You are on page 1of 33

Makalah Pengertian Akhlak Dan Tasawuf Dalam Islam

Pendahuluan 1. Latar Belakang Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita misalnya mengatakan orang itu baik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk itu? Dan apa ukuran atau indicator yang dapat digunakan untuk menilai pebuatan itu baik atau buruk? Dan apakah baik dan buruk itu merupakan sesuatu yang mutlak atau relative? Dan bagaimana pandangan islam terhadap baik dan buruk berikut hal-hal yang tekait dengan keduanya itu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicarikan jawabannya sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan atau indicator yang pasti. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas pengertian baik dan buruk, ukuran untuk menilai baik dan buruk, sifat baik dan buruk, serta pandangan islam mengenai baik dan buruk. Pembahasan masalah ini kita masukkan disini karena berkaitan dengan pembahasan tentang akhlak, sehingga dikatakan bahwa ilmu akhlak ini membahas tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dan menetapkannya baik atau buruk. 2. Tujuan Untuk mengetahui masalah yang disebut baik dan buruk, indicator yang dapat digunakan untuk menilai baik dan buruk dan pandangan islam terhadap baik dan buruk. BAB II A. Pengertian baik dan buruk Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Maluf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Louis Maluf,Mujid,(Beirut:al-Katatulikiyah,t.t),hlm.198.).. Sementara itu dalam Websters New Twentieth century dictionary, dikatakan bahwa baik adalah suatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya (Websters New Twentieth Century Dictionary , hlm .789.). Selanjutnya yang baik itu juga adalah suatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberikan kepuasan (Hombay, AS., EU Gaterby, H.Wakefield,The Advance leaners Dictionary Of Current English, (London:Oxford University Dictionary , hlm.401).Yang baik itu juga dapat diartikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan(Websters World University Dictionary, hlm.401.). Dan disebut baik itu juga dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkankan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia (Ensiklopedi Indonesia, Bagian I, hlm.362.). Dan selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa secara umum bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diiginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret(Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), cet.II, hlm.81.).. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Definisi kebaikan tersebut terkesan antroposentris, yakni memusat dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan dan membahagiakan manusia. Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana yang disebutkan diatas akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa arab, istilah buruk dikenal dengan syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kwalitas, dibawah standar,

kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, yang tercela dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk adalah suatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya.

B. 1.

Penentuan baik dan buruk Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)

Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat. Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya (Asmaran As, op. cit, hlm.30.). Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.

2.

Baik buruk menurut aliran Hedonisme

Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud (Ahmad Amin, loc. Cit,. hlm.92; Poedjawijatna,loc,.cit., hlm.44.). Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang komunis. 3. Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)

Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.

Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati (Poedjawijatna, op, cit.,hlm.49). Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu. 4. Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social. Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari). 5. Baik buruk menurut paham Religiosisme. Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya. Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda. C. Sifat Dari Baik Dan Buruk Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidan universal.Nilai baik dan buruk bersifat relative. Sifat baik dan buruk berguna sesui zamannya ,dan ini dapat dimanfaatkan untuk menjabarkan ketentuan baik dan burukyang terdapat dalam ajaranAhlak yang besumber dari ajaran islam. D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.,menurut ajran agama islam penentuan baiak dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-quran maupun hadist banyak dijumpai istilah yang mengcu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,khair,mahmudah ,karimah dan al-birr. 1. Al-hasanah Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah dibagi menjadi tiga ,pertama hasnah dari segi akal,kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari panca indra (Al-Raghib al-Asfahani, Mujam Mufradat al-fadz al-Quran, (Beirut:Dar al-Fikr, t.t.).hlm.117.). Lawan dari hasanah adalah Alsayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenangan.

2. Al-thayyibah Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa,seperti makanan ,pakaian,dan tempat tinggal dan sebagainya (Ibid., hlm.321.). Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk. 3. Al-khair Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baikoleh seluruh umat manusia,seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang ber manfaat.Lawannya adalah Al-syarr (Ibid., hlm. 163.). 4.Karimah Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari (Ibid., hlm. 446.).Selanjutnya kata karimah biassa digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar,seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua. 5. Al-mahmudah Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utamasebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT (Ibid., hlm. 163.). Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual. 6.Al-birr Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pad upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik.Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia.Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah ,maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar,dan jika digunakan untuk manusia , maka yang dimaksud adalah ketaatannya (Ibid., hlm. 37.). ____________________________Daftar Pustaka__________________________________________

Amin, Ahmad, Etika (ilmu ahlak),(ter.) Farid Maruf,dari judul asli al- Akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),cet.III. Asfahani,al-Raghib,Mujam Mufradat Alfadz Al-Quran,(Beirut:Dar al-Fikr,t,t.). Charis Zubair, Ahmad, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)cet II. Nata, Abuddin, MA,,Dr.H, Aklak Tasawuf, JAKARTA, PT Raja Grafindo Jakarta, 2002

Hubungan antara ilmu Akhlak, Tasawuf, Tauhid, Jiwa, Pendidikan dan Filsafat
4comments

Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu Tasawuf, ilmu Tauhid, ilmu Jiwa, ilmu Pendidikan dan ilmu Filsafat beserta keterkaintannya antara satu sama lain sebelumnya sudah saya bahas, dengan judul : Hubungan ilmu Akhlak dengan Tasawuf, Hubungan ilmu Akhlak dengan Tauhid, Hubungan ilmu Akhlak dengan Pendidikan , Hubungan ilmu Akhlak dengan Jiwa , Hubungan ilmu Akhlak dengan Filsafat, namun kali ini saya ingin membuat kesimpulannya waktu pelajaran mata kuliah agama 4 atau akhlak dari makalah .

berikut kesimpulannya dan sobat bisa baca selengkapnya melalui link yang ada di bawah :

1. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf sangat erat kaitannya.Dalam mempelajari ilmu tasawuf ternya al-Quran dan al-hadis mementingkan akhlak. Al-Quran dan al-hadis menekankan kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan kedalam dirinya dari semasa ia kecil. Klik untuk Baca selengkapnya.

