You are on page 1of 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN LIMBAH RAMBUT MANUSIA YANG DI INOVASIKAN DENGAN MIKROALGA ( Spirulina Sp. ) DAN TEKNOLOGI MEMBRAN SEBAGAI APLIKASI PEMBUATAN PERAHU MESIN BIOREMEDIASI WILAYAH PERAIRAN TERCEMAR MINYAK BUMI DAN LOGAM BERAT
BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

Filemon Jalu N.P Mangasa Tua P.S Siu Semar Saratu L

Diusulkan oleh : (24020110120011) (24020110130048) (24020111130047)

Angkatan 2010 Angkatan 2010 Angkatan 2011

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

1.

Judul Kegiatan

2. 3.

Bidang Kegiatan Bidang Ilmu

:PEMANFAATAN LIMBAH RAMBUT MANUSIA YANG DI INOVASIKAN DENGAN MIKRO ALGA ( Spirulina sp.) DAN TEKNOLOGI MEMBRAN SEBAGAI APLIKASI PEMBUATAN PERAHU MESIN BIOREMEDIASI WILAYAH TERCEMAR MINYAK BUMI DAN LOGAM BERAT : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT :( ( ( ( ) Kesehatan ( ) Teknologi ) MIPA ) Sosial Ekonomi ) Pendidikan

4. a. b. c. d. e.

: Filemon Jalu N.P : 24020110120011 : Biologi : Universitas Diponegoro : Kesatrian polantas No.5 Ps. minggu Jakarta Selatan Alamat email : filemonjalu@gmail.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Tri Retnaningsih S, MAppSc b. NIP :196404291989032001 c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Gedawang Permai I i-7, Banyumanik Semarang/08156619465 Semarang, 8 Februari 2012 Menyetujui, Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan Fakultas FMIPA

Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap NIM Jurusan Universitas/Institut/Politeknik Alamat Rumah dan No Tel/HP

( Ngadiwiyana, SSi, Msi ) NIP. 196906201999031002 Pembantu Rektor III Universitas Diponegoro ( Drs. Warsito, SU ) NIP. 195402021981031014

(Filemon Jalu N.P) NIM. 24020110120011 Dosen Pendamping

( Dr. Tri Retnaningsih S, MAppSc) NIP. 196404291989032001 ii

KATA PENGANTAR Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam. Nilai dari sumber daya hayati yang diberikan oleh alam Indonesia ini memiliki andil yang sangat besar dari waktu kewaktu. Namun kelestarian dari wilayah patut diperhatikan lebih seksama, agar tercipta keharmonisan serta keseimbangan dalam suatu ekosistem hingga kesinambungan bioma suatu wilayah itu sendiri. Dampak dari proses kehidupan makhluk hidup yang berlangsung, menghasilkan suatu perubahan bagian atau beberapa komponen dari suatu ekosistem. Perubahan ini mempengaruhi keharmonisan suatu sistem di alam. Alam secara mandiri dapat melakukan perbaikan secara alami melalui proses yang panjang. Dari pengalaman inilah konsep tentang bioremidisi muncul, sebagai wadah pemercepat proses perbaikan dari kondisi ekosistem yang tercemar menjadi kembali seimbang.

Karya ini diharapkan dapat memberikan gagasan, masukan serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan kehidupan pada umumnya. Semarang, 27 Februari 2012 Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat GAGASAN Pemanfaatan keratin dan rongga udara medula pada limbah rambut manusia Bioteknologi dari dinding sel mikroalga (Spirulina sp.) untuk bioremediasi logam berat Teknologi membran polimer dan kapas sebagai alternatif penyaring Aplikasi gabungan komponen remediator dalam perahu mesin sebagai solusi Solusi yang Pernah Ditawarkan Gagasan baru yang ditawarkan Gambar skema perahu mesin remediator Langkah-langkah strategis implementasi gagasan KESIMPULAN Inti Gagasan Prediksi Keberhasilan Gagasan DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

