Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan
pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton dan Udai Pareek, 1998: 126)
diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking
2003:18)
dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam
diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
17
dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori”. Pernyataan ini
upaya mendidik dalam arti sempit, terutama dilakukan dengan cara instruksi,
tegas, karena baik pendidikan umum maupun pelatihan merupakan suatu proses
dari tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut. Pendidikan umum
(formal) menurut Halim dan Ali (1993:3) selalu berkaitan dengan mata pelajaran
secara konsep dan sifatnya teoritis dan merupakan pengembangan sikap dan
falsafah pribadi seseorang. Bila pelatihan lebih menitik beratkan pada kegiatan
berdaya dan dapat berpartisipasi aktif pada proses perubahan. Pelatihan dapat
langkah mengatasinya.
mereka untuk bersikap kritis terhadap kondisi yang mereka hadapi, sehingga
sosial, ekonomi dan atau politik yang mungkin diperankannaya sehingga dapat
diuraikan beberapa batasan atau pengertian pelatihan yang dikemukakan para ahli.
19
keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan. Gardner (1981),
bagian lain dari buku tersebut mengemukakan bahwa pelatihan merupakan proses
pekerjaan.
pekerjaan mereka baik pada saat sekarang maupun masa yang akan datang melalui
pengembangan kebiasaan pikiran dan tindakan-tindakan, kecakapan, pengetahuan,
dan sikap-sikap.
bahwa “pelatihan adalah kegiatan belajar untuk mengubah rencana orang dalam
dan bimbingan saja. Pelatihan diberikan dengan harapan warga masyarakat dapat
pelatihan dengan baik biasanya akan memberikan hasil pekerjaan lebih banyak
dan baik pula dari pada masyarakat yang tidak mengikuti pelatihan.
umumnya tidak bertentangan, melainkan memiliki ciri atau unsur yang sama.
Dalam suatu pelatihan memiliki beberapa ciri, yaitu: (a) direncanakan dengan
sengaja, (b) adanya tujuan yang hendak dicapai, (c) ada peserta (kelompok
sasaran) dan pelatihan, (d) ada kegiatan pembelajaran secara praktis, (e) isi belajar
tertentu, (f) dilaksanakan dalam waktu relatif singkat, dan (g) ada tempat belajar
dan berlatih.
serta ciri-ciri yang digambarkan dalam suatu pelatihan tersebut, maka pelatihan
dapat diartikan sebagai suatu upaya melalui proses pembelajaran yang bertujuan
sekelompok orang dalam suatu tugas pekerjaan tertentu dan dilaksanakan dalam
sebagai berikut:
terhadap pimpinan atau karyawan, sering kali juga sikap-sikap yang tidak
yang membingungkan.
kemampuannya
Dari beberapa uraian di atas jelas bahwa pelatihan merupakan sarana yang
ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja baik karyawan organisasi
diperlukan. Kemutlakan itu tergambar pada berbagai jenis manfaat yang dapat
hubungan yang serasi baik dalam kelompok kerja maupun antara peserta dalam
yang digunakan sebagai fase diagnostik atau lebih dikenal dengan sebutan
pendekatan ini mempunyai kepentingan yang sama sesuai dengan fungsinya, serta
dan (c) berbasis kinerja. Menurut mereka, dalam “pendekatan tradisional” staf
pembelajaran, motivasi, tes dan evaluasi. Fokus model pelatihan ini adalah
pelatih memadukan pengalaman sehingga warga belajar menjadi lebih aktif dan
nyata atau simulasi. Tujuan pelatihannya ditetapkan bersama oleh pelatih dan
warga belajar. Pelatih menjalankan peran sebagai fasilitator, katalis, atau nara
andragogi dengan “the art and science of helping adults learn”, yaitu seni dan
ilmu dalam membantu orang dewasa belajar. Proses pembelajaran orang dewasa
a. Orang dewasa telah memiliki konsep diri, dan tidak mudah untuk
menerima konsep yang datang dari luar dirinya, sehingga dalam proses
sesuai dengan keadaan orang dewasa, (2) warga belajar perlu dilibatkan
sendiri.