2. Hubungan antara keimanan yang dibahas dalam Ilmu tauhid dengan perbuatan yang dibahas dalam Ilmu Akhlak. Ilmu tauhid tampil dalam memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, dan ilmu akhlak tampil dengan memberikan penjabaran dan pengalaman dari Ilmu Tauhid. Tauhid tampa akhlak yang mulia tiada artinya, dan akhlak yang mulia tampa tauhid maka tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Klik untuk Baca selengkapnya.

3. Ilmu Jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui psikologis yang dimiliki seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat serta dekat dengan Tuhan, misalnya akan melahirkan perbuatan sikap yang enangpula, sebaliknya jiwa yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh dari Tuhan akan melahirkan perbuatan yang jahat, sesat dan menyesatkan orang lain. Klik untuk Baca selengkapnya.

4. Tujuan pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas mansuia yang berakhlak. Ahmad D. Marimba misalnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu Mohd. Athiyah al-Abrasyi, mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah adalah jiwa dari pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Selanjutnya al-Attas mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Kemudian Abdul fatah jalal mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Klik untuk Baca selengkapnya.

5. Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan ilmu akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam Ilmu Akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan di atas. Selain itu urian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa Ilmu Akhlak adalah ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar manusia. Klik untuk Baca selengkapnya.

demikian pembahasan mengenai keterkaitan Ilmu akhlak,Tasawuf ,Tauhid ,Jiwa ,Pendidikan dan filsafat, semoga dapat bermanfaat .

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyak dari umat Islam hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan percaya bahwa Allah SWT adalah Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas tentang Tauhid dan bagaimana cara mengesakan Allah SWT, sehingga mereka hanya yakin dan percaya dengan Islam tanpa adanya Ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Renungkanlah QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 : Artinya : 1. Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (QS. Al Ikhlash : 1-4) Firman Allah dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 : Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.(QS. Adz Dzaariyaat : 56) Bila kita cermati ayat-ayat Al-Quran di atas, sangatlah jelas bahwa Allah adalah satu dan kita wajib beribadah kepada Allah SWT serta janganlah menyutukanNya dengan apapun. 1.2.Batasan Masalah Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Bagaimanakah Pengertian Tauhid itu? Adaberapakah Pembagian Tauhid itu? Bagaimanakah Hakekat dan Inti Tauhid itu? Apa sajakah Buah Hakekat Iman itu? Bagaimanakah Keutamaan Tauhid itu? Apakah Balasan Ahli Tauhid? Bagaimanakah Keagungan Kalimat Tauhid? Bagaimanakah Kesempurnaan Tauhid?

1.3.Tujuan dan manfaat Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah: 1. Semoga kita dapat memahami tentang tauhid 2. Dapat mengetahui hikmah dan buah dari tauhid . 3. Setelah memahami isi dari makalah ini semoga kita mempunyai kieimanan dan tauhid yang kuat dan lebih mantap dari sebelumnya. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Tauhid Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan SifatNya. Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi. 2.2. Pembagian Tauhid Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua : 1) Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya. Pengertiannya : seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolakbalikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT mempunyai asma (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi. Dalam QS. QS. Asy-Sura ayat 11 : Artinya : (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasanganpasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak

ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. Asy-Sura : 11) 2) Tauhid dalam tujuan dan permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll. Pengertiannya : Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT (QS. AlMukminun : 117) yang Artinya : Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. 1) sebagaimana dalam firman allah surat Al-Anbiya` :25 .yang artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. 2) sebagaimana Firman surat an - nahl 36Allah SWT yang artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orangorang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS. An-Nahl :36). Thaghut adalah syaitan dan apa saja yang disembah kecuali selain dari Allah SWT. 2.3. Hakekat dan Inti Tauhid Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal dariNya

SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang blain. 2.4. Buah Hakekat Iman Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya. Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam semesta. Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah SWT dan selamat dari siksa. Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka. Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah SWT semata. Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya beribadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya. Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain: 1) Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak boleh berdoa melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah SWT semata, bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah SWT saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah SWT adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya. 2) Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersamasama, akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Sebagaimana dalam surat al- ikhlas; yaitu: a) Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. b) Raja manusia. c) Sembahan manusia. Dan terkadang keduanya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian yang sama, seperti firman Allah SWT dalam surat al an`am ayat 164 yang Artinya : Katakanlah: Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan. (QS. An-Anaam:164) 2.5. Keutamaan Tauhid Dari Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada. Muttafaqun alaih. 2. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepadaKu, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi). HR. at-Tirmidzi. 2.6. Balasan Ahli Tauhid
1.

Dari Jabir r.a, ia berkata, Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan? Beliau

menjawab, Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka. HR. Muslim. 2.7. Keagungan Kalimat Tauhid Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Nabi Nuh alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau berkata kepada anaknya, Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu: Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. 2.8. Kesempurnaan Tauhid Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT(QS. AnNahl :36); Yang Artinya : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima: Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya), 2. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha 3. Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, 4. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,
1.

5.

Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.

BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut :
1.

Pengertian Tauhid Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya. Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:

Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya), 2. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha 3. Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, 4. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib, 5. Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT. 3.2.Saran
1.

Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan Mahasiswa pada khususnya dan Umat Islam pada umumnya dapat memahami Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin. DAFTAR PUSTAKA Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry, Tauhid, keutamaan dan macam-macamnya, (www.islamhouse.com, 2007) Muhammad bin AbdulWahab, KitabTauhid, (http://www.scribd.com/ doc/ 10055486 / Kitab-Tauhid, Yayasan Al-Sofwa, 2007)

Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety, Rahasia di balik kalimat Tauhid dalam ayat-ayat Al Quran, (http://www.4shared. com/file/ 41066124/ ed75e1eb / RAHASIA_KALIMAT_ TAUHID.html?s=1, 2008) Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaanislam.com, Islamic Digital Library, 2001)

akalah Ushul Fikih-DEFINISI DAN TUJUAN USUL FIQH-

PENDAHULUAN Sebagai hamba Allah yang beriman, sudah selayaknya kita mengerti dan melaksanakan apa yang Allah kehendaki, sekaligus menjauhi apa yang tidak diridhoi Allah. Untuk mengetahui dan melaksanakan kehendak Allah kita harus mengetahui hukum Islam yang telah ada. Namun, hukum Islam menghadapi tantangan lebih serius, terutama pada abad kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menjawab berbagai permasalahan baru yang berhubungan dengan hukum Islam, para ahli yang sudah tidak bisa lagi sepenuhnya mengandalkan ilmu tentang fiqih, hasil ijtihad di masa lampau. Alasannya, karena ternyata warisan fiqih yang terdapat dalam buku-buku klasik, bukan saja terbatas kemampuannya dalam menjangkau masalah-masalah baru yang belum ada sebelumnya. Oleh karena itu, umat Islam perlu mengadakan penyegaran kembali terhadap warisan fiqih. Dalam konteks ini, ijtihad menjadi sebuah kemestian dan metode ijtihad mutlak harus dikuasai oleh mereka yang akan melakukannya. Metode ijtihad itulah yang dikenal dengan ushul fiqih.

USHUL FIQIH A. Definisi Ushul Fiqh 1. Definisi Ushul Fiqh dilihat dari sisi dua kata yang membentuknya. Ushul Fiqh berasal dari bahasa Arab Ushul Al-Fiqh yang terdiri dari 2 kata, yaitu al-Ushul al-Fiqh. a. Al-Ushul Al-Ushul adalah jamak dari kata al-ashl, menurut bahasa berarti

landasan tempat membangun sesuatu. Menurut istilah,


seperti dikemukakan wahbah az-Zahuli, kata al-ashl mengandung beberapa pengertian. 1) Bermakna dalil, seperti dalam contoh


Dalil wajib sholat adalah al-quran dan sunnah 2) Bermakna kaidah umum satu ketentuan yang bersifat umum yang berlaku pada seluruh cakupan. Seperti contoh :


Islam di bangun di atas lima kaidah umum. 3) Bermakna Al-Rajih (yang lebih kuat dari beberapa kemungkinan). Contoh


Pengertian yang lebih kuat dari suatu perkataan adalah pengertian hakikatnya. 4) Bermakna asal, tempat menganalogikan sesuatu yang merupakan salah satu dari rukun qiyas. Misalnya, khamar merupakan asal (tempat mengkiaskan narkotika). 5) Bermakna sesuatu yang diyakini bilamana terjadi keraguan dalam satu masalah. Pengertian kata Al-Ashlu yang dimaksud bila dihubungkan dengan makna al-dalil. Dalam pengertian ini, maka kata ushul al-fiqh berarti dalil-dalil fiqih, seperti al-quran, sunnah Rasulullah, Ijma, qiyas, dan lain-lain.[1] b. Al-Fiqh Kata kedua yang membentuk istilah ushul al-fiqh adalah kata al-fiqh. Kata al-fiqh menurut bahasa berarti pemahaman. Fiqh adalah ilmu tentang (himpunan) hukum-hukum syara mengenai perbuatan manusia ditinjau dari apakah perbuatan itu diharuskan (wajib), sunah, atau haram untuk dikerjakan. Menurut istilah, al-fiqh dalam pandangan az-Zuhaili, terdapat beberapa pendapat tentang definisi fiqh. Abu Hanifah mendefinisikan sebagai berikut :[2]

Pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi hakikatnya, dan apa yang menjadi kewajibannya atau dengan kata lain, pengetahuan seseorang tentang apa yang menguntungkan dan apa yang merugikan. Menurut ulama kalangan Syafiiyah


Pengetahuan tentang hukum syara yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali dari satu persatu dalilnya. Fiqh adalah hukum Islam yang tingkat kekuatannya hanya sampai Zhan, karena di tarik dari dalil-dalil yang dzannya. Bahwa hukum fiqh itu adalah zhannya sejalan pula dengan kata al-muktasab dalam definisi tersebut yang berarti diusahakan yang mengandung pengertian adanya campur tangan akal pikiran manusia dalam penarikannya dari al-quran dan sunnah Rasulullah. Objek kajian ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf, ditinjau dari segi hukum syara yang tetap baginya. Seorang faqih membahas tentang jual beli mukall af, sewa-menyewa, pegadaian, perwalian, shalat, puasa, haji, pembunuhan, qazhaf, pencurian, ikrar dan wakaf yang dilakukan mukalaf, supaya mengerti tentang hukum syara dalam segala perbuatan itu. Maka tujuan ilmu fiqih adalah menerapkan hukum-hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Jadi, ilmu fiqih itu adalah tempat kembali seorang mufti dalam fatwanya dan tempat kembali seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syara yang berkenaan dengan ucapan dan perbuatan yang muncul dari dirinya.[3] 2. Definisi Ushul al-Fiqh sebagai suatu disiplin ilmu. Ushul al-fiqh adalah ilmu tentang( pemahaman) kaidah kaidah dan pembahasan yang dapat menghantarkan kepada diperolehnya hukum-hukumsyara mengenai perbutan manusia dari dalil-dalilnya yang rinci. Ushul fiqih secara istilah teknik hukum adalah: ilmu tentang kaidah-kaidah yang membawa kepada usaha merumuskn hukum syara dari dalilnya yang terinci atau dalam arti sederhana adalah: kaidah-kaidah yang menjelaskan cara-cara mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-dalilnya. Umpamanya dalam kitab-kitab fiqih ditemukan ungkapan, mengerjakan sholat itu hukumnya wajib. wajibnyanya melakukan sholat itu disebut hukum syara. Tidak pernah tersebut dalam Al-Quran maupun hadits bahwa sholat itu hukumnya wajib.yang tersebut dalam Al-Quran hanyalah perintah mengerjakan sholat yang berbunyi.


