You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi.

Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah. Pondasi adalah konstruksi atau struktur terkhir yang memikul seluruh beban dari bangunan untuk diteruskan ke tanah, cara penerusan beban oleh pondasi ke tanah ada yang berdasr daya dukung tanah, berdasarkan friction ( lekatan ) ada juga yang berdasarkan Point Bearing. Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut PONDASI, jadi pondasi adalah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai: 1. mendukung seluruh berat dari bangunan . 2. meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya. 3. menstabilkan beban. Kegagalan di pekerjaan pondasi akan menyebabkan kegagalan diseluruh konstruksi bangunan. Untuk itu diperlukan pemahaman gambar dan spesifikasi dengan baik. Dalam hal ini kita akan bahas tentang pondasi dalam khususnya pondasi tiang pancang baja. Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.. Pondasi tiang pancang baja merupakan pondasi yang berupa baja profil (profil O/ pipa yang biasa dipakai) yang nantinya akan diisikan tulangan kedalam tiang pancang tersebut dan dicor guna dijadikan pondasi. Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat

menjadi indikator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan ini masalah yang akan dibahas adalah : 1. Definisi dan pengenalan dari pondasi tiang pancang baja 2. Kelebihan dan kekurangan dari tiang pancang baja 3. Metode pelaksanaan tiang pancang baja

BAB II PEMBAHASAN I.I Definisi dan pengenalan dari pondasi tiang pancang baja A. UMUM Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain : 1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah. 2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati. 3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata.

Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya konstruksi, waktu konstruksi. Pemilihan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh kepada keamanan struktur yang berada diatas pondasi tersebut. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Dalam kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam. Pondasi dalam yang juga sering dipakai adalah pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.

Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda. Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan halhal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari baja dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan bantuan hammer diesel, kemudian pemberian pasir isian yang dimasukkan kedalam tiang pancang dan dilajutkan dengan pemasangan tulangan isian pada tiang pancang baja tersebut. Dan akhirnya tiang pancang bisa dicor dan dilanjutkan pemberian struktur diatas tiang pancang tersebut. Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalasi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah : - untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras - untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya

hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indikator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah. Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga. (Willy). Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang. Kebanyakan tiang pancang baja yang digunakan adalah tiang pancang pipa. Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

B. PENYAMBUNGAN TIANG Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Pengelasan harus diuji secara visual dan dengan cara non destructive. Biasanya perlu memotong 300 mm hingga 500 mm dari puncak bagian tiang dipancang untuk meratakan ujungnya dan untuk membuang bagian baja keras yang sukar dilas.Sambungan yang dilas harus mampu meneruskan momen penuh dalam tiang (dan untuk pipa baja) biasanya merupakan las ujung penetrasi penuh di sekeliling permukaan pipa.

C. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

D. KEPALA TIANG PANCANG Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).

E. SEPATU TIANG PANCANG Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasar tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.

F. PENGECORAN DALAM TIANG Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi dengan beton. Suatu jalinan penulangan (reinforcing cage) ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran. Batangbatang penulangan akan keluar di atas permukaan pemotongan tiang dan berfungsi untuk mengikat tiang pada kepala jembatan atau cap pilar. Seringkali tidak praktis memadatkan beton dengan getaran pada bagian bawah tiang yang dicor di tempat. Beton pada bagian atas setinggi 2 atau 3 meter dari puncak harus dipadatkan dengan menggunakan cara penggetaran yang biasa dilakukan.Penulangan harus diletakan di tengah pipa dengan selimut yang disyaratkan. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pengatur jarak (spacer) yang sesuai pada bagian luar jalinan penulangan. Perhatikan bahwa pengatur jarak tersebut mungkin akan berputar pada waktu jalinan diturunkan kedalam tiang. Pengatur jarak harus dipasang setiap 90 di sekeliling jalinan penulangan, dan harus diberi jarak antara setiap 2 atau 2,5 meter menurut arah memanjang tiang. I.II Kelebihan dan kekurangan dari tiang pancang baja

Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja. Tiang pancang ini mudah dalam hal penyambungannya. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah. Kuat ringan untuk ditangani mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras Mampu dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan dukung, atau untuk mendapatkan daya dukung tahanan geser yang tinggi. Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan dengan variasi ke dalaman lapisan dukung (bearing stratum)

Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.

