yang selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian (tentunya sebagian kecil) pemangku kepentingan pendidikan setiap awal tahun. Tentunya bukan kehadiran pejabat untuk membuka secara resmi kegiatan yang mereka adakan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), termasuk Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) tidak pernah lupa mengalokasikan anggaran untuk dana bantuan. Mulai dari pembangunan gedung baru, bantuan operasional sekolah, bantuan operasional pendidikan, sampai dengan bantuan alat permainan. Alokasi anggaran pun semakin bertambah. Sebagian besar, bahkan hampir semua dari dana bantuan dialokasikan menjadi dana dekonsentrasi atau dana alokasi khusus. Artinya, masyarakat dan tentunya pemangku kepentingan semakin dekat dan semakin mudah mengakses dana bantuan yang disediakan oleh banyak kementerian, bukan hanya Kemdikbud. Petunjuk teknis penyaluran dana bantuan dapat diakses melalui internet sesaat setelah di-upload.

*Penulis adalah PNS di lingkungan Pemkot Tanjungpinang dan Pengelola PKBM (LPK/PAUD Quantum dan Iquana) di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Tidak lagi seperti satu dasawarsa sebelumnya, di mana pemangku kepentingan harus bersabar menunggu petunjuk teknis dicetak dan kemudian dikirim ke alamat mereka. Entah karena semakin mudah atau karena memang kebutuhan, daya serap dana bantuan yang disediakan semakin tinggi, sekali pun dari tahun ke tahun alokasinya meningkat. Proses pengajuan proposal, penilaian proposal, visitasi, penandatangan akad kerja sama sampai dengan pencairan dana oleh penerima semakin lancar. Proposal yang masuk ke kementerian pun semakin banyak dan semakin banyak pula proposal yang sesuai dengan persyaratan yang diminta. Persoalan yang kemudian muncul adalah perihal laporan sebagai pertanggungjawaban penerima dana bantuan. Selain keterlambatan laporan diterima oleh satuan kerja (yang masih tetap menjadi masalah klasik), kelengkapan dokumen yang harus disertakan dalam laporan merupakan persoalan yang harus dicari jalan keluarnya. Salah satu contohnya adalah bukti pembayaran pajak masih sering tertinggal, tidak dilampirkan dalam laporan. Bagaimana cara menyusun laporan yang benar, apa saja kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan, termasuk keharusan untuk menggunakan dana bantuan sesuai dengan proposal yang diajukan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyaluran dana bantuan. Laporan merupakan bagian penting dari penyaluran dana bantuan. Bukan sekedar pertanggungjawaban penerima dana bantuan. Laporan lebih merupakan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Penerima dan penyalur dana bantuan secara bersama-sama mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan kepada warga negara.

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

21

profil

TK PGRI KOTA GORONTALO

Semangat, Tekad, Komitmen untuk Anak


USIA TK PGRI Gorontalo boleh saja belia. Berdiri sejak tahun 2008, sekolah ini lahir bersamaan dengan adanya pemekaran di wilayah Provinsi Gorontalo. Tekad bulat menjadi sekolah terbaik sudah diusungnya sejak awal.
baga pendidikan PGRI memang cukup tinggi, ujar Haslinda. Bukan hanya karena biaya sekolah di TK PGRI yang relatif terjangkau, namun karena masyarakat melihat metode dan proses pembelajaran di sekolah tersebut. Menurut Haslinda, TK PGRI selalu terbuka dan adaptif akan pembelajaran baru yang mengarah ke hal lebih baik. Kunci utamanya adalah semangat, tekad, komitmen, serta kualitas guru yang menjadi hal utama untuk mencapai kesuksesan. Saat ini ada tujuh orang tenaga pendidik di TK PGRI. Sebanyak tiga guru diantaranya merupakan pegawai negeri sipil PNS, sedangkan empat guru lainnya merupakan tenaga honor sekolah. Dari tujuh orang tenaga pendidik itu, satu guru telah memiliki gelar sarjana. Sedangkan empat guru lainnya merupakan lulusan Diploma 2 PGTK. Serta dua guru lainnya merupakan lulusan Sekolah Menengaf Atas (SMA) dan sederajat, yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Jurusan TK. (da2n)

PKBM Indria

J
22

Eksis dalam Keprihatinan


Hidup di tengah masyarakat miskin, dana yang terbatas, tak membuat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indria redup. PKBM ini terus eksis melewati satu dasawarsa.
epat 1 Januari 2002, satu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) berdiri di sekitar wilayah Kelurahan Jobuuha, Kecamatan Puwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Lembaga ini didirikan untuk melayani pendidikan anak-anak miskin.

angan ragukan pula kualitas dari sekolah yang berlokasi di jalan Kenangan Kelurahan Wumialo Kota Gorontalo ini. Sejak awal berdiri hingga kini kepercayaan masyarakat akan sekolah yang dipimpin oleh Haslinda Manto, S.Pd ini sangatlah positif. Pelayanan pendidikan yang maksimal terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah peserta didik PAUD ini setiap tahun, kata Haslinda. Pada tahun 2009, TK PGRI berhasil menarik minat sebanyak 54 peserta didik. Jumlah itu kemudian meningkat menjadi 70

peserta didik di tahun 2010. Adapun kelas pembelajaran di TK PGRI terbagi menjadi dua kelompok usia. Pertama adalah Kelompok A untuk siswa usia dua hingga empat tahun. Kedua adalah Kelompok B dengan siswa rentang usia lima hingga enam tahun. Syukur, kata Haslinda, TK PGRI telah mendapatkan ruang di hati para orang tua peserta didik. Bahkan sosialisasi mulut ke mulut pun menjadi referensi untuk menggaet peserta didik baru di TK PGRI. Hal itu menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lem-

Pada saat itu, lembaga ini belum mempunyai nama. Tak lama anak saya lahir, PKBM ini kami namakan sama dengan anak saya, Indriyanti, mengambil nama depannya, cerita Rosmiati (37), pengelola PKBM Indria beberapa waktu lalu. Program yang diselenggarakan PKBM Indria cukup banyak. Mulai pro-

gram PAUD, paket kesetaraan, taman bacaan masyarakat (TBM), hingga keaksaraan fungsional (KF). Pada keseluruhan program, pada tahun 2011 ada 60 orang perserta didik yang dibina Indria. Pembelajaran KF diselenggarakan tiga kali seminggu selama enam bulan. Sejak awal, program ini diikuti oleh 20
23

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

profil
peserta berusia 40 sampai 59 tahun. Mereka mempelajari aksara melalui aktivitas sehari-hari. Misalnya dengan mengenal KTP, mengenal uang, dan tata cara menata lingkungan hidup, ujar Rosmiati. Dalam menjalani program KF, kelompok ini pernah mendapat bantuan dana Rp2,6 juta. Dengan dana itu, para peserta didik juga diajarkan keterampilan menganyam dan menyulam bagi perempuan, serta pertukangan kayu bagi para pria. Untuk mendukung keaksaraan, PKBM Indria memiliki taman bacaan masyarakat (TBM). Pada tahun 2010 TBM ini sempat mendapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp15 juta. PAUD Sementara itu, pada program PAUD, PKBM Indria tidak pernah menaikkan uang bulanan selama sepuluh tahun. Sejak 2003, uang bulanan hanya sebesar Rp5000 per anak. Hal itu dilakukan mengingat masyarakat di tengah PKBM Indria adalah masyarat miskin. Adalah hal yang sulit bagi Indria ketika menyelenggarakan program sementara anak didik hanya sedikit. Dikatakan Rosmiati, jumlah anak didik PAUD itu pasang surut. Ketika anak didik sedikit, maka pemasukan untuk menghidupkan program PAUD pun semakin terbatas. Meski demikian PAUD Indria tetap bertahan. Kami memaksimalkan dana yang kami dapat supaya cukup menyelenggarakan PAUD. Apa yang ada itu yang kami gunakan, katanya. Saat ini, PAUD Indria diperkuat lima tutor. Seorang di antaranya berpendidikan S1. Mereka mengabdi dengan hanya menerima imbalan sebesar Rp100 ribu per bulan. Beruntung sepanjang tahun 2009, ada bantuan dari pemerintah sebesar Rp600ribu per tutor, tapi itu hanya untuk tiga tutor. Meski minim anggaran, kualitas pendidikan tak ikut menjadi minim. Di PAUD ini, peserta didik bahkan diajari tarian adat dengan sangat baik. Kami ingin membudayakan tarian tersebut kepada anak-anak. Kami melatih mereka satu kali dalam semingu pada Sabtu sore selama dua jam dengan tutor khusus menari, katanya. Selain dilatih tari, olahraga juga tekun dibinakan kepada peserta didik. Tak siasia, juara I bola keranjang putri se-Kota Kendari pernah didapat pada peringatan
24