Artinyakerjakanlah sholat Ayat al-Quran yang mengandung perintah mengerjakan sholat itu disebutdalil syara.Untuk merumuskan kewajiban sholat yang disebut hukum syara dari firmanAllah:


Yang disebut dalil syara itu ada aturanya dalam bentuk kaidah, umpamanya: setiap perintah itu menunjukkan wajib. Pengetahuan tentang kaidah kaidah yang menjelaskan cara-cara mengeluarkan hukum dari dalil-dalil syara tersebut, itulah yang disebut ilmu ushul fiqh .[4] Perbedaan Fiqih dan Ushul fiqih Dari penjelasan diatas dapat diketahui perbedaan ushul fiqih dan fiqih.Ushul fiqih adalah pedoman atau aturan - aturan yang membatasi dan menjelaskan caracara yang harus diikuti oleh seorang faqih dalam usahanya menggali dan mengeluarkan hukum syara dan dalilnya, sedangkan fiqih ialah hukum-hukum syara yang telah digali dan dirumuskan dari dalil-dalil menurut aturan yg sudah ditentukan itu.[5] Berbagai hal yang menjadi pembahasan seperti yang ditunjukkan oleh definisi tersebut adalah: a) Tentang dalil-dalil fiqh secara global Menurut istilah ushul fiqh, dalil berarti


Sesuatu yang bilamana dipikirkan secara benar akan menyampaikan seseorang kepada kesimpulan yang di cari. b) Tentang cara mengistinbatkan hukum dari dalil-dalilnya. Artinyakerjakanlah sholat Ayat al-Quran yang mengandung perintah mengerjakan sholat itu disebutdalil syara.Untuk merumuskan kewajiban sholat yang disebut hukum syara dari firmanAllah:


Yang disebut dalil syara itu ada aturanya dalam bentuk kaidah, umpamanya: setiap perintah itu menunjukkan wajib. Pengetahuan tentang kaidah kaidah yang menjelaskan cara-cara mengeluarkan hukum dari dalil-dalil syara tersebut, itulah yang disebut ilmu ushul fiqh .

Perbedaan Fiqih dan Ushul fiqih Dari penjelasan diatas dapat diketahui perbedaan ushul fiqih dan fiqih.Ushul fiqih adalah pedoman atau aturan - aturan yang membatasi dan menjelaskan caracara yang harus diikuti oleh seorang faqih dalam usahanya menggali dan mengeluarkan hukum syara dan dalilnya, sedangkan fiqih ialah hukum-hukum syara yang telah digali dan dirumuskan dari dalil-dalil menurut aturan yg sudah ditentukan itu.[6] Berbagai hal yang menjadi pembahasan seperti yang ditunjukkan oleh definisi tersebut adalah: c) Tentang dalil-dalil fiqh secara global Menurut istilah ushul fiqh, dalil berarti


Sesuatu yang bilamana dipikirkan secara benar akan menyampaikan seseorang kepada kesimpulan yang di cari. d) Tentang cara mengistinbatkan hukum dari dalil-dalilnya. Metode istinbat dibahas secara keseluruhan, membahas istinbat bilamana dalam pandangan mujtahid terjadi pertentangan antara satu dalil dengan dalil yang lain. e) Tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melakukan ijtihad, tentang ijtihad itu sendiri dan hal-hal yang menjadi lapangannya. Objek Kajian Ushul Fiqh Dari definisi Ushul Fiqh menurut Abdullah bin Al-Baidlawi, dapat dipaparkan tiga masalah pokok yang akan dibahas dalam ushul fiqh, yaitu tentang sumber dan dalil hukum, tentang metode istinbat dan tentang ijtihad. Berpegang pada pendapat Al-Ghazali, objek pembahasan ushul fiqh ada 4 bagian: 1. Pembahasan tentang hukum syara dan yang berhubungan dengannya, seperti hakim, mahkumfih, dan mahkum alaih. 2. Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum. 3. Pembahasan tentang cara mengistinbatkan hukum dari sumber-sumber dalil itu. 4. Pembahasan tentang ijtihad. Meskipun yang menjadi objek bahasan ushul fiqh ada 4, namun wahbah azZuhaili menjelaskan bahwa yang menjadi inti objek kajian ushul Fiqh adalah tentang dua hal yaitu dalil-dalil secara global dan tentang al-ahkam (hukum-hukum syara) yang menjadi objek bahasan ushul fiqh adalah sifat-sifat esensial dari berbagai macam dalil dalam kaitannya dengan penetapan sebuah hukum dan sebaliknya segi sebagaimana tetapnya suatu hukum dengan dalil.

