Professional Documents
Culture Documents
Kata "perseroan" dengan kata dasarnya "sero" artinya saham atau andil
(aandeel-Belanda). Perusahaan yang mengeluarkan saham/sero disebut
perseroan, sedangkan yang memiliki sero disebut "pesero" atau pemegang
saham.
Karena Maatschap tidak menerbitkan saham maka sebaiknya tetap
diterjemahkan dengan menggunakan kata "persekutuan" dari pada memakai
kata “perseroan” agar sesuai dengan terjemahan yang terdapat dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
I. PERSEKUTUAN PERDATA
Diatur dalam Pasal 1618 s.d. 1652 KUHPerdata, Buku III, Bab VIII tentang
Perserikatan Perdata (Burgerlijk Maatschap).
a. Pengertian Persekutuan Perdata
Persekutuan sebagai suatu perjanjian dimana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan (Pasal 1618 KUHPerdata).
b. Pendirian Firma
Persekutuan Firma terbentuk sejak adanya kata sepakat secara lisan atau
tertulis antara para sekutu (pendiri), baik dengan akta otentik maupun akta di
bawah tangan (Pasal 16 KUHDagang jo. Pasal 1618 KUHPerdata). Bentuk
perjanjian mendirikan Persekutuan Firma adalah perjanjian konsensuil. Tata cara
(prosedur) pendirian Firma menurut KUHDagang adalah :
1) Pembentukan Firma
Akta pendirian Firma yang dibuat di hadapan Notaris, tidak menjadi syarat
mutlak terbentuknya Persekutuan Firma tetapi hanya sebagai alat bukti utama
terhadap pihak ketiga mengenai keberadaan Firma tersebut (Pasal 22
KUHDagang). Ketentuan bahwa ketiadaan akta tidak boleh dikemukakan untuk
merugikan pihak ketiga dimaksudkan bahwa tidak adanya akta otentik tidak
boleh digunakan sebagai dalih bagi pihak ketiga bahwa Firma itu tidak ada,
sehingga dapat merugikan pihak ketiga. Sebaliknya pihak ketiga dapat
membuktikan adanya Persekutuan Firma dengan alat bukti lainnya, seperti surat-
surat, saksi, dll.
2) Pendaftaran Firma
Persekutuan Firma harus mendaftarkan akta pendiriannya atau hanya
petikannya saja ke kepaniteraan Pengadilan Negeri di mana Persekutuan Firma
tersebut didirikan (Pasal 23 dan Pasal 24 KUHDagang).
Petikan Akta Pendirian Persekutuan Firma harus memuat :
a. Nama, nama depan, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
b. Menyebutkan keterangan apakah persekutuan itu umum atau hanya terbatas
pada suatu cabang perusahaan khusus.
c. Penunjukan sekutu-sekutu yang dikecualikan dari hak menandatangani untuk
firma.
d. Saat mulai berlakunya dan akan berakhirnya persekutuan.
e. Bagian-bagian dari persetujuan persekutuan guna menentukan hak-hak pihak
ketiga terhadap persekutuan.
3) Pengumuman Firma
Akta pendirian Firma harus diumumkan dalam Berita Negara RI (Pasal 28
KUHDagang). Sesuai Pasal 29 KUHDagang, Persekutuan Firma yang belum
melakukan pendaftaran dan pengumuman, maka Persekutuan Firma tersebut
harus dianggap sebagai :
a. Persekutuan Umum yang menangani segala urusan perniagaan.
b. Didirikan untuk waktu tidak terbatas.
c. Seolah-olah tidak ada seorang sekutu pun yang dikecualikan dari hak
bertindak perbuatan hukum dan hak menandatangani atas nama firma.
Bahwa Persekutuan Firma adalah badan hukum, karena berlaku sebagai badan
hukum yang berarti berlaku sebagai “persoon” terhadap hukum, juga sebagai
subjek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban hukum sendiri (Pasal 16, 17
dan 18 KUHDagang). Tetapi pendapat yang umum di Indonesia menyatakan
bahwa Persekutuan Firma belum merupakan badan hukum, karena meskipun
dalam Firma sudah dipenuhi syarat-syarat materiil suatu badan hukum, tetapi
syarat formilnya belum terpenuhi.
f. Berakhirnya Firma
Adapun ihtisar isi resmi dari Akta Pendirian Persekutuan Komanditer meliputi :
iii. "bahasa Indonesia" artinya bukan dalam bahasa Inggris atau bahasa-bahasa
lainnya. Tetapi bukan berarti tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Undang-undang mewajibkan bahwa pada saat pendirian, setiap pendiri harus
mengambil bagian saham atau sejumlah saham. Apabila ternyata setelah
pengesahan oleh Menteri Kehakiman, pemegang saham perseroan menjadi
kurang dari dua orang, maka pemegang saham wajib mengalihkan sebagian
sahamnya kepada orang lain paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak
keadaan tersebut terjadi (Pasal 7 ayat (3) UU PT).