profil

ilustrasi

Hari Anak Indonesia 2007. Tahun yang sama ketika PKBM Indria menggondol peringkat III dalam Lomba Pidato. Setara dan Terampil Program Kesetaraan Paket A, B dan C PKBM Indria mulai berjalan sejak 2007. Paket B dan C diikuti masing-masing 20 siswa. Kemudian pada tahun 2009 Paket B melonjak jadi 40 siswa. Tapi, di tahun 2010, kembali di angka 20 siswa. Demikian pula di tahun 2011, jumlah peserta didik masih di angka 20. Tak ada perkembangan yang signifikan dari jumlah perserta didik. Tapi, pengelola PKBM Indria tetap bersema-

ngat memberikan berbagai pelatihan. Tujuannya agar lulusan pendidikan kesetaraan dapat bekerja atau usaha. Tidak hanya pelajaran akademis, Indira juga memberikan keterampilan sebagai bekal hidup. Untuk perempuan, Indira memberikan keterampilan menganyam dan menjahit, sementara keterampilan komputer dan pangkas rambut untuk peserta pria. Untuk alat-alat keterampilan ini kami semua membeli dengan dana sendiri dari penghasilan saya sebagai PNS di Kecamatan Puwatu. Kami membeli komputer dua unit dan mesin jahit, kata Rosmiati.

Bagi peserta keterampilan komputer, selama tiga bulan dikenakan biaya sebesar Rp300 ribu, sudah termasuk sertifikat. Peserta didik diberikan pelajaran dasar-dasar komputer tiga kali sepekan, tiap Senin, Kamis, dan Jumat. Untuk pelatihan menjahit, selama tiga bulan peserta dikenakan biaya Rp150 ribu. Setelah mereka lulus, Rosmiati meyatakan banyak dari lulusan Indira mampu membuka usaha sendiri atau bekerja di perkantoran. Juga ada yang menjadi pegawai negeri sipil, dan polisi. Bantuan Tahun 2007, PAUD di Indira dapat

memperpanjang napas. Kala itu lembaga ini menerima dana bantuan rintisan sebesar Rp15juta yang diperuntukkan untuk transportasi penilik, ATK, uang makan peserta didik, dan pembelian lemari. Berikutnya, bantuan kembali diterima pada tahun 2010 sebesar Rp5juta dan 2011 sebesar Rp6 juta. Bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara untuk pelatihan juga pernah diterima sebesar Rp4,6 juta. Dana ini dimanfaatkan untuk berlatih selama tiga bulan. Mereka kami berikan bantuan perorang Rp500 ribu untuk modal usaha cater-

ing dan cukur rambut dan mereka sudah mandiri, katanya. Perlahan tapi pasti, PKBM Indria terus berbenah, terutama dalam meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana. Tinggal tersisa satu kendala, yakni tutor yang masih banyak keluar masuk. Persoalannya, menurut dugaan Rosmiati, sangat klasik. Mungkin mereka sibuk di sekolah formal atau karena honornya yang hanya Rp350 ribu. Saya sendiri tidak tahu. Harapan saya kepada pemerintah agar para tutor di pendidikan nonformal ini kesejahteraannya ditingkatkan, pungkas Rosmiati. (wp-3)
25

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

profil

PAUD Tiara Chandra

Dekat dengan Anak Didik, Unggul di Yogyakarta


PAUD Tiara Chandra memiliki beragam sentra permainan untuk mengasah kecerdasan serta keterampilan anak didik. Selain itu, mereka juga mulai mengenalkan ajaran agama Islam sejak dini. Lembaga yang menjadi PAUD Unggulan Kota Yogyakarta pada 2008 ini terkenal memiliki pengajar yang dekat dengan anak didik.
mpat buah mural tergantung rapi di sekeliling dinding. Hasil karya para anak didik itu menghiasi ruang utama lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tiara Chandra. Seluruhnya bertemakan keceriaan dunia anak-anak. Lukisan tersebut merupakan salah satu produk dari sentra seni yang ada di lembaga PAUD yang terletak di Jalan Jogokariyan Yogyakarta itu. Lembaga yang berdiri sejak 5 April 2002 ini juga memiliki beberapa sentra lain yaitu sentra persiapan, bahan alam, iman dan taqwa, serta main peran. Kami memiliki motto Mendidik Anak menjadi Pribadi Muslim Seutuhnya, sebut Ratna Marlida Indah, Kepala Sekolah PAUD Tiara Chandra, beberapa waktu lalu. Tiara Chandra bermula dari Kelompok Bermain dan Taman kanak kanak Islam terpadu, lantas setelah dua tahun berjalan mereka membuka Taman Penitipan Anak. Menurut Ratna, banyak permintaan masyarakat untuk membuka salah satu jenis program PAUD tersebut. Sebab, banyak pekerja kantoran yang tidak memiliki waktu untuk mendidik anak mereka di rumah. Daripada diurus oleh pembantu, mereka memilih

Fasilitas
Gedung sekolah Area sentra dengan suasana belajar yang kondusif Halaman bermain dan alat bermain indoor Perpustakaan Laboratorium komputer Audio visual Area taman lalu lintas Toilet dan wastafel Kudapan dan minuman Makan siang Pemeriksaaan kesehatan rutin oleh dokter umum dan dokter gigi Bimbingan dan konseling
Sumber: Paud Tiara Chandra, diolah.

untuk menitipkan putra-putrinya disini, sebut Ratna. Lokasi lembaga yang berada di tengah kota, serta dilintasi oleh kendaraan umum, membuat PAUD Tiara Chandra banyak dipilih para orang tua. Apalagi, para pengajar di lembaga ini terkenal sangat dekat dengan anak didik. Pasalnya, mereka dituntut berfungsi sebagai mediator dalam proses alih pengetahuan atau transfer of knowledge. Di lingkungan Tiara Chandra, pengajar biasa dipanggil dengan sebutan umi, yang dalam bahasa Arab berarti ibu. Hal ini untuk menjalin kedekatan dengan anak didik dalam rangkaian kegiatan belajar. Dengan pendekatan yang baik, dan perhatian yang besar, serta keikhlasan dalam mendidik, maka tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik, urai Ratna. PAUD Tiara Chandra mulai mengenalkan ajaran agama Islam sejak dini, antara lain melalui bimbingan untuk melakukan ibadah, program pengenalan atas kebesaran Allah SWT, dasar-dasar Agama Islam serta perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Melalui berbagai program ini, diharapkan akan terbentuk sosok anak shaleh/shalehah yang santun dalam kehidupan sehari hari.