B. Ruang Lingkup Ushul Fiqh Berdasarkan kepada beberapa definisi di atas, terutama definisi yang dikemukakan oleh al-Baidhawi dalam kitab Nihayah al-Sul, yang menjadi ruang lingkup kajian (maudhu). Ushul fiqh, secara global adalah sebagai berikut : [7] 1. Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya. 2. Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut. 3. Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya. 4. Syarat syarat orang yang berwenang melakukan istinbat ( mujtahid ) dengan berbagai permasalahannya. Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa ( tanpa tahun, 1 : 8 ) ruang lingkup kajian Ushul fiqh ada 4, yaitu :[8] 1. Hukum-hukum syara, karena hukum syara adalah tsamarah (buah / hasil ) yang dicari oleh ushul fiqh. 2. Dalil-dalil hukum syara, seperti al-kitab, sunnah dan ijma, karena semuanya ini adalah mutsmir (pohon). 3. Sisi penunjukkan dalil-dalil ( wujuh dalalah al-adillah ), karena ini adalah thariq al-istitsmar ( jalan / proses pembuahan ). Penunjukkan dalil-dalil ini ada 4, yaitu dalalah bil manthuq ( tersurat ), dalalah bil mafhum ( tersirat ), dalalah bil dharurat ( kemadharatan ), dan dalalah bil mana al-maqul ( makna rasional ). 4. Mustamtsir (yang membuahkan) yaitu mujtahid yang menetapkan hukum berdasarkan dugaan kuatnya (zhan). Lawan mujtahid adalah muqallid yang wajib mengikuti mujtahid, sehingga harus menyebutkan syarat-syarat muqallid dan mujtahid serta sifat-sifat keduanya.

C. Tujuan dan Urgensi Ushul Fiqih Para ulama ushul fiqih sepakat bahwa ushul fiqih merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan hukum-hukum Allah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, baik yang berkaitan dengan masalah aqidah, ibadah, muamalah, uqubah (hukuman) maupun akhlak. Dengan kata lain, ushul fiqih bukanlah sebagai tujuan melainkan hanya sebagai metode, sarana atau alat. (Syafei, 1999 : 24).[9] Tujuan ilmu ushul fiqih adalah menerapkan kaidah-kaidah nya dan teoriteorinya terhadap dalil-dalil yang rinci untuk menghasilkan hukum syara yang ditunjukki dalil itu.

Jadi berdasarkan kaidah kaidahnya dan bahasan-bahasanya,maka nash-nash syara dapat dipahami dan hukum yang menjadi dalalahnya dapat diketahui, serta sesuatu yang dapat menghilangkan kesamaran lafal, yang samar dapat diketahui. Bahkan tujuan utama dari ushul fiqih adalah untuk mencapai dan mewujudkan sesuatu yang dimaksud syara. Ada ulama Yng berkata: Barang siapa yang memelihara ushul, tentulah dia akan sampai kepada maksud. Dan barang siapa memelihara Qawaid, tentulah dia akan mencapai maksud.[10] Menurut Khudhari Bek (1994:15) dalam kitab ushul fiqihnya merinci tujuan ushul fiqih sebagai berikut : 1. Mengemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang mujtahid, agar mampu menggali hukum syara secara tepat. 2. Sebagai acuan dalam menentukan dan menetapkan hukum syara melalui bermetode yang dikembangkan oleh para mujtahid, sehinggga dapat memecahkan berbagai persoalan baru yang muncul. 3. Memelihara agama dari penyimpangan penyalahgunaan sumber dan dalil hukum. Ushul fiqih menjadi tolak ukur validitas kebenaran sebuah ijtihad. 4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan para mujtahid, dilihat dari dalil yang mereka gunakan. 5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu pendapat sejalan dengan dalil yang digunakan dalam berijtihad, sehingga para peminat hukum Islam dapat melakukan tarjih (penguatan) salah satu dalil atau pendapat tersebut dengan mengemukakan pendapatnya.[11] Studi ushul fiqih baru terasa penting bilamana dihadapkan kepada masalahmasalah baru yang hukumnya tidak terdapat dalam perbendaharaan fiqih lama. Disamping itu, dengan maraknya para peminat hukum islam melakukan perbandingan madzhab bahkan untuk mengetahui mana yang lebih kuat, serta adanya upaya untuk memperbaharui hukum islam, akan semakin terasa betapa pentingnya melakukan studi ushul fiqih.[12] Dibawah ini akan dikemukakan beberapa manfaat penting studi ushul fiqih. Beberapa manfaat mempelajari ushul fiqih, yaitu : 1. Dengan mempelajari ushul fiqih akan memungkinkan untuk mengetahui dasardasar para mujtahid masa silam dalam membentuk pendapat fiqihnya. 2. Dengan studi ushul fiqih seorang akan memperoleh kemampuan untuk memahami ayat-ayat hukum dalam Al-quran dan hadits-hadits hukum dalam sunah Rasulullah, kemudian mengistinbatkan hukum dari dua sumber tersebut. 3. Dengan mendalami ushul fiqih seseorang akan mampu secara benar dan lebih baik melakukan muqaramat al mazahib al-fiqhiyah.