Pada prinsipnya, pasangan suami isteri tidak dapat mendirikan PT, karena
mereka dianggap mempunyai "satu kepentingan" yaitu membentuk keluarga
dimana suami menjadi kepala keluarga dan isteri menjadi ibu rumah tangga
(Pasal 1 jo. 31 ayat (3) Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan)
serta adanya persatuan kekayaan yang dihasilkan selama perkawinan, walaupun
harta bawaan dapat dipisahkan menurut kehendak suami atau isteri masing-
masing (Pasal 35 UU Perkawinan).
Pengesahan diberikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
permohonan diterima (Pasal 9 ayat (2) UU PT). Maksudnya adalah bahwa
permohonan yang diajukan sudah memenuhi syarat dan kelengkapan yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus diterima oleh
pejabat bersangkutan. Apabila permohonan ditolak, maka harus diberitahukan
kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya dan diumumkan dalam
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima.
Penyetoran saham secara tunai dilakukan pada saat pendirian atau telah disetor
penuh paling lambat sesudah perseroan memperoleh pengesahan sebagai
badan hukum dari Menteri Kehakiman. Penyetoran harus disertai bukti
penyetoran yang sah. Setelah perseroan menjadi badan hukum, maka setiap
pengeluaran saham oleh perseroan harus dibayar penuh oleh pemegang saham.
Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain dalam bentuk uang harus
disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status,
tempat kedudukan dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai
penyetoran tersebut.
Jumlah nominal saham dinyatakan dalam bentuk mata uang Republik Indonesia
(Pasal 42 UU PT). Saham yang dikeluarkan PT terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Saham atas nama (op naam) adalah saham yang nama pemiliknya tercantum
dalam sertifikat saham.
b. Saham atas tunjuk (aan toonder) adalah saham yang tidak mencantumkan
nama pemegang saham.
Cara peralihan hak atas saham diatur dalam Pasal 49 UU PT adalah sebagai
berikut :
a. Untuk saham atas nama (op naam) dilakukan dengan akta pemindahan hak
baik akta notaris maupun akta di bawah tangan. Setiap pemindahan hak atas
saham dicatat dalam daftar Pemegang Saham.
b. Untuk saham atas tunjuk (aan toonder) dilakukan dengan penyerahan surat
saham (secara fisik) dari tangan ke tangan.
Jenis saham berdasarkan hak yang diperoleh pemegang saham adalah sebagai
berikut :
a. Saham Biasa adalah saham yang tidak memberikan hak lebih pada
pemegangnya.
b. Saham Preverent / Istimewa adalah saham yang memberikan prioritas atau
hak lebih bagi pemegangnya. Misalnya hak untuk didahulukan dalam mendapat
keuntungan/deviden.
3) Penambahan Modal
Penambahan modal perseroan yaitu penambahan modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor dan hanya dapat dilakukan berdasarkan
keputusan RUPS yang sah serta dilaksanakan sesuai dengan keputusan
mengenai panggilan rapat, kuorum, dan jumlah suara untuk perubahan
Anggaran Dasar.
4) Pengurangan Modal
Pengurangan Modal adalah pengurangan modal dasar, modal ditempatkan, dan
modal disetor dan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS serta
dilaksanakan sesuai dengan keputusan mengenai panggilan rapat, kuorum, dan
jumlah suara untuk perubahan Anggaran Dasar (Pasal 35 UU PT).
Direksi wajib memberitahukan secara tertulis keputusan tersebut kepada semua
kreditor dan mengumumkannya dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia serta dalam 2 (dua) surat kabar harian paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal keputusan.
3) Komisaris
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam
menjalankan perseroan (Pasal 1 angka (5) UU PT).
III. KOPERASI
Diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini mencabut
berlakunya UU. No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.
a. Pengertian Koperasi
1) Adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan
bersama.
2) Adalah badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang melandaskan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan (Pasal 1 ayat (1) UU No.25 Tahun 1992).
Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
b. Tujuan Koperasi
Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
c. Prinsip-prinsip Koperasi
Badan usaha Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.
5) Kemandirian atau tidak tergantung kepada pihak lain.
6) Pendidikan perkoperasian untuk mewujudkan tujuan koperasi.
7) Kerjasama antar Koperasi.
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
e. Bentuk Koperasi
Berdasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya,
ada dua bentuk Koperasi yaitu :
1) Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang seorangan. Koperasi Primer dibentuk oleh minimal 20 (dua puluh) orang.
Untuk mendirikan sebuah Koperasi Primer dibutuhkan minimal 20 (dua puluh)
orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama, misalnya
sejumlah karyawan dari sebuah perusahaan, sekumpulan pedagang di sebuah
pasar, sekumpulan petani di sebuah desa, sekumpulan warga di suatu kompleks
perumahan, dll.
2) Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
beberapa Koperasi. Koperasi Sekunder dibentuk oleh minimal 3 (tiga) Koperasi
Primer.
Penggabungan (amalgamasi) dan peleburan Koperasi dapat dilakukan dengan
pertimbangan pengembangan dan/atau efisiensi usaha pengelolaan Koperasi
sesuai dengan kepentingan anggota. Penggabungan atau peleburan Koperasi
dilakukan dengan persetujuan Rapat Anggota masing-masing Koperasi.
f. Pendirian Koperasi
Pembentukan Koperasi (baik Koperasi Primer maupun Koperasi Sekunder)
dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar Koperasi (Pasal
7 UU Koperasi).
Koperasi adalah Badan Hukum (Pasal 1 UU No. 25 Tahun 1992). Koperasi akan
memperoleh Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah
dengan mengajukan permohonan tertulis yang disertai Akta Pendirian Koperasi,
berita acara rapat pembentukan Koperasi, surat bukti penyetoran modal (minimal
sebesar simpanan pokok), serta rencana awal kegiatan Koperasi melalui
Departemen Koperasi dan Pengusaha Menengah Kecil (Pasal 9 UU Koperasi).
Pengesahan Akta Pendirian Koperasi akan diberikan paling lama 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan dan wajib diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia (Pasal 10 ayat (2) dan (3) UU No.25 tahun 1992).
1) Rapat Anggota
Rapat Anggota adalah pihak yang memegang kekuasaan tertinggi dalam struktur
organisasi koperasi. Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya
diatur dalam Anggaran Dasar yaitu paling sedikit dilaksanakan setiap satu tahun
sekali dan dapat diadakan jika ada sesuatu hal yang mendesak dan perlu diambil
keputusan sesegera mungkin.
Kewenangan Rapat Anggota adalah membuat berbagai keputusan strategis
koperasi serta menetapkan antara lain :
a. Anggaran Dasar.
b. Anggaran rumah tangga, anggaran kerja dan anggaran belanja koperasi.
c. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
d. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
f. Pembagian hasil usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
h. Mengesahkan laporan neraca.
2) Pengurus Koperasi
j. Anggota Koperasi
Merupakan individu-individu atau koperasi-koperasi yang menjadi bagian dari
koperasi tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai
anggota koperasi wajib membayar sejumlah uang untuk simpanan pokok dan
simpanan wajib.
Pembagian keuntungan koperasi atau yang biasa disebut dengan Sisa Hasil
Usaha (SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam
koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian deviden/keuntungan
berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota.
l. Modal Koperasi
Modal Koperasi terdiri dari :
1) Modal Sendiri yang berasal dari :
a. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan wajib
dibayar oleh anggota pada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama dan
wajib dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
c. Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa
Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian Koperasi bila diperlukan.
d. Hibah.
2) Modal Pinjaman yang berasal dari :
a. Koperasi lainnya dan atau anggotanya.
b. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
c. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
d. Sumber-sumber lain yang sah.
m. Pembubaran Koperasi
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan :
1) Keputusan Rapat Anggota.
2) Keputusan Pemerintah.
Pemerintah dapat membubarkan Koperasi apabila :
a. Terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
Undang-undang Koperasi.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.
c. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
n. KOPERASI INDONESIA
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
(berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967).
Landasan Koperasi Indonesia yang melandasi aktivitas koperasi di Indonesia
adalah :
1. Landasan Idiil adalah Pancasila.
2. Landasan Mental adalah setia kawan dan kesadaran diri sendiri.
3. Landasan Struktural dan gerak adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1.
Fungsi Koperasi Indonesia adalah :
1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia.
