You are on page 1of 6

HUBUNGAN PROFIL LIPID KEHAMILAN DENGAN BERAT LAHIR NEONATUS

ABSTRAK Pendahuluan: Lipid adalah kelompok heterogen dari molekul organik tidak larut air (hidrofobik) yang dapat diekstraksi dari jaringan dengan pelarut non polar. Karena komponennya tak terlarut dalam air mereka terutama ditemukan dalam kompartemen yang berbeda, sebagian besar berhubungan dengan membran yang menyelimuti berbagai organel sel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan korelasi profil lipid kehamilan dengan berat lahir neonatus. Metode: penelitian analitik prospektif dari 100 wanita hamil Pakistan (non diabetes non hipertensi) dilakukan di Social Security Hospital, Lahore. Sampel darah diambil dari semua wanita hamil selama 24 - 36 minggu kehamilan. Serum dipisahkan dengan proses sentrifugasi dan disimpan dalam freezer pada suhu -2 ke -4 C sebelum pemrosesan dan kemudian digunakan untuk memperkirakan profil lipid. Penimbangan tiap bayi dilakukan pada saat persalinan. Hasil: Korelasi positif ditemukan antara kadar kolesterol ibu dan berat lahir neonatus. Kesimpulan: profil lipid ibu harus tetap di cek untuk mengontrol berat lahir neonatus. Kata kunci: Profil lipid, High density lipoprotein, Low density lipoprotein, Berat lahir neonatus, Trigliserida.

PENDAHULUAN Lipid adalah kelompok heterogen molekul organik tak terlarut air (hidrofobik) yang dapat diekstraksi dari jaringan oleh pelarut non polar. Karena komponen tak terlarut air-nya, mereka terutama ditemukan dalam kompartemen yang berbeda, sebagian besar terkait dengan membran yang menyelimuti berbagai organel sel. Dalam adiposit sebagai droplet trigliserida, ketika ditransportasikan dalam sitosol, mereka dalam bentuk partikel lipoprotein.1 Lipid terdiri dari; trigliserida (TG), fosfolipid (PL), kolesterol (CH) dan kolesterolester (CHE). Dasar bagian lipid dari TG dan fosfolipid adalah asam lemak, baik jenuh maupun tidak jenuh, meskipun kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterol-nya disintesis dari produk degradasi molekul asamlemak, sehingga memberikan banyak komponen fisik dan kimia dari lipid.2

Pertumbuhan janin merupakan proses yang kompleks yang melibatkan interaksi ibu, plasenta, dan janin. Pertumbuhan dan perkembangan janin tergantung pada nutrisi seperti glukosa, lipid, dan asam amino3. Faktor genetik, di samping status ibu dan janin, dilaporkan memainkan peran.4 Terdapat bukti substansial untuk hubungan yang jelas antara profil lipid dan berat lahir neonatus.5,6 Trigliserida ibu ditemukan memiliki korelasi positif dengan berat lahir neonatus, pada kehamilan non-diabetes. Kenaikan kadar lipid plasma dijumpai karena perubahan hormonal selama kehamilan. Kadar trigliserida dan kolesterol selama kehamilan normal meningkat masing-masing menjadi 332 mg / dL dan 337 mg / dL (nilai persentil ke-95 yang sesuai). Namun, peningkatan melebihi nilai persentil ke-95 dapat diamati selama kehamilan dan pasien dengan kadar melebihi tingkat adaptasi yang diharapkan ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok: (1) hiperlipoproteinaemia suprafisiologis selama kehamilan dan (2)

hiperlipoproteinaemia ekstrim yang terbatas pada periode kehamilan (kadar trigliserida > 1000 mg / dL).7 Tetapi dapat dipastikan bahwa hiperlipidemia adalah tampilan karakteristik kehamilan dan menyebabkan peningkatan berat lahir dari bayi.8 Kadar FFA dan TG ibu, diukur dalam trimester ketiga dari persalinan berkorelasi dengan berat lahir neonatus, meskipun TG ibu yang bersirkulasi tidak melewati plasenta9 tetapi TG adalah prediktor kuat dari berat badan ibu daripada glukosa5. Selama trimester terakhir kehamilan, ada kebutuhan janin yang tinggi untuk asam lemak (FA), karena mereka penting untuk perkembangan saraf dan pembuluh darah normal. Janin mampu mensintesis FA jenuh dan monounsaturated FA dari glukosa dan badan keton10 tetapi sepenuhnya tergantung pada transportasi plasenta untuk pasokan asam lemak esensial-nya. FFA dan turunannya sangat penting untuk perkembangan otak dan retina.11 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan profil lipid ibu dengan berat lahir neonatus pada wanita hamil normal Pakistan dan non-diabetes..

