You are on page 1of 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY J GIII P2OOO2 39/40 MINGGU TH PRE-EKLAMSI RINGAN DIRUANG PAVILIUN PONEK RSUD JOMBANG

Oleh :

FATROTUL MUNJARIFAH NIM : 08.064

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN JOMBANG 2009

DIAGNOSIS KEHAMILAN LAMA KEHAMILAN Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar month). Ibu termuda yang lahir dan melahirkan adalah Lina Mediana berumur 4 tahun 8 bulan. Ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester). (a) Kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu. (b) kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu. (c) kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN 1). Tanda-tanda Presumtif Amenorea ( tidak dapat haid ) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terahir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele : TTP = (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT+3) Mual dan muntah (naused and vomiting) Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sicknes (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut Hiperemisis. Mengidam ( ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Tidak tahan suatu bau-bauan Pingsan (pangsan) Bila berada pada tempat ramai-ramai yang sesak dan padat bisa pingsan Tidak ada selera makan (anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali Lelah (fatigue) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang ductus atau alveoli payudara kelenjar Montgomery terlihat membesar Miksi sering, karena kandung kemih terkena oleh rahimyang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

Konstipasi atau obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid placenta, leher, dan dinding perut (linia nigra : grisea) Epulis : hipertrofi dan pupil gusi Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva. Biasanya dijumpai pada triwulan terahir.

2). Tanda-tanda kemungkinan hamil Perut membesar Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Tanda hegar Tanda Chadwick Tada piscaseck Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang Broxton-hicks Teraba ballotement Reaksi kehamilan positif

3). Tanda pasti (tanda positif) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa, juga bagian-bagian janin. Denyut jantung janin a. Didengar dengan stetoskop monoral laennec b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler c. Dicatat dengan Feto-elektro kardiogram d. Dilihat pada ultra sonografi Terlihat tulang-tulang janin dalam foto roentgen.

DIAGNOSIS BANDING KEHAMILAN Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penakit yang dalam pemeriksaan meragukan: 1) Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria): gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual, muntah, air susu keluar, dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negative.

2)

Mioma uteri : perut dan rakhim membesar namun pada perabaan, rakhim terasa padat kadang kala terasa berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negative dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.

3)

Kista ovarii, perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan dalam rakhim teraba sebesar biasa, reaksi kehamilan negative, tanda-tanda kehamilan lain negative.

4) 5)

Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urine, pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing Hematometra, uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen inpeforata. MANUVAR PALPASI MENURUT LEOPOLD: Leopold I pemeriksa menghadap kemuka ibu hamil menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus konsistensi uterus menenotukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan difundus dan tangan lain diatas simfisis Leopold II menentukan batas samping kanan-kiri menentukan letak punggung janin pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan fundus

variasi menurut Knebel:

variasi menurut budin:

Leopold III menentukan bagian terbawah janin apakah bagian janin terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang variasi menurut Ahlfed : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut Leopold IV pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas panggul.

TINJAUAN PUSTAKA PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA PENDAHULUAN Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yang termasuk dalam bagian keenam sub bagian A, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjad. Istilah kesatuan penyakit harus diartikan bahwakedua peristiwa dasarnya sama dan bahkan eklampsia merupakan peningkatan yang lebih berat bahaya dari pre-eklamsia dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Di Indonesia pre-eklampsia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai pengumuman, diketahui kematian ibu berkisar antara 9,8% - 25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi yakni 42,2% - 48,9% Kematian ibu biasanya disebabkan oleh pendarahan otak, dekompensasiokordis dengan edema paru-paru, payah-ginjal, dan masuknya isi lambung kedalam pernafasan waktu kejangan, sedangkan sebab kematian bayi terutama oleh hipoksia intrauterine dan prematuritas, berlawanan dengan yang sering diduga, pre-eklampsia dan eklampsia tidak menyebabkan hipertensi menahun. Dengan pengetahuan ini menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan yang secara rutin mencari tanda-tanda pre-eklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia. DEFINISI Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan. Tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidusa. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain untuk menegakkan diagnosis pre-eklamsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih kenaikan tekanan distolik, sebenarnya lebih dapat dipercaya apabila tekanan distolik naik dengan 15mmHg atau lebih atau terjadi 90mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada

kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis preeklampsia. Kenaikan berat badan kg setiap minggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia. Proteinurea berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/liter dan air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 gr/liter, atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimak 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Itu Biasanya prtoteinurea timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius. Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat apabila satu atau lebih tanda / gejala dibawah ini ditemukan: 1. Tekanan sistolik 160mmHg atau lebih, atau tekanan distolik 110mmHg atau lebih 2. Proteinuria 5gr atau lebih dalam 24 jam, 3 atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif 3. Oliguria air kencing 400ml atau kurang dari 24 jam 4. Keluhan sepebral, gangguan penglihatan atau nyeri didaerah epigastrium 5. Edema paru-paru atau sianosis ETIOLOGI Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebabmusabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut : (1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidotidosa, (2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan, (3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, (4) Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya, (5) sebab timbulnya hipertensi, edema proteinurea, kejang dan koma. Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre-eklampsia ialah iskemia placenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu factor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia. Diantara factor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

PATOLOGI Pre-eklamsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasal dari penderita eklampsia yang meningkat, pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada eklampsia. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik yang khas pada pre-eklampsia dan eklampsia. Pendarahan, infrak, nekrosis dan trombosis pembuluh darah kecil pada penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut sekali disebabkan oleh vasospasmus ateriola.penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan factor penting juga dalam patogenesis kelainankelainan tersebut. PERUBAHAN ANATOMO_PATOLOGIK Placenta, pada pre-eklamsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunya aliran darah ke placenta. Perubahan placenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam villi karena fibrosis, dan konvensi mesoderm menjadi jaringan fibrotik, dipercepat prosesnya pada pre-eklamsia dan hipertensi. Pada preeklampsia yang jelas adalah trofi sinsitium, sedangkan pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada pembuluh darah dan stroma. Arteria spiralis mengalami konstriksi dan penyempitan, akibat aterosis akut disertai necrotizing arteriopathy. PERUBAHAN FISIOLOGI PATOLOGIK Perubahan pokok yang didapatkan pada pre-eklampsia adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Dengan biopsy ginjal telah diketahui bahwa pada pre-eklampsi dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium pada pre-eklampsia dan eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematus. Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita preeklampsia daripada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun. Penderita pre-eklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah.

Pada eklampsia, kejang-kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk sementara, asidium laktikum dan asam organic lain naik dan bikarbonas natrikus sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organic dioksidasi, sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam karbonik menjadi bikarbonas natrikus.

PRE-EKLAMPSIA Frekuensi Frekuensi pre-eklamsia untuk tiap Negara berbeda-beda karena banyak factor yang mempengaruhinya, jumlah primigravida, keadaan social ekonomi, perbedaan kriterium dalam penentuan diagnosis dan lain-lain. Dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan berkisar antara 3 10 %. Pada primigravida frekuensi pre-eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, diabetes mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan factor predosposisi untuk terjadinya pre-eklampsia. Gambaran klinik Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan pada akhirnya proteinuria pada pre-eklampsia ringan tidak ditemuka gejala-gejala subjektif. Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Gejala klinis pre-eklampsia ringan meliputi: 1. Kenaikan tekanan darah sistol 30mmHg atau lebih, diastole 15mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140mmHg sampai kurang 160 mmhg, diastole 90 mmhg sampai kurang 110 mmHg. 2. Proteinuria, secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positive 2 (+2). 3. Edema pada pertibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah dan tangan. Pemeriksaan dan Diagnosis 1. Kehamilan lebih 20 minggu 2. Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).

3. Edema tekan pada tungkai (pertibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tungkai. 4. Proteinuria lebih 0,3 gr/liter / 24 jam, kualitatif (++).

Pencegahan Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tandatanda dini pre-eklampsia dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur. Namun pekerjaan seharihari perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam, dan penambahan berta badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.

Penanganan Pre-eklampsia Ringan Istirahat ditempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre-eklampsia. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada ekstremitas bawah turun dan reabsorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah, pemberian fenobartial 3x30 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah.

