You are on page 1of 2

Usman Balo, Tokoh Pejuang Kharismatik ini di kenal

berani,Teguh,bertanggung jawab dan penuh Dedikasi serta pantang menyerah dan menyandang pangkat terakhir Kapten TNI AD. Pria Berjuluk Balona Sidenreng atau lebih di kenal dengan Nama Usman Balo adalah salah seorang Tokoh Pejuang kemerdekaan Di Sulawesi Selatan. Beliau lahir sekitar tahun 1918. Ia dilahirkan dilingkungan masyarakat alam Bugis Sidenreng Rappang. Ia berasal dari keluarga
yang sederhana yang sangat berakar dengan kebudayaan lokal yang terkenal secara tradisional melahirkan para pejuang yang membela keluhuran masyarakat bugis. Oesman Balo adalah anak seorang pedagang dari pasangan La Teggang dan I Tida. Kemudian ayah dari orang tuanya adalah seorang kepala kampung yang ada pada zaman itu termasuk jabatan yang terpandang. Oleh karena Oesman Balo dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat sederhana, maka ia tidak pernah membayangkan dirinya aktif dalam kancah perjuangan kemerdekaan

Pada Jamannya, Usman Balo sangat di segani dan di takuti oleh sesama pejuang ataupun oleh pihak penjajah, Selain Karena keberaniannya melawan penjajah, Usman Balo Juga konon memiliki kemampuan menyelam ke dalam air hingga berjam-jam lamanya, dan hal itu sering di lakukan apabila terkepung dari pihak musuh ataupun bersembunyi dari kejaran pihak penjajah. Oesman Balo dipandang sebagai tokoh yang penuh kontroversi karena cara
pandang dan aktivitasnya yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Keberanian dalam perjuangan dan dikenal memiliki lebih dari seratus istri. Selain itu ia juga disegani dan disanjung oleh banyak orang karena memiliki karakter yang tegas dalam membela yang lemah. Tetapi disisi lain dalam perjuangannya ia juga dikenal sebagai sosok yang tempramen, anarkis dan militan. Bahkan tidak jarang orang menyebutnya perampok atau pemeras rakyat. Kedua sisi ini dinilai dan dipahami sebagai realitas yang harus diterima.

Semasa Hidupnya Usman Balo memiliki 108 orang istri, yang tersebar di berbagai Desa. Bahkan ada di antara istri-istrinya yang mengaku hanya bertemu dengan usman Balo saat hari pernikahannya berlangsung, karna setelah menikah, Usman Balo harus kembali bergerilya dari Desa ke Desa yang lain, dan keluar masuk hutan, sehingga mereka tidak pernah lagi bertemu. Meskipun demikian Usman Balo punya prinsip yang patut di teladani, Beliau pantang menggauli wanita yang belum Dia nikahi. Usman Balo meninggalkan 26 orang anak, lebih dari 100 orang Cucu serta Puluhan Cicit. Saat itu banyak Desa-desa yang di Porak-porandakan oleh pihak penjajah,namun mereka takut memasuki wilayah di mana terdapat Istri dan keluarga Usman Balo. Dengan alasan itulah Maka Beliau Mulai menikahi Gadis-gadis di setiap Desa yang di singgahinya. Di rumah Oesman yang berada di Kota Parepare terdapat kamar tidur dan ruang belajar lengkap dengan meja dan kursi mantan Presiden BJ Habibie yang tampak utuh dan terpelihara dengan baik. Ruang belajar dan kamar tidur Habibie tersebut hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu. Misalnya kunjungan pejabat penting dan harus seizin Oesman. Usman Balo, Yang merupakan Pimpinan Batalyon Latimojong, Manyandang berbagai macam piagam tanda jasa, Beliau memiliki banyak rekan2 seperjuangan dan Tokoh-tokoh dari Sulawesi Selatan lainnya Brigjen TNI ( Purn ) Andi Sose,Dan Mantan Gubernur Sulsel Brigjen TNI ( Purn ) Andi Oddang. Usman balo pernah memperjuangkan Republik Persatuan Indonesia, terdiri dari beberapa Negara bagian. Tapi lantaran Soekarno lebih menghendaki Negara kesatuan, akhirnya perjuangan Usman Balo menghadapi rintangan. Itulah yang membuatnya bergerilya bertahun-tahun di hutan, bersama Kolonel Kahar Muzakkar dan membentuk kelompok

perjuangan Tentara Islam Indonesia atau yang sekarang di kenal dengan Pemberontakan DI/TII. Pembagian Wilayah kekuasaan antara kesatuan-kesatuan DI/TII Sulawesi Selatan, ternyata menimbulkan pertentangan Intern. Seringkali, akibat operasi yang di lancarkan TNI, pasukan yang satu memasuki wilayah kekuasaan pasukan yang lain, Sehingga terjadi bentrokan Fisik yang menyebabkan ke dua Tokoh Pemberontak tersebut saling menyalahkan, dan hubungan mereka mulai retak. Usman Balo Memutuskan Hubungannya dengan Kahar Muzakkar. Kemudian Pertentangan itu meningkat menjadi pertentangan Ideologis. Usman Balo menolak jalan Darul Islam Yang Di anut Kahar Muzakkar,dan tidak bersedia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam. Pertentangan antara keduanya mencapai puncak pada tanggal 14 desember 1954 dalam bentuk pertempuran terbuka di Bulu Cenrana Sidenreng Rappang ( Sidrap ) yang berlangsung selama tiga hari. meninggal dunia di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam usia 88 tahun, Jumat (5/5/2006), setelah dirawat selama beberapa hari akibat penyakit asma. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Mario Rappang Sidrap. Saat menghembuskan napas terakhir di ruang ICU Rumah Sakit, almarhum didampingi tiga istrinya. Masingmasing Maraja, Hanisa dan istri terakhir Musbaria berusia 31 tahun.

You might also like