D. MATERI TAMBAHAN Perbedaan antara hukum fiqih dengan hukum syariat: a. Hukum fiqih merupakan hukum yang ditetapkan dengsn ijma para ulama melalui ijtihad sedangkan hukum syariat yaitu hukum yang sudah ditentukan oleh Allah dalam Alquran tanpa adanya ijma para ulama. Misalnya: Didalam Al-quran telah dijelaskan rukun-rukun wudhu, salah satunya membasuh tangan hal ini merupakan hukum syariat, sedangkan batas membasuh tangan hingga mana maka hal ini merupakan kajian fiqih yang ditentukan oleh para imam. Kalau kita berbicara syariat yang dimaksud adalah wahyu Allah dan Sunah Nabi Muhammad. Fikih terdapat dalam kitab-kitab fiqih, fiqih : pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syariat dan hasil pemahaman itu. b. Syariat besifat fundamental dan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas karena kedalamnya, oleh banyak ahli, dimasukkan juga akidah dan akhlaq. Fiqih bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, yang biasanya disebut perbuatan hukum. c. Syariat adalah ketetapan Allah dan ketetapan Rosul-Nya,karena itu berlaku abadi. Fiqih adalah karya manusia yang tidak berlaku abadi, dapat berubah dai masa ke masa. d. Syariat hanya satu,sedang fiqih mungkin lebih dari satu seperti(misalnya)terlihat pada aliran-aliran hukum yang disebut dengan istilah mazahib atau mazhabmazhab itu. Syariat : semua ketetapan hukum yang ditentukan langsung oleh Allah yang terdapat dalam alquran dan penjelasan Nabi Muhammad dalam kedudukan beliausebagai Rosulloh yang dapat kita baca pada kitab-kitab hadits Fiqih : ketentuan-ketentuan hukum yang dihasilkan oleh ijtihad para ahli hukum islam.

PENUTUP Simpulan Ushul fiqih mempunyai pengertian al-ushul berarti dalil-dalil fiqih, seperti Al-Quran, Sunnah Rasulullah, Ijma, Qiyas, dan lain-lain. Al-Fiqih berarti pemahaman yang mendalam yang membutuhkan pengarahan potensi akal. Objek Kajian Ushul Fiqih menurut Al-Ghazali membahas tentang hukum syara, tentang sumber-sumber dalil hukum, tentang cara mengistinbatkan hukum dan sumber-sumber dalil itu serta pembahasan tentang ijtihad. Ruang lingkup ushul fiqih secara global adalah sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya, bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut dan lain-lain. Sejarah perkembangan ushul fiqih terlihat pada masa ushul fiqih sebelum dibukukan dan ushul fiqih sesudah dibukukan dan ushul fiqih pasca Syafii. Tujuan dan urgensi ushul fiqih adalah mengemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seseorang mujtahid, agar mampu menggali hukum syara secara tepat dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA Haroen, H. Nasrun Haroen. 1997. Ushul Fiqih. Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu. Munir Amin, Samsul dan Jumantoro Totok. 2005. Kamus Ilmu Ushul Fiqih. Jakarta : Amzah. M.Zaeni, Effendi, H.Satria. 2005. Ushul Fiqih. Jakarta : Prenada Media. Rohayana, Ade Dedi. 2006. Ilmu Ushul Fiqih. Pekalongan : STAIN Press. Syarifuddin, Amir. 1997. Ushul Fiqih. jakarta : Logos Wacana Ilmu.

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencakup berbagai jawaban atas sebagai kebutuhan manusia. Slain menghadapi kebersihan lahiriyah juga menghendaki kebersihan batiniyah. Lantaran penelitian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Tasawuf merupakan bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutanya dapat menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoteric dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek fiqih, khususnya pada bab thoharoh yang memusatkan perhatian pada pembersih aspek jasmani atau lahiriyah yang selanjutnya di sebut sebagai dimensi eksotrik. Dari suasana demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral yang mengambil bentuk seperti manipulasi, koropsi, kolusi, penyalagunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan, dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah ini tasawuf di bina secara intensif tentang cara-cara agar seseorang selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. B. Rumusan Masalah a. Apakah pengertian tasawuf? b. Siapakah para ahli yang telah timbul upaya untuk melakukan penelitian tasawuf? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas tujuannya yakni : a. Untuk mengetahui pengertian tasawuf. b. Untuk mengetahui siapa saja para ahli yang telah timbul upaya untuk melakukan penelitian tasawuf. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Tasawuf Dari segi kebahasaan (linguistic) terdapat sejumlah kata atau istilah yang di hubungkan orang dengan tasawuf. Selain pengertian tasawuf juga dapat dilihat dari segi istilah. Dalam kaitan ini terdapat tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf. Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas. Kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang. Ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan.maka dari itu, tasawuf atau sufisme adalah salah satu jalan yang diletakkan Tuhan di dalam lubuk Islam dalam rangka menunjukkan mungkinnya pelaksanaan kehidupan rohani bagi jutaan manusia yang sejati yang telah berabad-abad mengikuti dan terus mengikuti agama yang diajarkan Al-Quran. B. Pengertian Model tasawuf Berbagai model dan bentuk dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Model Sayyed Husein Nasr