Penanggulangan Pre-eklampsia dalam Persalinan Rangsangan untuk menimbulkan kejangan dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsangan yang kuat. Maka dari itu, pre-eklampsia berat lebih mudah terjadi eklampsia pada waktu persalinan. Untuk penderita pre-eklampsia diperlukan analgetika dan sedative lebih banyak dalam persalinan kala II, pada penderita dengan hipertensi, bahaya pendarahan dalam otak lebih besar sehingga apabila dengan syarat-syarat telah terpenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau etraktor vakum dengan memberikan narcosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada system syaraf pusat. Anesthesia local dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu tinggi dan penderita masih somnolen karena obat.

Gejala dan Tanda Pada umumnya kejangan didahului oleh makin memburuknya preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri epigastrium dan hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segara diobati akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkat yakni: 1. Tingkat aura atau awal 2. Tingkat kejangan tonik 3. Tingkat kejangan klonik 4. Tingkat koma.

Komplikasi Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre-eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di baweah ini biasanya terjadi pada preeklampsia berat dan eklampsia: 1. Solusio placenta 2. Hipofibrinogenemia 3. Hemolisis 4. Pendarahan otak 5. Kelainan mata 6. Edema paru-paru 7. Nekrosis hati 8. Sindroma HELLP 9. Kelainan ginjal 10. Komplikasi lain, lidah terghigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang, pneumonia aspirasi dan DIC, prematuritis, dismaturitas, dan kematian janin intra-utern

Penanggulangan Tujuan utama pengobatan eklampsia ialah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan.

Perawatan Obstetri Pasien Pre-eklampsia Ringan 1. Kehamilan Preterm ( kurang 37 minggu ) bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm.

Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif, selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

2. Kehamilan aterm ( 37 minggu atau lebih ) persalinan persalinan 3. Cara persalinan persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu memperbaiki kalaII. ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY J GIII P20002 39/40 MINGGU DENGAN PRE-EKLAMPSIA RINGAN DIRUANG PAVILIUN PONEK RSUD JOMBANG No reg Ruangan Tanggal pengkajian Tanggal MRS I. PENGUMPULAN DATA A. Nama Ibu Umur Suku / kebangsaan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah Nama Suami Umur Suku / kebangsaan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah B. 1. IDENTIFIKASI DATA : Ny J : 35 tahun : Jawa / Indonesia : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : Dukuh Arum Megaluh : Tn K : 35 tahun : Jawa / Indonesia : Islam : SMP : Tani : Dukuh Arum Megaluh : 25-57-40 : Pav PONEK : 7 juli 2009 : 7 juli 2009

Anamnesa ( Data Subjektif ) Keluhan utama / alasan masuk bersalin Pasien merasakan kencing-kencing sejak tanggal 7 juli 2009 jam 02.30 WIB. Tidak ada lendir dan darah, air ketuban merembek. 2. Haid pertama Siklus Banyaknya Dismenorrhoe Riwayat Menstruasi : 12 tahun : 28 hari : hari 1-3 ganti pembalut 9x, jadi 1 hari 3x : hari 1-2

Teratur / tidak teratur : Teratur Lamanya Sifat darah : 7 hari : hari 1 kecoklatan, 2-3 kemerahan.

3.
Tgl Lahir/ Umur 10 Th 6 Th Hamil ini Usia Kehamilan 9 Bulan 9 Bulan

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu


Jenis Persalinan Normal Normal Tempat Persalinan BPS BPS Komplikasi Bayi Ibu Penolong Bidan Bidan PB/BB/ Jenis 3400 gr 2700 gr Bayi Keadaan Baik Baik Nifas Keadaan Sehat Sehat Laktasi Baik Baik

No 1 2 3

4.

Riwayat Kehamilan Ini - Hari 1 haid terakhir - Taksiran Persalinan - Keluhan-keluhan pada 09-10-2008 16-07-2009 UK 39/40 Minggu

Trimester I ( 0-3 bulan ) : Muntah-muntah Trimester II ( 4-6 bulan ) : Tidak ada Trimester III ( 7-9 bulan ) : sering BAK

- Keluhan yang dirasakan a. Rasa lelah c. Nyeri perut d. Panas, menggigil `

: : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

b. Mual dan muntah yang lama

e. Sakit kepala berat / terus menerus f. Penglihatan kabur g. Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya h. Rasa nyeri / panas waktu BAK i. Pengeluaran cairan pervaginaan j. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai Diet / makan:

Sebelum hamil : 3x/ hari porsinya, menu : nasi, lauk, sayuran Saat hamil : 5x/ hari porsinya, menu : nasi, lauk sayuran Perubahan makan yang dialami : pasien mengalami sedikit perubahan pola makan dalam sehari saat hamil yaitu nafsu makan berlebihan.