BAHAN DAN METODE Seluruh penelitian dilakukan di Social Security Hospital, Lahore, Pakistan. Sebanyak 110 wanita hamil (n = 110) dilibatkan. Para wanita hamil dengan riwayat diabetes, penyakit jantung kronis, penyakit tiroid, riwayat keluarga memiliki anak obesitas, abnormalitas janin, kehamilan ganda tidak dimasukkan dan juga direncanakan bahwa wanita yang akan menjalani persalinan prematur (sebelum minggu ke-37 kehamilan) dan persalinan postmatur (setelah 40 minggu kehamilan) akan dikeluarkan dari penelitian. Jadi total sepuluh wanita dikeluarkan karena mengalami

hipertensi, diabetes dan persalinan sebelum minggu ke-37 kehamilan. Oleh karena itu 100 wanita tersisa untuk penelitian dan ditindaklanjuti hingga waktu persalinan. Sampel darah selama trimester ketiga diambil dari setiap wanita untuk analisis biokimia.

Pengumpulan Sampel Wanita disarankan untuk datang setelah puasa semalaman dan total 2 mL sampel darah diambil dengan menggunakan teknik steril (venepuncture). Serum dipisahkan dengan proses sentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit dan disimpan pada suhu 2-4oC sebelum pemrosesan.

Analisis biokimia Sampel serum dianalisis untuk perkiraan TC dengan menggunakan metode CHOD - PAP,12 TG dengan metode kolorimetri enzimatik GPO PAP
13

dan HDL dengan Lopes14 yang

menggunakan perangkat enzimatik yang tersedia secara komersial. Untuk estimasi LDL dalam mg / dl, formula berikut digunakan: Kolesterol LDL = total kolesterol - trigliserida - kolesterol HDL 15 5

Analisis Statistik Data dianalisis dan ditunjukkan dalam rata-rata dan standar deviasi untuk profil lipid. Perbandingan antara nilai dari profil lipid ibu dan berat lahir neonatus dilakukan. Perbedaan dianggap signifikan pada nilai p setara atau 0.05.16

HASIL Profil lipid (TC, TG, HDL - C dan LDL - C) dicatat dalam trimester ketiga kehamilan dari 100 wanita hamil. Para wanita dibagi menjadi tiga kelompok tergantung pada kadar kolesterol-nya. Berat setiap bayi diambil pada saat persalinan dan dibandingkan dengan nilai standar. Rata-rata berat badan neonatus yang dihitung adalah 3,42 0,04 kg. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki kadar kolesterol hingga 200 mg / dL selama kehamilan memiliki persentase yang tinggi (65%) dari bayi dengan berat lahir 3 kg dibandingkan dengan 3,5 kg bayi yang hanya (34%) dan tidak ada bayi yang lahir dengan berat badan 4

kg. Di sisi lain, ibu yang memiliki kadar kolesterol hingga 250 mg / dl memiliki bayi dengan berat lahir 3 kg (50%) dan 3,5 kg (50%). Para ibu yang memiliki kadar kolesterol hingga 300 mg/dl melahirkan bayi dengan berat lahir 3,5 kg (54%) dan 4 kg (23,8%), dan 3 kg hanya (20%). Tak satu pun dari bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 3 kg, yang menunjukkan bahwa korelasi positif dijumpai antara kadar kolesterol ibu dan berat lahir neonatus (Tabel 1).

Ketika perbandingan kadar trigliserida ibu dan berat lahir dilakukan terlihat bahwa ibu yang memiliki kadar trigliserida hingga 200 mg / dL, selama kehamilan memiliki persentase yang tinggi dari bayi dengan berat lahir 3 kg (55,5%) dibandingkan dengan ibu dengan kadar kolesterol 250 mg / dL yang memiliki persentase tinggi bayi dengan berat lahir 3,5 kg (73%). Di sisi lain ibu dengan 300 mg / dL memiliki persentase lebih besar dari bayi dengan berat lahir 3,5 kg (21,7%) dan 4kg (52%) yang menunjukkan korelasi positif antara TG dan berat lahir (tabel 2).

