You are on page 1of 15

MAKALAH PKN

PERTUMBUHAN BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

Disusun oleh :
SILVIA XG/30
SYOFIA DWI JAYANTI XG/31
SMAN 1PAMEKASAN
2008-2009

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami bias menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Maka dari itu, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Sri Martini selaku pengajar PKN kelas XI di SMA Negeri 1


Pamekasan yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
2. Pihak-pihak lain yang juga ikut andil dalam penyusunan makalah
ini.

Kami sadar,makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik sangat kami butuhkan dari teman-teman pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Atas perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ............................................................................... 2
1.2.1 Apa yang dimaksud Pemanasn global itu ..................................... 2
1.2.2 Bagaimana pemanasn global itu dapat terjadi dan apa
dampaknya terhadap iklim ............................................................. 2
1.2.3 Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi dan meminimalisasikan hal tersebut .................... 2
1.3. Metodologi penulisan .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Definisi Pemanasan Global .................................................................. 3
2.2 Proses terjadinya Pemanasan Global.................................................... 3
2.3 Cara menanggulangi dan membenahi akibat dari Pemanasan
Global ................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9
3.1. KESIMPULAN ................................................................................... 9
3.1.1 Definisi Pemanasan Global ............................................................... 9
3.1.2 Proses terjadinya Pemanasan Global .......................................... 9
3.1.3 Cara menanggulangi dan membenahi akibat dari
Pemanasan Global ...................................................................... 9
3.2. SARAN................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sumber dari segala bencana adalah pemanasan global atau global
warming. Kini pemanasan global sudah menjadi permasalahan internasional,
sehingga untuk mengatasinya membutuhkan kerjasama masyarakat dunia.
Bentuk perhatian terhadap persoalan global warming, belum lama ini
diselenggarakan konferensi perubahan iklim atau UNCCC (United Nation
Climate Change Conference) dari tanggal 4 sampai 13 Desember di Bali.
Sayangnya konferensi itu belum mampu membuahkan hasil yang maksimal,
untuk penanggulangan pemanasn global. Perjanjian pengurangan gas emisi
sempat berjalan buntu karena Amerika Serikat tidak mau menandatangai
kesepakatan itu. Negri Paman Sam tidak setuju dengan pengurangan gas
emisi dari dua puluh persen hingga dua puluh lima persen. Terhitung mulai
tahun 2015 sampai 20.50 Walaupun akhirnya Amerika Serikat menyetujui
perjanjian itu. Namun pasal yang mengatur pengurangan gas emisi dari dua
puluh persen hingga dua puluh lima persen harus dihilangkan. Karena
Amerika Serikat adalah negara penyumbang gas emisi terbesar. Gas Emisi
ialah gas penyebab terjadinya pemanasan global yang terdiri dari
karbondioksida, mentana. Gas berbahaya tersebut diproduksi dari proses
industrialisasi (asap pabrik, kendaraan) terus melaju tanpa memperhatikan
lingkungan hidup. Sementara penyaring karbondioksida yaitu hutan semakin
habis, diganti dengan gedung pencakar langit pabrik, mall, perkantoran.
Apabila laju karbondioksida, mentana sering disebut gas rumah kaca sulit
dikendalikan, maka akan menutup ruangan di bumi. Sehingga panas
matahari yang masuk ke bumi menjadi tertahan gas rumah kaca. Wajarlah
apabila suhu di bumi terus meningkat itulah yang disebut dengan pemanasan
global

1
1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslah dari permasalahan di atas adalah :

1.2.1 Apa yang dimaksud Pemanasan global itu ?


1.2.2 bagaimana pemanasn global itu dapat terjadi dan apa dampaknya
terhadap iklim?
1.2.3 bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan
meminimalisasikan hal tersebut?

1.3. Metodologi Penulisan

Penulisan ini berbentuk deskriptif kualitatif. Penulisan ini adalah upaya untuk
mengungkap suatu keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya dengan berbagai
sumber. Gambaran tentang peristiwa tersebut diuraikan secara objektif dan
sistematis. Teknis penulisan data ini dilakukan dengan cara mencari dari berabagai
sumber yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan
yang cepat. Menurut para ahli meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-
rata temperatur ini telah meningkat dari 15oC menjadi 15.6oC. Hasil
pengukuran yang lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data
pengukuran satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun
terhangat terjadi setelah tahun 1980, tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun
1990. Secara kuantitatif nilai perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil
tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap lingkungan. Meningkatnya suhu
global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim serta perubahan jumlah pada proses presipitasi.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan,
dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut
akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih
terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan
yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih
lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani
dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-
gas rumah kaca.

3
2.2 Terjadinya Pemanasan Global dan dampaknya bagi iklim

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.


Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca.


Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin
banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah
lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah
kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global

Secara umum, negara negara industri seperti Amerika Serikat,


Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Jepang dan Kanada merupakan negara-
negara penghasil gas rumah kaca terbesar, sehingga disinyalir sebagai negara-
negara yang paling bertanggung jawab terhadap pemanasan Global. Untuk
menetralisir citra negatif yang melekat pada negara-negara industri tersebut,
mereka terkadang menuduh negara-negara berkembang seperti Indonesia dan

4
Brasil yang memiliki hutan yang luas, ikut bertanggung jawab pula terhadap
pemanasan global karena praktek penebangan hutan. Padahal kebutuhan kayu
di negara-negara industri tersebut sebagian besar dipenuhi dari penebangan
hutan-hutan di negara berkembang.