Pola eliminasi: Sebelum hamil Saat hamil : BAB 2x/ hari, konsistensi lunak BAK 3x/ hari, warna kuning jernih : BAB 1x/ hari, konsistensi lunak BAK 6x/ hari, warna kuning kecoklatan

Aktifitas sehari-hari: a. Pola istirahat Sebelum hamil : Tidur siang 12.00-14.00, lamanya 2 jam Tidur malam 22.00-04.00, lamanya 6 jam Saat hamil : Tidur siang 11.00-14.00, lamanya 3 jam Tidur malam 21.00-04.00, lamanya 7 jam b. Pola seksualitas : 1x/ minggu Saat hamil c. Pola pekerjaan: Sebelum hamil Saat hamil : 1x/ hari : 3x/ minggu : 1x :-

5.

Imunisasi TT

Kontrasepsi yang pernah digunakan : belum pernah dan tidak ada Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit menular, menurun, menahun, selama ini. 6. Riwayat kesehatan keluarga Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun, menahun. 7. Riwayat social Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, hal ini terbukti bahwa keluarganya sangat memperhatikan. C. Pemeriksaan Fisik 1). Keadaan umum Status emosional Kesadaran : Terlihat lemah : Baik : composmentis

2). TTV TD N S RR BB TB 3). INSPEKSI a. b. c. d. e. f. Kepala warna rambut hitam penyebarannya merata tidak ketombe Muka mata simetris conjungtiva merah muda sclera putih Mulut lidah pucat stomatitis tidak ada caries tidak ada Payudara bentuk mamae simetris puting susu menonjol Perut bekas luka tidak ada Vulva warna kecoklatan rambut pubus tersebar merata : 140/160 mmHg : 184x/menit : 36,5C : 22x/ menit : 65 kg : 140 kg

g. h. -

Anus bekas luka parut tidak ada kelainan tidak ada hemoroid tidak ada Ekstremitas oedema jari dan tangan tidak ada varices tungkai tidak ada kelainan atas dan bawah alat gerak tidak ada (kaki dan tangan)

4). PALPASI a. b. c. d. e. benjolan pembesaran TFU 31 cm pemeriksaan Leopold: Leopold I Leopold II : TFU setinggi pusar 31 cm diatas simfisis : sebelah bagian kanan ibu teraba keras seperti papan (PUKA) sebelah kiri teraba bagian kecil anak (PUKI) Leopold III Leopold IV f. : bagian terendah kepala (bulat, keras, melenting) : kepala janin sudah masuk PAP Vulva tidak ada nyeri tekan tidak ada lesi oedema tidak ada benjolan Muka tidak ada nyeri tekan dan benjolan Mulut tidak ada nyeri tekan dan benjolan Payudara tidak ada nyeri tekan dan benjolan Perut tidak ada nyeri tekan Kepala tidak ada nyeri tekan

g. h. tangan)

Anus tidak ada nyeri tekan tidak ada lesi Ekstremitas tidak ada nyeri tekan pada alat gerak atas dan bawah (kaki dan

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Tanggal 07-07-09 Albumin urine: positive (++)

III. KESIMPULAN Ny J GIII P20002 umur 35 tahun, hamil 39/40 minggu dengan pre-eklampsia ringan. Kondisi pasien saat pengkajian lemah, TD: 140/60 mmHg, N: 184x/ menit, S: 36,5C, RR: 22x/ menit, letak kepala dan PUKA janin tunggal, hidup, intra utern, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik dank ala I fase aktif.

DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu kesehatan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono, Prof, Dr, dr, SPOG, Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP. 2007 Salgas, Gestosis, POGI, Panduan Pengelolahan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia. Ed. 1985.

You might also like