You are on page 1of 8

Toleransi alignment

Saat ini belum ada standard toleransi baku yang dipublikasikan Lembaga Standard seperti ISO
atau ANSI. Dari semua tabel terlihat bahwa Rpm
semakin tinggi dan diameter kopling semakin besar maka toleransi harus makin kecil.
Sesungguhnya harga yang harus dicapai harus nol atau Zero misalignment (dalam kondisi mesin
operasi atau hot alignment)
Toleransi dikutip dari buku Vibralign
Angular Misalignment Offset Misalignment
Mils per inch .001/1″ Mils .001″

Tabel Toleransi (dikutip dari buku Maintenance Technology )

Pemahaman toleransi
Secara historin toleransi mulanya dihitung oleh pembuat kopling , sebagai batas aman untuk
sebuah flexible kopling setelah di alignment memakai penggaris dan feeler gage.
· Misal ada pabrik kopling yang memberikan rekomendasi untuk angular misalignment sebesar 3
derajat dan 0,075 ” (75 mils) utuk offset mis-alignment. Di center kopling
PUMP MOTOR

· Gap Toleransi, pabrik kopling yang memberikan toleransi tertentu degan istilah Coupling Fase
TIR ( misal tidak lebih dari 5 mils), artinya penunjukan dial (Total Indicator Reading) pada face
permukaan kopling tidak lebih dari harga tsb. Atau vertical parrallel misalignment tidak boleh
melebihi harga tsb.
Jika dia kopling 5 ” , maka angular misalignment = 5 mils / 5 inchi = 5 mils / 1 inch. Bisa
dikatakan 1 mils per 1 inch jarak axial sepanjang sumbu shaft .
Jika diameter kopling 10 inch, maka toleransi tsb menjadi lebih persisi yaitu 5 mils / 10 inch =
0,5 mils/1 inch.
Jadi toleransi Couplig Face TIR 0,5 mils masih cukup baik untuk di gunakan referensi.
Kesimpulan :
Dari beberapa referensi disimpulkan bahwa diameter kopling, jarak kopling dan putaran mesin
menjadi faktor utama memberikan toleransi sekecil-kecil nya.
Tetapi yang terpenting ialah menghitung ‘thermal growth” (perubahan panjang/tinggi/pendek
mesin akibat berubah suhu ) untuk menentukan target cold alignment, sehingga mesin dapat
mencapai sumbu dalam kondisi koliniar.
Riset SKF (pabrikan bearing) menyimpulkan: akibat misalignment, beban tambahan bertambah
3 kali. Umur bearing ball/roller berkurang dengan faktor 27
(silahkan jika mau menambah, mengkoreksi dll)
Comments
Metoda Dial Indikator
Salah satu cara alignment sepasang mesin, dgn cara mengunakan “dial indicator”. dan dgn cara
apapun, keahlihan tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Maka
pemahaman,latihan dan ketrampilan

sangat diperlukan.
Metoda indicator ada 2 cara al:
I. Rim & face dial indicator : kedua poros diputar bersamaan
II. Reverse dial indicator : cukup memutar salah satu poros.
(Dengan Cara kalkulasi : matematis atau grafis)
Reverse Rim & face
Metode dial indicator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena ketelitian cukup
dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika dilakukan dengan professional. Dan harga alat
relative murah.
# cara lain :
penggaris/mistar, lehih murah, mudah tapi sangat kasar.
optical, laser, lebih akurat, mudak tapi peralatan mahal, sehingga untuk pabrik dengan banyak
mesin menjadi sangat ekonomis.
Keuntungan metode Dial:
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin2 besar, putaran tinggi,
Kerugian2 :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga dapat
dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial indicator
menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami dan dimengerti oleh
pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil salah & fatal.
Kesalahan seperti dibahas dihalaman depan banyak sebab mengapa penunjukan bisa salah.
Kesalahn utama di golongakan sbb :
· Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar, posisi tidak tepat
· Kesahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
· Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman skala salah sehingga hasil
perhitungan atau penggambaran salah.
Metode Rim & Face
Pasanglah pemegang dial pada mesin yang mudah diputar dan dial-indicator jarum menunjuk
pada face (muka) dan rim (lingkar kopling) pada mesin yang diam. Semua langkah prealignment
ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,) tsb. diatas sudah dilakukan.
Persiapan.
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis, harus diambil ukuran :
· Jarak antara kopling diambil dari titik jarum menunjuk = c
· Jarak kaki mesin2, atau jarak baut kaki. = a, b, d, e
· Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
· Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter
· Lakukan langkah persiapan seperti tsb. diatas : check soft foot, run out, sag, pipe strain, dll.
· Periksalah semua peralatan yang diperlukan dalam kondisi baik.
· Pasanglah pemegang / bracket pada mesin yang mudah diputar, cukup kokoh tidak goyang atau
kendor, agar tidak terjadi salah baca atau salah tunjuk.
· Pemasangan seperti gambar, bracket pada salah satu poros mesin dan dial ke muka dan
lingkaran kopling mesin lain.
· Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
· Jika memungkinkan putar kedua kopling bersamaan, untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat.
· Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 . catat pengukuran ini bisa
(positif atau negatif)
· Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0 lagi), jika tidak kembali 0
berarti ada kesalahan tertentu.
· Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian
di rata2.
· Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan yang paling sedikit ekses teknis,
misal : tidak menimbulkan pipe strain.
Perhitungan cara ini ada dua macam, yaitu matematis dan grafis dan akan dibahas pada bab2
berikut.
Keuntungan cara Rim & Face
1. Cukup satu poros’shaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik untuk me-align pasangan
mesin dimana salah satunya sulit diputar ataupun mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial, tidak perlu diputar, karena
jika diputar dapat menimbulkan kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada ruang untuk penempatan dial-
indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Kerugian
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor mempunyai thrust bearing
yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing, karena jika di putar akan
lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
Memasang dial ganda.