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia.
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi.
Peran dan Tugas Koperasi antara lain :
1. Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia.
2. Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia.
3. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara
menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.
c. Ciri-ciri Yayasan
1) Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
2) Tidak semata-mata mengutamakan keuntungan atau mengejar/mencari
keuntungan penghasilan yang sebesar-besarnya.
3) Tidak mempunyai anggota.
e. Pendirian Yayasan
Di Indonesia, Yayasan dapat didirikan pada saat pendirinya masih hidup atau
dengan suatu surat wasiat. Pendiri Yayasan bebas mengatur Yayasan sesuai
dengan kehendaknya, tetapi harus tetap dijaga agar Yayasan tidak berubah
menjadi perkumpulan. Syarat formil dalam mendirikan Yayasan adalah akta
otentik dan disahkan oleh Notaris. Akta pendirian Yayasan memuat Anggaran
Dasar yang berisi tentang :
1) Kekayaan yang dipisahkan.
2) Nama dan tempat kedudukan Yayasan.
3) Tujuan Yayasan.
4) Bentuk dan susunan pengurus serta cara penggantian anggota pengurus.
5) Cara pembubaran Yayasan.
6) Cara menggunakan sisa kekayaan dari Yayasan yang telah dibubarkan.
d. Jenis BUMN
Menurut UU No.23 Tahun 2003, BUMN terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1) Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modalnya
terbagi atas saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Persero merupakan salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau
Daerah.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
1. Tujuan utamanya mencari laba (Komersial) dan memberi pelayanan kepada
umum.
2. Modal pendirian Persero berasal dari sebagian atau seluruh kekayaan negara
yang dipisahkan berupa saham-saham.
3. Orang yang membeli saham disebut pemegang saham.
II. WAKAF
Wakaf adalah suatu lembaga hukum Islam di Indonesia yang keberadaannya
telah diterima oleh masyarakat hukum adat (gerecipoeed). Mewakafkan adalah
suatu perbuatan hukum, yaitu tanah atau barang dikeluarkan dari peredaran
perniagaan dengan ketentuan bahwa pemakaian atau hasil dari tanah atau
benda tersebut akan digunakan untuk orang-orang tertentu atau untuk suatu
tujuan tertentu asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Haditsth.
Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum dagang, maka
Usaha Dagang (U.D.) atau Perusahaan Dagang (P.D.) memang tidak
disyaratkan harus menjadi suatu Badan Hukum, namun demikian bentuk
perusahaan ini telah banyak diterima oleh dunia perdagangan di Indonesia.
Bentuk U.D. atau P.D. didirikan atas dasar kehendak sendiri dari seorang
pengusaha yang mempunyai cukup modal usaha dan sudah merasa ahli atau
berpengalaman di bidang perdagangan.
Sebagai seorang pengusaha U.D. atau P.D., tidak bisa mengharapkan keahlian
dari orang lain, sebab posisi sebagai pengusaha atau manajernya adalah dia
sendiri. Kalau modalnya kecil maka dia akan bekerja sendirian. Tetapi jika
modalnya cukup besar dan kegiatan usahanya makin besar maka dia akan
menggunakan beberapa orang buruh sebagai pembantunya. Keahlian, teknologi
dan manajemen dilakukan oleh pengusaha itu sendiri diri, begitu pula dengan
keuntungan dan kerugian U.D. atau P.D. menjadi bebannya sendiri.
P.D. sebagai suatu lembaga di bidang perniagaan sudah lazim diterima dalam
masyarakat Indonesia. Karena peraturannya belum ada, maka prosedur
mendirikan perusahaan itu secara resmi belum ada. Walau demikian, dalam
praktek prosedur ini bisa diselidiki sebagaimana kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat perdagangan di Indonesia. Umumnya bila orang ingin mendirikan
P.D., maka orang tersebut akan :
Berdasarkan kedua surat izin tersebut seseorang sudah bisa mulai melakukan
usaha perdagangan yang dikehendaki. Kedua surat izin itu juga sudah
merupakan tanda bukti sah menurut hukum bagi UD/PD yang akan melakukan
usahanya, karena kedua instansi tersebut menurut hukum berwenang
mengeluarkan surat izin dimaksud.
Diposkan oleh Herman-Notaris dan PPAT di 12:15 0
komentar
Label: BADAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BADAN HUKUM
http://www.blogger.com/img/blank.gif