You are on page 1of 14

Tulang

Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa
otot.
Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan persendian tulang.
TULANG
Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan (KARTILAGO)
dan tulang keras (= tulang/OSTEON).
Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (KONDROSIT) yang
mensekresikan matriks (KONDRIN) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari
mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang
dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal dari selaput tulang rawan
(PERIKONDRIUM) yang banyak mengandung KONDROBLAS (pembentuk kondrosit).
Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga.
Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki
rongga yang akan terisi oleh OSTEOBLAS (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk
osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut
saraf membentuk SISTEM HAVERS. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang
menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau OSIFIKASI. Jenis osifikasi adalah DESMAL
dan KONDRAL. Kondral meliputi PERIKONDRAL dan ENKONDRAL.
Tulang Keras atau Osteon terbagi menljadi
- Tulang panjang (tulang pipa)
- Tulang pipih
- Tulang pendek
- Tulang pneumatika
Tulang Pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
- Bagian ujung yang disebut EPIFISE.
- Bagian tengah yang disebut DIAFISE.
Di pusatnya terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena aktivitas
OSTEOKLAS (perombak tulang).
- Di antara epifise dan diafise terdapat CAKRAM EPIFISE (DISCUS EPIPHYSEALIS).
Cakram ini kaya akan osteoblas dan menentukan pertumbuhan tinggi.

Sumsum Tulang ada dua jenis yaitu :


1. Sumsum tulang merah (MEDULLA OSSIUM RUBBA)
2. Sumsum tulang kuning (MEDULLA OSSIUM FLAVA)

Rangka
59
RANGKA
Tulang-tulang Vertebrata membentuk rangka dalam (ENDOSKELETON) yang berfungsi :
- Memberi bentuk tubuh.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Melindungi dan menegakkan tubuh.
- Sebagai tempat melekatnya otot rangka.
- Sebagai alat gerak pasif.
- Tempat pembentukan sel-sel darah (HEMOPOIESIS).
Endoskeleton pada manusia (vertebrata) dibagai menjadi 2 yaitu
- Kerangka sumbu tengkorak dan badan
- Kerangka apendiks anggota gerak
1. Kranium (tengkorak),
Meliputi :
NEUROCRANIUM (tengkorak pelindung otak)
SPHLANCHNOCRANIUM (tengkorak pembentuk wajah)

2. Badan,
Meliputi :
COLLUMNA VERTEBRALIS (tulang belakang)
STERNUM (dada)
COSTAE (iga)
COXAE (Wang pinggul)
GELANG BAHU

3. Apendiks
Meliputi :
tungkai depan/anggota gerak atas - bersambungan dengan gelang bahu tungkai
belakang/anggota gerak bawah - bersambungan dengan gelang pinggul.

Persendian

60
PERSENDIAN adalah hubungan antar tulang (ARTIKULASI)
MEMBRAN SINOVIAL (selaput sendi) adalah :
Selaput yang membungkus ujung-ujung tulang yang membentuk persendian.
Selaput ini menghasilkan MINYAK SINOVIAL yang berguna sebagai pelumas sendi.
ARTIKULASI terbagi atas 3 bentuk yaitu :
1. SINARTROSIS yaitu hubungan yang tidak memungkinkan adanya gerakan.
- SINKONDROSIS kedua ujung tulang dihubungkan dengan kartilago.
- SINFIBROSIS kedua ujung tulang dihubungkan dengan serabut.
2. AMFIARTROSIS yaitu hubungan yang memungkinkan terjadinya gerak yang terbatas
hubungan antara tulang rusuk dan tulang belakang.
3. DIARTROSIS yaitu hubungan yang memungkinkan adanya gerakan yang cukup besar.
- SENDI PELURU (ENDARTROSIS) : ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk
ke tulang lain yang berbentuk cekungan.
gelang pinggul.
- SENDI ENGSEL (GYNGLUMUS) : ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan.
siku, lutut.
- SENDI PUTAR (TROKOIDEA) : ujung rulang yang satu mengitari ujung rulang lain.
sendi antara hasta dan pengumpil.
- SENDI PELANA (SELLARIS) : kedua ujung tulang membentuk seperti pelana.
sendi pada tulang ibu jari dengan telapak tangan.
- SENDI OVOID/ELLIPS (ELLIPSOIDEA) : kedua ujung tulang berbentuk oval.
pergelangan tangan.