Hasil yang diperoleh dari korelasi kadar HDL dengan berat lahir terlihat bahwa bayi dengan berat 3 kg lahir dalam persentase yang tinggi (75%) dengan kadar HDL C ibu (50 mg / dl) dibandingkan ibu yang memiliki HDL - C (55 mg / dl) yang melahirkan bayi 3,5 (36,4%) dan 4 kg (46,8%) dalam jumlah yang lebih banyak, yang menunjukkan korelasi positif (tabel 3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kadar LDL ibu dan berat lahir neonatus. Ibu yang memiliki kadar 100 mg / dl memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melahirkan bayi yang memiliki berat lahir 3 kg dibandingkan ibu yang memiliki kadar 150 dan 200 mg / dl yang melahirkan lebih banyak bayi dengan berat lahir 3,5 dan 4 kg (tabel 4).

DISKUSI Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dan korelasi profil lipid; TC, TG, HDL dan LDL dengan berat lahir neonatus. Sebanyak 100 wanita hamil dimasukkan dalam penelitian. Berat masing-masing bayi dicatat segera setelah dilahirkan. Untuk menghitung korelasi wanita hamil dibagi menjadi tiga kelompok, tergantung pada kadar lipid mereka, dan neonatus juga dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan berat lahir mereka. Korelasi antara kadar kolesterol ibu dan berat lahir bayi menunjukkan bahwa ibu yang memiliki kadar kolesterol hingga 200 mg / dL selama kehamilan mereka melahirkan bayi dengan berat lahir 3 kg dalam persentase yang lebih besar dibandingkan dengan 3,5 dan 4 kg. Sementara mereka dengan kadar 250 mg / dl memiliki lebih banyak jumlah bayi dengan berat lahir 3 dan 3,5 kg dan ibu yang memiliki kadar kolesterol hingga 300 mg / dl melahirkan bayi 3,5 dan 4 kg

dalam persentase yang lebih besar, korelasi positif ini ditunjukkan antara kadar kolesterol ibu dan berat lahir neonatus. Temuan ini sejalan dengan Schaefer dkk8 yang mengamati bahwa kadar kolesterol ibu yang bersirkulasi selama trimester ketiga memiliki korelasi positif dengan berat lahir neonatus. Juga dilaporkan bahwa profil lipid memainkan peran utama pada berat janin dibandingkan dengan glukosa.17 Ditemukan dari hubungan antara kadar TG dan berat lahir neonatus, ibu dengan kadar trigliserida hingga 200 mg / dL selama kehamilan memiliki persentase yang lebih besar dari bayi dengan berat lahir 3 kg dibandingkan dengan ibu dengan kadar kolesterol 250 mg/dL dan 300 mg/dL. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan trigliserida ibu, berat lahir juga meningkat, maka korelasi positif ditemukan antara TG ibu dan berat lahir bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian Kitijima dkk5 yang menyatakan bahwa TG pada trimester ketiga adalah prediktor kuat berat lahir neonatus. Peningkatan kadar trigliserida dan korelasi positif dengan berat lahir neonatus dapat dijelaskan oleh fakta bahwa peningkatan kadar trigliserida selama akhir kehamilan disebabkan peningkatan produksi hati dari VLDL di bawah pengaruh peningkatan produksi estrogen, dan karena penurunan aktivitas lipase lipoprotein ekstrahepatik. Hal ini menyebabkan penurunan pemanfaatan TGS, sehingga kadarnya meningkat.6 Hubungan HDL ibu dan berat lahir neonatus menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir 3 kg lahir dalam persentase yang lebih besar (75%) dengan kadar HDL - C ibu (50 mg / dl) dibandingkan dengan ibu yang memiliki HDL-C (55 mg / dl). Sementara berat lahir 3.5 dan 4kg maksimal terlihat pada kadar HDL 55 mg / dl yang dimiliki ibu. Korelasi positif yang terjadi antara kadar HDL ibu dan berat lahir bayi. Penelitian sejenis dilakukan oleh Yang dkk,18 yang menyimpulkan korelasi tersebut dijumpai antara HDL dan berat lahir neonatus, meskipun berbeda dengan penelitian kami, ia menyatakan bahwa korelasi negatif ditemukan antara keduanya. Ketika korelasi dihitung antara LDL ibu dan berat lahir, diamati bahwa ibu yang memiliki kadar LDL 100 mg / dl memiliki persentase yang tinggi dari berat lahir neonatus 3 kg dibandingkan ibu yang memiliki kadar LDL 150 dan 200 mg / dl. korelasi positif ini ditunjukkan antara kadar LDL ibu dan berat lahir neonatus, dan didukung oleh penelitian Schafer dkk8 yang meneliti bahwa kadar lipid TC dan LDL ibu pada trimester ketiga sangat berkorelasi dengan berat lahir neonatus.

You might also like