peran sosial yang mereka tampilkan. Peran ini akan berubah sejalan
beberapa uraian yang memiliki kesamaan dengan pendekatan yang lain. Dengan
pelatihan tidak akan merasa tersinggung atau dipaksa bila diperintah dan akan
dewasa yang pada umumnya sudah banyak memiliki pengalaman. Di samping itu
berperan lebih banyak dan luas, baik dari sejak dilakukannya identifikasi
pelatihan agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan dan dalam
menjalankan usaha. Kegiatan lain yang hampir sama dalam bentuk partisipasi juga
dari pendekatan yang dikemukakan oleh Halim dan Ali seperti; dalam pendekatan
peserta.
dan tidak langsung. Secara langsung biasanya dilaksanakan dalam kelompok kecil
atau dengan tatap muka, dan ini akan terasa lebih efektif karena akan terjadi
dalam kelompok yang lebih besar yang tidak memungkinkan bagi setiap peserta
umum pelatihan keterampilan kerja tidak terlepas dari dua hal, yaitu (1)
peserta pelatihan. Dan (2) Metode Pelatihan. Dalam pelatihan metode yang
partisipatories). Hal ini bertujuan untuk membuat para peserta pelatihan mampu
kerja terlebih dahulu harus ditetapkan sasaran yang ingin dicapai, dengan
demikian potensi yang telah dimiliki masyarakat sebagai calon peserta pelatihan
tersebut akan dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara maksimal. Di samping
itu, kegiatan pelatihan yang akan diberikan kepada peserta harus mengikuti asas-
asas umum pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pelatihan tersebut dapat
differences; (b) Relation to job analysis; (c) Motivation; (d) Active participation;
(e) Selection of trainers; (g) Trainer’s training; (h) Training methods; and (i)
Principles of learning.
Asas yang juga penting adalah sikap dan penampilan pelatih, karena sikap
agar setiap peserta pelatihan merupakan sumber yang efektif bagi yang lain”.
pelatih juga harus memiliki ciri-ciri pribadi yang penting bagi keberhasilan
pekerjaannya, yaitu: (a) memiliki konsep diri yang sehat dan terintegrasi dengan
pribadi; dan (e) mampu mengatasi tekanan emosional yang erat hubungannya
keputusan; dan (3) memberikan keahlian teknis yang dibutuhkan peserta pelatihan
pelatihan. Metode adalah setiap kegiatan yang ditetapkan oleh sumber belajar
beberapa faktor, seperti: (1) tujuan belajar; (2) peserta didik; (3) situasi; (4)
fasilitas; dan (5) pribadi pendidik. Sementara itu, Tri Susilowati dan Ibrahim
Yunus (1988:23) serta Sudjana (1993:29-35) menegaskan bahwa faktor yang perlu
meliputi sumber belajar dan warga belajar, serta masyarakat sekitar; (2) tujuan
pembelajaran juga penting dalam pelatihan, karena : (1) dapat melenyapkan salah
tafsir; (2) pembelajaran yang diberikan akan lebih mudah, cepat, dan jelas
apa yang dianjurkan. Alat atau fasilitas dan sarana berhubungan dengan tempat
3. Model-Model Pelatihan
Penyelenggaraan pelatihan pada umumnya lebih banyak digunakan oleh
lembaga-lembaga atau organisasi baik pemerintah maupun swasta, dan juga
perusahaan, dengan menggunakan model-model yang berbeda. Model-model
pelatihan yang ditampilkan tersebut, kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas SDM sebagai tenaga kerja, yang akhirnya dapat meningkatkan produksi.
Pelaksanaan pelatihan juga dapat saja dilakukan di masyarakat, yang juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari warga masyarakat seperti
pengetahuan atau bidang keterampilan tertentu.