Otot

61
OTOT (MUSCULUS)

Macam otot

1. Otot polos gerakan tak disadari (INVOLUNTER)


2. Otot lurik = serat lintang gerakan disadari (VOLUNTER)
3. Otot jantung = MIOKARDIUM involunter
MIOGLOBIN adalah pigmen otot yang berfungsi mengikat oksigen.
BAGIAN-BAGIAN OTOT
- TENDON urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.
- VENTRIKEL empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
- ORIGO ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
- INSERSIO ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
- NORMOTROFI otot yang besarnya normal.
- ATROFI otot yang mengecil, lisut.
- HIPERTROFI otot yang membesar.
- DISKUS INTERKALARIS bagian khas otot jantung yang merupakan batas.
KARAKTERISTIK OTOT

a. KONTRAKTIBILITAS kemampuan untuk memendek


b. EKSTENSIBILITAS kemampuan untuk memanjang
c. ELASTISITAS kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau
memanjang
KERJA OTOT
- TONUS ketegangan akibat mengerutnya otot (kontraksi),
- TETANUS ketegangan maksimum yang terus menerus,
- FLEKSI membengkokkan > < EKSTENSI meluruskan,
- ABDUKSI menjauhi badan > < ADDUKSI mendekati badan,
- DEPRESI ke bawah > < ELEVASI ke atas,
- SUPINASI memutar telapak tangan menengadah > < PRONASI menelungkup.
MEKANISME GERAKAN OTOT
- AKTIN dan MIOSIN : protein khas dari otot.
- ASETILKOLIN : zat reseptor rangsang yang sangat peka.
- ATP - ADP - AMP : energi yang diperlukan untuk kontraksi otot.
Gambar 1 :
Keterangan : a. Otot, b. Serabut otot dengan intinya, c. Kumpulan serabut otot, d. Miofibril, e.
Zona H dan Z dari miofibril, f. Aktin dan miosin, g. Otot berelaksasi dan berkontraksi.
- FASE ANAEROB (KONTRAKSI)
ATP ADP + P + Energi
ADP AMP + P + Energi
Kreatinfosfat Kreatin + Fosfat + Energi
- FASE AEROB (pembentukan kembali ATP)
ATP yang habis digunakan selama fase anaerob dibentuk kembali dengan mendapat energi dari
hasil penguraian glukosa.
GLIKOGEN LAKTASIDOGEN GLUKOSA + ASAM LAKTAT
GLUKOSA CO2 + H2O + Energi
Asam Laktat = zat peleleh
O2 diambil secara cepat untuk mengoksidasi asam laktat sehingga orang yang kelelahan akan
terengah-engah
Gangguan Pada Sistem Gerak

62
GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
1. Gangguan pada rangka
- FRAKTURA patah tulang
- DISLOKASI pergeseran posisi sendi
- ANKILOSIS
- ARTRITIS infeksi sendi
- Kelainan ruas tulang belakang akibat kesalahan sikap duduk : SKOLIOSIS,
LORDOSIS & KIFOSIS.

