You are on page 1of 10

Definisi Epidemiologi Patofisiologi Faktor Resiko Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan Medis dari tiap kelainan dalam

ginekologi (meliputi kasus: ca cerviks, ca mammae, myoma uteri, kista ovary, AUB/ Abnormal Uterine Bleeding) 8. Asuhan keperawatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

CA SERVIKS

1. Definisi
Kanker serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker serviks sangat perlahan. Pertama, bebrapa sel normal berubah menjadi sel-sel prekanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut dysplasia dan biasanya terdeteksi dengan papsmear (dewi mulyani,2010). Pada keadan kanker, sel selaput lendir cerviks mengadakan proliferasi (membelah dan tumbuh). Mulanya sel-sel membentuk susunan seperti bentuk kelenjar. Dengan permukaan seperti karet busa (spongiform) dan kaya dengan pembuluh darah (Dewi mulyani dkk, 2010). Pada dasarnya ada 2 jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.sekitar 8 dari 10 jenis kanker serviks adalah karsinoma sel skuamoasa (sel-sel yang menutupi permukaan serviks) dan sisanya adalah adenokarsinoma (dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuat lendir) (Dewi mulyani dkk, 2010).

2. Epidemiologi
Insiden kanker serviks sangat menurun selama 50 tahun terakhir ini dan sekarang merupakan kanker wanita terbanyak nomor enam. Penurunan ini merupakan hasil skrining (sitologi serviks, apusan papanicolaou) dan pencegahan (terapi pre invasif). Namun demikian, 1-2% wanita berumur 40 tahun mengalami kanker serviks. Umur rata-rata saat ditegakkan diagnosis adalah 45-47 tahun tetapi penyakit ini dapat muncul jauh lebih awal. Karsinoma sel skuamosa merupakan 87% kasus dan hamper semua sisanya adalah adenokarsinoma atau karsinoma adenoskuamosa. Sarcoma dan keganasan lain jarang terjadi. Kanker serviks adalah hasil akhr peogresif epitel serviks, paling sering ( 90%) terjadi pada sambungan skuamokolumner (Ralph C B, 2008). Menurut Faisal Yatim (2005) Di Amerika, Ca Servik merupakan keganasan nomor 3 paling sering dari alat kandungan dan menempati urutan ke-8 dari keganasan pada perempuan, di Amerika. Umur rata-rata perempuan yang terserang kanker serviks sekitar 50-an tahun. Namun demikian, pernah dilaporkan kasus kanker serviks berumur 20 tahun. 1% penderita kanker serviks terdiagnosa pada waktu perempuan tersebut sedang hamil atau baru saja mengalami proses kelahiran. Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan pap smear dalam 10 tahun belakangan. 3. Patofisiologi (terlampir) 4. Faktor Resiko Kanker serviks penting dibicarakan dalam pembahasan penyakit menular seksual. Risiko kanker serviks termasuk (Faisal Yatim,2005): a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual (koitus pertama sangat dini yakni 20 tahun) b. Banyaknya partner hubungan seksual. c. Resiko perempuan mengalami kanker serviks akan semakin tinggi bila berhubungan seksual dengan lelaki yang pernah berhubungan dengan perempuan yang menderita kanker serviks.

d. Infeksi human papiloma virus.


Infeksi virus human papiloma secara sigifikan berkaitan dengan kanker serviks intraepitel dan kanker serviks yang sudah infasi. Tipe virus HPV yang dianggap berkaitan dengan kanker serviks adalah tipe 16,18, 31, 35 dan 39. Virus HPV akan menyerang selaput didalam mulut dan kerongkongan, serviks serta anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus ini menyebabkan terbentuknya sel-sel prokanker serviks dalam jangka panjang. Merokok juga dianggap akan mempertinggi risiko terjadinya kanker serviks dua kali lipat. Infeksi HIV Seorang wanita ynag terjangkit HIV memiliki system pertahanan tubuh yang kurang dapat memerangi infeksi HPV maupun kanker pada stadium awal (Dewi mulyani dkk, 2010). Infeksi Bakteri Klamidia Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi (Dewi mulyani dkk, 2010). Penggunaan Pil KB dalam jangka panjang Hamil pertama pada Usia Muda (dibawah usia 17 tahun hampir) selalu 2 kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanitayang menunda kehamilannya hingga berusia 25 tahun atau lebih (Dewi mulyani dkk, 2010). Paritas (jumlah kelahiran). Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim. Riwayat keluarga.

e. f.

g.

h. i.

j.

k.