I.III Metode pelaksanaan tiang pancang baja

A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN Hal pertama yang harus dipersiapkan ketika melakukan pemancangan adalah sebagai berikut :

1. Pile ( tiang pancang ) Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbedabeda.

Gambar : Tiang pancang Baja

2. Diesel Hummer Pemancangan pondasi dengan diesel hammer adalah pemancangan dengan Ram yang bergerak sendiri oleh mesin diesel tanpa memerlukan sumber daya dari luar, seperti boiler atau kompresor udara. Hammer ini sederhana dan mudah bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sebuah Diesel Hammer unit leng-kap terdiri atas : vertical silinder, sebuah piston atau ram, sebuah anvil, tangki minyak dan pelumas, pompa solar, injector dan pelumas mekanik

Gambar : Diesel Hammer

3. Service Crane Bagian atas crawler crane ini dapat berputar 360 dan bergerak di dalamlokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Bila akan dugunakan diproyek lainmaka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksaan pengangkutan.Pengaruh permukaan tanah terhadap alat tidak akan menjadi masalah karena lebar kontak antara permukaan dengan roda cukup besar, kecuali jika permukaannya tanah yang jelek. Pada saat pengangkatan material, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah posisi alat waktu operasi yang harus benar-benar water level,keseimbangan alat dan penurunan permukaan tanah akibat beban dari alat tersebut.

Gambar : Service Crane

B. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM PEMANCANGAN Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum dilakukannya pemancangan. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan nantinya bisa melakukan pekerjaan secara optimal dan menghemat biaya serta waktu yang digunakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Karakteristik tanah apabila didapatkan jenis tanah yang akan dibangun konstruksi diatasnya (jalan, jembatan, atau gedung) merupakan jenis tanah berpasir dan berlanau. Dimana seperti yang diketahui bahwa tanah berpasir dan berlanau tersebut memiliki penurunan yang beragam serta adanya faktor penurunan yang besar. Sehingga diperlukan untuk memasang pondasi pada tanah yang keras. Dan tanah keras berada sangat dalam pada kondisi tanah seperti ini. Maka oleh karena itu diperlukanlah pembuatan pondasi yang bisa mencapai titik lokasi dimana tanah keras berada. Maka pondasi tiang pancanglah yang dirasa bisa dipakai pada kondisi tanah seperti ini.

Gambar : Tanah berpasir 2. Jenis tiang pancang Letak tanah keras yang dalam serta diperlukannya kemudahan dalam pembuatan pondasi menjadi salah satu faktor dipilihnya jenis pondasi tiang pancang. Dan tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang baja (profil O/ Pipa baja). Dengan menggunakan tiang pancang baja, maka pemasangan pondasi bisa mencapai tanah keras sekalipun, dan tiang pancang baja ini bisa memberikan daya dukung yang sangat kuat terhadap struktur diatasnya nanti. Penyambungan antar tiang pancang juga cukup mudah. Penyambungan dengan cara me-las tiang pancang yang satu dengan yang lainnya.

Gambar : Tiang Pancang Baja 3. Cara/jenis pembebanan Salah satu jenis pembebanan yang dilakukan pada pondasi tiaang pancang ini adalah dengan menggunakan hammer. Standar hammer yang digunakan adalah dengan berat hammer harus lebih berat dari tiang pancang itu sendiri. Biasanya penggunaan hammer dengan berat dua kali lebih berat dari tiang pancang yang akan dipancangkan. Serta jarak jatuh hammer harus kecil dari 2,5 m ( 2,5 m)

Gambar : Hammer Pemancang 4. Metode pukulan Penggunaan pemukul yang biasanya digunakan pada saat ini adalah dengan menggunakan hammer diesel. Beberapa hal yang dipertimbangkan dengan menggunakan hammer diesel ini adalah Tidak memerlukan tenaga luar seperti steam boiler atau air compressor, lebih sederhana dan mudah dipindah dibanding steam hammer, unit sudah komplit terdiri atas silinder vertikal, piston atau ram, landasan, tanki bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injektor dan mesin pelumasan,

diesel hammer dengan ujung terbuka dapat memukul sekitar 40-55 pukulan per menit, pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan per menit. Berikut adalah keuntungan menggunakan hammer diesel : 1. Tidak memerlukan enersi luar sebagai sumber. Jadi lebih mobile dan memerlukan waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi 2. Ekonomis dalam pengoperasiannya 3. Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh 4. Alat lebih ringan dibanding steam hammer 5. Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat 6. Enersi per pukulan dapat ditingkatkan 7. Kecepatan rendah sehingga mudah pemancangan

Sementara itu kerugian dari penggunaan hammer diesel adalah : 1. Sulit dalam menentukan enersi per pukulan karena tinggi piston ram akan naik sejalan dengan ledakan bahan bakar 2. Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang 3. Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak 4. Jumlah pukulan per menit lebih kecil dibanding steam hammer terutama pada diesel hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya 5. Panjang disel hammer agak lebih panjang dibanding steam hammer

Gambar : Hammer Diesel

C. LANGKAH KERJA setelah semua hal pada point diatas telah dipersiapkan, maka pekerjaan pemancangan bisa dilakukan. Adapun langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Penentuan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan. Penetuan titik dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan Waterpass dan Theodolite.