Model Sayyed Husein Nasr selama ini dikenal sebagai ilmuan muslim ke-6 di abad modern yang amat produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah. Hasil penelitianya dalam bdang tasawuf ia sajikan dalam bukunya yang berjudul tasawuf dulu dan sekarang yang diterjemahkan oleh Abdul Hadi W.M dan diterbitkan oleh pustaka firdaus, Jakarta tahun 1985. Didalam buku tersebut hasil penelitiannya dengan mengguanakan pendekatan tasawuf sesuai dengan tema tertentu. 2. Model Kautsar azhari Noor Model Kautsar azhari Noor memusatkan perhatianya terhadap tasawuf dengan judul Ibnu Arabi : Whdat Al-wujud Dalam Perdebatan, dan telah diterbitkan oleh paramadina, Jakarta, tahun 1995. Paham Wadat Al-wujudi ini timbul dari faham bahwa Allah sebagai diterangkan dalam uraian tentang hulul, ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya. Oleh karena itu dijadikan ala mini merupakan cermin bagi Allah. Dikala Ia ingin melihat diri-Nya, maka Ia melihat ke alam semesta. Pada benda-benda yang ada dalam alam. Karena dalam tiap-tiap benda itu terdapat suatu sifat tuhan. Tuhan melihat diri-Nya. Dari sinilah timbul faham kesatuan. Sifat tuhan yang banyak itupun dalam arti kualitas atau pengetahuan itu meliputi segala sesuatu dan tidak tebatas, sedangkan sifat manusia tidak mencakup segala hal, dan sifatnya amat terbatas. 3. Model Mustafa Zahri Mustafa Zahri memusatkan perhatiannya terhadap tasawwuf dengan menulis buku berjudul kunci memahami ilmu tasawuf diterbitkan oleh Bina Ilmu, Surabaya, tahun 1995. Dalam buku tersebut diterangkan tentang kerohaniahan yang kunci mengenal Tuhan, sendi kekuatan bathin, fungsi kerohanian dalam menenteramkan bathin, tarekat dari segi arti dan tujuannya. Dengan demikian, penelitian tersebut semata-mata bersifat eksploratif yang menekankan pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan literatur yang ditulis oleh para ulama terdahulu serta dengan mencari sandaran pada al-Quran dan al-Hadits. 4. Model Harun Nasution Harun Nasution memusatkan perhatiannya di bidang tasawuf yang berjudul Filsafat dan mistisisme dalam Islam yang diterbitkan oleh bulan bintang, Jakarta, terbitan pertama tahun 1973. Penelitian yang dilakukan beliau adalah untuk mengambil pendekatan tematik, yakni penyajian yang disajikan dalam tema jalan untuk dekat pada Tuhan, zuhud dan station-station lain, al-Mahabbah, al-marifah, al-fana dan al-baqa, al-ittihad, al-hulul dan wahdat al-wujud. Penelitian yang menggunakan pendekatan tematik terasa lebih menarik karena langsung menuju kepada persoalan tasawuf dengan pendekatan yang bersifat tokoh. 5. Model A.J. Arberry Dalam bukunya berjudul Pasang surut aliran Tasawuf, Arberry mencoba menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik dengan pendekatan tokoh. Dengan pendekatan demikian ia coba kemukakan tentang firman Tuhan, kehidupan Nabi, Para Zahid, para sufi. Dari isi penelitian tersebut, tampak Arberry menggunakan analisis kesejarahan yakni berbagai tema tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarahnya.

BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Dalam kaitan ini tasawuf terbagi dalam 3 sudut pandang: 1. Sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas 2. Sudut pandang manusia harus berjuang 3. Sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan Dan para ahli mempunyai model-model penelitian tasawuf yang berbeda seperti: Sayyed Husein Nasr, Mustafa Zahri, Kautsar Azhari Noor, Hanun Nasution, A.J. Arberry dan kesemuanya para ahli berbeda antara satu dan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press

Rukun Islam Dan Rukun Iman


Rukun Islam terdiri dari lima perkara: 1 . Membaca dua kalimat syahadat Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad utusan Allah. 2 . Menunaikan Shalat ( Shalat Fardhu 5 Waktu ) Salah satu ibadah yang menjadi bagian dari rukun islam ialah shalat,karena menurut salah satu keterangan hadist,amalan ibadah yang pertama kali ditanyakan pada hari kiamat ialah shalat.( keterangan bab shalat akan dijelaskan pada artikel selanjutnya ). 3 . Menunaikan Zakat Artinya : Dari ibnu Umar RA berkata :

Rosulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma atau satu sha' gandum terhadap hamba sahaya yang merdeka baik laki2 maupun perempuan anak-anak maupun dewasa dari kaum muslimin,dan Nabi memerintahkanya sebelum orang-orang keluar untuk sholat.( HR.Bukhori Muslim ) . ( keterangan bab zakat akan dijelaskan pada artikel selanjutnya ). 4 . Puasa Ramadhan Artinya : Hai orang-orang yang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Al-baqarah : 183 ). ( keterangan bab puasa akan dijelaskan pada artikel selanjutnya ). 5 . menunaikan Haji bagi yang mampu Artinya : Dan hanya karena Allah diwajibkan atas manusia haji ke baitullah bagi yang mampu mengadakan perjalanan,dan barang siapa yang ingkar,maka sesungguhnya Allah tidak butuh akan semesta alam.( Al-Imran : 97 ). ( keterangan bab haji akan dijelaskan pada artikel selanjutnya ) Dari kelima penjelasan diatas diterangkan dalam sebuah hadist Nabi : Artinya

: Dibangunya Agama Islam atas dasar 5 perkara,Syahadat ( Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah ),dan mendirikan sholat,menunaikan zakat,puasa ramadhan,dan haji ke baitullah bagi yang mampu.( HR . Bukhori ). Rukun Iman terdiri dari enam perkara: Iman kepada Allah o Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya, serta menjauhi laranganNya.

Iman kepada Allah tidak bisa hanya diyakini dalam hati saja, tapi harus mampu melaksanakan apa-apa yang diperintah-Nya dan mampu menjauhi segala sesuatu yang dilarang-Nya. oleh karenanya seperti yang telah saya jelaskan diatas orang islam / muslim belum bisa dikategorikan orang iman / mu'min,karena terkadang sebatas muslim saja hanya mampu mengimani Allah dalam hati dan belum mampu melaksanakan semua yang diperintahkan dan dilarang-Nya.