Dengan memasang dua pasang seperti gambar diatas adalah cara yang sangat cerdik untuk
menghemat waktu. Dengan sekali putar menghasilkan dua penunjukan kemudian di rata2,
sehingga menghasilkan angka yang lebih teliti, tetapi harus lebih hati2 dalam mencatat dan
kalkulasi agar tidak terjadi
A. Formula Matematis Rim & Face
Untuk melakukan alignment dapat dikalkulasi secara matematis. Putarlah kedua mesin jika
memungkinkan tapi jika tidak mungkin sebaiknya pasanglah dial pada mesin yang mudah
diputar, jarum pada mesin yang akan direposisi

F = Pengukuran diambil pada permukaan kopling di jam 6.


H = Diameter kopling , pengukuran diambil pada permukaan kopling .Y = setengah nilai dari
pembacaan dial, dimana bracket dipasang pada shaft driver, dan pengukuran diambil dari shaft
driven unit
Rumus diatas hanya pilih salah satu ,yaitu mesin yang mudah direposisi : apakah motor atau
pompa.

Contoh perhitungan matematis


Vertical F = (+2 - 0) = +2 (bawah - atas)
Y = (-13 - 0)/2 = - 6 1/2
A = 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa kekaki motor OBdr
(outboard)
B = 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling pompa kekaki motor IBdr
(inboard)
C = 30 mm jarak dari hub ke hub kopling (diukur dari titk ke titik dial)
D = 130 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor kekaki pompa IBdr
(inboard)
E = 240 mm jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling motor kekaki pompa OBdr
(outboard)
H = 50 mm diameter hub kopling ( diukur lintasan dial indicator)
Dengan rumus diatas kita masukan harga2 tsb. kita cukup memilih salah satu mesin yangakan di
reposisi, terutama dipilih yang mudah dan tidak ada hambatan pipe strain, atau hambatan
lainnya.
Petunjuk.
· Pemasangan dial indicator harus cukup kokoh, tidak goyang atau tidak berubah saat di kopling
diputar.
· Pengukuran2 harus diukur secara sangat teliti.
· Pengukuran dengan dial indictor perlu dilakukan beberapa kali, kemudian harga di-rata2
Contoh matematis
horizontal

Catatan : pilihlah salah satu mesin saja yang akan di reposisi


Vertical
Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan reposisi :
Vertical

Horizontal
Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan reposisi :
Vertical
Selanjutnya jika kita ingin melakukan vertical reposisi motor sbb:
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menambah shim = 16,1mm
Jika yang direposisi vertical pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar pompa) menambah shim = 1,9 mm
Untuk Horizontal reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menggeser kekiri = 0,5 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menggeser kekiri = 0,5mm
Horizontal reposisi pompa :
IBdn (inboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5mm
OBdn (outboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5 mm
Catatan:
cara tsb diatas relative cocok untuk mealignment:
1.dua mesin yang salah satunya sulit/tidak dapat diputar porosnya.
2.dua mesin yang salah satunya tidak dipasang thrust bearing sehingga jika diputar porosnya
bergerak banyak kearah axial (mengacaukan pembacaan dial)
3. Perlu tahu anatomi mesin, terutama susunan bearing, koneksi mesin, jenis kopling, clearence
beraing&kopling, center-point motor dll.
(bersambung dgn cara lain)

You might also like