You are on page 1of 6

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEEFEKTIFAN METODE SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) DENGAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN RENCANA ASUHAN

KEPERAWATAN (The Relationship between Students Perceptions about the Effectiveness of Small Group Discussion Method (SGD) and Students Ability in Arranging Nursing Care Plans) Nurul Hikmatul Qowi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax.(031)5913257 Email: nurulqowi@gmail.com ABSTRACT Introduction: Nursing students had to be able to arrange nursing care plans correctly for developing the quality of nursing care in the future. Airlangga University Nursing Faculty students were not sure whether the nursing care plans they had prepared were in accordance with the standards of nursing care plan. The aim of this study was to analyze the relationship between students perceptions about the effectiveness of Small Group Discussion (SGD) and the students ability in arranging nursing care plans using Zimmermans social cognitive theory approach. Method: This study was a descriptive study which used cross sectionals approach survey design. The populations used were regular students of 2010 class A. The numbers of sample were 50 respondents using simple random sampling technique. The variables in this research were students' perceptions about the effectiveness of the Small Group Discussion method (SGD) and the ability in arranging nursing care plans. Data were collected by giving questionnaires about students perception and a form of nursing care plan to the students after learning activities using Small Group Discussion method. Data were analyzed using Spearmen's rho correlation test with a significance level of p <0.05. Result and Analysis: the results showed that students' perceptions did not have a significant relationship with the students ability to arrange nursing care plans. This was proved by the results of the correlation test which revealed p = 0.459 and r = 0.107. Discussion : The result of the research which shows unrelated correlation between two variables can be influenced by several factors such as the behavior of cheating, the completeness in filling nursing care form, and the self-regulated learning ability of the respondents. Therefore, it is necessary to develop this research with asses the students motivation of SGD method by considering the same measurement time, the completeness in filling nursing care form Keywords: Nursing Care Plans, Small Group Discussion, Students Perception PENDAHULUAN Menghadapi era globalisasi ini, institusi keperawatan harus melakukan upaya peningkatan kualitas lulusannya melalui perubahan strategi pemahaman asuhan keperawatan berdasarkan standar praktik dan etika keperawatan (Nursalam, 2011). Pengembangan prinsip-prinsip belajar yang berorientasi pada masa depan dengan menjadikan mahasiswa sebagai subjek dalam belajar atau yang biasa dikenal dengan metode Student Centered Learning (SCL) merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan. (Kumalasari, Irenewatty, & Aman, 2007). Metode pembelajaran SCL yang sering digunakan di Fakultas Keperawatan dalam pembahasan asuhan keperawatan yaitu Small Group Discussion (SGD). Proses diskusi yang terjadi antar mahasiswa pada metode SGD akan memudahkan mahasiswa dalam memahami topik masalah (Arjanggi & Suprihatin, 2010). Pada faktanya, luaran yang diharapkan dari metode SGD ini belum sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, yaitu mahasiswa dapat menyusun asuhan keperawatan dengan benar. Hal ini dibuktikan dengan data dari 50 mahasiswa reguler yang menyebutkan hampir 50% mahasiswa Fakultas Keperawatan mengatakan belum mengetahui cara penyusunan asuhan keperawatan yang benar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 50 mahasiswa reguler di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga pada Bulan Februari 2013 dengan menggunakan angket, persepsi umum mahasiswa menyatakan 48% belum mengetahui cara menyusun asuhan keperawatan yang benar. Disamping itu, 82% mahasiswa mengaku belum yakin bahwa asuhan keperawatan yang pernah disusun sudah sesuai dengan standar yang ada. Hal ini tentunya akan memberikan dampak pada mahasiswa profesi, berdasarkan hasil survey pada 15 mahasiswa profesi angkatan 2008 pada Bulan Maret dengan menggunakan angket, secara umum mahasiswa mengatakan 60% masih ragu-ragu bahwa asuhan keperawatan yang disusun sudah sesuai dengan standar. Hasil studi pendahuluan pada 50 orang mahasiswa reguler terkait persepsi umum tentang keefektifan SGD menunjukkan 82% mahasiswa Fakultas Keperawatan menyatakan metode SGD tidak efektif dalam pembelajaran asuhan keperawatan. Menurut Hadis (2006) menyatakan bahwa reaksi positif dan negatif mahasiswa terhadap materi pembelajaran akan bergantung pada metode pembelajaran yang digunakan. Jika seorang mahasiswa mendapatkan hal positif dari metode pembelajaran tersebut, maka ia akan mengikuti proses pembelajaran dengan senang, begitu juga sebaliknya. Reaksi positif atau negatif ini akan tampak dari perilaku belajar mahasiswa. Perilaku belajar akan mempengaruhi keefektifan SGD, semakin baik perilaku belajar kelompok maka akan meningkatkan keefektifan metode pembelajaran SGD (Istadi, 2011). Pada proses pembelajaran yang kurang efektif, output yang dihasilkan pun kurang maksimal, kualitas lulusan tidak sesuai dengan harapan stakeholder, dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Menurut Zimmerman (1989), keputusan mahasiswa untuk menggunakan strategi belajar tertentu akan bergantung pada penilaiannya/ persepsi terhadap manfaat yang diperoleh. Persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran akan mempengaruhi kemampuan metakognitif, sehingga mahasiswa akan mencari strategi-strategi pembelajaran baru yang dapat memunculkan behaviour self reaction/ perilaku belajar. Pada studi pendahuluan yang telah dijelaskan di

atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa memiliki persepsi yang negatif tentang keefektifan metode Small Group Discussion. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian secara ilmiah untuk membuktikan apakah ada hubungan persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode Small Group Discussion (SGD) dengan kemampuan penyusunan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori Zimmerman. BAHAN DAN METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa reguler angkatan 2010 kelas A Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga dengan jumlah 57 mahasiswa. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan didapatkan besar sampel sebanyak 50 mahasiswa. Penelitian dilaksanakan pada 2-22 Mei 2013. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode Small Group Discussion (SGD) dan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan. Instrumen penelitian untuk mengukur persepsi mahasiswa tentang keefektifan SGD yaitu kuisioner persepsi mahasiswa tentang teknik pembelajaran oleh Jalgaonkar, Sarkate, & Tripathi (2012). Kuisioner menggunakan sistem checklist dengan skala likert yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Kuisioner ini terdiri dari 15 pernyataan yang meliputi persepsi umum mahasiswa tentang SGD interaksi antar mahasiswa dan mahasiswa-dosen, manfaat yang dirasakan mahasiswa dari metode SGD, serta peran dosen sebagai fasilitator. Kuisioner yang digunakan sudah melalui uji validitas dan reliabilitas dan kuisioner dinyatakan valid dan reliable. Sedangkan instrumen untuk mengukur kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan yaitu modifikasi lembar observasi Standar Asuhan Keperawatan (SAK) menurut Depkes (1995). Instrumen terdiri dari 27 pernyataan dengan tiga aspek penilaian, yaitu lengkap, akurat dan nyata, serta relevan. Instrumen menggunakan sistem checklist dengan pemberian skor 1 pada poin yang diisi secara benar. Data dikumpulkan melalui pembagian kuisioner persepsi mahasiswa dan

form asuhan keperawatan setelah proses pembelajaran dengan metode Small Group Discussion. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearmans Rho dengan tingkat signifikasi < 0,05 untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang diteliti. Dari hasil perbandingan akan ditentukan hipotesa di terima atau ditolak. Apabila hasil uji statistik dengan Spearman Rho menunjukkan p , maka hipotesa nol ditolak dan hipotesa alternatif diterima. HASIL Berdasarkan hasil pengumpulan data pada 50 responden, didapatkan 28 responden (56%) mempunyai persepsi negatif tentang keefektifan SGD dan 22 responden (44%) mempunyai persepsi positif. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan aspek lengkap, akurat, dan relevan menunjukkan bahwa 22 responden (44%) memiliki kemampuan baik pada aspek lengkap, dan hanya terdapat 1 responden (2%) memiliki kemampuan baik pada aspek akurat. Kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan pada aspek pengkajian, dignosa, dan perencanaan menunjukkan bahwa 13 reponden (26%) memiliki kemampuan baik pada aspek pengkajian, dan tidak ada satupun mahasiswa dengan kemampuan baik pada aspek perencanaan. Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode SGD (Small Group Discussion) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan, dengan nilai p=0,459