Iman kepada Malaikat-malaikat Allah o o Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta. Salah satu rukun iman yang wajib terhadap setiap muslim ialah meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah.dalam salah satu keterangan kitab,jumlah malaikat sangat banyak sekali,sampai beribu-ribu,namun tidak ada seorangpun yang tahu berapa persis jumlah malaikat yang ada,sebagaimana firman Allah : Al-Mudatsir : 31 ). Artinya : Dan tidak ada seorangpun yang mengetahui tentara RabMu ( Malaikat ) kecuali Dia sendiri (

Iman kepada Kitab-kitab Allah o o Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an Al-Qur'an sebagai kesempurnaan dari semua kitab Allah. Salah satu kitab yang diwajibkan atas kita semua untuk mengimaninya ialah Al-Qur'an. Al-Qur'an memuat penjelasan dari tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan Injil

Iman kepada Rasul-rasul Allah o Meyakini akan adanya Rosul atau utusan-utusan Allah ialah merupakan kewajiban bagi setiap muslim,dan diantara nya ialah mengakui dan mempercayai bahwa nabi Muhammad sebagai salah satu Rosul atau utusan Allah. o Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran.

Iman kepada hari Kiamat o o Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan. Yang perlu difahami oleh setiap muslim, bukan hanya sekedar iman dan percaya akan adanya hari akhir, tapi juga meyakini bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan di dunia akan ada balasan baik dan buruknya pada hari akhir atau hari kiamat nanti.

Iman kepada Qada dan Qadar o o Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta Dua hal yang saling berkaitan yang memiliki definisi dan makna yang sangat luas,namun penulis hanya akan menjelaskan secara global dan singkat saja tentang pengertian qada dan qadar,dalam artian istilah qada dan qadar ialah keputusan,dan ketetapan Allah yang telah termaktub / tercatat di lauhil mahfudz,baik buruk,salah benar,kecil besar semuanya sudah Allah tentukan,namun perlu penulis ingatkan,dari salah satu definisi yang dijelaskan tersebut bukan berarti kita harus pasrah dengan keadaan yang sedang kita jalani,ingat,kita harus merujuk pada sebuah petikan firman Allah dalam Al-Quran

yang berbunyi : Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah nasibnya sendiri ( Ar-ra'd : 11 )dari firman ini sebagai penjelasan kepada kita tentang luasnya makna dan definisi qada dan qadar itu,dan kita harus meyakininya bahwa semua hal yang berkenaan dengan keadaan kita itu mutlak dari Allah dan kita hanya diwajibkan untuk berikhtiar untuk merubah keadaan yang sedang kita alami,Wallahu 'alam bissowab ( hanya Allah yang tahu akan segala kebenaranya ). Ayat yang menjelaskan beberapa diantara rukun iman diatas ialah : Artinya : Setiap dari mereka beriman kepada Allah,dan malaikat-malaikat Allah,dan Kitab-kitab Allah,dan Rosul-rosul Allah ( Al-Baqarah : 285 ).

1. Wahyu A. Pengertian Wahyu


Kata wahyu berasal dari kata arab , dan al-wahy adalah kata asli Arab dan bukan pinjaman dari bahasa asing, yang berarti suara, api, dan kecepatan. Dan ketika Al-Wahyu berbentuk masdar memiliki dua arti yaitu tersembunyi dan cepat. oleh sebab itu wahyu sering disebut sebuah pemberitahuan tersembunyi dan cepat kepada seseorang yang terpilih tanpa seorangpun yang mengetahuinya. Sedangkan ketika berbentuk maful wahyu Allah terhada Nabi-NabiNYA ini sering disebut Kalam Allah yang diberikan kepada Nabi. Menurut Muhammad Abduh dalam Risalatut Tauhid berpendapat bahwa wahyu adalah pengetahuan yang di dapatkan oleh seseorang dalam dirinya sendiri disertai keyakinan bahwa semua itu datang dari Allah SWT, baik melalui pelantara maupun tanpa pelantara. Baik menjelma seperti suara yang masuk dalam telinga ataupun lainya.

B.

Fungsi wahyu

Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksut memberi informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima kasih kepada tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan di terima manusia di akhirat. Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan allah kepada nabi-nabiNYA untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman orang-orang yang tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah utusan sang pencipta yaitu Allah SWT.

C.

Kekuatan wahyu

1. 2. 3. 4. 5.

Memang sulit saat ini membuktikan jika wahyu memiliki kekuatan, tetapi kita tidak mampu mengelak sejarah wahyu ada, oleh karna itu wahyu diyakini memiliki kekuatan karena beberapa faktor antara lain: Wahyu ada karena ijin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah. Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Membuat suatu keyakinan pada diri manusia. Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib. Wahyu turun melalui para ucapan nabi-nabi.

Ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama. Nabi Nabi Yang Disandang Ulul Azmi :

1 - Nabi Muhammad Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 610M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulallah saw namanya disebutkan hanya 5 kali di dalam Al-Quran. Beliau mendapat julukan ulul azmi karena sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Rasulallah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi beliau dari mulai lahir sampai beliau wafat. 2 - Nabi Ibrahim Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 19971822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di AlKhalil, Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran. Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulil azmi karena kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru

meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba. selain itu ujian nabi Ibrahim as yang lain adalah membangun Kabah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim. 3 - Nabi Musa Musa bin Imran dri keturunan Yaqub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Punya 2 anak. Nabi Musa as adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Quran yaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar ulul azmi karena kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berdawah kepada Firaun. Selain itu, dia juga nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang. Ketika Musa as akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun as yang ditugasi mengganti tugas Musa as, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Dengan kesabaran nabi Musa yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada nabi Khidir as . 4 - Nabi Isa Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul azmi karena banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah. 5 - Nabi Nuh Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak

menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Quran. Nabi Nuh as mendapat julukan ulul azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul azmi karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kanan tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan tsunami yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.

You might also like