Selain membentuk pribadi muslim pada anak, lembaga PAUD yang telah membuka cabang di jalan Godean Sleman dan Jalan Nogosari, Kraton Yogyakarta tersebut berupaya mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, dan perilaku secara optimal. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan keterampilan dasar berupa motorik kasar dan motorik halus, serta mengajari anak didik gerakan-gerakan mengontrol tubuh, serta menerima rangsangan sensorik melalui panca indera. Kami mengajari kemampuan berbahasa serta bertutur sejak dini, ucap Ratna. Selain mengaktualisasikan para anak didik, PAUD Tiara Chandra juga memberikan pengembangan sosial emosi, kemampuan mengenal lingkungan alam, sosial, dan menghargai keragaman sosial budaya. Kami berupaya menimbulkan semangat positif untuk terus belajar, ujar Ratna. PAUD Unggulan Yogyakarta Berbagai program serta layanan yang ada di Tiara Chandra berhasil membuat lembaga ini dilirik oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pada tahun 2008, mereka dianugerahi sebagai PAUD unggulan kota Jogja. Sejak saat itu, berbagai bantuan dari pemerintah daerah maupun Kementerian Pendidikan Nasional kerap mengalir. Seluruh proposal yang kami ajukan selalu diterima, ucap Ratna senang. Sejumlah pejabat di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-

program dan kegiatan PAUD Tiara Chandra


Program kegiatan penunjang Baca tulis Al Quran (Iqra) Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab Bahasa Jawa Outbond Training

Ekstrakurikuler Drum band Berenang Melukis Karawitan/tari Komputer

Kegiatan rutin Program permainan yang menyenangkan Minitrip Senam Manasik haji Latihan Qurban Rekreasi tutup tahun
Sumber: Paud Tiara Chandra, diolah.

formal dan Informal Kemdiknas maupun pejabat daerah sering menyambangi lembaga yang diresmikan oleh Walikota Yogyakarta tersebut. Pak Gutama, mantan Direktur Pembinaan PAUD pernah kesini, kata Ratna mengenang. Metode pendidikan yang dikembangkan di PAUD Tiara Chandra adalah metode sentra atau beyond centers and circle times (BCCT). Mettode ini membuat anak aktif dan banyak terlibat selama proses belajar. Metode ini memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreatifitas belajar sesuai dengan kemampuannya Metode ini memungkinkan anak untuk memilih aktifitas yang tidak membosankan, sehingga mereka akan mampu mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi. Se-

lain itu, melalui cara ini, anak akan mengambil sikap positif agar diterima kelompoknya. Ini juga dapat dapat meningkatkan kemandirian dan mengajari anak untuk bertanggungjawab, ujar Ratna. Pengelempokan kelas PAUD Tiara Chandra dibagi menjadi empat, yakni Kelompok Bermain A untuk anak anak berusia 2 tahun hingga 3 tahun. Kelompok Bermain B untuk usia 3,5 tahun sampai 4 tahun, Taman Kanak-kanak A untuk usia 4 tahun sampai 5 tahun, Kelompok Taman Kanak-kanak B, untuk anak usia 5,5 tahun sampai 6 tahun. Kapasitas kelas untuk Kelompok Bermain maupun TK maksimal 12 siswa per kelompok, ucap Ratna. (Yohan Rubiyantoro)
27

26

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

profil

PAUD Kenanga Cirebon

Layani Anak Miskin


AUD PKK Kenanga adalah salah satu PAUD yang menangani anak-anak dari keluarga tidak mampu. Mulai dari buruh harian, pegadang asongan sampai tukang becak, yang notabene penghasilannya tidak menentu dan cukup untuk makan sehari-hari. Lembaga ini didirikan oleh tim penggerak PKK Kecamatan Kesambi, 16 Januari 2007, namun pengelolaan PKK Kenanga sepenuhnya diserahkan kepada pengurus RW. 03 Karang Baru, Sunyarangi. PAUD ini menempati gedung RW. 03 Karang Baru. Letaknya ada di Jalan Masjid Al-Jumhur RT.03/RW.03 Karang Baru, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
28

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PKK Kenanga merupakan aksi nyata kepedulian pemerintah Kota Cirebon Jawa Barat terhadap anak. Didirikan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), lembaga ini hadir untuk melayani anak-anak dari masyarakat kurang mampu.
Pendirian PAUD ini sejalan dengan keinginan Pak Walikota Cirebon saat itu yang melihat anak-anak usia PAUD banyak yang belum terlayani, terutama dari keluarga tidak mampu. Karenanya, pak walikota mencanangkan PAUD khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin, jelas Ketua RW. 03 Karang Baru, Lukmanul Hakim kepada Warta PAUDNI, belum lama ini. Komitmen pendiri PAUD untuk memberikan pendidikan terhadap anak-anak usia PAUD dari keluarga miskin cukup tinggi. Hanya bermodalkan Rp1,5 juta, untuk pembukaan dan membeli alat permainan edukatif (APE) dan administrasi, kegiatan pembelajaran pun dibuka. Tahun pertama, puluhan murid belajar dan dibimbing tiga tutor yang berasal dari masyarakat setempat, diantaranya ketua RW.03 dan istrinya, Ny. Nuraliah. Sejalan dengan itu PKK pun memberikan sumbangan, yang disusul bantuan dari kelurahan dan P2KP/ BKM Mandiri. Perkembangan PAUD Kenanga pun semakin maju, jumlah muridnya pun makin bertambah hingga mencapai 99 siswa terdiri atas empat kelas dengan 12 tutor. Empat kelas tersebut terdiri dari dua shift jam belajar sesuai dengan usianya. Di sisi lain, untuk membagi ruang yang ada sehingga tidak terlalu padat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

ran siswa dan guru diwajibkan sholat dhuha berjamaah dipimpin Bapak Lukman Hakim. Saat ini waktu belajar dilakukan empat kali dalam seminggu, yaitu tiap hari Senin-Selasa, Rabu-Sabtu, yang dibagi dua kelompok dua kelompok A dan dua kelompok B. Untuk kelas A dimulai pukul 07.30-09.30 WIB bagi usia 3-4 tahun. Sedangkan kelas B, dimulai pukul 09.30-11.30 untuk usia 5-6 tahun. Juara 1 SPS tingkat provinsi Bagi masyarakat Kota Cirebon, Prestasi PAUD Kenanga sudah termasyhur. Sebab, PAUD ini pernah menjadi juara I tingkat Kota, juara I tingkat wilayah III, juara I sebagai Satuan PAUD Sejenis (SPS) tingkat Provinsi Jawa Barat, bahkan dalam gebyar PAUD 2009 dan 2010 secara berturut-turut menjadi juara umum. Mengenai fasilitas, PAUD Kenanga memiliki APE outdoor dan APE indoor dari bantuan Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Selain itu, para tutornya pun mendapat bantuan insentif masing-masing Rp50.000/bulan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Rp360.000/bulan dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon, begitu juga para pengelola mendapat insentif Rp250.000/ bulan dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon. (wp-1)
29

Dua tahun terakhir, siswa PAUD Kenanga tidak lagi berasal dari RW.03 Karang Baru, tapi juga ada anak-anak yang berasal dari RW.02. Meski beda RW, tapi mereka tetap diterima mengingat PAUD Kenanga kini sudah menjadi PAUD unggulan di Kecamatan Kesambi. Bukan hanya unggul dalam

jumlah, tapi juga prestasi siswa dan kelembagaan. Di PAUD Kenanga ini dikembangkan lima sentra, terdiri atas sentra Imtaq, Balok, Bahan Alam, Peran dan Video Visual. Di PAUD ini ada pembudayaan yang bersifat keagamaan yaitu setiap pagi sebelum mulai pembelaja-

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

profil
harisma Banjarmasin adalah lembaga kursus yang memberikan keterampilan otomotif dan teknologi informasi. Program yang ditawarkan Kharisma Banjarmasin adalah bidang otomotif dan teknologi informatika, teknisi komputer dan jaringan, komputer akuntansi, manajemen informatika, otomotif dan administrasi rumah sakit. Dari 93 peserta didik tahun 2011, peminat yang paling besar ada pada jurusan otomotif dan administrasi rumah sakit. Amir menyatakan Kharisma Banjarmasin masih mengusung misi yang sama dengan para pendiri, yakni mendirikan lembaga yang dapat diakses untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah, Di sini harganya cukup terjangkau. Meski murah, tapi kami tetap memperhatikan kualitas. Setelah satu tahun belajar, para lulusan sudah siap kerja, kata Muhammad Amin, Amd, pimpinan Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) Kharisma Banjarmasin, beberapa waktu lalu. Pembelajaran di Kharisma Banjarmasin dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama belajar di kelas, dan tahap kedua magang di bengkel sepeda motor atau di perusahaan yang relevan selama dua bulan.

profil

Langsung Kerja, Dijamin!


Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Kartika dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa gedung di mana di dalamnya terdapat kantor, ruang teori, dan ruang pratek. Lembaga ini juga di dukung oleh tenaga pelatih instruktur yang bersertifikasi. Di samping itu, setiap siswa yang mengikuti pendidikan di program garmen mendapatkan fasilitas mes saat pelatihan dan diasuransikan dalam jangka satu bulan dengan biaya Rp2.500.000. Setelah enam tahun berjalan, tahun 2009, menjadi momen membanggakan bagi Kartika. Lembaga ini terpilih sebagai lembaga pelatihan kerja terbaik di wilayah Kabupaten Semarang. Ia juga ditetapkan sebagai lembaga yang sudah terakreditasi A dan yang pertama kali membuka program pelatihan teknisi mesin jahit di Kabupaten Semarang. Jaminan Kerja Strategi pemasaran yang paling unggul di Kartika adalah jaminan penempatan kerja pada program pelatihan operator jahit garmen. Setelah satu bulan meng ikuti pelatihan, para alumni langsung disalurkan ke perusahaan garmen yang sudah menjadi mitra kerja LKP Kartika. Kartika berani menjamin penempatan kerja karena lembaga ini telah bermitra dengan 25 perusahaan mitra di Salatiga. Setiap bulan, ada sekitar 30 orang alumni yang ditempatkan bekerja. Untuk memenuhi perimintaan tenaga kerja, kami ini sampai kewalahan. Kebutuhan tenaga kerja garmen itu sangat besar, ujar Gunawan. Meski sudah mencicipi buah manis, diakui Gunawan dalam mendapatkan mitra penyaluran penempatan kerja pada mulanya tidaklah mudah. Kami tidak pernah lelah mengupayakan jalinan kerjasama dengan mitra. Kami lakukan sosialisasi ke perusahaan-perusahaan dan menyebarkan brosur-brosur, kata Gunawan mengenang masa-masa awal pendirian Kartika. Saat ini tampaknya usaha itu tak siasia. Kartika sudah memenuhi harapan Gunawan: ikut mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. (Rosmini)

LKP Kartika

LKP Kharisma Banjarmasin

Cetak Tenaga Ahli Otomatif dan Teknologi Informatika


LKP Kharisma pertama terlahir di Kota Surakarta pada 21 Mei 1996. Semangat pendirian lembaga ini adalah untuk mengentaskan pengangguran yang dialami anak-anak putus sekolah. Lembaga ini kemudian berkembang dengan banyak cabang, dan salah satunya berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan sejak tahun 2003.
30
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Persentase pembelajaran di kelas kami berikan berupa teori 30 persen dan praktik teori 70 persen.
Persentase pembelajaran di kelas kami berikan berupa teori 30 persen dan praktik teori 70 persen, ujar Amin. Kelompok Belajar Usaha Amin menyatakan, setelah menyelesaikan masa pendidikannya, para lulusan akan diseleksi untuk ditempatkan kerja atau masuk ke Kelompok Belajar Usaha untuk berwirausaha. Lulusan kami sudah banyak yang terserap di dunia usaha dan dunia industri, tapi kami juga mendorong agar mereka bisa mandiri dengan bantuan modal, meski minimal, ujar Amin. Atas dedikasi Kharisma Banjarmasin, tidak keliru jika lembaga ini seringkali mendapat penghargaan. Salah satunya adalah peringkat II tingkat Provinsi Kalsel sebagai lembaga kursus berprestasi tahun 2006. Perhargaan itu disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-46 tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
(wp-1/slamet)

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kartika, lembaga pelatihan kerja terbaik di Kabupaten Semarangtahun 2009. Berakreditasi A, berani menjamin penempatan kerja untuk mengurangi pengangguran.
ahun 2003, Moch M. Gunawan berpikir sudah saatnya ia berhenti bekerja sebagai staf di lembaga kursus. Ia ingin mendirikan lembaga kursus miliknya sendiri. Dengan modal kredit dari Bank BRI senilai Rp50.000.000 Gunawan memulai usahanya di Jl. Palagan 26 Bawen Kota Salatiga, Kabupaten Semarang. Ia menamai lembaga kursus itu dengan nama keponakannya, Kartika. Saya tertarik melihat pemimpin tempat saya bekerja dulu, saya ingin meniru beliau, kara Gunawan. Kartika menawarkan pelatihan setir mobil, otomotif, garmen, dan komputer. Pelatihan menekankan pada teknis dengan 70 persen praktek dan 30 persen

teori. Alasannya, permintaan tenaga kerja di bidang ini cukup besar. Saat ini Kartika juga menyelenggarakan program pelatihan teknik mesin jahit garmen dengan alasan bahwa keterampilan ini sangat dibutuhkan. Dengan pelatihan ini, anak didik tidak hanya dapat melakukan jahit-menjahit garmen tapi dia juga dapatmengenali kerusakan mesin sehingga dapat memperlancar proses bekerja ( jahit-menjahit). Gunawan menyatakan, Kartika tidak hanya mengajarkan keterampilan tapi juga soft skill. Kami juga memberikan program motivasi kerja dan etos kerja sehingga kelak peserta didik kami mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan konteks pekerjaan, ujarnya.

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

31

profil

PAUD PUNCANG HIJAU

PAUD untuk Rakyat


Rasa welas asih pada anak petani dan buruh di Lombok Barat, Nusa tenggara Barat (NTB) menjadi dasar bagi pendirian PAUD Puncang Hijau. Tak sia-sia, anak-anak PAUD itu kemudian lebih unggul saat melanjutkan pendidikan.

Walaupun besaran biaya SPP itu tidaklah begitu besar. Biaya itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat orang tua siswa dengan komite sekolah. Namun kenyataannya, banyak orang tua siswa yang tidak mampu membayar iuran SPP. Tak jarang mereka membayar dengan hasil panen sawahnya.

agar bambu setinggi satu meter itu membentang kurang lebih sepanjang enam meter. Jejeran bambu itulah yang berfungsi sebagai dinding ruang. Sebuah spanduk besar membentang bertuliskan PAUD Puncang Hijau. Sangat sederhana, namun hal itu tidak berarti menunjukkan semangat pendirian PAUD besutan Hj. Muslihan,S.Pd.I ini sederhana. Berdiri sejak tahun 2007, pendirian PAUD Puncang Hijau ini berawal dari rasa prihatin pemilik akan mahalnya pendidikan di wilayah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Padahal rata-rata mata pencaharian masyarakat di Lombok Barat merupakan petani dan buruh dimana sebagian besarnya masuk dalam kategori ekonomi menengah kebawah.

Berawal dari situlah, Hj. Muslihan kemudian bertekad mendirikan satuan PAUD bagi anakanak di daerah tersebut. Misinya adalah memberikan layanan pendidikan dengan biaya yang sangat terjangkau bagi para orang tua anak-anak itu. Tantangan yang harus dijalankan Hj. Muslihan adalah ketika ia harus meyakinkan masyarakat sekitar tentang pentingnya PAUD. Menurut dia, masyarakat masih memandang PAUD bagaikan sekolah yang harus belajar baca, tulis, dan hitung (calistung). Ekspektasi mereka adalah anak menguasai ketiga hal tersebut. Masyarakat masih belum memahami sistem pembelajaran yang ada di PAUD. Umumnya yang mereka tahu, belajar itu adalah calistung, padahal di PAUD itu tidak begitu. Anakanak itu

diajak bermain sambil belajar, pungkas Sekretaris PAUD Puncang Hijau, Rina Yudiana, SE. Untuk menyamakan visi tersebut, lanjut Rina, pihaknya kemudian mengadakan pertemuan dan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi itu dilakukan melalui komite sekolah yang merupakan penyambung komunikasi antara sekolah dan masyarakat. Pesan yang disampaikan bahwa PAUD sangat penting dalam membentuk karakter anak di masa mendatang. Blockgrant berujung Prestasi Pada tahun pertama, PAUD Puncang Hijau mengandalkan bantuan blockgrant

dari pemerintah untuk biaya operasional dan gaji pengajar. Namun pada tahun kedua, PAUD yang pernah mewakili NTB dalam lomba PAUD tingkat nasional 2010 itu mulai berani menarik iuran sumbangan pengembangan pendidikan (SPP) kepada orang tua peserta didik. Walaupun besaran biaya SPP itu tidaklah begitu besar. Biaya itu sesuai dengan hasil kesepakatan rapat orang tua siswa dengan komite sekolah. Namun kenyataannya, banyak orang tua siswa yang tidak mampu membayar iuran SPP. Tak jarang mereka membayar dengan hasil panen sawahnya, jelas wanita kelahiran Praya, 25 Juni 1975. Lambat laun, prestasi PAUD Pun-

cang Hijau mulai terlihat. Dikatakan Rina bahwa banyak lulusan sekolahnya itu lebih berprestasi ketika melanjutkan pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD). Mereka lebih mudah menerima pelajaran, dibandingkan dengan siswa lain yang tidak mengenyam pendidikan PAUD, ujarnya. Hal ini, ungkap Rina, tentu saja akan semakin menguatkan pemahaman di masyarakat tentang pentingnya PAUD. Dampak positifnya juga dirasakan PAUD Puncang Hijau. Dari awalnya hanya belasan siswa, kini jumlah siswanya sudah mencapai 60 siswa. Jumlah peserta didik kami setiap tahun fluktuatif naik turun dikisaran itu, tambahnya. (Dona Veri)
33