i ii iii iv v 1 2 2 3 3 3 4 4 4 6 7 7 7 8 9

iv

RINGKASAN Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan dominan dibanding daratan, memiliki banyak keragaman aset biota yang dapat dimanfaatkan dan harus dijaga kelestariannya. Berbagai upaya ini ditingkatkan dalam mewujudkan suwasembada produksi wilayah perairan, baik untuk alternatif bahan pangan, industri, pariwisata, ekonomi, dan kelestarian komponen ekosistem. Namun seiring dengan berjalannya waktu serta pertumbuhan dari komponen manusia yang semakin meninggi, mengakibatkan limbah diwilayah perairan khususnya, semakin meningkat dan menyebabkan hilangnya keseimbangan suatu ekosistem dalam perairan akibat peningkatan pencemaran lingkungan perairan. Bila dilihat kasus pencemaran perairan dari negara lain yang fatal adalah kasus pencemaran logam berat Minamata di Jepang tahun 1953, lalu limbah minyak diperairan San Fransisco tahun 2007 (Alberta univ, 2003 ). Dari sini dibuat suatu gagasan yang dapat menindak lanjuti permasalahan perncemaran ini, sebagai upaya perbaikan kestabilan ekosistem wilayah perairan. Potensi perairan Indonesia sangat melimpah, dari sudut perspektif dapat diketahui bahwa wilayah perairan Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan lebih optimal. Pengembangan ini dapat dari segi budidaya biota untuk bidang pangan, industri, pariwisata, dan ekonomi. Namun banyak yang mengabaikan sisi penjangaan atau pengembalian kelestarian wilayah perairan yang tercemar akibat dampak dari sampah jasad renik, limbah argokimia, limbah industri, dan limbah perorangan ( Alberta univ, 2003 ). Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep gagasan yang bersifat inovatif dalam pengoptimalan limbah rambut manusia yang diinovasikan dengan mikroalga ( Spirulina sp. ) dan teknologi membran sebagai aplikasi pembuatan perahu mesin bioremediasi untuk wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pemanfaatan limbah rambut manusia dengan komponen keratin dan bagian korteks yang merupakan mikrofibril lalu rongga dari bagian medulla dari rambut manusia dapat menyaring dan mengikat jenis lemak atau minyak ( Sequeira, 2003 ). yang di kolaborasikan dengan proses kultur mikroalga Spirulina sp.yang mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat ion-ion logam dari larutan sebagai bioremediasi lingkungan tercemar logam berat di perairan dan disaring oleh teknologi membran campuran sintetik dan alami antara polimer dan kapas sebagai teknologi pemisah, yang mempunyai keuntungan dibandingkan dengan proses pemisahan lain seperti pemisahan berdasarkan ukuran molekul (bentuk, muatan), energi yang dibutuhkan relatif rendah karena biasanya tidak terjadi perubahan fase. Beroperasi pada temperatur rendah dan menghindari kerusakan dari zat terlarut yang sensitif terhadap panas ( Gray, 2001 ). Keseluruhan komponen remediator ini akan di rakit dan di gagas dalam sebuah perahu mesin untuk proses pengembalian kualitas dan keseimbangan wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat.

PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi perairan Indonesia sangat melimpah, dari sudut perspektif dapat diketahui bahwa wilayah perairan Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan lebih optimal. Pengembangan ini dapat dari segi budidaya biota untuk bidang pangan, industri, pariwisata, dan ekonomi (Chronakis, 2000). Namun banyak yang mengabaikan sisi penjangaan atau pengembalian kelestarian wilayah perairan yang tercemar akibat dampak dari sampah jasad renik, limbah argokimia, limbah industri, dan limbah perorangan. Hal inilah yang sering kali menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem hingga kerusakan ekosistem perairan itu sendiri. Sejak kasus kecelakaan merkuri di Minamata Jepang tahun 1953 yang secaraintensive dilaporkan, isu pencemaran logam berat meningkat sejalan dengan pengembangan berbagai penelitian yang mulai diarahkan pada berbagai aplikas iteknologi untuk menangani polusi lingkungan yang disebabkan oleh logam berat ( Tropis, 2001 ). Kecemasan yang berlebihan terhadap hadirnya logam berat di lingkungan di karenakan tingkat keracunannya yang sangat tinggi dalam seluruh aspek kehidupan makhluk hidup. Beberapa ion logam berat, seperti arsenik, timbal, kadmium dan merkuri pada kenyataannya berbahaya bagi kesehatan manusia dan kelangsungan kehidupan di lingkungan. Walaupun pada konsentrasi yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-sumber polusi lingkungan lainnya, logam berat tersebut dapat ditransfer dalam jangkauan yang sangat jauh di lingkungan, selanjutnya berpotensi mengganggu kehidupan biota lingkungan dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu yang lama dan jauh dari sumber polusi utamanya. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang di konsumsinya mengandung logam berat. Lalu kasus limbah minyak di teluk Meksiko yang mengakibatkan pencemaran tingkat tinggi bagi biota perairan ( Alberta univ, 2003 ). Banyak kasus pula yang mengakibatkan kematian masal bagi organisme dari spesies di wilayah perairan laut akibat pencemaran minyak. Logam berat di suatu lahan secara umum bisa berasal proses alam atau akibat kegiatan manusia. Proses alam seperti perubahan siklus alamiah mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan kontribusi yang sangat besar ke lingkungan. Namun apabila proses alam tersebut tidak mengalami perubahan siklus, jarang yang sampai pada tingkat toksik. Sedangkan kegiatan kegiatan manusia yang dapat menyebabkan, masuknya logam berat ke lingkungan antara lain adalah pertambangan (minyak, emas, batubara, dll), pembangkit tenaga listrik, peleburan logam, pabrik-pabrik pupuk, kegiatan-kegiatan industri lainnya, dan penggunaan produk sintetik (misalnya pestisida, cat, battery,limbah industri,dll). Kontaminasi ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya usaha eksplotasi berbagai sumber alam di mana logam berat terkandung di dalamnya( Medina, 2000 ). Limbah rambut manusia biasanya hanya di inovasikan sebagai rambut palsu, namun komponen keratin dan bagian korteks yang merupakan mikrofibril lalu rongga dari bagian medulla dari rambut manusia dapat menyaring dan mengikat jenis lemak atau minyak ( Sequeira, 2003 ). Manfaat dari kultur mikroalga (Spirulina Sp.) yang dapat di gunakan sebagai bioremediator logam berat di wilayah perairan karena memiliki struktural dinding sel yang dapat mengikation dari afinitas logam berat seperti Cu, Cd, Pb, Hg, Cr, Fe, dll ( Tropis, 2001 ).

Komponen rambut terdiri dari 70-80% keratin, 3-6% senyawa minyak, 1% zat warna melanin dan pheomelanin, 15% air, dan sisanya adalah karbohidrat dan unsur mineral. Sedangkan komponen batang rambut 44.5% karbon, 30% oksigen, 14% nitrogen, 6,5% hidrogen, dan 5% belerang. Bagian korteks yang terdiri dari sel tanduk yang menjadi satuan luas yang disebut mikrofibril, serta bagian medula yang terdiri dari sel tanduk yang kecil yang terdapat ronggarongga udara ( Sequeira, 2003 ). Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada yang homogen dan heterogen. Di tinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis di buat dari bahan kimia, misalnya polimer ( Gray, 2001 ). Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul. Berdasarkan uraian tersebut pemanfaatan dari limbah rambut manusia sebagai remediator pencemaran minyak yang di kolaborasikan dengan proses kultur mikroalga Spirulina sp. sebagai bioremediasi lingkungan tercemar logam berat di perairan dan disaring oleh teknologi membran campuran sintetik dan alami antara polimer dan kapas. Keseluruhan komponen remediator ini akan di rakit dan di gagas dalam sebuah perahu mesin untuk proses pengembalian kualitas dan keseimbangan wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat. Tujuan Karya tulis ini bertujuan merumuskangagasan yang bersifat inovatif dalam pengoptimalan limbah rambut manusia yang diinovasikan dengan mikroalga ( Spirulina sp. ) dan teknologi membran sebagai aplikasi pembuatan perahu mesin bioremediasi untuk wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat. Manfaat Manfaat karya tulis ini digunakan untuk para pihak yang bergelut dalam bidang ekologi perairan serta pihak pembudidaya wilayah perairan dan juga masyarakat untuk menggunakan gagasan ini sebagai wadah perbaikan ekosistem wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat.