Gambar : Penentuan Titik Pemancangan Oleh Surveyor

2. Mendirikan alat pemancang Alat pemancang tiang didirikan didaerah titik letak pemancangan pondasi yang akan di pancang, dimana alat pemancang ini harus berdiri tegak terhadap muka tanah. Bagian-bagian alat pemancang Lead Rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur tiang agar pada saat tiang dipancang arahnya benar. Jadi leader berfungsi agar jatuhnya pemukul tetap terpusat pada sistem tiang. Blok Anvil Bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima benturan dari ram dan mentranfernya ke kepala tiang

Topi Helment atau drive cap Bahan yang dibuat dari baja coar yang diletakkan diatas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang sama dengan as pemukul. Bantalan ( cushion ) Dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang ditempatkan diantara penutup tiang ( pile cap )dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang dari kerusakan. Ram Bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari piston dan kepala penggerak.

Gambar : Pendirian Alat Pemancang

3. Proses pengangkutan tiang pancang Sebelum melakukan pengangkutan menuju alat pemancang, terlebih dahulu menentukan titik-titik letak pengikatan tiang.titik-titik ini di dasarkan pada momenmomen lentur khusus yang dikembangkan selama waktu pengambilan tiang pancang. Beberapa letak titik pengikatan adalah sebagai berikut

Setelah meakukan penenuan titik, lalu dilakukan pengangkatan dilakukan dengan menggunakan Service Crane. Dengan Service crane ,tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.

Gambar : Pengangkutan Tiang Pancang 4. Penyambungan tiang pancang dengan jenis pemukul tiang Setelah tiang pancang berdiri, lalu diantara kepala penumbuk dan tiang pancang diberi suatu bantalan dengan tujuan melindungi ujung tiang dari tegangan lokal yang berlebihan, dan mempunyai pengaruh khusus pada gelombang tegangan yang timbul pada tiang selama pemancangan. Pemilihan bantalan didasarkan pada karakteristik pemancangan tiang, seberapa dalam tiang dapat dipancang, daya dukung tiang dll

Gambar : Penyambungan Tiang ke Hammer

5. Pemancangan Tiang Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan. Berat penumbuk, tinggi jatuh, dll diperlihatkan pada tabel dibawah ini :

Pemancangan dihentikan jika telah mencapai tanah keras, indikasi jika pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering.

Gambar : Proses Pemancangan

6. Penyambungan Antar Tiang Pancang. Pada saat dilakukannya pemancangan dan pada akhirnya pemancangan ternyata belum ditemukan tanah keras, maka diperlukan penyambungan tiang pancang. Penyambungan tiang pancang dengan melakukan penglasan antar tiang pancang yang lama dengan yang baru. Pada saat ingin melakukan penyambungan, sisakan bagian atas tiang pancang yang akan disambung sepanjang 60 cm. Kemudian las besi dudukan sebanyak 4 buah di tiang pancang lama guna memudahkan tiang pancang baru yang akan diletakkan diatasnya untuk dilas. Hal ini juga dapat membantu agar tambahan tiang pancang yang diletakkan dapat dengan pas bersatu dengan yang lama. Setelah itu baru me-las sekeliling bagian tiang pancang.

Gambar : Penyambungan Tiang Pancang dengan di Las

7. Kalendering Kalendering adalah grafik catat yang berada pada alat pancangdimana berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemancangan yang telah dilakukan sudah memenuhi spesifikasi daya dukung yang diinginkan. Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti

pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan. Tahapan pelaksanaanya yaitu: 1. 2. 3. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol pada kertas millimeter 4. 5. Menjalankan pemukulan Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung jumlah pukulan 6. 7. 8. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil Tahap ini bisa dilakukan 2-3 kali agar memperoleh grafik yang bagus Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli. 9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.

Gambar : Animasi Pengambilan Data Kalendering

You might also like