Dampak pemanasan global yang terjadi di setiap negara berbeda


karena faktanya iklim di setiap negara berbeda yaitu terdiri dari tropik dan
subtropik. Di negara subtropik yang memiliki 4 musim, dampak pemanasan
global terutama terjadi pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat musim
panas (suhu lebih panas) dan saat musim dingin (suhu lebih dingin).
Sedangkan dampak yang terjadi di daerah tropik terutama berpengaruh
terhadap pergeseran musim (awal dan akhir musim hujan atau kemarau) serta
meningkatnya kasus wabah penyakit. Selain itu dampak yang dirasakan oleh
negara kepulauan adalah ancaman berkurangnya panjang garis pantai akibat
meningkatnya tinggi muka laut karena mencairnya lapisan es di kutub.

Dampak yang terjadi akibat pemanasan global sangat beragam yaitu


dampak terhadap cuaca, tinggi muka air laut, pertanian, hewan dan tumbuhan
serta kesehatan manusia.

Akibat pemanasan global temperatur pada musim dingin dan malam


hari akan cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan lebih cepat
menguap dari tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Topan badai lebih sering terjadi.

Pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub. Akibatnya


tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad 20.
Diprediksi pada abad 21, akan terjadi peningkatan tinggi muka air antara 9 –
88 cm. Padahal menurut perhitungan para ahli IPPC (lembaga internasional
yang menangani perubahan iklim), kenaikan 100 cm muka air laut akan
menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17.5 persen daerah Bangladesh.
Dan ribuan pulau kecil di Indonesia akan tenggelam.

5
Wabah penyakit yang biasanya ditemukan di daerah tropik, seperti
malaria dan DBD diperikirakan akan meningkat sebesar 60 %.

Fakta yang tercatat menunjukkan bahwa akibat gelombang panas


yang terjadi pada bulan Juni 2003 telah menewaskan 25.000 penduduk Eropa.
Sedangkan menurut laporan BBC, musim dingin yang ekstrim yang terjadi
pada bulan Desember 2003 telah menyebabkan kematian 2500 penduduk
Inggris. Bahkan menurut laporan WHO pada bulan Desember 2003,
pemanasan global telah membunuh 150 ribu orang tiap tahun. Menurut
perkiraan WHO, dalam 30 tahun mendatang, angka kematian yang disebabkan
oleh pemanasan global akan mencapai angka 300 ribu per tahun.

Sementara kita telah menyadari dampak dari pemanasan global adalh


berubahnya iklim. Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-
gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air
yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah
kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan
yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar,
di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di

6
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir
ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap
dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2.3 Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan


meminimalisasikan pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada
yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat
ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.
Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke
daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat
menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur)
habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara.
Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk
menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas


rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi
produksi gas rumah kaca.

7
Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil
Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah
seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan
di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbon
dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar
fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri
pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk
kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad
ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan
energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke
udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan
limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa Pemanasan global


adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan
bumi. Meningkatnya suhu global, dengan kata lain di permukaan bumi baik di
darat maupun di laut akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim serta perubahan jumlah pada proses presipitasi.

Pemanasan global itu sendiri terjadi karena terperangkapnya panas


matahari di permukaan bumi. Ketika cahaya matahari terpancar secara radiasi pada
permukaam bumi panas tersebut sebagian akan diserap dan sebagian akan
dipantulkan kembali. Tetapi karena banyaknya kandungan gas rumah kaca seperti
uapa air, karbon dioksida dan metana menyebabkan panas itu tidak dapat
dipantulkan kembali sehingga tertahan pada permukaan bumi yang mengakibatkan
suhu bumi semakin panas dan inilah yang disebut pemanasan global.

Upaya yang dapat kita lakukan guna mengurangi pemanasan global dapat
kita lakukan dengan cara mengurangi penggunaan atau produksi karbondioksida.
Hal ini dapt dilakukan dengan cara yang paling mudah yaitu menanam pepohonan.
Dengan menanam pepohonan kita akan mengurangi karondioksida yang ada di
udara karena pepohonan merupakan penyerap karbondioksida

3.2 Saran

9
Setelah mempelajari tentang pemanasan global kita sudah mengetahul hal
apa saja yang harus kita lakukan untuk membantu masalah global tentang
pemanasan global. Berikut ini beberapa saran untuk para pembaca :

3.2.1 kita sebagai generasi penerus haruslah peduli akan lingkungan sekitar kita.
Kita sudah seharusnya ikut dalam upaya mengurangi emisi karondioksida
dibumi. Seperti ikut dalam penanaman sejuta pohon.
3.2.2 Menghimbau masyarakat lain untuk ikut bergabung dalam kegiatan
penghijauan bumi dengan tujuan semakin banyak orang yang akan sadar
akan bahayanya pemanasan global
3.2.3 memberikna contoh tauladan yang baik terhadap apara penerus dengan
melakukan kegiatan positif dalam pemulihan bumi dari pemanasan global
agar dicontoh oleh mereka.
3.2.4 Selalu sadar dan aktif dalam menghijaukan dan memulihkan permukaan
bumi yang mulai rusak.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.greenassetdisposal.com/Images/STEII-1copy2.jpg
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=save%20the%20earth&gbv=
2&ie=UTF-8&sa=N&tab=iw
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global#Efek_rumah_kaca
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global#Iklim_Mulai_Tidak_S
tabil
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global#Pengendalian_pemana
san_global
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global#Menghilangkan_karb
on
http://www.pemanasanglobal.net/

11

You might also like