Model yang dikembangkan Nedler ini dimulai dari: 1) menentukan
kebutuhan organisasi, 2) menentukan spesifikasi pelaksanaan tugas, 3)
menentukan kebutuhan pembelajar, 4) merumuskan tujuan, 5) menentukan
kurikulum, 6) memilih strategi pembelajaran, 7) mendapatkan sumber belajar, dan
8) melaksanakan pelatihan, dan selanjutnya kembali lagi ke menentukan
kebutuhan. Perputaran ini bertujuan untuk melihat keunggulan dan kelemahan
dari pelatihan yang telah dilaksanakan, apakah masih perlu diadakan perbaikan
atau memang sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh organisasi.
Dalam siklus pelatihan atau dalam pendidikan yang ditujukan pada orang
dewasa sebagai sasaran, Goad (1982:41) mengungkapkan perlunya
memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut: 1) orang dewasa belajar dengan
melakukan; yaitu orang dewasa senantiasa ingin dilibatkan, 2) masalah dan contoh
harus realistis dan relevan dengan warga belajar, 3) lingkungan belajar yang
terbaik adalah lingkungan informal, 4) keragaman mendorong dan cenderung
membuka kelima indra dari peserta belajar, 5) dilakukan perubahan kecepatan dan
teknik dari waktu ke waktu, 6) tidak menerapkan sistem peringkat apapun, 7)
fasilitator berperan sebagai agen pembaharuan, 8) fasilitator bertanggung jawab
untuk memfasilitasi pembelajaran, sedangkan pembelajarannya sendiri merupakan
tanggung jawab peserta belajar.
4. Konsep Pelatihan Keterampilan kerja
yang berarti kepada warga belajar. Pelatihan atau pembelajaran keterampilan ini
turut serta dalam tingkah laku tertentu dan kondisi-kondisi khusus atau
yang ada untuk mencapai tujuan pelatihan ini disebut integration. Proses integrasi
sempurna antara beberapa unsur secara bersama atau saling mendukung untuk
membuat warga belajar secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan dalam
belajar sesuai dengan ungkapan Knowles (1980), bahwa peserta belajar terutama
partisipasi aktif dari warga belajarnya. Pendekatan semacam ini akan menjadikan
suatu pengalaman yang berarti bagi peserta atau warga belajar itu sendiri.
yang dirasa berguna dalam kehidupan dan langsung dapat dirasakan oleh
masyarakat.
masyarakat.
Landasan Yuridis
dipahami sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan. Artinya sebagai alat
digunakan sebagi bekal hidup atau bekerja untuk mencari nafkah dan
bermasyarakat.
2) Prinsip pelaksanaan;
3) Prinsip evaluasi;
yang dijadikan sebagai sumber usaha, dan keberadaannya memiliki hubungan atau
dengan: (1) selalu berpusat pada peserta atau warga belajar, (2) memberikan
pengalaman langsung kepada warga belajar, (3) menyajikan konsep dari berbagai
jenis keterampilan dalam suatu proses pembelajaran, (4) bersifat luwes dan lebih
berorientasi kepada praktek, dan (5) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
warga belajar dapat lebih banyak berlatih dan memperoleh pengalaman secara
konkrit.
bersama.
prosesnya mengembangkan :
dengan cara demikian mencakup dua dimensi, yaitu dimensi yang mengacu pada
realita dan dimensi yang mengacu pada transformasi melalui orientasi dan
observasi mendalam terhadap suatu aksi atau kegiatan yang dilakukan.
team teaching. Penerapan team teaching dilandasi oleh pemikiran bahwa melalui
Disamping itu melalui team taching akan memberi kesempatan yang lebih banyak
banyak dilakukan dilokasi atau lahan pertanian, dari pada menggunakan kelas atau
klasikal.
jenis usaha tertentu, juga pada keterampilan proses lainnya yang memiliki
keterkaitan atau hubungan timbal balik. Kegiatan ini sebagai usaha mencapai
usaha tertentu secara nyata. Keterampilan proses dipilih dengan dasar pemikiran
bahwa keterampilan proses adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai warga
lama. Keempat tahap atau karakteristik hasil pengembangan ini, juga digunakan
1. Pengertian Kewirausahaan
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Pengertian wirausaha
menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis baru, sedangkan
prosesnya meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
dapat diartikan “the back bone of economy”, yaitu syaraf pusat perekonomian
diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu proses dalam
mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda (creative and innovative).
