You are on page 1of 3

Pentingnya Agama Bagi Seorang Perawat

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang porfesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. Perawat memandang klien sebagai mahluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien.Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual, keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien. Spiritualitas merupakan suatu konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk yang mempunyai aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang disebut kecerdasan spiritual yang sangat menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat memahami bahwa aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena selama dalam perawatan, respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien. Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (3). Kebutuhan spiritual sebagai bagian dari kebutuhan manusia secara utuh hanya dapat dipenuhi apabila perawat dibekali dengan kemampuan memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan holistik pasien sebagai mahluk yang utuh dan unik. Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan. Agama merupakan system keyakinan dan praktik yang terorganisasi. Agama memberi satu caraekspresi spiritual yang memberikan pedoman kepada penganutnya dalam berespons

terhadap pertanyaan dan tantangan hidup. Menurut Vardey (1995, ham, xv) agama yang terorganisasi memberikan : a. Rasa keterikatan komunitas dengan keyakinan yang sama b. kajin bersama kitab suci ( taurat, injil, alkitab, dll) c. pelaksanaan ritual d. penggunaan disiplin dan praktik, firman dan sakramen e. menjaga jiwa seseorang ( seperti berpuasa, berdoadan meditasi) Banyak praktik dan ritual agama tradisional dikaitkan dengan kejadian hidup, seperti kelahiran, peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pernikahan, penyakit, dan kematian. Pedoman pelaksanaan agama yang biasa dipengaruhi secara bersama oleh budaya, dapat juga diterapkan pada kehidupan sehari-hari, seperti pakaian, makanan, interaksi social, menstruasi, dan hubungan seksual. Pekembangan keagamaan individu mengacu pada penerimaan keyakinan, nilai, pedoman pelaksanaan, dan ritual tertentu. Perkembangan agama dapat atau mungkun sejajar dengan pekembangan spiritual. Sebagai contoh, seseorang dapat mengikuti praktik agama tertentu dan belum dapat menginternalisasi makna simbolik dibalik praktik tersebut. Namun, perkembangna agama sering kali dapat menjadi pondasi dan meningkatkan spiritualitas dengan memberikan sisitem keyakinan yang dapat menunjukkan arah pertumbuhan kepada penganutnya. Sebagai contoh, penganut agama Kristen yang beribadah setiap hari membawa penganutnya ke dalam hubungan langsung dengan pertanyaan yang sangat dalam mengenai kehidupan beberapa kali sehari. Agnostic adalah orang yang meraguka keberadaan Tuhan atau yang Maha Tinggi atau meyakini bahwa keberadaan Tuhan belum terbukti. Ateis adalah orang yang tidak meyakini adanya Tuhan. Monoteisme adalah keyakinan akan keberdaan satu Tuhan, sementara politeisme adalah keyakinan terhadap lebih dari satu Tuhan. Praktik Spiritual yang Memengaruhi Asuhan Keperawatan a. Kitab Suci Setiap agama memiliki tulisan sakral dan kitab yang menjadi pedoman keyakinan dan perilaku penganutnya ; sselain itu, tulisan sakral sering kali menyampaikan cerita instrutif mengenai para pemimpin agama, raja-raja dan pahlawan. Pada sebagian besar agama, tulisan ini dianggap sebagai ucapan Sang Khalik yang ditulis para Nabi atau Khalifah. Umat kristiani memiliki kitab suci Injil,umat Yahudi memiliki kitab suci taurat dan tamud, dan umat muslim memiliki kitab suci alquran, umat Hindu memiliki beberapa kitab suci, atau

weda ; dan umat Budda mengimani ajaran yang ada di Tripitaka. Naskah tersebut secra umum menetapkan hukum-hukum keagamaan dalam bentuk peringatan dan peraturan untuk hidup ( mis, 10 perintah Tuhan). Hukum keagamaan tersebut dapat diinterpretasi dalam berbagai cara oleh sub kelompok penganut agama dan dapat memengaruhi keinginan klien untuk menerima anjuran penanganan; sebagai contoh transfusi darah dilarang pada ajaran saksi Jahovah.Individu sering kali mendapat kekuatan dan harapan asetelah membaca bukubuku keagamaan/ kitab suci saat mereka sakit atau saat mengalami krisis. Contoh cerita keagamaan yang dapat memberikan kenyamanan bagi klien adalah penderitaan Nabi, baik pada Kitab Suci Yahudi maupun Kristiani, dan penyembuhan yang dilakukan Yesus pada orang-orang yang mengalami penyakit fisik atau mental, dalam perjanjian baru. b. Doa dan Meditasi Individu dapat memakai lambang atau patung keagan\maan di dalam rumah, di mobil, atau di tempat kerja sebagai pengingat pribadi terhadap keyakinan mereka atau sebagai bagian tempat personal untuk sembahyang dan meditasi. Klien yang dirawat inap atau yang menjalani pengobatan di fasilitas perawtan jangka panjang mungkin berharap untuk diperbolehkan membawa atau memajang simbol spiritual berupa ( Gill, 1987, hlm, 489). Beberapa orang meragukan defebisi tersebut karena menurut defenisi tersebut, doa mewajibkan orang yang berdoa memiliki keyakinan pada Tuhan atau entitas spiritual, padahal tidak semua orang yang berdoa memilikinya. Sementara itu, beberapa orang menganggap doa sebagai fenomena universal yang tidak mewajibkan keyakinan tersebut.Beberapa agama memiliki doa-doa resmi dicetak dalam buku doa, seperti Book of Common Prayer di gereja Anglikan/ Episkopal dan Missal di geraja katolik. Beberapa doa keagamaan dikaitkan dengan sumber keyakinan; sebagai contoh, Doa Bapa Kami untuk umat Kristiani disampaikan kepada Yesus, dan manusia paling mulia bagi umat muslim adalah Muhammad.Beberapa agama mewajibkan ibadah setiap hari atau menetapkan waktu spesifik untuk berdoa dah beribadah; sa;at lima waktu bagi umat muslim. Mereka mungkin membutuhkan waktu tenang tanpa gangguan selama mereka membaca buku doa mereka, menggunakan Rosario, tasbih, dan ;ambang keagamaan lain yang tersedia bagi mereka.Meditasi adalah kegiatan memfokuskan pikiaran seseorang atau terlibat da;a refleksi diri. Beberapa orang meyakini bahwa melalui meditasi yang mendalam, seseorang dapat memengaruhi atau mengontrol fungsi fisik dan psikologis serta perjalanan penyakit.

You might also like