You are on page 1of 4

PANGKAL KAYA

KERANGKA ACUAN PROJECT FILM SANGGAR ONENAME

L ATAR BELAKANG
Dalam kesehariannya anak menghabiskan waktu tidak hanya bersama dengan keluarga, sebagian besar waktu digunakan untuk belajar di sekolah serta bermain dan bergaul dengan temanteman di dalam lingkungannya. Lingkungan bisa membawa pengaruh positif dan pengaruh negatif terhadap perkembangan anak. Lingkungan sosial yang memberikan tidak sehat membuat anak rentan terhadap pengaruh negatif. Sebagai tempat mempelajari segala sesuatu untuk pertama kalinya, keluarga berperan memastikan situasi anak berada dalam situasi yang membantu dia belajar. Kedua orang tua berperan mendidik, mengarahkan dan membekali anak dengan sikap dan nilai moral baik yang kelak memampukan mereka meraih masa depan lebih baik. Keluarga adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarganya. Sebagian besar anak-anak di Indonesia hingga usia 18 tahun menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Oleh karena itu merancang dan membangun sebuah sistem dalam keluarga akan memfasilitasi tumbuh kembang anak, hingga kelak anak mempunyai karakter yang dapat dibanggakan. Selain keluarga, lingkungan juga turut menentukan perkembangan anak, Salah satu ancaman terbesar bagi anak yang bersumber dari lingkungan sekitar yang terkadang tidak disadari adalah bahaya konsumerisme, yaitu kesukaan akan membeli barang secara berlebihan dikarenakan dorongan dari luar. Kita tahu bahwa tidak ada kondisi lingkungan yang sepenuhnya ideal bagi anak, namun masih ada ruang-ruang yang dapat dirancang untuk meningkatkan kesadaran keluarga dan komunitas dalam membantu anak tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Upaya langsung dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan informasi terkait dengan tumbuh kembang anak melalui pendidikan maupun seminar-seminar. Upaya tidak

langsung dapat dilakukan melalui media populer seperti dongeng, buku atau film. Untuk mempromosikan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam melindungi anak dari pengaruh konsumerisme, Sanggar Anak Onename bermaksud memproduksi sebuah film bertema : Keluarga dan hidup hemat. Adapun pesan-pesan yang nantinya akan disampaikan adalah terkait dengan pentingnya pola asuh yang tepat bagi anak, gemar menabung dan berorganisasi semenjak kecil. Secara khusus sanggar Onename ingin mengkampanyekan hidup hemat pada anggotanya sehingga kelak para anggota memiliki pondasi yang kuat menjadi konsumen yang cerdas terbebas dari kegemaran mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan. Tentu saja upaya mewujudkan hidup hemat akan berakhir sia-sia tanpa dukungan dari berbagai pihak terutama dukungan dari komunitas dan keluarga dimana anak tersebut tinggal. Komunitas dan keluarga wajib memastikan bahwa anak memiliki tempat yang aman dan nyaman untuk berkarya dan berkreasi di lingkungan tempat tinggalnya.

T UJUAN U MUM
Mempromosikan peran keluarga sebagai tempat belajar pertama dan terutama bagi anak yang mempengaruhi masa depan anak

T UJUAN KHUSUS
Mempromosikan hidup hemat melalui gerakan gemar menabung kepada anak secara umum dan khususnya bagi anggota sanggar. Mempromosikan kepada anak dan penonton tentang sikap tidak malu, tidak malas dan tidak takut mewujudkan impian yang ingin mereka raih Mengajak anak mencintai buku-buku yang mengandung nilai moral baik Mengajarkan berorganisasi kepada anak sejak dini

T ARGET A UDIENS

Film ini ditujukan bagi anak usia 6-12 tahun, Para keluarga muda dan Para orang tua anggota sanggar Onename

R ENCANA W AKTU
Penulisan skenario : September 2013 : September 2013 Latihan dan pengambilan gambar Editing

: Oktober 2013

P EMAIN
Para pemain merupakan anggota sanggar Onename berusia 6-12 Tahun. Hingga kini anggota sering kegiatan reguler di sanggar namun untuk pengalaman pembuatan film mereka belum memilikinya, Oleh karena itu Onename ingin bekerjasama dengan pihak-pihak yang telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan pembuatan film anak untuk tujuan non komersial.

P ROFIL S ANGGAR O NENAME


Gagasan untuk mendirikan sebuah sanggar muncul secara spontan dari beberapa orang staf Yayasan SATUNAMA. Dalam sebuah acara pertemuan rutin lembaga tiba-tiba saja muncul bahasan tentang sejarah macam apakah yang pernah terjadi antara yayasan dengan komunitas yang melingkunginya (baca: Duwet). Beberapa cerita kemudian bermunculan, yang kemudian dipungkasi dengan kisah sendu tentang hilang atau bertahan dalam bentuk yang remang-remangnya kegiatan-kegiatan tersebut.

Maka kemudian muncul tekad untuk menghidupkan kembali sejarah gemilang tersebut. Setidaknya dalam bentuk kegiatan yang sederhana. Atau dalam bentuk sebuah kegiatan rintisan yang berangkat dari semangat dan kemampuan yang sejauh ini tersedia. Dari krenteg semacam itulah kemudian muncul gagasan untuk menggulirkan kegiatan yang (setidaknya untuk sementara) akan fokus pada bagaimana melayani kebutuhan-kebutuhan dasar anak-anak. Adapun soal nama, muncul secara spontan pula. Ketika tengah asyik berbincang tentang anak-anak segala hal yang berhubungan dengan mereka, salah seorang anggota tim nyeletuk tentang sebuah dunia khayalan khas anak-anak dengan nama-nama yang karib dengan dunia mereka. Negeri anak-anak itu disebut sebagai ONENAME . Sementara pemimpinnya dipanggil dengan sebutan ONEGRETE. Mekanisme musyawarah di antara mereka disebut ONEMAN ONEVOTE. Demikian seterusnya. Diskusi soal bentuk layanan kanak-kanak di Dukuh DUWET bergulir terus. Bentuk konkritnya berupa penyelenggaraan sanggar kegiatan anak yang, untuk sementara, berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan, bermain dan melukis. Secara formal kegiatan tersebut diselenggarakan secara bersama-sama oleh Unit Pendampingan dan Advokasi serta Unit Knowledge Management dan Media. Elia Krisanto, Pengampu Sanggar

You might also like