Dengan demikian kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,
Para pembuat teori ekonomi dan para penulis di masa lalu telah
usaha baru yang berani menanggung segala macam resiko serta mereka yang
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang
(Alma, 2002:25). Dengan kata lain wirausaha adalah seseorang atau sekelompok
wirausaha adalah :
mengurangi pengangguran.
(Alma, 2002:1).
diantaranya :
kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat
barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.
B. PENGEMBANGAN EKONOMI
1. Pengertian Pengembangan
2001:29). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengembangan berasal dari kata
sebenarnya mencakup banyak aspek. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang
disiplin ilmu yang mencakup bidang ekonomi, sosial budaya, psikologi, dan
politik. Namun semuanya akan selalu menuju kepada proses perubahan aspek
kehidupan manusia, baik individu atau kelompok, menuju ke arah yang lebih
untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan
memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang
Aspek-aspek Pemberdayaan
kenaikan pendapatan per kapita bangsa dalam suatu masa tertentu (Mannan
1997:378).
pada suatu proses dimana rakyat dari suatu negara atau daerah memanfaatkan
sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan kenaikan produksi barang dan jasa
per kapita secara terus menerus. Walaupun dasar pembangunan ekonomi Islam
dan ekonomi), namun sejak awal, pembangunan moral dan spiritual sudah
al Nafs”, yang sesuai dengan ayat dalam Al-Qur’an surat Asy-Syams ayat : 7-10.
material, tapi segi spiritual dan moral pun menempati kedudukan yang sangat
penting. Dalam hal ini ditegaskan dalam istilah “Takaful” atau “Tadamun” atau
ekonomi adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya yang ada untuk
menghasilkan produksi barang dan jasa agar dikonsumsi secara bersama oleh
2. Pengertian Ekonomi
Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“Oicos” dan “Nomos”. Oicos berarati rumah, dan nomos yang berarti aturan. Jadi,
memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka. Cara yang
laku manusia dalam memanfaatkan produksi barang dan jasa untuk dikonsumsi.
Secara umum, tujuan program ini adalah untuk membantu fakir miskin
yang telah diadakan oleh Yayasan Nurul Falah Sunyar. Diharapkan dengan
keterampilan yang telah didapat para peserta dari pelatihan ini, maka secara
kesejahteraannya.
Tujuan ini dimaksudkan agar peserta program keterampilan kerja ini dapat
Tolak ukur dari tercapainya indikator ini adalah dengan terciptanya atau
Januari 2009 ).
Hal ini bertujuan agar peserta program dapat memiliki motivasi yang kuat.
Dengan motivasi yang kuat inilah, untuk selanjutnya peserta dapat melakukan
usaha produk atau jasa dengan bekal keterampilan yang telah didapatinya dari
itu.
Hal ini bertujuan agar peserta program memiliki etos kemandirian yang tinggi,
dengan mengikuti program. Indikator dari tujuan ini adalah ketika peserta
program telah memiliki rasa mandiri untuk mau mendirikan usaha atau
Hal ini bertujuan agar peserta program siap dengan keterampilannya yang
akan digunakan dalam dunia kerja yang akan digelutinya. Dan tolak ukurnya
yaitu ketika para peserta sudah bekerja atau berusaha dengan jenis pekerjaan
Program pelatihan kerja Yayasan Nurul Falah Sunyar ini bertujuan agar
daya beli dan pemenuhan kebutuhan akan meningkat dan secara tidak
langsung hal ini dapat menyebabkan peserta akan terlepas dari kriteria
mustahiq.