5. Manifestasi Klinis
Pada tahap permulaan kanker, sudah menimbulkan perdarahan melalui vagina, misalnya setelah melakukan koitus, atau perdarahan menstruasi lebih banyak atau timbul perdarahan menstruasi lebih sering, atau timbul perdarahan diantara siklus menstruasi. Apabila kanker sudah berada pada stadium lebih lanjut, bisa terjadi perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul. Keluhan dan gejala akibat bendungan kanker, penderita mengeluh halangan aliran air seni, atau sembab anggota bawah karena penekan pembuluh darah balik. Atau, gejala akibat tekanan pada persarafan, penderita mengeluh nyeri pada pinggang bagian bawah (Faisal Yatim,2005). Manifestasi lainnya yakni timbul keputihan yang tidak normal. Cirri-ciri keputihan tersebut diantaranya lendir kental, berwarna kuning atau kecoklatan, berbau busuk dan gatal serta

adanya sakit saat bersenggama. Gejala kanker serviks pada stadium akhir dapa menimbulkan keluarnya air kemih dan tinja dari vagina (Dewi mulyani dkk, 2010). Tabel: Klasifikasi Histologik kanker serviks WHO 1975 Karsinoma sel skuamosa - Dengan pertandukan - Tipe sel besar tanpa pertandukan - Tipe sel kecil tanpa pertandukan Adenokarsinoma - Tipe endoserviks - Tipe endometrioid Karsinodenoskuamosa (adenoepidermol) - Karsinoma adenoid kistik - Adenokarsinoma - Mesonefroid Tumor mesenkim - Karsinoma tidak bediferensiasi - Tumor metastasis

WHO 1994 Karsinoma sel skuamosa - Dengan pertandukan - Tanpa pertandukan - Tipe verukosa - Tipekondilomatosa - Tipe kapiler - Tipe limfoepitelioma Adenokarsinima - Tipe musinosa - Tipe mesonefrik - Tipe clear cell - Tipe serosa - Tipe endometrioid Karsinoadeskuamosa - Karsinoma glassy cell - Karsinoma sel kecil - Karsinoma adenoid basal - Tumor karsinoid - Karsinoma adenoid kistik Tumor mesenkim - Karsinoma tidak berdifferensiasi

Tabel: stadium ca. serviks secara klinis (Faisal Yatim,2005).

Sedangkan stadium kanker menurut (Dewi mulyani dkk, 2010).

Berdasarkan buku keperwatan medikal bedah, kebanyakan gejala awal Ca serviks sering asimptomatik. Saat terdapat rabas atau perdarahan yang tidak teratur: - Rabas meningkat jumlahnya dan menjadi cair. Rabas berwarna gelap dan berbau bususk karena nekrosis dan infeksi dari massa tumor. - Perdarahan terjadi pada interval yang tak teratur antara periode atau setelah menopause, cukup besar dibandingkan hanya bercak yang terdapat pada pakaian dalam, dan biasanya terlihat setelah traumaringan (hub. Seksual, douching, atau defekasi) . - Dengan berjalannya penyakit, perdarahan mungkin persisten dan meningkat. - Sejalan dengan berkembangnya kanker, jaringan disebelah luar serviks terserang, termasuk kelenjar limfe anterior ke sacrum. Saraf ynag terkena mengakibatkan nyeri yang sangat pada punggung dan tungkai. - Tahap akhir: kurus ekstrem dan anemia, sering dengan demam akibat infeksi sekunder dan abses pada massa yang megalami ulserasi,, dan pembentukkan fistula.

6. Pemeriksaan Diagnostik a. Pap Smear


Kanker serviks stadium awal bisa didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan sitologi melalui papsmear pada cairan serviks. Tetapi negative palsu pada 15-40% kasus tergantung pada kemampuan laboratorium dan kelompok penduduk ynag diperiksa (Faisal Yatim,2005). b. Biopsy Bisopsi dan penilaian jaringan secara mikroskopis penting untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis kanker. Menentukan bagian mana yang akan dibiopsi sangat penting. Kerena dalam perdarahan ada unsur-unsur nekrosis peradangan, pada kemungkinan kanker invasive serviks, biopsy dari daerah ulserasi tidak berguna atau sulit diinterpretasi. Karena itu,lakukan biopsy ditepi lesi, dimana perbedaan jaringan normal dan ganas sangat jelas. Tindakan ini dapa dipermudah dengan uji schiller (Ralph C B, 2008). c. Uji Schiller Larutan yodium encer akan member warna coklat pada permukaan serviks normal karena sel-sel epitel serviks normal mengandung glikogen. Daerah epitel yang melapisi serviks dengan keganasan tidak mengandung glikogen, dan akan tetap tidak terwarnai jika diberikan larutan schiller atau lugol. Karena itu biopsy pada daerah dengan uji schiller positif yang memiliki lesi granuler, noduler atau papiler biasanya dapat memastikan kanker invasive bila ada (Ralph C B, 2008). d. Kolposkopi Kolposkopi dapat mengenali kemungkinan karsinoma dini didaerah CIN. Biopsy langsung dari tempat yang dicurigai seperti ini dapat menunjukkan adanya invasi dini ke stroma. Biopsy lubang (punch biopsy ) langsung dengan kolposkopi disertai kuretase ringan pada endoserviks dapat menghindari biopsy kerucut (cone biopsy) serviks yang lebih luas. Namun, kanker invasive yang jelas biasanya menimbulkan ulserasi dan perdarahan sehingga tidak diperlukan kolposlopi untuk biopsy (Ralph C B, 2008). 7. Penatalaksanaan Medis Terdapat tiga jenis pengobatan utama kanker, yakni operasi, raditerapi, dan kemoterapi (Dewi mulyani dkk, 2010). a. Operasi Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks. Beberapa pengobatan melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi) dan yang lain tidak. Daftar ini mencakup beberapa jenis operasi yang paling umum dilakukan pada pengobatan kanker serviks. 1. Cryosurgery Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan kedalam vagina dan leher rahim. Cara ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukannya. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada didalam leher rahim (stadium )). Bukan kanker invasive yang telah menyebar keluar leher rahim. 2. Bedah Laser

Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif (stadium 0) 3. Konisasi Sepotong jaringan berbentuk kerucut aka diangkat dari leher rahim. Pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dugunakan untuk menemukan atau mengobato kanker servisk tahap awal (stadium 0/1). Cara ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini yang ingin memiliki anak. Setelah biopsy, jaringn berbentuk kerucut diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker, maka diperlukan pengobatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat. 4. Histerektomi - Histerektomi Sederhana Cara kerja metode ini adalah mengangkat rahim, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Vagina maupun kelenjar getah kelenjar getah bening penggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi dibagian depan perut atau melalui vagina. Setelah dilakukan operasi ini wanita tidak bisa hamil. Histerektomi digunkana untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (stadium I) dan mengobati kanker stadium prakanker (stadium 0) jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi koonisasi. - Histerektomi Radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan didekatnya, vagina bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening ynag berada di daerah panggul. Operasi iini paling sering dilakukan melalui pemotongan bagian depan perut, bukan dilakukan melalui vagina.

5. trachelektomi sebuah prosedur yang disebut trachelektomi radikal memungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini meliputi pengangkatan serviks bagian atas vagina, kemudian melatakkannya pada jahitan berbentuk kantung yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam

rahim. Kelenjar getah bening didekatnya juga diangkat. Operasi ini bisa dilakukan melalui vagina atau perut. Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi Caesar. Resiko terjadinya kekambuhan kanker sesudah pengobatan ini cukup rendah. 6. Ekstenterasi Panggul Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada operasi jenis ini, juga dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur dan sebagian usus besar. Operasi ini dilakukan saat kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya. Diperlukan waktu 6 bulan untuk pulih dari operasi radikal ini. Namun, wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan dengan bahagia dan produktif. b. Radioterapi Pada pengobatan kanker serviks, radioterapi diterapkan dengan melakuka radiasi eksternal yang diberikan bersama dengan kemoterapi dosis rendah. Untuk jenis pengobatan radiasi internal, zat radioaktif dimasukkan kedalam silinder didalam vagina. Kadang-kadang, bahan radioaktif ini ditempatkan didalam jarum tipis yang langsung dimasukkan kedalam tumor. Pengobatan implantasi radioaktif dosis rendah dapat diselesaikan hanya dalam waktu beberapa hari dan selama pengobatan pasien tetap berada dirumah sakit. Radioterapi dosis tinggi dilakukan dalam bentuk rawat jalan selama beberapa waku. Untuk setiap sesi pengobatan, bahan radioaktif dimasukkan kedalam tumor selama beberapa menit, kemudian dikeluarkan kembali. c. Kemoterapi Adalah penggunaan obat-obat untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan tersebut diberikan melalui infuse atau per oral. Sedangkan pengobatan kanker serviks berdasarkan stadiumnya (Dewi mulyani dkk, 2010): a. Stadium prakanker (I) Stadium prakanker hingga stadium 1 awal biasanya diobati dengan heisterektomi. Apabila pasien masih ingin memiliki anak, biasanya dilakukan metode LEEP atau Cone Biopsy. b. Stadium awal (I an II) - Apabila ukuran tumor 4 cm, biasanya dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi. - Apabila ukuran tumor 4 cm, biasanya dilakukan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, atau kemoterapi berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi. c. Stadium lanjut (II akhir-IV awal) Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan radioterapi dan kemoterapi bebrbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat mempertimbangkan kemoterapii dengan kombinasi obat misalnya hycamtin dan cisplatin.

Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel kanker. Biasanya dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif yang ditujukan untuk mengurangi gejala. 8. Asuhan Keperawatan

Referensi 1. Yatim, Faisal (2005). Myoma, kanker rahim/leher rahim dan indung telur, kista, serta gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor 2. Dewi mulyani dkk/Tim Cancerhelps (2010). Stop Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka 3. Baughman, Diane C (2000). Keperawatan medical-bedah : buku saku untuk Brunner and Suddarth. Jakarta: EGC 4. Benson, Ralph C (2008). Buku saku obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC

You might also like