2. Gangguan pada otot


- Kejang otot
- MIASTENIA GRAVIS
- Tetanus

3. Gangguan karena fisiologis


- RAKITIS kekurangan vitamin D ; kaki membentuk "X" atau "O"
- MIKROSEFALUS kekurangan kapur
- OSTEOPOROSIS kekurangan hormon kelamin
Zat Makanan

Struktur tubuh hewan dan manusia terdiri dari beberapa sistem organ tubuh. Sistem organ tubuh
tersebut saling berkaitan dan bekerja satu sama lain sehingga individu dapat hidup dengan baik.
Sistem organ tubuh yang penting pada hewan dan manusia antara lain
SISTEM ORGAN TUBUH TELAAH PADA MANUSIA
1. GERAK DAN SISTEM ALAT GERAK KINESIOLOGI
2. MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTEROLOGI
3. DARAH DAN SISTEM PEREDARAN DARAH HEMATOLOGI
4. EKSKRESI DAN SISTEM EKSKRESI NEFROLOGI
5. PERNAFASAN DAN SISTEM PERNAFASAN PULMONOLOGI
6. SISTEM SARAF DAN SISTEM KOORDINASI NEUROLOGI
7. DAN SISTEM HORMON ENDOKRINOLOGI
GASTROENTEROLOGI
Zat Makanan
Makanan sehat harus terdiri dari zat-zat nutrien (zat gizi) antara lain :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa
adalah 1 gram/kg.BB/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang
melalui ginjal dalam bentuk urea inilah yang disebut Nitrogen Balans.
Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus
didatangkan dari luar.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb.
Protein tidak menghasilkan energi
2. Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan
tubuh) dan penghasil energi yang besar (9 kal/g). Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah
0,5 - 1 gram/kg.BB/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4 kal/g). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam
bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
- Kalsium (Ca) Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses
penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan
rangsang oleh saraf. Kebutuhannya adalah 0,8 g/hari.
- Fosfor (P) Untuk membentuk matriks tulang, diperlukan dalam
pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat.
Kebutuhannya adalah 1 mg/hari.
- Besi (Fe) Merupakan komponen penting sitokrom (enzim
pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin.
Kebutuhannya adalah 15 - 30 mg/hari.
- Fluor (F) Untuk menguatkan geligi.
- lodium (I) Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin),
kekurangan unsur tersebut dapat terjadi sebelum atau
sesudah pertumbuhan berhenti
- Natrium & Klor (NaCl) Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya
adalah 1 g/hari.

5. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin
dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi.
Vitamin Yang Larut Dalam Air (Water Soluble Vitamins)
- B1 (Aneurin = Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus. Defisiensinya
Thiamin) menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis.
- B2 (Riboflavin = Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya akan
Laktoflavin) mengakibatkan Katarak, Keilosis.
- Asam Nikotin (Niasin) Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti pelagra. Defisiensi
akan menyebabkan Pelagra dengan gejala 3 D: Dermatitis, Diare,
Dimensia.
- B6 (Piridoksin = Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan
Adermin) Kontipasi (Sembelit).
Asam Pantotenat Defisiensi akan menyebabkan Dermatitis
PABA (Para Amino Untuk mencegah timbulnya uban
Asam Benzoat)
Kolin Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak pada hati.
Biotin (Vitamin H) Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit
Asam Folat Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi asam folat.
B12 (Sianokobalamin) Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa
Vitamin C (Asam Berfungsi dalam pembentukan sel, pembuatan trombosit.
Askorbinat) Defisiensi akan menimbulkan pendarahan gusi, karies gigi,
pendarahan di bawah kulit. Pada jeruk selain vitamin C
ditemukan pula zat Sitrin dan Rutin yang mampu menghentikan
pendarahan. Zat tersebut ditemukan olelj Sant-Gyorgi disebut
pula Vitamin P.

Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)


- Vitamin A (Aseroftol) Berfungsi dalam pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang sinar
pada saraf mata. Defisiensi awal akan menimbulkan gejala
Hemeralopia (rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik).
Kemudian pada mata akan timbul Bercak Bitot setelah itu mata
akan mengering (Xeroftalmia) akhirnya mata akan hancur
(Keratomalasi).
- Vitamin D Mengatur kadar kapur dan fosfor, (Kalsiferol = Ergosterol)
memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan
Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.
- Vitamin E (Tokoferol) Berperan dalam meningkatkan Fertilitas.
- Vitamin K (Anti Ditemukan oleh Dam dan Schonheydcr. Berfungsi dalam
Hemoragi) pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon dengan bantuan
bakteri Escherichia coli

Sistem Pencernaan Makanan

64
Alat Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah:

Mulut Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang
dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang
mengandung enzim Amilase (Ptyalin).