GAGASAN Pemanfaatan keratin dan rongga udara medula pada limbah rambut manusia Komponen rambut terdiri dari 70-80% keratin, 3-6% senyawa minyak, 1% zat warna melanin dan pheomelanin, 15% air, dan sisanya adalah karbohidrat dan unsur mineral. Sedangkan komponen batang rambut 44.5% karbon, 30% oksigen, 14% nitrogen, 6,5% hidrogen, dan 5% belerang. Bagian korteks yang terdiri dari sel tanduk yang menjadi satuan luas yang disebut mikrofibril, serta bagian medula yang terdiri dari sel tanduk yang kecil yang terdapat rongga-rongga udara ( Sequeira, 2003 ). Keratin yang merupakan suatu protein yang terdiri gugus peptide, ( yang merupakan gabungan kompleks-kompleks asam amino ) hasil gabungan ini membentuk molekul keratin yang berbentuk ulir. Sel-sel tanduk yang pada medulla atau sumsum rambut yang mengecil terdapat ronggarongga udara ( Sequeira, 2003 ). Dari sini minyak dapat terserap secara optimal oleh keratin dari limbah rambut manusia dan rongga-rongga pada rambut untuk membantu penyerapan minyak. Bioteknologi dari dinding sel mikroalga (Spirulina sp.) untuk bioremediasi logam berat Spirulina sp. merupakan salah satu jenis alga dengan sel tunggal yang termasuk dalam kelas Cyanophyceae. Sel Spirulina sp. berbentuk silindris, memiliki dinding sel tipis yang mengandung murein dan tidak mempunyai inti sel sehingga menurut taksonomi dikelompokkan ke dalam jenis Eukaryota. Spirulina sp. mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengikat ionion logam dari larutan ( Tropis, 2001 ), akan tetapi kemampuan ini sangat dibatasi oleh beberapa kendala, seperti ukurannya yang kecil, berat jenisnya rendah dan mudah rusak oleh degradasi mikroorganisme lain menjadi kelemahan dalam pemanfaatannya. Penanganan limbah dengan mikroorganisme atau mikroba disebut dengan bioremediasi menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Bioremediasi menggunakan mikroba sebagai perantara reaksi kimia dan fisika melalui metabolisme baik di atas permukaan maupun di dalam tanah sangat diperlukan untuk menangani masalah lingkungan. Mikroba pengakumulasi logam berat dapat digunakan sebagai agen bioremediasi untuk perlindungan tanah dan air terhadap pencemaran logam berat. Teknologi membran polimer dan kapas sebagai alternatif penyaring komponen tercemar Sebagai teknologi pemisah, teknologi membran mempunyai keuntungan dibandingkan dengan proses pemisahan lain seperti pemisahan berdasarkan ukuran molekul (bentuk, muatan), energi yang dibutuhkan relatif rendah karena biasanya tidak terjadi perubahan fase ( Baker, 2000). Beroperasi pada temperatur rendah dan menghindari kerusakan dari zat terlarut yang sensitif terhadap panas. Dapat beroperasi secara kontinyu ataupun bacth, tidak ada penambahan produk buangan, proses membran dapat digabungkan dengan proses pemisahan lainnya, dan pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan ( Gray, 2001 ). Polimer dan kapas dapat menyaring molekul asing dengan berat dan bentuk molekul berbeda dari wilayah perairan.

Aplikasi gabungan komponen remediator dalam perahu mesin sebagai solusi mobilitas remidiasi Penggabungan dari komponen limbah rambut manusia sebagai penyaring minyak di wilayah lingkungan perairan dengan teknologi membran dari gabungan polimer dan kapas sebagai penyaring molekul air dari limbah sisa minyak yang terlewat oleh rambut, serta mikroalga yang telah mengikat logam berat di wilayah tercemar. Keseluruhan instrumen dari limbah rambut manusia dengan teknologi penyaringan membran akan di terapkan dalam sebuah perahu mesin kecil. Gagasan penerapan ini di tujukan agar proses perbaikan lingkungan perairan tercemar dapat dilakukan dengan teratur serta terarah guna mempercepat proses perbaikan wilayah perairan yang terkontaminasi minyak dan logam berat.

