You are on page 1of 13

Ciri dan Proses Pembentkan Tanah

Gambar : Tanah

Mungkin diantara kalian sering mendengar istilah tanah? Pernakah tersirat tentang
bagaimana dan seperti apakah proses pembentukan tanah? Untuk itu mari kita sama sama
membahas tentang tanah. Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang menempati sebagian
besar permukaan bumi. Tanah mampu menumbuhkan tanaman dan mempunyai sifat –
sifat sebagai akibat dari pengaruh iklim. Jasad-jasad hidup yang mempengaruhi bahan
induk tanah dalam keadaan dan waktu tertentu dapat berkembnag biak di dalamnya.

Tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang terdiri dari bahan – bahan an-organik
yang disebut mineral dan didapat dari batuan yang telah mengalami pelapukan. Bahan –
bahan an-organik ini terdiri dari sisa – sisa makhluk hidup yang telah lapuk. Berubahnya
bahan – bahan an-organik dan bahan organik menjadi butir – butir tanah disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni :

1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari;
2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air;
3. Akar tumbuh – tumbuhan dapat memecah batu – batuan sehingga hancur;
4. Binatang – binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang
membuat lubang dan menghancurkan batuan;
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa – sisa zat organik akan mempercepat
terbentuknya tanah.
Gambar : Animasi akar tumbuhan

Gambar animasi di atas memperlihatkan bagaimana akar tumbuhan hancur menerobos


dan memecahkan batuan sehingga.

Gambar : profil tanah


(dikutip dari buku Rahmanu Muryati,
kalingan macan M . Idianto.
GEOGRAFI Kelas 1 SMU ; Rakaditu, hal 83 )

Profil tanah pada gambar di atas memperlihatkan beberapa lapisan tanah secara vertikal
dari permukaan bumi (bagian atas) sampai batuan induk.
Tahukan kalian jenis–jenis tanah yang ada di Indonesia? Tanah di Indonesia dibedakan
menjadi
8 jenis tanah, yaitu : tanah podzolit, tanah organosol, tanah aluvial, tanah kapur, tanah
vulkanis, tanah pasir, tanah humus, dan tanah laterit.

Untuk lebih jelasnya kita akan lihat pada tabel jenis tanah yang di dalamnya dibahas
mengenai terjadinya, sifatnya dan persebarannya

Tabel jenis tanah dilihat dari terjadinya, sifatnya, dan persebarannya. Dikutip dari
(Wardiyatmoko, GEOGRAFI SMA Kelas X : Erlangga hal 169 – 170 )

Profil Tanah

Definisi Profil Tanah


Profil tanah didefinisikan sebagai irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke
bahan induk tanah.
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-
horison sebagai berikut: O - A - E - B - C - R
Keterangan:
1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi)
dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa).
2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga
berwarna agak gelap.
3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT,
liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral
resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison
diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk
atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6. R adalah bahan induk tanah.

Ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah, yaitu:
1. Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.
2. Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A.
3. Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.

Sabtu, 2008 Februari 16

DEFINISI TANAH, FUNGSI DAN PROFIL TANAH

Definisi Tanah
1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan
partikel halus).

2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)


Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo =i gumpal
tanah.
Tanah: adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang
telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor:
Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu.

3. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)


Kata Edaphos = bahan tanah subur.
Tanah adalah media tumbuh tanaman
Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
1. Kajian Pedologis:
Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan
Pengetahuan Alam Murni.
Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,
Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu Ukur
Tanah.

2. Kajian Edaphologis:
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.
Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk
dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.

Paduan antara Pedologis dan Edaphologis:


Meliputi kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata Guna
Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)


Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan.

Fungsi Tanah
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan
asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
kesediaan hara)
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau
tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:


1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan
dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
Profil Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk
tanah.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb: O –A –
E – B - C – R.
Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B
Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A
Lapisan Tanah Bawah : E – B

Keterangan:
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi
serasah (Oa)
A : Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe
dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya
tinggi, berwarna terang
B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari
harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum
terjadi perubahan
R : Bahan Induk tanah

Kegunaan Profil Tanah


(1) untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O - A) dan solum
tanah (O – A – E – B)
(2) Kelengkapan atau differensiasi horison pada profil
(3) Warna Tanah

Komponen Tanah
4 komponen penyusun tanah :
(1) Bahan Padatan berupa bahan mineral
(2) Bahan Padatan berupa bahan organik
(3) Air
(4) Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan
organik), 25% air dan 25% udara.