PEMBAHASAN Persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode SGD sebagian besar menunjukkan persepsi negatif. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu kepribadian dan penerimaan diri serta keadaan individu pada suatu waktu tertentu (Walgito, 2005). Persepsi negatif mahasiswa disebabkan oleh penerimaan yang buruk terhadap metode SGD. Berdasarkan hasil observasi tabulasi data, dapat diketahui bahwa mahasiswa cenderung mengisi dengan jawaban jarang, yaitu pada 8 dari 15 pernyataan dan pada subtema manfaat yang dirasakan mahasiswa dari metode SGD. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi negatif terjadi karena mahasiswa masih belum bisa merasakan manfaat dari metode SGD. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun rencana asuhan keperawatan dilihat dari skor total sebagian besar menunjukkan cukup. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahamannya terkait topik yang dibahas (Walton, 2007). Luaran yang diharapkan dari metode pembelajaran dengan metode SGD ini sesuai dengan harapan, yaitu mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan keperawatan (kategori cukup). Oleh karena itu, perlu dilakukan optimalisasi metode SGD ini untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, yaitu mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun rencana asuhan keperawatan. Mahasiswa dengan kemampuan baik dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan lebih banyak didapatkan pada aspek lengkap, sedangkan pada aspek akurat, hanya 1 responden yang memiliki kategori baik. Data lengkap merupakan data yang dicatat secara terperinci, sedangkan data akurat yaitu data yang memiliki nilai akurasi

Tabel 1. Tabulasi silang hubungan persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode SGD (Small Group Discussion) dengan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan (skor total).
Persepsi Mahasiswa Positif Negatif Total Kemampuan Penyusunan Rencana Asuhan Keperawatan Skor Total Baik Cukup Kurang % % % 3 6 17 34 2 4 6 12 19 38 3 6 9 18 36 72 5 10 Uji Korelasi spearmans rho (r) = 0.107 p = 0.459 Total 22 28 50 % 44 56 100

yang tinggi dan valid (Syahrun, 2005). Metode SGD dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa (Walton, 2007). Penurunan jumlah mahasiswa dengan kemampuan baik pada aspek akurat dapat terjadi karena kemampuan berfikir kritis mahasiswa yang kurang. Kemampuan mahasiswa dengan kategori baik dalam menyusun rencana asuhan keperawatan lebih banyak didapatkan pada aspek pengkajian, sedangkan pada aspek perencanaan, tidak ada mahasiswa yang memiliki kemampuan baik. SGD dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk mengumpulkan dan menyajikan informasi (Walton, 2007). Adapun peran mahasiswa dalam Student Centered Learning (SCL) yaitu belajar secara aktif, termasuk berfikir kritis seperti melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi (Sub Direktorat Kurikulum dan program Studi (KPS), 2008). Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyajikan data cukup baik, sedangkan kemampuan analisis mahasiswa perlu ditingkatkan kembali. Tabel 1. menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode SGD tidak memiliki hubungan dengan penyusunan rencana asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Sumini (2010) menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara persepsi terhadap metode pembelajaran dan bimbingan akademik dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan) mahasiswa (akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo). Penelitian ini pada dasarnya akan mendapatkan hasil yang sama seperti penelitian sebelumnya, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu perilaku menyontek mahasiswa, kelengkapan pengisian form asuhan keperawatan, serta kemampuan self regulated learning mahasiswa. Berdasarkan data demografi responden, terdapat 7 responden dengan perilaku menyontek dalam mengerjakan tugas. Perilaku menyontek juga dapat diidentifikasi pada form asuhan keperawatan. Hasil observasi menyatakan bahwa terdapat 6 responden dengan perilaku menyontek aspek pengkajian, 11 responden pada aspek diagnosa, dan 8 responden pada aspek perencanaan. Mahasiswa yang memiliki perilaku menyontek