Solusi yang Pernah Ditawarkan Minamata Jepang di tahun 1953 telah melakukan kultur mikroalga skala besar untuk mengembalikan kondisi perairan tercemar oleh logam berat akibat dari dampak kecelakaan mercury. Solusi kedua yang pernah ditawarkan adalah penggunaan limbah rambut untuk membersihkan wilayah perairan yang tercemar minyak di wilayah San Fransisco tahun 2007 oleh relawan yang gagasan ini di perkuat oleh pendiri Matter of Trust, Lisa Gautier ( Alberta univ, 2003 ). Gagasan Baru yang Ditawarkan Perbaikan lingkungan perairan tercemar logam berat serta minyak secara cepat serta efisien yang menjadi gagasan baru. Dengan Penggabungan dari komponen limbah rambut manusia sebagai penyaring minyak di wilayah lingkungan perairan dengan teknologi membran dari gabungan polimer dan kapas sebagai penyaring molekul air dari limbah sisa minyak yang terlewat oleh rambut, serta mikroalga yang telah mengikat logam berat di wilayah tercemar. Pertama wilayah lingkungan tercemar logam berat serta minyak, di lakukan perbaikan awal dengan proses bioremediasi menggunakan kultur Spirulina sp. yang merupakan mikroalga. Spirulina sp. mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengikat ion-ion logam dari larutan, akan tetapi kemampuan ini sangat dibatasi oleh beberapa kendala, seperti ukurannya yang kecil, berat jenisnya rendah dan mudah rusak oleh degradasi mikroorganisme lain menjadi kelemahan dalam pemanfaatannya. Penanganan limbah dengan mikroorganisme atau mikroba disebut dengan bioremediasi menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Bioremediasi menggunakan mikroba sebagai perantara reaksi kimia dan fisika melalui metabolisme baik di atas permukaan maupun di dalam tanah sangat diperlukan untuk menangani masalah lingkungan. Mikroba pengakumulasi logam berat dapat digunakan sebagai agen bioremediasi untuk perlindungan tanah dan air terhadap pencemaran logam berat.

5 Proses remediasi selanjutnya menggunakan perahu mesin remediator yang merupakan inovasi daripenggabungan komponen limbah rambut manusia sebagai penyaring minyak di wilayah lingkungan perairan dengan teknologi membran dari gabungan polimer dan kapas sebagai penyaring molekul air dari limbah sisa minyak yang terlewat oleh rambut, serta mikroalga yang telah mengikat logam berat di wilayah tercemar dalam perangkat perahu mesin kecil yang di tujukan sebagai alat dengan movilitas tinggi guna mempercepat proses remediasi lingkungan perairan yang tercemar. Limbah rambut manusia biasanya hanya di inovasikan sebagai rambut palsu, namun komponen keratin dan bagian korteks yang merupakan mikrofibril lalu rongga dari bagian medulla dari rambut manusia dapat menyaring dan mengikat jenis lemak atau minyak. Komponen rambut terdiri dari 70-80% keratin, 3-6% senyawa minyak, 1% zat warna melanin dan pheomelanin, 15% air, dan sisanya adalah karbohidrat dan unsur mineral. Sedangkan komponen batang rambut 44.5% karbon, 30% oksigen, 14% nitrogen, 6,5% hidrogen, dan 5% belerang. Bagian korteks yang terdiri dari sel tanduk yang menjadi satuan luas yang disebut mikrofibril, serta bagian medula yang terdiri dari sel tanduk yang kecil yang terdapat ronggarongga udara. Keratin yang merupakan suatu protein yang terdiri gugus peptide, ( yang merupakan gabungan kompleks-kompleks asam amino ) hasil gabungan ini membentuk molekul keratin yang berbentuk ulir. Sel-sel tanduk yang pada medulla atau sumsum rambut yang mengecil terdapat rongga-rongga udara. Dari sini minyak dapat terserap secara optimal oleh keratin dari limbah rambut manusia dan rongga-rongga pada rambut untuk membantu penyerapan minyak ( Sequeira, 2003 ). Teknologi membran gabungan dari polimer yang adalah membran sintetik dengan membran dari kapas sebagai membran alami. Sebagai teknologi pemisah, teknologi membran mempunyai keuntungan dibandingkan dengan proses pemisahan lain seperti pemisahan berdasarkan ukuran molekul (bentuk, muatan), energi yang dibutuhkan relatif rendah karena biasanya tidak terjadi perubahan fase. Beroperasi pada temperatur rendah dan menghindari kerusakan dari zat terlarut yang sensitif terhadap panas ( Gray, 2001 ). Dapat beroperasi secara kontinyu ataupun bacth, tidak ada penambahan produk buangan, proses membran dapat digabungkan dengan proses pemisahan lainnya, dan pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan. Keseluruhan instrumen dari limbah rambut manusia dengan teknologi penyaringan membran akan di terapkan dalam sebuah perahu mesin kecil. Gagasan penerapan ini di tujukan agar proses perbaikan lingkungan perairan tercemar dapat dilakukan dengan teratur serta terarah guna mempercepat proses perbaikan wilayah perairan yang terkontaminasi minyak dan logam berat.