Tolak ukur tujuan ini adalah adanya pendapatan yang meningkat dari sebelum
Tujuan ini dimaksudkan agar setelah program selesai dan peserta telah mampu
C. FAKIR MISKIN
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “fakir” yang berarti orang yang
sangat kekurangan atau orang yang terlalu miskin, “miskin” berarti tidak berharta
berarti hal miskin atau keadaan miskin. Kata lain yang hampir sama
menggambarkan seperti ini adalah orang yang sengaja membuat dirinya dalam
ditinjau dari dari segi material (ekonomi). Menurut Prof. Dr. Emil Salim yang
Sedangkan kata miskin dalam bahasa arab berasal dari kata sakana yang
berarti diam atau tenang, sedang fakir berasal dari kata faqr yang berarti tulang
punggung. Fakir adalah orang yang patah tulang punggungnya dalam arti bahwa
punggungnya”.
Fakir dan miskin dapat juga dijumpai secara bergandengan dalam Al-
Qur’an ketika membicarakan orang-orang mustahiqqun dalam penerimaan zakat,
yaitu pada surat At-Taubah ayat 60. Thabari secara tegas membedakan arti
keduanya, yaitu bahwa fakir adalah orang yang dalam kebutuhan tetapi dapat
menjaga diri untuk tidak meminta-minta dan miskin adalah orang yang dalam
didasarkan pada arti kata maskanah yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 61 dan Ali Imran ayat112, dan pada hadits riwayat Bukhari (Quraisy
Menurut Djamal Doa, fakir adalah orang yang sangat miskin tidak berharta
dan tidak pula berkuasa untuk bekerja atau berusaha guna memenuhi nafkahnya,
sedangkan orang yang menanggungnya tidak ada. Sedangkan miskin adalah orang
yang tidak mencukupi hajat nafkahnya, meskipun punya harta atau berusaha tetapi
memiliki harta atau pekerjaan, atau harta dan pekerjaan tetapi tidak mencukupi
hanya memiliki Rp. 22.000,-/hari. Sedangkan miskin adalah golongan orang yang
memiliki harta untuk mencukupi kebutuhan hidup tetapi tidak memenuhi standar,
atau orang yang lemah dan tidak berdaya (cacat) karena telah lanjut usia, sakit
atau karena akibat peperangan, baik yang mampu bekerja maupun tidak, tetapi
memiliki apa-apa dibawah nilai nisab menurut hukum zakat atau nilai barang yang
mencapai satu nisab atau lebih, misalnya: perabot rumah tangga dan sebagainya
yang tidak memiliki apa-apa dan inilah yang masyhur diantara mereka.
Sedangkan menurut jumhur ulama fakir dan miskin adalah mereka yang
tidak tercukupi kebutuhannya. Lebih khusus lagi bahwa fakir adalah mereka yang
tidak memiliki harta atau penghasilan yang layak dalam memenuhi kebutuhannya,
baik sandang, pangan, papan serta kebutuhan pokok lainnya, baik untuk keperluan
tetapi yang ada hanya dua, tiga atau empat. Miskin adalah mereka yang
mereka membutuhkan sepuluh, tetapi yang ada hanya tujuh, delapan atau
sembilan, walaupun sudah sampai satu nisab atau lebih (Qardhawi 1994: 545).
Menurut Yusuf Qardhawi, termasuk pula fakir atau miskin mereka yang
mencukupi meskipun tidak harus menjual rumahnya itu. Demikian juga mereka
sebagai fakir atau miskin. Termasuk pula mereka yang mempunyai sesuatu yang
Orang yang memiliki kekayaan tetapi tidak dapat memanfaatkan kekayaannya itu
karena sesuatu hal, misalnya: ditahan oleh penguasa atau berada ditempat yang
jauh atau orang yang berpiutang lebih dari satu nisab tetapi tidak termasuk dalam
kategori miskin atau miskin.
memiliki harta yang sampai satu nisab atau lebih tetapi apabila tidak memenuhi
kebutuhannya tetap dianggap orang miskin. Karena itu, orang yang memiliki harta
yang melimpah sekalipun bila tidak dapat memenuhi kebutuhannya masih belum
dikemukakan oleh para fuqaha sangat tergantung pada tiga faktor, yaitu: pertama,
harta benda yang dimiliki dan berada ditempat; kedua, mata pencaharian yang sah
Atas dasar itulah, Ali Yafi merumuskan definisi miskin sebagai berikut :
hari.