akan mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki (Friyatmi, 2011). Perilaku menyontek ini dibuktikan oleh responden nomor 21 dan 22 yang mendapatkan nilai sama pada aspek perencanaan, yaitu 55,5% dengan letak kesalahan serta redaksional perencanaan yang sama. Kelengkapan pengisian form asuhan keperawatan terdapat pada aspek pengkajian, diagnosa, dan perencanaan. Penulisan kata tidak terkaji pada item yang tidak disebutkan di studi kasus merupakan bagian dari kelengkapan aspek pengkajian. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada form asuhan keperawatan, hanya 8 dari 50 responden yang menuliskan tidak terkaji, 1 responden yang tidak mengisi lengkap aspek diagnosa, dan 11 responden pada aspek perencanaan. Responden yang tidak mengisi secara lengkap akan mendapatkan pengurangan nilai. Dokumentasi keperawatan yang lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan dan pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal (Ardika, 2012). Pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya yaitu pengetahuan (Rahim, 2009). Apabila dokumentasi keperawatan dianalogikan dengan rencana asuhan keperawatan, maka kelengkapan pengisian form asuhan keperawatan berdampak pada tingginya kualitas rencana asuhan keperawatan. Responden dengan form asuhan keperawatan yang lengkap memiliki kemampuan baik dalam menyusun rencana asuhan keperawatan. Pengetahuan responden dapat mempengaruhi kelengkapan data yang disajikan. Hal ini dibuktikan dengan alasan responden tidak menuliskan tidak terkaji yaitu dari 18 responden, 25% mengatakan tidak memahami kasus, 31% mengatakan tidak mengetahui aturan pengisian form asuhan keperawatan. Berdasarkan tabel 1. terdapat 12% responden dengan persepsi negatif dan memiliki kemampuan baik dalam menyusun rencana asuhan keperawatan dan 4% responden dengan persepsi positif dan memiliki kemampuan kurang. Menurut Mayasari, Mustamiah, & Warni (2010) menyatakan bahwa pada persepsi negatif menyebabkan perilaku belajar yang negatif pula, begitu juga sebaliknya. Mahasiswa