6 Model Rancangan

(gambar skema perahu mesin remediator)


No 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Mesin remediasi Dinamo penghisap Lubang keluar air Kipas penghisap Limbah rambut manusia Kapas Membran polimer No 8 9 10 i ii iii Keterangan Tabung bahar bakar Lubang masuknya air Perahu karet Mesin/motor perahu Mesin remediasi (jumlah 2) Penyangga -

7 Langkah-langkah strategis implementasi gagasan Gagasan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut : 1. Adanya pengembangan riset penelitian lanjut terkait limbah rambut manusia. 2. Meningkatkan pemahan terhadap bioremidiasi lingkungan perairan 3. Mengajukan konsep ke pihak yang berperan dalam bidang konservasi lingkungan perairan serta badan pemerintahan yang berkaitan dengan lingkungan 4. Mendorong wawasan masyarakat untuk mengetahui konsep sederhana bahwa limbah dari rambut manusia dapat dijadikan sebagai penyerap minyak serta kultur mikroalga dapat di upayakan sebagai bioremediasi logam berat.

KESIMPULAN Inti Gagasan Pemanfaatan limbah rambut manusia dengan komponen keratin dan bagian korteks yang merupakan mikrofibril lalu rongga dari bagian medulla dari rambut manusia dapat menyaring dan mengikat jenis lemak atau minyak. Yang dikolaborasikan dengan proses kultur mikroalga Spirulina sp.yang mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat ion-ion logam dari larutan sebagai bioremediasi lingkungan tercemar logam berat di perairan dan disaring oleh teknologi membran campuran sintetik dan alami antara polimer dan kapas sebagai teknologi pemisah, yang mempunyai keuntungan dibandingkan dengan proses pemisahan lain seperti pemisahan berdasarkan ukuran molekul (bentuk, muatan), energi yang dibutuhkan relatif rendah karena biasanya tidak terjadi perubahan fase. Beroperasi pada temperatur rendah danmenghindari kerusakan dari zat terlarut yang sensitif terhadap panas. Keseluruhan komponen remediator ini akan di rakit dan di gagas dalam sebuah perahu mesin untuk proses pengembalian kualitas dan keseimbangan wilayah perairan yang tercemar minyak dan logam berat. Prediksi Keberhasilan Gagasan Melalui inovasi pengolahan limbah rambut manusia yang umumnya hanya di olah menjadi rambut palsu atau wig, dapat pula di gunakan sebagai penyaring minyak yang di terapkan dengan teknologi membran polimer serta kapas dalam pembuatan alat remediator berupa perahu yang bersifat aktif bergerak serta fleksibel, guna mempercepat proses pembersihan lingkungan perairan yang tercemar. Keseluruhan sistem yang di kolaborasikan dengan metode bioremediasi menggunakan Spirulina sp. untuk meregulasi logam berat. Instrumen serta proses inovasi yang di gagaskan di tujukan untuk memperbaiki lingkungan perairan yang tercemar logam berat serta minyak dengan lebih mudah, efisien, cepat, terkontrol, dan inovatif.