32

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

SOSOK

Aisyah Sani Bunda PAUD Kepulauan Riau


B
erbagai macam penghargaan sudah diterima Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Kepri,Aisyah Sani, namun baginya pengukuhan sebagau Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Kepulauan Riau merupakan penghargaan yang paling istimewa. Saya terharu menerima penghargaan ini. Ini adalah penghargaan sangat spesial dan di luar dugaan saya, ujar Aisyah Sani seusai menerima penghargaan tersebut dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepri,Yatim Mustapa, akhir tahun lalu. Penghargaan tersebut diberikan kepada Aisyah Sani pada Hari Ibu yang dibarengi kegiatan Gebyar PAUD Provinsi Kepri 2011yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri bersama Lembaga Pengelola PAUDNI di Gedung Daerah, Jl. Hang Tuah Tanjungpinang. Aisyah memang dikenal dekat dengan anak usia dini. Pantaslah bila di usia senja, dirinya masih tampak kelihatan muda, energik dan selalu ceria. Rasa penat dan letih saya hilang seketika bila berkumpul dengan anak-anak, ujar Aisyah. Sebagai istri Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, ia berjanji akan bekerja keras meningkatkan PAUD. Ia punya angan-angan Provinsi Kepri akan memiliki generasi emas. Pendidikan usia dini penting untuk menentukan kemajuan pembangunan generasi mendatang, katanya. Kata Aisyah, anak itu ibarat selembar kertas putih. Siapa pun yang pernah melewatinya pasti memberikan berkas sepanjang hidupnya. Seperti apapun rangsangan (stimulasi) diberikan kepadanya sejak dini akan membekas selamanya dan terbawa hingga ia dewasa dan mandiri. Karena itu pendidikan yang diberikan sejak dini akan sangat mempengaruhi kehidupan serta masa depan sang anak. Peduli dengan Pendidikan Anak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Yatim Mustapa menyebutkan, Aisyah Sani memang pantas mendapatkan penghargaan spesial seperti itu. Perhatiannya selama ini dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini sungguh sangat luar biasa. Yatim juga mengatakan, sering kali di sela-sela kesibukan mendampingi suaminya selaku orang nomor satudi Provinsi Kepri, Aisyah selalu menyempatkan diri menghadiri setiap undangan yang berhubungan dengan dunia pendidikan, termasuk yang diselenggarakan PAUDNI ini. Bahkan, jika tidak ada kegiatan penting, Aisyah menyempatkan diri mengantar dan menjemput cucu-cucunya yang mengikutiPAUD. Inilah yang patut kita teladani bersama, utamanya para orang tua dan pengelola PAUDNI di Provinsi Kepri, kata Yatim seraya menyebutkan bahwa hal itu yang menjadi pertimbangan dalam memberikan penghargaan kepada Ibu Aisyah Sani sebagai Bunda PAUD Provinsi Kepri. (Maswito) Wajar dan Pantas Eko Prasetyanto, salah seorang pengelola PAUD di Kepri mengatakan wajar dan pantas jika Aisyah Sani mendapatkan gelar Bunda PAUD, kendati itu pemberian gelar itu sebenarnya terlambat. Menurut alumnus Universitas Terbuka ini, kepedulian Aisyah Sani dengan pendidikan anak-anak usia dini sangat tinggi.Saya mengenal Ibu Sani cukup lama. Waktu suaminya (Muhammad Sani, red) masih menjadi Walikota Administaratif di Tanjungpinang dan selanjutnya menjadi Bupati di Kabupaten Karimun, perhatiannya terhadap PAUD sudah luar biasa. Ketika orang belum memulai, Ibu Sani sudah bergerak duluan, ujar Eko yang juga Guru SD 001 Tanjungpinang Barat ini. (Maswito) Oleh karena itu, PAUD punya arti penting bagi perkembangan anak.Pada dasarnya PAUD dilaksanakan sebagai persiapan sebelum menempuh pendidikan dasar yang bertujuan untuk pengembangan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus mengacu pada kondisi, kebutuhan dan kepentingan anak. Hal ini tentu harus benar-benar diperhatikan para orang tua dan pendidik, hendaknya dalam melakukan pengasuhan anak usia dini diikuti pemahaman yang mendalam mengenai pola perkembangan anak. Filsuf Cina terkenal, Konfusius pernah berkata pemandangan yang terindah di dunia adalah seorang anak yang melangkah dikehidupan ini dengan penuh percaya diri setelah kita menunjukkan jalannya. Ini sebuah ungkapan penuh makna bahwa dengan petunjuk yang diberikan kepada anak dengan benar akan melahirkan sekumpulan moral positif kepada anak dengan memberinya kasih sayang, toleransi, dan rasa hormat berdampak pada sikap anak. (Maswito)
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

34

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

35

SOSOK

Gagal Kuliah, Sukses Jadi Pengusaha


Meskipun cita-citanya untuk kuliah kandas, namun hal itu tidak membuat Anne Handayana patah semangat. Terinspirasi dari sang ibu, Anne menjadi perias dan pengelola kursus yang sukses.
36
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Anne Handayana

isa dibilang, hobi Anne dalam bidang tata rias membawa berkah. Sejak dulu banyak kolega yang melirik kemampuan dan bakatnya itu. Bahkan tak jarang mereka berkunjung ke rumah meminta Anne untuk mengajari mereka merias. Saat itu, Anne yang baru pupus harapannya untuk kuliah, melihat kesempatan. Ia memutuskan untuk mendirikan kursus tata rias yang bernama LKP Rosie Marie di Jl. Bahagia No. 42 Cirebon, Jawa Barat. Saya terdorong oleh ibu saya yang mengajar merangkai bunga artifisial. Dari profesi itu beliau memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi tujuh anak, kata Anne belum lama ini. Sebelum mewujudkan keinginannya, Anne mengasah kemampuannya dengan mengikuti kursus merias di berbagai tempat. Tahun 1973, perempuan kelahiran Semarang ini mengikuti kursus tata kecantikan kulit. Tidak puas hanya mahir dibidang kecantikan kulit, Anne pun mengikuti kursus tata rias rambut pada tahun berikutnya. Anne juga kemudian mengikuti tata rias pengantin. Lengkaplah sudah keahlian yang dimiliki Anne. Akhirnya, dengan tekad dan modal seadanya, pada tahun 1978 Anne pun mendirikan lembaga kursus. Tahun 1988, LKP Rose Marie mendapat izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Saat awal berdiri, peserta didik Rose Marie hanya berasal dari tetangga saja, paling jauh berasal desa sebelah. Seiring waktu, peserta didiknya semakin bertambah banyak. Bahkan, siswanya tidak hanya datang dari sekitar Kota dan Kabupaten Cirebon saja, tapi juga dari Kabupaten Kuningan, bahkan Majalengka, yang cukup jauh dari Kota Cirebon. Dari tempat kursus ini, Anne mengaku banyak lulusannya yang bisa mandiri setelah menyelesaikan kursus. Bagi saya cukup membanggakan selama berkiprah selama 30 tahun lebih, ternyata banyak lulusan saya yang sudah bekerja. Bahkan, banyak juga yang membuka usaha sendiri, mulai dari salon biasa, salon kecantikan, sampai tata rias kulit, rambut dan pengantin. Lebih bersyukur lagi mereka berhasil dan maju, ungkap perempuan kelahiran Semarang, 15 Juni 1951 ini.