dengan Self Regulated Learning baik akan mengatur waktunya dan melakukan hal-hal positif untuk mendapatkan nilai yang baik (Kreber, 2003). Mahasiswa dengan Self Regulated Learning baik cenderung mendapatkan nilai yang tinggi. Sedangkan pada mahasiswa dengan Self Regulated Learning kurang akan mendapatkan nilai yang rendah (Wangid, Sugiyatno, dan Purwanti, 2011). Mahasiswa dengan Self Regulated Learning baik akan termotivasi untuk meningkatkan perilaku belajarnya meskipun ia mempersepsikan negatif pada metode pembelajaran yang digunakan. Sebaliknya, pada mahasiswa dengan Self Regulated Learning kurang, upaya untuk mencapai tujuan belajarnya akan sebanding dengan persepsinya terhadap metode pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Persepsi negatif tentang keefektifan metode Small Group Discussion (SGD) dan kemampuan cukup dalam menyusun rencana asuhan keperawatan lebih banyak didapatkan pada responden. Persepsi mahasiswa tentang keefektifan metode SGD ini tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan Saran Peneliti memberikan saran kepada institusi untuk melakukan evaluasi pelaksanaan metode SGD secara obyektif, mengoptimalkan proses diskusi di kelas untuk meningkatkan softskill dan kemampuan analisis dan berfikir kritis mahasiswa, serta melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah disusun mahasiswa dengan penilaian pada aspek lengkap, akurat, dan relevan. Adapun saran untuk peneliti selanjutnya yaitu mengembangkan penelitian ini dengan mengkaji motivasi mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode SGD dengan kemampuan penyusunan rencana asuhan keperawatan DAFTAR PUSTAKA Ardika, Ryco Giftyan 2012, Hubungan antara pengetahuan perawat tentang rekam medis dengan kelengkapan pengisian catatan keperawatan, Media Medika Muda. Vol. 1. Diakses 21 Juni 2013, <http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/medico/article/ view/1524/> Arjanggi, R., & Suprihatin, T 2010, Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi diri, Makara, Sosial Humaniora, vol. 14, no. 2, hal. 91-97. Depkes RI 1995, Standar pelayanan rumah sakit, Departemen Kesehatan, Jakarta. Friyatmi 2011, ,Faktor-faktor penentu perilaku mencontek di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi UNP, Diakses pada 12 Juni 2013, <http:// lib.law.ugm.ac.id Home Vol 7, No 2 (2011)/>. Hadis, A 2006, Psikologi dalam pendidikan (Sangat penting untuk: dosen, guru, mahasiswa,orangtua, masyarakat, dan pemerhati pendidikan), Alfabeta, Bandung. Istadi, Y 2011, Hubungan antara dimensi perilaku belajar kelompok dengan keefektifan kelompok tutorial PBL, diakses 14 Februari 2013, <http://journal.unissula.ac.id Home Vol 49, No 125 (2011) Istadi>. Jalgaonkar, SV, Sarkate, PV, & Tripathi, RK 2012, Students perception about small group teaching techniques: role play method and case based learning in pharmacology, Education in Medicine Journal, hal. e13-e18. Diakses 7 Maret 2013, <EBSCOhost.com> Kreber, C 2003, The relationship between student course perception and their approaches to studying in undergraduate science courses: A Canadian experience, Higher Education Research and Development, Vol. 22, No. 1, Hal. 57-75. Diakses pada 13 Juni 2013, <http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10 .1080/0729436032000058623#.UbkJxN hefMw/> Kumalasari, D, Irenewatty, T, & Aman 2007, Pengembangan metode Small Group Discussion untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah Asia Barat lama di program studi pendidikan sejarah FISE UNY, diakses 14 Februari 2013, http://staff.uny.ac.id/sistem/files/peneliti an/Dr.%20Aman...Pd./B-18.pdf

Mayasari,M, Mustamiah, D, Warni, W 2010, Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dosen dengan kecenderungan prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi universitas hang tuah Surabaya, INSAN, Vol. 12, No. 02, diakses 27 Februari 2013, <http://www. journal.lib.unair.ac.id Home Vol 12, No 2 (2010) Mayasari> Nursalam 2011, Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan professional edisi 3, Salemba Medika, Jakarta. Rahim, Abd 2009, Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Psikologis Dan Organisasi Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Instalasi Rawat Inap RSU Daerah Dr. Zainoel Abidin Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Medan, diakses pada 21 Juni 2013. <http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/6758/1/09E00782.pdf> Sub Direktorat Kurikulum dan Program Studi (KPS) 2008, Buku panduan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan tinggi, diakses 14 Februari 2013, http://dikti.go.id/files/atur/PanduanKBK -Dikti2008.pdf. Sumini 2010, Hubungan antara persepsi terhadap metode pembelajaran dan bimbingan akademik dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan

kebidanan IV (patologi kebidanan) mahasiswa (akademi kebidanan harapan mulya ponorogo), Diakses pada 12 Juni 2012, <http:// http://pasca.uns.ac.id/en/?p=1197/> Syahrun 2005, Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Samarinda, Skripsi Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya Walgito, B 2002, Pengantar psikologi umum, Andi Offset, Yogyakarta. Walton, H 2007, Small group methods in medical teaching. Medical Education, hal. 459-464. Diakses 13 Februari 2013, <http://www.bumc.bu.edu> Wangid, Muhammad Nur, Sugiyatno Purwanti, Isti Yuni 2011, Pengembangan Self Regulated Learning Melalui CD Interaktif Untuk Menunjang Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, Diakses 2 Juli 2013, http://staff.uny.ac.id/.../Pengembangan% 20SRL%20melalui%20CD%20Interaksi / Zimmerman, B 1989, A Sosial cognitive view of Self Regulated Academic Learning, Journal of Educational Psychology, hal. 1-23. Diakses tanggal 11 Maret 2012, <http://EBSCOHost.com/>

You might also like