2. Penyebab Kemiskinan
Suparlan bahwa sebab utama yang melahirkan kemiskinan adalah sistem ekonomi
yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi kemiskinan itu sendiri
bukanlah gejala yang terwujud semata-mata hanya karena sistem ekonomi. Dalam
a. Faktor alam
Sebab-sebab ini berkaitan dengan kondisi manusia itu sendiri yang kurang
ada dalam bentuk kerja nyata yang serius, dan keengganan memberikan respek
Salah satu sebab kemiskinan yang berkaitan dengan kondisi sosial adalah
terkonsentrasinya modal di tangan orang-orang kaya sehingga menyebabkan
keterbatasan kemampuan untuk masuk dunia kerja. Atas dasar itulah dia
pokoknya.
2) Malas bekerja
malas ini bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah dalam bekerja, atau
para ahli bahwa masyarakat itu misikin karena memang dasar alamiahnya
seseorang harus mampu untuk menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi secara
5) Keterbatasan Modal
6) Beban keluarga
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula beban hidup
masuk; atau
lebihan fertilitas.
keluarga, berakibat kemiskinan akan melanda dirinya dan sifatnya latent (Arifin
Noor 1997 : 288). Sedangkan menurut Ali Yafi yang dapat menimbulkan
kemiskinan yaitu:
dirinya.
4) Kepelitan. Sifat ini bagi si kaya tanpa disadari membantu untuk tidak
miskin.
b. Berwiraswasta
wiraswasta.
1) Sarana pertama;
bumi dan memanfaatkan rezeki dari Allah. Yang dimaksud dengan bekerja
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang, baik sendiri atau bersama
orang lain untuk memproduksi suatu komoditi atau memberikan jasa. Bekerja
1995 :51).
2) Sarana kedua;
Segala hal yang berhubungan dengan pemberian jaminan kepada kaum miskin
memungutnya
pun seterusnya
3) Sarana ketiga;
kaum dhuafa. Hal ini berlaku bila zakat dan berbagai sumber
D. YAYASAN
1. Pengertian Yayasan
anggota.
: 1978).
bertujuan untuk memperkaya diri para pendiri, pengurus dan pengawas. Sejalan
dengan kecenderungan tersebut timbul pula berbagai masalah, baik masalah yang
berkaitan dengan kegiatan yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
yang tercantum dalam Anggaran Dasar, sengketa antara pengurus dengan pendiri
atau pihak lain, maupun adanya dugaan bahwa yayasan digunakan untuk
menampung kekayaan yang berasal dari para pendiri atau pihak lain, yang
hukum karena belum ada hukum positif mengenai yayasan sebagai landasan
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Ketentuan
sebagai badan hukum dapat dilakukan dengan baik guna mencegah berdirinya
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi
Ketentuan ini dimaksudkan pula agar registrasi yayasan dengan pola penerapan
administrasi hukum yang baik dapat mencegah praktek perbuatan hukum yang
umum.
Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yayasan mempunyai organ yang terdiri dari
intern yayasan yang tidak hanya dapat merugikan kepentingan yayasan melainkan
sepenuhnya oleh pengurus. Oleh karena itu, pengurus wajib mambuat laporan
kekayaannya berasal dari Negara, bantuan luar negeri atau pihak lain, atau
kekayaannya wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib
diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia. Ketentuan ini dalam rangka
penggabungan dan pembubaran yayasan baik atas inisiatif organ yayasan sendiri