Prestasi LKP Rose Marie


Juara I Lomba LPK Jenis Tata Kecantikan Rambut Tingkat Kota Cirebon Tahun 1999, dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional Piagam Penghargaan atas prestasinya sebagai LPK yang konsisten dalam mengikutsertakan Ujian Nasional Jenis Tata Kecantikan Rambut dan Tata Rias Pengantin Tingkat Kota Cirebon Tahun 2000 Peringkat I Lomba Kursus Tata Rias Pengantin Teladan Tingkat Kota Cirebon Tahun 2000 Peringkat I Lomba Kursus Tata Rias Pengantin Teladan Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2000 Juara III Lomba Tata Rias Pengantin Tingkat Nasional dalam rangka Hari Aksara Internasional XXXV Tahun 2000 Juara III Lembaga Kursus Berprestasi Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2004 Piagam Penghargaan Dewan Pendidikan Kota Cirebon, mengikuti Peluasan Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan / Komite Sekolah Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan yang Bermutu dan Merata di Kota Cirebon Tahun 2005 Juara I Tata Kecantikan Rambut Lomba Keteladanan Dikmas Tingkat Kota Cirebon dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Tahun 2005 Terbaik I Kursus Tata Rias Pengantin Tingkat Kota Cirebon Tahun 2009 Juara I Lembaga Kursus Tata Rias Pengantin Berprestasi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-64 Tingkat Propinsi Jawa Barat Sebagai Lembaga Kursus yang Terakreditasi oleh BAN PNF-I Jakarta Tahun 2009 Sebagai Lembaga Kursus yang Terakreditasi A oleh Depnakertrans Tahun 2009

Saya terdorong oleh ibu saya yang mengajar merangkai bunga artifisial. Dari profesi itu beliau memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi tujuh anak.
Saat ini KLP Rose Marie telah menjadi lembaga yang kokoh. Oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, lembaga ini bahkan ditetapkan menjadi tempat uji kompetensi (TUK) sekaligus untuk dua bidang, yaitu TUK bidang tata kecantikan rambut dan bidang tata rias pengantin sejak tahun 2009. Untuk terus mengembangkan lembaga kursus yang ia dirikan, Anne berketetapan untuk terus mengembangkan diri. Untuk itu ia tidak segan-segan mengikuti pendidikan sebagai tenaga pendidik kursus, khususnya bidang tata rias pengantin. Anne juga mengikuti tes tenaga uji kompetensi mulai dari tingkat junior, stylist, dan senior stylist. (wp-1)
Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

37

SOSOK

Mengelola PAUD di Masa Pensiun


Banyak orang meneriakkan pendidikan gratis. Namun saat Siti Hamidah mendirikan PAUD gratis, justru hal itu menjadi penghambat. Gratis malah dikaitkan masyarakat dengan murahan. Ia akhirnya membatalkan kebijakan itu.

Siti Hamidah

sia memang sudah 65 tahun, tapi dirinya masih sehat, ge sit dan bugar. Sama seperti semangatnya. Itulah sebabnya, ketika memasuki masa pensiun, Siti Hamidah tak mau berdiam diri. Ia mendirikan PAUD Anak Permata Bunda. Siti Hamidah adalah mantan Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Menjelang pensiun, ia berpikir tak nyaman rasanya jika harus berpangku tangan nanti. Di saat yang sama, ia melihat masih banyak anak-anak usia dini di sekitar lingkungannya yang belum mendapatkan pendidikan. Siti pun memutuskan untuk membantu mereka. Ia mendirikan PAUD Anak Permata Bunda di kediamannya sendiri, Jalan Radar Indah, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Saya kan kerja di PLS, jadi bagaimana saya tidak terpanggil untuk menyelamatkan anak-anak usia PAUD. Mereka kan generasi yang akan menggantikan kita di masa depan, ujar Siti Hamidah. Lembaga itu berdiri pada Februari 2006. Bisa dibilang Siti bermodal nekat saat membuka lembaga itu. Berbekal uang tabungan dan pinjaman dari bank, ia mendirikan PAUD itu. Meskipun demikian, Siti tidak memungut biaya. Setiap anak yang mendaftar, bisa mendapatkan layanan pendidikan. Ini karena saya ingin membantu masyarakat, bukan mencari keuntungan, ujar lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Achmad Yani Banjarmasin ini. Pada tahun ajaran pertama, di PAUD yang bersatuan pendidikan kelompok bermain itu, ada 20 anak yang menjadi peserta didik. Dua tahun berlangsung, sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan di KB terus dibenahi. Dinyatakan Siti, PAUD yang dikelolanya mendapat bantuan rintisan dari pemerintah pusat melalui Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, yang besarnya Rp25 juta. Dana itu kemudian dibelikan APE (alat permainan edukatif ), sarana pendidikan outdoor, seperti ayunan dan memperbaiki ruangan untuk menambah kelas sesuai kebutuhan anak. Namun kebutuhan biaya operasional pun menuntut pengeluaran yang lebih besar sesuai kebutuhan. Untuk menggaji pendidik, ia menggunakan uang pensiunnya.

Bersaing Tiga tahun perjalanan, PAUD Anak Permata Bunda mengalami pasangsurut. Salah satunya persaingan dengan taman kanak-kanak (TK) sekitarnya. Diakui Siti, tatakala membuka PAUD Anak Permata Bunda dirinya sadar betul akan mendapat tantangan. Sebab, di sekitar tempat tinggalnya sudah ada sedikitnya dua lembaga TK Namun tidak seperti PAUD-nya yang gratis, mereka menarik biaya pendidikan kepada semua peserta didik, baik masyarakat miskin maupun berada. Mendirikan PAUD gratis ternyata tak selalu dianggap positif. Ada masyarakat yang malah meragukan kualitas lembaganya. Pada tahun ketiga, banyak orang tua yang akhirnya terpengaruh. Alhasil,

saat itu lembaganya hanya sedikit mendapatkan peserta didik. Siti merasa terguncang dan sangat menyayangkan tragedi tersebut. Dari situ Siti mulai berpikir untuk menarik biaya bulanan kepada orang tua siswa. Setelah melalui hasil rapat dengan orangtua, disepakati biaya bulanan berkisar antara Rp10.000-Rp30.000 per anak per bulan, sesuai kemampuan orang tua siswa. Yang jelas tidak ada paksaan. Meski dalam perjalanan ada juga orang tua yang minta keringanan bahkan minta dibebaskan biaya bulanan, bagi saya tidak masalah karena untuk biaya operasional dan bulanan guru masih bisa saya tanggung. Bahkan, suami saya juga ikut membantu mensubsidi PAUD ini, terang Siti.

Seiring dengan berkurangnya siswa PAUD, pada 2009 Siti pun membuka satuan pendidikan tempat penitipan anak (TPA) di dalam PAUD-nya. Proposal pun dilayangkan ke Badan Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) Regional VI Banjarbaru, Kalimantan Selatan untuk memperoleh bantuan. Alhasil pada 2010 lalu, PAUD Anak Permata Bunda ini mendapat dana rintisan TPA Rp27 juta dari usulan Rp45 juta. Dia mengatakan saat ini hanya ada lima belas anak, dan dari jumlah itu lima anak diantaranya menjadi peserta TPA. Usia peserta TPA rata-rata 2 tahun, orangtua mereka ada yang bekerja sebagai karyawan dan pedagang. Saat ini ada lima orang guru termasuk pengasuh TPA. Dua orang diantaranya mendapatkan insentif dari APBN masing-masing sebesar Rp1,2 juta per tahun. Sedangkan tiga orang lainnya mendapat insentif dari Pemerintah Kota Banjarbaru masing-masing Rp200.000 per bulan. Tidak takut bersaing, Siti pun berencana membuka Taman Kanak-Kanak tahun ini. Alasannya ia ingin mendukung pemerintah yang tengah gencar menyosialisasikan TK. Yang jelas, bagi saya mendidik anak sungguh menyenangkan. Apalagi, sekarang ini sudah usia lanjut. Namun meski begitu, sepanjang badan ini sehat dan waktu ada saya mencoba mendidik anak-anak generasi penerus bangsa, ujarnya. (Wp-1/Slamet)
39

