Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
AMAL JAMALUDIN 200846500087 (Kelas O)
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. SASARAN DAN TUJUAN MASALAH
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran.
Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah praktisi pendidikan khususnya
bagi praktisi pendidikan luar biasa.
Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui teori emosi yang dikemukakan oleh James-Lange.
2. Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi yang
berkaitan dengan pendidikan.
3. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah hambatan Emosi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti
pengamatan dan berpikir.
b. Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
c. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Mengenai ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan
emosi pada orang dewasa sebagai berikut :
2. Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan
emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah
sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini:
a. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat
takut) menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga
seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk
menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.
b. Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara.
Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali
mungkin ia memaki-maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari.
c. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya
didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya
sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu
4
bahaya, "marah" dalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang
menjengkelkan.
d. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar
dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
3. Pertumbuhan Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada
tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses
belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia
hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa.
Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis
dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-
situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah
kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk
menangis dan meronta.
Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan
emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan
emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan,
sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain
dalam kebudayaan yang sama. Klineberg pada tahun 1938 menyelidiki
literatur-literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi
yang berbeda dengan cara-cara yang ada di dunia Barat. Ekspresi-ekspresi
itu antara lain :
a. Menjulurkan lidah kalau keheranan.
b. Bertepuk tangan kalau kuatir.
c. Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia.
5
tidak pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tidak akan takut pada tempat
gelap.
6
c. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang
mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup
(nervou ) dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri
hati.
e. suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa
kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap
dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
JENIS EMOSI PERUBAHAN FISIK
1 Terpesona 1 Reaksi elektris pada kuit
2 Marah 2 Peredaran darah bertambah cepat
3 Terkejut 3 Denyut janutng bertambah cepat
4 Kecewa 4 Bernafas Panjang
5 Sakit / Marah 5 Pupil mata membesar
6 Takut / Tegang 6 Air liur mengering
7 Takut 7 Bulu roma berdiri
8 Tegang 8 Pencernaan terganggu, otot-otot
menegang atau bergetar (tremor)
Takut
7
Rasa takut lain yang merupakan kelainan kejiwaan adalah kecemasan
(anxiety) yaitu rasa takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya.
Kecemasan yang terus menerus biasanya terdapat pada penderita-penderita
Psikoneurosis.
Khawatir
Kuatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang
jelas atau tidak ada obyeknya sama sekali. Kekuatiran menyebabkan rasa tidak
senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman. Kekuatiran seseorang untuk
melanggar norma masyarakat adalah salah satu bentuk kekuatiran yang umum
terdapat pada tiap-tiap orang dan kekuatiran ini justru positif karena dengan
demikian orang selalu bersikap hati-hati dan berusaha menyesuaikan diri dengan
norma masyarakat.
Cemburu
Gembira
Marah
8
aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-
ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah.
Motif
Ada beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu
pendapat mengatakan bahwa motif itu merupakan energi dasar yang terdapat
dalam diri seseorang. Sigmund Freud adalah salah seorang sarjana yang
berpendapat demikian. Tiap tingkah laku, menurut Freud didorong oleh suatu
energi dasar yang disebut instink-instink ini oleh Freud dibagi dua :
a. Instink kehidupan atau instink seksual atau libido, yaitu dorongan untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan keturunan.
b. Instink yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus
kepada kematian.
9
Tokoh-tokoh lain yang juga mengakui motif sebagai energi dasar antara lain
adalah:
a. Bergson dengan teori "elan vital" yang mengakui adanya faktor yang bersifat
non material yang mengatur tingkah laku.
b. McDougail dengan teori "bormic", yang mengatakan bahwa tingkah laku
ditentukan oleh hasrat, kecenderungan yang bekerjanya analog dengan
kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu. alam dan ilmu kimia.
Hal ini tidak terdapat pada hewan, misalnya, karena pada hewan ketidak
seimbangan-ketidak seimbangan yang timbul selalu sama dan waktu ke waktu
sampai hewan ini mati. Oleh karena itu lingkaran motivasi pada hewan bersifat
statis.