Lambung Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang
merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya.
Renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan Kasein (sejenis protein)
dalam susu.

Fungsi HCI Lambung :


1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi
merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

Usus Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang


mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.
Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus makanan
diabsorbsi. Usus memperluas bidang penyerapan dengan melakukan jonjot
usus (Villi).
Dalam usus besar (Kolon), air direabsorbsi serta sissa makanan dibusukkan
menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (Proses Defekasi).
Gangguan Dan Kelainan Sistem Pencernaan

Gangguan Sistem Pencernaan


• Apendikitis Radang usus buntu.
• Diare Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit) Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang
merangsang lambung.
• Parotitis Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan
infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,
infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan
feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain
ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare
dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi
dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak
diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang
mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan
mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan
lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan
berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak
lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis;
merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat
makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa
nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang
disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat
makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula
apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme
pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
rongga hidung faring trakea bronkus paru-paru (bronkiol dan alveolus).
Alat Pernafasan

76
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah
yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada
bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara
(pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan
mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing
yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen
dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian
yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis).
Gbr. Struktur paru-paru
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya
makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai


silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada
bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus
kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah
satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh
karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

Mekanisme Pernafasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
a. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.

Gambar 1
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada manusia
b. Pernapasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot


diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar
masuk.
2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali
ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Volume Udara Pernafasan


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
78
< Sebelum Sesudah >
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal
sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500
cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi
bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun
yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan
udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas
tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada
pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan
sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =
1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.
Skema udara pernapasan
Udara cadangan inspirasi1500
Udara pernapasan biasa
kapasitas total 500 kapasitas vital
Udara cadangan ekspirasi
1500
Udara sisa (residu)
1000

Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500
cc hingga sekitar 3500 cc.
Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus,
sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan.
Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut spirometer.

Gambar 1
Gambaran skematik spirometer
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
79
< Sebelum Sesudah >
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis
bahan makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja
ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya
membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan
lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar
0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang
atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi
alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah
(hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah Gbr. .Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus
merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa dan
hemin atau hematin yang mengandung unsur besi Pembuluh darah yang menyelubungi
dan globin yang berupa protein.
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan
reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2
(oksihemoglobin)
berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2
dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga
difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di
lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan
oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen
dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju
ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg
menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan
dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di
jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari
jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari
arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan?
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen.
Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan
dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7
cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia
berikut:
C02 + H20 (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi
4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase
(7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari
seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena
turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni.
Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

Energi Dalam Pernafasan


Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
80
< Sebelum Sesudah >
Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari ATP (Adenosin Tri Fosfat) yang
ada pada masing-masing sel. ATP berasal dari bahan-bahan karbohidrat yang diubah menjadi
fosfat melalui tiga tahapan. Mula-mula proses glikolisis oleh enzim glukokinase membentuk
piruvat pada siklus Glukosa (Tahap I) kemudian tahap II, yakni siklus krebs (TCA = Tri
Caboxylic Acid Cycle) kemudian tahap III, yakni tahap transfer elektron. Glikolisis terjadi di
sitoplasma, siklus krebs terjadi di mitokondria.
Ketiga tahap di atas dapat dilihat pada skema berikut ini.
Gangguan Pada Respirasi
Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
81
< Sebelum Sesudah >
Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau
jaringan tubuh; disebut asfiksi.
Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena infeksi
Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan
tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat
terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya
dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama
tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa,
misalnya polip, amandel, dan adenoid.
Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan pada
bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis.
Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis
penyebab penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam
alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada O2
dan CO2.
Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan terganggunya
pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga
lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker
dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena
susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

You might also like