38

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Apa&siapa
emi cucu, Ibu Negara Ani Yudhoyono harus mengalah saat menonton televisi. Ia rela mengganti saluran televisi dengan acara anak-anak yang baik untuk perkembangan cucunya, Almira Tungga Dewi. Anak usia dini itu sangat pandai meniru. Apa yang ia lihat di televisi bisa ia tiru, jadi berilah tontonan yang baik sebagai stimulus yang baik, ujar Ibu Negara saat dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Nasional beberapa waktu lalu. Menurut Ibu Negara, salah satu hal yang menyebabkan PAUD itu penting adalah karena pengalaman anak pada tahun-tahun pertama kehidupannya akan menentukan karakter sang anak kelak, dan apakah si anak ini mampu mengatasi tantangan dalam kehidupannya. Anak-anak yang yang mengikuti pendidikan usia dini akan memiiki prestasi praakademik yang lebih baik, Ibu Ani menjelaskan. Jelaslah bahwa PAUD adalah basic education yang tidak bisa diabaikan dan harus mendapat perhatian dari pemerintah, tegasnya. Ibu Negara juga mengingatkan agar tidak lupa melibatkan peran ibu secara aktif. Kalau hal ini bisa dilakukan, target 75 persen pada 2015 bisa direalisasikan, Ibu Ani menekankan. Dikatakan Ani, keluarga adalah pihak yang terdekat dengan anak-anak. Oleh karenanya, keluarga harus menjadi stimulus bagi anak-anak sebelum ia melangkah ke jenjang PAUD. Bahkan selama belajar di PAUD, pendampingan keluarga, utamanya Ibu, menjadi amat penting. Ani juga menyampaikan bahwa orang tua diharapkan ikut berperan serta dalam kegiatan PAUD, sehingga dapat mengetahui apa yang diarahkan di PAUD, sehingga apa yang diterapkan di rumah tidak bertabrakan dengan apa yang diarahkan di PAUD. Terkait pengukuhannya sebagai Bunda PAUD, Ibu Negara berjanji, predikat Bunda PAUD Tingkat Nasional yang disandangnmya secara resmi mulai Senin ini tidak berhenti sebagai simbol saja. Saya berjanji untuk bekerja keras memajukan PAUD di Indonesia yang memanbg penting. Semoga semangat saya ini disambut semua pihak yang peduli dan terkait memajukan layanan PAUD di Indonesia, katanya. (wp-7)

Fadly Arifuddin Isi Liburan dengan Konser Amal


kapanlagi.com

Ibu Negara, Mengalah Demi Cucu

vivanews.com

Novita Angie, Jadi Ibu yang Tarik Ulur

Mendikbud: Bersyukurlah Jadi Orang Indonesia


enteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan bahwa rakyat Indonesia sepatutnya bersyukur menjadi orang Indonesia. Mengapa kita menjadi orang Indonesia pasti tersimpan rahasia Tuhan yang luar biasa, ujar Nuh. Menjadi orang Indonesia, kata Nuh, adalah hal yang istimewa. Ini karena menjadi orang Indoensia artinya menjadi bagian dari sekumpulan manusia yang jumlahnya amat banyak, lebih dari 240 juta. Hanya Cina, India, dan Amerika yang bisa menyaingi jumlah penduduk Indonesia, kata Nuh seraya tersenyum. Dengan kondisi ini, Indonesia pun berdemografis istimewa. Dari tahun 2010 hingga 2040, penduduk usia produktif di Indonesia mencapai jumlah yang luar biasa. Pada saat ini jumlahnya tertinggi di banding usia lainnya. Ini paling tidak artinya Tuhan memberikan kesempatan yang luar biasa bagi Indonesia untuk mempersiapkan 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045, kata Nuh. Pada 100 tahun kemerdekaan, Indonesia mempunyai cita-cita. Saat itu masyarakat Indonesia akan menjadi bangsa berkarakter serta sejahtera. Generasi yang akan mengisi tahun-tahun itu adalah anak-anak yang kini tengah menginjak usia emas. Merekalah yang kini diperjuangkan dalam Gerakan PAUD Nasional untuk mendapat pendidikan yang baik sejak dini. (wp-7)

esibukan sebagai penyiar radio dan presenter televisi tak jarang membuat Novita Angie harus rela meninggalkan dua anaknya, Jeremy Cornelius dan Jemima Jasmine, untuk bekerja. Ini bukan sesuatu yang mudah. Anak-anak sekarang sudah bisa protes kalau saya terlalu sering meninggalkan mereka, tukas beberapa waktu lalu. Sebagai orangtua, Angie mengaku bahwa ia ibu yang tarik ulur, dalam arti sesekali bersikap galak ketika anak-anak tidak mau menaati peraturan yang sudah dibuatnya, dan memanjakannya bila anak-anak sudah melakukan hal-hal yang baik. Bagi Angie sangat penting untuk menjadi orangtua yang tegas, yang tahu kapan harus menghukum atau memuji apa yang dilakukan anak. Sejak mereka kecil saya sudah mengajarkan aturan-aturan yang saya buat, jadi sampai sekarang mereka sudah mengerti akan aturan tersebut dan mentaatinya, tukasnya. Sampai sekarang Angie mengaku bahwa patuhnya anak-anak pada peraturan yang dibuatnya sebagian juga karena ia menyekolahkan anak-anak sejak dini. Saya sadar kalau pendidikan anak usia dini itu penting untuk melatih kedisiplinan, kepercayaan diri, dan meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya dengan orang lain, tukas istri dari Sapto Haryo Rajasa ini. Alhasil, kedua buah hatinya yang kini sudah duduk di bangku sekolah dasar memiliki kepercayaan diri, dan kedisiplinan diri yang dirasakan cukup baik oleh Angie. Meski demikian ia pun tak menampik bahwa orangtua punya peran paling penting untuk mendidik anak. (Kompas.com)

ika biasanya mengisi liburan hanya dengan bersenang-senang, Vokalis band Padi, Fadly Arifuddin melakukannya sambil beramal. Pada liburan tahun baru ini, Fadly pergi ke negeri kangguru, Australia . Tak sekedar berekreasi ke luar negeri, ia menggelar konser amal di Ceres Environment Park, Melbourne, Selasa (3/1/). Konser amal 'Anging Mammiri' yang digelar komunitas BugisMakassar di Melbourne ini untuk membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu di Makassar. Pada konser ini, diiringi band mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Australia, Fadly menyanyikan sepuluh lagu, di antaranya 'Indonesia Pusaka', 'Tanah Airku', serta beberapa lagu bandnya seperti 'Sahabat Selamanya' dan 'Seperti Kekasihku'. Menanggapi konser yang dihadiri 400 WNI ini, Fadly menyatakan kekagumannnya. "WNI di Melbourne ini solidaritasnya sangat tinggi, mereka sering saling mengunjungi satu sama lain. Mereka juga saling bantu seperti layaknya di kampung halaman sendiri," ujar vokalis asal Makassar ini. Selain manggung dalam konser amal di Melbourne, Fadly yang ditemani ibundanya juga berkesempatan mengunjungi kakaknya yang baru saja mendapat momongan baru. (dth)

kapanlagi.com

40

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

41

lensa

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melantik Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, dengan nama populer Reni Akbar Hawadi, pada hari Jumat, 27 Januari 2012. Mendikbud meminta Dirjen PAUDNI yang baru untuk menjiwai tugas barunya. Dari 29 juta anak-anak berusia nol hingga enam tahun, angka partisipasinya sekarang baru 58 persen, ditargetkan menjadi 75 persen pada 2015 mendatang.

PAMERAN PENDIDIKAN SRIWIJAYA INTERNATIONAL EXPO 2011 PALEMBANG, 12-20 NOVEMBER 2011 Akhir tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Sea Games XVII yang bertempat di Kota Jakarta dan Palembang. Perhelatan akbar tiga tahun sekali di bidang olahraga ini diikuti oleh negara-negara di Asia Tenggara. Dalam momen besar ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) berpatisipasi dalam Pameran Pendidikan Sriwijaya Internasional Expo 2011 di Palembang. Ajang ini dimanfaatkan untuk menyosialisasikan program-program dan kebijakan PAUDNI. Masyarakat yang berkunjung pun cukup antusias mendapatkan informasi tersebut.