Pustaka:
Beberapa buku ilmu tanah yang diwajibkan pada Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya.

Diposkan oleh Dr. Ir. Abdul Madjid, MS di 20:25


Segitiga Tekstur
Agustus 15, 2007 — La An

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai
ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm
dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat2 tanah yang lain seperti struktur tanah,
permeabilitas tanah, porositas dan lain2.

segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas2 testur tanah. ada 12
kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut.
misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan
debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam
golongan tanah bertekstur Liat (clay) (klik gambar untuk memperbesar). seandainya hasil
analisis lab menunjukkan persentase pasir 35%, liat 21% dan debu 44%, apa jenis tekstur
tanahnya? (jawaban ada di bawah)
klik disini untuk melihat jawaban pertanyaan diatas

Ditulis dalam Cerita Science, FOKUSHIMITI, Ilmu Tan

Erosi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Erosi di Amerika Serikat

Erosi adalah peristiwa pengikisan tanah oleh angin, air atau es. Erosi dapat terjadi karena
sebab alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia. Penyebab alami erosi antara lain
adalah karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan kemampuan tanah
untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal. Erosi yang disebabkan
oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh adanya penggundulan hutan, kegiatan
pertambangan, perkebunan dan perladangan.

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi
adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan
air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi)
yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai
sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

PERSEBARAN LAHAN POTENSIAL DAN LAHAN KRITIS


Anda telah memahami pengertian lahan potensial dan lahan kritis serta ciri-cirinya.
Tahukah Anda persebaran lahan potensial dan lahan kritis di daerah mana saja? Cobalah
amati lahan yang ada di sekitar tempat Anda, adakah lahan potensial atau lahan kritis?

1. Persebaran Lahan Potensial


Lahan potensial tersebar di daerah dataran rendah, pegunungan, dan pantai. Tetapi
lahan potensial biasanya banyak terdapat di dataran rendah, karena dataran rendah
merupakan daerah endapan dengan tingkat kemiringan dan erosi yang kecil. Berikut
ini akan dijelaskan persebaran lahan potensial di daerah pantai, dataran rendah, dan
pegunungan.
a. Lahan Potensial di Kawasan Pantai
Pernakah Anda pergi ke pantai?
Lahan potensial di kawasan pantai memiliki ciri-ciri:

• kemiringan 0 - 3%.
• perbedaan tinggi 0 - 5 m dari permukaan laut.
• umumnya terdapat pada pantai yang landai.
Kemiringan dan perbedaan tinggi yang rendah, menyebabkan lahan
potensial di daerah pantai terletak pada kawasan pasang surut air laut.
Kawasan ini banyak di tumbuhi tanaman bakau (mangrove), fungsi
tanaman bakau mengurangi abrasi dan mencegah perembasan air laut
sampai jauh ke pedalaman.

Lahan potensial kawasan pantai di Indonesia terdapat di pantai Timur Sumatera,


pantai Barat, dan Selatan Kalimantan.

b. Lahan Potensial di Dataran Rendah


Mulai dataran pantai sampai ketinggian 400 meter dari permukaan laut termasuk
wilayah dataran rendah.

Lahan potensial di dataran rendah memiliki ciri-ciri:


- kemiringan 3 - 15%.
- perbedaan tinggi 5 - 10 m dari permukaan laut.
- umumnya merupakan endapan alluvial (endapan yang dibawa oleh air sungai).

Pengikisan di daerah ini masih relatif kecil dan tata airnya cukup baik. Karena
merupakan endapan alluvial hasil erosi yang diangkut sungai yang berhulu di
daerah vulkanis (gunung api). Sehingga kawasan ini memiliki kesuburan yang
cukup tinggi. Lahan potensial dataran rendah di Indonesia antara lain terdapat di
Utara Jawa Barat (Indramayu).
c. Lahan Potensial di Daerah Pegunungan/Perbukitan
Anda pernah pergi ke pegunungan? Bagaimana udaranya, bersih dan sejuk bukan?
Lahan potensial di daerah pegunungan/perbukitan memiliki ciri-ciri:
- kemiringan 15 - 30%.
- perbedaan tinggi 10 - 300 m dari permukaan laut.
- kesuburan tanah tergantung pada batuan induk dan tingkat pelapukan.