10
maka tidak akan terjadi tingkah laku. Hal ini disebabkan karena motif tidak saja
ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri individu, seperti faktor-faktor biologis,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
11
tubuh sebagai respon terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar.
Selain itu, gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi yang dialami oleh
individu, melainkan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian.
Seseorang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya, orang tersebut
susah karena menangis (Sunaryo, 2004).
Menurut James & Langei , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh
perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena
sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi
disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama
otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja
sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat
mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-
kira seabad yang lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange,
mengemukakan proses-proses terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor
fisik dengan urutan sebagai berikut:
1. Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan
emosi.
2. Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui
aktivitas fisik.
3. Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya
emosi secara khusus.
12
makanan selesai. Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf
parasimpatis sebagai bagian dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres,
asam lambung dihasilkan secara berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa
dipergunakan untuk mencerna makanan, menyebabkan peradangan pada
permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka.
Stres adalah suatu keadaan pikiran (jiwa) seseorang yang menimbulkan
emosi yang tidak menyenangkan, tidak enak, menekan, yang timbul dari
lingkungan dan tidak dapat atau sulit diatasi. Sires muneul karena keadaan
tersebut menekan terlalu berat dan orang tersebut tidak kuat menahannya.
Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm
Wundt (1832 - 1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa
timbul emosi, W. Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.
Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :
1. Senang - tak senang
2. Tegang - tak tegang
3. Semangat - tenang
Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama
pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh
kita antara lain :
1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah
3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4. Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.
5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
6. Liur : mengering kalau takut atau tegang.
7. Bulu roma : berdiri kalau takut.
8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9. Otot : Ketegangan dan ketakutan
menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah
dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
13
Menurut Wiliams James, faktor penting untuk timbulnya emosi adanya
perubahan-perubahan pada element-element visceral. Sedangkan Carl Lange pada
waktu yang hampir bersamaan mengemukakan bahwa emosi terjadi karena
perubahan-perubahan ruang yang terjadi pada system vasomotor (otot-otot). Jadi
kedua tokoh ini memiliki kesamaan pendapat yang menyatakan bahwa perubahan-
perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan karena adanya
perubahan-perubahan psikologis. Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan
perubahan-perubahan fisiologis dan perubahan-perubahan fisiologis menyebabkan
perubahan-perubahan fisiologis yang disebut dengan emosi. Dengan kata lain,
menurut James-Lange bukan tertawa senang, melainkan ia senang karena tertawa.
Dari kesamaan dan teori yang dikeluarkan oleh james-Lange, menghasilkan lima
tingkatan dalam proses emosi yang terdiri dari :
1. Situasi.
2. Persepsi tentang situasi.
3. Perubahan-perubahan dalam tubuh.
4. Perbuatan yang terlihat, misalnya melarikan diri dari bahaya.
5. Keadaan sadar dari emosi.
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Chatarina, Wahyurini & Yahya Ma’shum. 2006. Iiih … Emosi Banget Deh.
Jakarta : Pustaka Gramedia
Dirgagunarsa, singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara
Syaodih, Nana dan Moh. Surya. 1978. Pengantar Psikologi. Bandung: IKIP
www.kompas.com/kompas-cetak/0403/26/muda/933870.htm
www.library.gunadarma.ac.id/~backup/teorijameslange/
www.psikologi_kosong_empat.blogs.friendster.com/my_blog/2007/02/emosi_1de
finisi.html
www.portalkalbe/files/cdk/files/47_Faktorpsikogenikpadagangguannyeriperutpad
aanak81.pdf/47
www.siaksoft.net/index.php?option=com_content&task=view&id=2361&Itemid=
105
www.smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/apakah-gangguan-emosi.html
16
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………… 1
SASARAN & TUJUAN MASALAH ………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..…... 3
A. KONSEP DASAR EMOSI ………………………………………… 3
1. Definisi Emosi …………………………………………………... 3
2. Penggolongan Emosi ……………………………………………. 4
3. Pertumbuhan Emosi…………………………….……………….. 5
B. TEORI EMOSI JAMES-LANGE …..………………………………. 11
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 15
KESIMPULAN ………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 16
ii
17