42

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

43

lensa

Anak-anak, jika kecerdasannya dilatih sedini mungkin, akan membuat perkembangan inteligensinya lebih baik. Untuk merangsang kecerdasan tersebut maka diperlukan Alat Permainan Edukatif (APE). Mainan ini memiliki nilai-nilai pendidikan tentunya. Namun, satu yang juga tidak boleh dilupakan adalah keamanan, terutama dari segi kandungan racun yang banyak terdapat pada mainan plastik. Ini berbahaya bagi usia dini, karena mereka suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut, sedangkan mereka belum memiliki antibodi yang cukup kuat untuk melawan racun yang masuk ke tubuhnya. Dusun Pandes, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul merupakan salah satu masyarakat yang masih membuat berbagai mainan tradisional. Meski sudah tergusur oleh mainan plastik asal China, masih banyak warga dusun yang setia membuat mainan kertas di sela-sela kesibukannya sebagai petani. mereka membuat mainan dari bahan kertas bekas dan bambu seperti othok-othok, payung kertas, wayang kertas dan angkrek untuk dijual di sekitar Yogyakarta dengan harga Rp1.000 - Rp2.000/buah.

44

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

45

ensiklopaudni SATUAN PENDIDIKAN


Satuan pendidikan. Satuan pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diartikan sebagai kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Kata kunci sebuah satuan pendidikan adalah menyelenggarakan pendidikan, yang artinya kelompok layanan pendidikan yang tidak sedang menyelenggarakan pendidikan tidak dapat disebut dengan satuan pendidikan. Satuan-satuan pendidikan yang dikenal dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, satuan pendidikan tinggi, satuan pendidikan nonformal dan satuan pendidikan informal. Satuan pendidikan anak usia dini. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas: (1) Taman Kanak-kanak (TK); (2)Raudatul Athfal (RA); (3)Bentuk lain yang sederajat TK/RA (Dalam Peraturan pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, disebutkan yang termasuk dalam bentuk lain lain yang sederajat TK/RA adalah Bustanul Athfal (BA), Tarbiyatul Athfal (TA), Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKQ), Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), Adi Sekha, dan Pratama Widyalaya); (4)Kelompok Bermain (KB); (5)Taman Penitipan Anak (TPA); (6) Bentuk lain yang sederajat KB/TPA (Dalam perkembangannya, bentuk lain yang sederajat KB/TPA antara lain: Pos PAUD, PAUD Berbasis TPQ (PAUD-TPQ), PAUD Berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen (PAUD-PAK), dan PAUD Berbasis Bina Iman Anak (PAUD-BIA). Bentuk lain yang sederajat KB/TPA atau sering juga disebut satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang sejenis adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia nol sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan di lembaga keagamaan yang ada di masyarakat); (7)Pendidikan Keluarga (PAUD di keluarga); dan (8)PAUD yang diselenggarakan oleh lingkungan. Satuan pendidikan dasar. Satuan Pendidikan Dasar terdiri atas: (1)Sekolah Dasar (SD); (2)Madrasah Ibtidaiyah (MI); (3)Bentuk lain yang sederajat SD/MI: Program Paket A (Selain program Paket A, pendidikan yang diakui setara dengan SD/MI adalah pendidikan diniyah dasar, sekolah dasar teologi Kristen (SDTK), adi widyalaya, dan culla sekha); (4)Sekolah Menengah Pertama (SMP); (5)Madrasah Tsanawiyah (MTs); dan (6) Bentuk lain yang sederajat SMP/MTs: Program Paket B (Bentuk lain yang sederajat dengan SMP dan MTs antara lain Paket B, pendidikan diniyah menengah pertama, sekolah menengah pertama teologi Kristen (SMPTK), madyama vidyalaya (MV), dan majjhima sekha). Satuan pendidikan menengah. Satuan Pendidikan Menengah terdiri atas: (1)Sekolah Menengah Atas (SMA); (2)Madrasah Aliyah (MA); (3)Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); (4)Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); dan (5) Bentuk lain yang sederajat: Program Paket C dan Paket C Kejuruan. Satuan pendidikan tinggi. Satuan Pendidikan Tinggi terdiri atas: (1)Akademi; (2)Politeknik; (3) Sekolah Tinggi; (4)Institut; dan (5)Universitas. Satuan pendidikan nonformal. Satuan Pendidikan Nonformal terdiri atas: (1)Lembaga Kursus; (2)Lembaga Pelatihan; (3)Kelompok Belajar; (4)Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat; (5)Majelis Taklim; dan (6)Satuan pendidikan yang sejenis (seperti halnya pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan nonformal yang sejenis pun mengalami perkembangan, antara lain dengan munculnya Rumah Pintar dan Balai Belajar Bersama). Satuan pendidikan informal. Satuan Pendidikan Informal tidak disebutkan secara spesifik, dalam Sistem Pendidikan Nasional hanya disebutkan sebagai pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Dengan mengacu pada definisi ini, homeschool atau sekolahrumah dapat dikelompokkan dalam satuan pendidikan informal. Taman Kanak-kanak (TK). Taman Kanakkanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. Tujuan: menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Peserta Didik: anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini, yang dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat Raudatul Athfal (RA). Raudhatul Athfal adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. Tujuan: menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada taman kanak-kanak. Peserta Didik: anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini, yang dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat. Kelompok Bermain (KB). Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak. Tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak usia 2 (dua) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini, dalam konteks bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia, pembelajaran sosial dan kepribadian, pembelajaran estetika, pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi Taman Penitipan Anak (TPA). Taman Penitipan Anak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia nol sampai enam tahun dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak. Tujuan: [a] membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini, dalam konteks bermain sambil belajar dalam rangka pembelajaran agama dan ahlak mulia, pembelajaran sosial dan kepribadian, pembelajaran estetika, pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dan dalam rangka merangsang minat kepada ilmu pengetahuan dan teknologi Pos PAUD. Pos PAUD adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu. Tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini. Ciri Khusus: diselenggaraan 1-3 hari per minggu PAUD Berbasis TPQ (PAUD-TPQ). PAUD Berbasis TPQ (PAUD-TPQ) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b] mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini. PAUD Berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen (PAUD-PAK). PAUD Berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen (PAUD-PAK) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan Pelayanan Anak Agama Kristen. Tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b] mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini. PAUD Berbasis Bina Iman Anak (PAUD-BIA). PAUD Berbasis Bina Iman Anak (PAUDBIA) adalah bentuk layanan pendidikan anak usia dini yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan Bina Iman Anak. Tujuan: [a]membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan [b]mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, estetis, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Peserta Didik: anak sejak lahir sampai dengan enam tahun. Program: Pendidikan Anak Usia Dini Lembaga Kursus. Kursus dan pelatihan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian profesional. Kursus dan pelatihan dikembangkan melalui sertifikasi dan akreditasi yang bertaraf nasional dan internasional. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan: menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat untuk: [a]memperoleh keterampilan kecakapan hidup; [b] mengembangkan sikap dan kepribadian profesional; [c]mempersiapkan diri untuk bekerja; [d]meningkatkan kompetensi vokasional; [e]mempersiapkan diri untuk berusaha mandiri; dan/atau [f]melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Peserta Didik: Peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar dengan pendidikan formal dan yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan memperoleh ijazah sesuai dengan program yang diikutinya. Akreditasi: Lembaga kursus dan lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal dan/atau lembaga akreditasi lain dapat menyelenggarakan uji kompetensi kepada peserta didik dan memberikan sertifikat kompetensi kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi. Peserta didik yang telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di lembaga kursus dan lembaga pelatihan dapat mengikuti ujian kesetaraan hasil belajar dengan pendidikan formal dan yang telah memenuhi syarat dan/atau lulus dalam ujian kesetaraan memperoleh ijazah sesuai dengan program yang diikutinya. Program: Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Kepemudaan, Pendidikan Keterampilan Kerja, Pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.

46

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

Tahun XV | Edisi I Tahun Tahub 2012 | Warta Paudni

47

48

Tahun XV | Edisi I Tahun 2012 | Warta Paudni

You might also like