8 DAFTAR PUSTAKA Alberta Univ. 2010. Land Reclamation, Remediation and Restoration. http:// www.rr.ualberta.ca/Research/Land_Recl_Remed_Restor/index.asp . 19 Februari 2012 Baker, and Richard, W. 2000. Membrane technology and applications, Mc Graw Hill. New York. pp. 373-403. Chronakis, Ioannis S., Anca Nicoleta Galatanu, Tommy Nylander, and Bjrn Lindman. 2000. The behaviour of protein preparations from blue-green algae (Spirulinaplatensis strain Pacifica) at the air:water interface. Colloidsand SurfacesA:PhysicochemicalandEngineeringAspects173:181-192. Davidson, H. 2002. Applied chemistry, a textbook for engineers and Technologists. Gesser. New York, pp. 86-89. Fajardo, A.R., L. Esteban Cerban, A. Robles Medina, F.G.Acien Fernandez, P.A.G.Moreno, and E. Molina Grima.2007. Lipid extraction from the microalga Phaeodactylumtricornutum. Eur.J.LipidSci.Technol.109:120-126. Gray, M. and Fiona. 2001. Polymer Electrolyte, Royal Society of Chemist, Cambridge. pp. 61-81,158-167. Medina, Robles A., E. Molina Grima, A. Gimenez Gimenez, and M. J. Ibanez Gonzalez. 2000. Downstream processing of algal polyunsaturated fatty acids. Biotechnology Advances16:517-580. Sequeira, C.R.C. and Moffal, J.B. 2003. Chemistry, energy and the environment. Royal Society of Chemist, Cambridge, pp. 333-342. Tropis, Marielle, Fabienne Bardou, Beate Bersch, Mamadou Daffe, and Alain Milon. 2001. Composition and phase behaviour of polar lipids isolated from Spiruli namaxima cells grown in a perdeuterated medium. Biochimicaet Biophysica1284:196-202.

9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua kelompok Nama NIM Jurusan / Fakultas Tempat, tanggal lahir Universitas HP Alamat : Filemon Jalu N.P. : 24020110120011 : SI Biologi / FSM : Jakarta, 28 April 1991 : Universitas Diponegoro : 085695456123 :Kesatrian polantas No.5 Ps. Minggu Jakarta Email :filemonjalu@gmail.com Karya ilmiah yang pernah dibuat :
No. Judul Kategori Tahun

Produksi Bioetanol melalui teknik fermentasi jerami dengan inoculum Aspergillus niger sebagai aplikasi pembuatan korek api gas 3A (anti asap rokok, anti nyamuk, dan aroma terapi)

PKM-P

2011

Anggota Nama : Mangasa Tua P.S. NIM : 24020110120011 Jurusan / Fakultas : SI Biologi / FSM Tempat, tanggal lahir : Samarinda, 27 September 1992 Institut :Universitas Diponegoro HP :085246868471 Alamat :Samarinda, Kalimantan Timur Email :mangasa_siregar@yahoo.co.id Karya ilmiah yang pernah dibuat :
No. 1 Judul Kategori Lomba LKTI Tahun 2011

Bionanoteknologi untuk kesehatan masyarakat indonesia

Nama NIM Jurusan / Fakultas Tempat, tanggal lahir Institut HP Alamat Email

:Siu Semar Seratu Langden : 24020111130047 : SI Biologi / FSM : Rantepao, 11 Maret 1993 :Universitas Diponegoro :085299580554 :Barana, Kel. Buntu barana, Kec. Tikala, Kab. Toraja utara Sulawesi Selatan : sheiyusaratulangden@yahoo.co.id

You might also like