Erosi di daerah yang rendah relatif kecil, makin tinggi dan miskin tumbuhan
(vegetasi) tingkat erosi makin besar. Jika tanahnya terbentuk dari hasil vulkanis
(letusan gunung api), maka tanahnya subur. Pada kawasan dataran rendah antara
dua pegunungan (inter-mountain plain) dapat terbentuk endapan alluvial yang
subur.

Lahan potensial kawasan pegunungan di Indonesia banyak dijumpai pada kawasan


pegunungan yang hutannya masih baik (belum rusak).

Hubungan antara kemiringan dengan topografi, dapat Anda lihat pada tabel 6.3.
2. Persebaran Lahan Kritis
Pada uraian sebelumnya Anda telah mempelajari persebaran lahan potensial dan ciri-
cirinya. Dapatkah sekarang Anda menjelaskan persebaran lahan kritis dan
penyebabnya? Berikut ini akan dijelaskan tentang persebaran lahan kritis dan
penyebabnya.
a. Lahan Kritis di Kawasan Pantai
Kawasan pantai akan menjadi lahan kritis, jika terjadi pengikisan pantai oleh
gelombang laut (abrasi) yang kuat. Abrasi dapat menyebabkan lapisan sedimen
(endapan) akan hancur dan lenyap. Peristiwa ini terjadi pada muara sungai yang
pantainya terbuka dengan gelombang laut yang besar, seperti di daerah muara
sungai Progo (DI. Yogyakarta) dan muara sungai Cimanuk (Jawa Barat).
b. Lahan Kritis di Kawasan Dataran Rendah
Lahan kritis di kawasan dataran rendah terjadi akibat adanya genangan air atau
proses sedimentasi (pengendapan) bahan yang menutupi lapisan tanah yang subur.
Genangan air terjadi karena tanahnya lebih rendah dari daerah sekitarnya,
sehingga waktu hujan lebat terjadi banjir dan air menggenang. Lahan kritis di
dataran rendah dapat dijumpai pada daerah sekitar Demak (jawa Tengah),
Lamongan, Gresik, Bojonegoro, dan Tuban (Jawa Timur).
c. Lahan Kritis di Kawasan Pegunungan/Perbukitan
Anda pernah ke pegunungan? Udaranya yang bersih dan sejuk sangat baik untuk
kesehatan. Lahan kritis di kawasan pegunungan terjadi akibat adanya longsor,
erosi atau soil creep (tanah merayap). Lapisan tanah yang paling atas (top soil)
terkelupas, sisanya tanah yang tandus bahkan sering merupakan batuan padas
(keras). Hal ini sering terjadi di kawasan pegunungan dengan lereng terjal dan
miskin tumbuhan penutup.

Lahan kritis di kawasan pegunungan banyak dijumpai pada pegunungan yang


hutannya telah rusak. Lahan kritis kawasan pegunungan di Indonesia antara lain di
pegunungan Kendeng Utara (Jawa Timur) dan sekitar gunung Ciremai (Jawa
Barat).

Beri tanda cek ( ) untuk penyebab terjadinya lahan kritis sesuai dengan
kawasannya.

Lahan kritis di pantai, di dataran rendah, dan di pegunungan penyebabnya berbeda


yaitu:
- di pantai disebabkan oleh abrasi yang kuat,
- di dataran rendah disebabkan oleh genangan air dan proses sedimentasi,
- di pegunungan disebabkan oleh banjir, erosi dan soil creep.

Periksa kembali jawaban latihan 6, apakah jawaban Nada sudah sesuai dengan
uraian yang terdapat di bawah soal latihan tersebut? Setelah Anda merasa paham
terhadap uraian materi pada kegiatan 1 ini, silahkan Anda mengerjakan tes akhir
kegiatan berikut ini pada buku latihan.

You might also like