Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Latar belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan
efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih
memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan
pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah
kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui
adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang
hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut.
Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing
kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga,
pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian
memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara
berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko
bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin
besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi
gagal daripada gagal mencoba.
A. Aspek manajemen
Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing,
misalkan dari 5 orang
3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan
tenaga kerja apabila membutuhkan.
B. Aspek Pemasaran
a) Target Pasar
yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa
usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah
pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering
tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah
pemasaran, keuangan dan administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti
mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu
terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak
menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju
selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita
menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya
membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
c) Produk dan penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan
strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang
salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai
bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering
murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen
menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai
menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.
1. Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Perlengkapan)
3. Peralatan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
(Pembelian Peralatan)
Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan
Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
Rp 3.800.000,00
Biaya-biaya
Biaya Angkut Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
Rp 3.200.000,00 +
Laba Rp 600.000,00
Usaha Pembuatan
Kitchen Set
Kewirausahaan
Oleh Kang Admin
Minggu, 08 Pebruari 2009 05:59
Saat ini akan sangat mudah untuk mendapatkan model desain interior rumah melalui
berbagai media. Mulai majalah, internet dan televisi. Biasanya desain ini mengikuti
berbagai gaya mulai dari dalam negeri sampai eropa.
Wahyu Wibowo seorang pengusaha yang berhasil kami temui memaparkan bahwa pada
awalnya dia memulai usaha yang umumnya merupakan usaha teknik kayu dan akhirnya
memilih fokus di usaha kitchen set. Pria kelahiran Solo 1972 yang juga sarjana arkeologi
UGM ini memulai usaha tanpa ada pengalaman bisnis sedikitpun.
Proses Produksi
Produk yang dihasilkan berbagai model kitchen set dengan berbagai ukuran. Kadang juga
menerima pesanan meubeler dan furniture terutama dari kalangan relasinya. Dalam satu
bulan rata-rata omset menapai 25-30 juta atau kurang lebih 4-5 order/bulan yang diterima
dengan berbagai model pesanan made by order.
Untuk bahan baku yang terutama adalah kayu. Jenis kayu yang dipakai disesuaikan
dengan permintaan konsumen. Dalam satu bulan rata-rata kayu yang dibutuhkan untuk
memenuhi pesanan 5 meter kubik atau 1 truk. Bahan baku tersebut diperoleh dari toko-
toko sekitar dan apabila ada waktu luang bisa berburu bahan baku sampai ke Gunung
kidul.
Biaya kebutuhan kayu sendiri 25% dari omset, sisanya untuk tenaga kerja, keperluan
finishing dan berbagai macam aksesoris yang melekat pada kitchen set. Saat ini jumlah
tenaga kerja tetap 5 orang. Apabila pesanan cukup banyak, ditambah tenaga kerja lepas
sehingga bisa mencapai 5-10 orang.
Tenaga kerja/karyawan tersebut memiliki beberapa keahlian yang diberi upah dengan
sistem harian. Tukang kayu berjumlah 4-5 orang dibayar 40 ribu/orang/hari, pembantu
tukang dengan jumlah 1-2 orang dibayar 25 ribu/orang/hari, untuk finishing dibutuhkan 3
orang dibayar 40 ribu/orang/hari.
Proses produksi dimulai setelah ada pesanan dari konsumen. Menurut penjelasan Wahyu
awalnya dilakukan pengukuran ruangan (dapur) kemudian penentuan desain. Pada proses
ini terus dilakukan komunikasi dengan klien, apabila terjadi kesepatan maka klien
membayar uang muka kemudian pengerjaan kitchen set. Proses ini memakan waktu 1
bulan, termasuk pemasangan.
Produk kitchen set dari wahyu pada umumnya sama dengan produk lain, karena produk
kitchen set merupakan produk customize,unik,sesuai dengan selera konsumen. Mengenai
kualitas pengerjaan tergantung dari keahlian dari tukang kayu.
Pemasaran
Sejauh ini pemasaran masih di wilayah jogja dengan pertimbangan kemudahan akses
transportasi pada proses pelaksanan nantinya. Promosi yang dilakukan masih dalam
lingkup wilayah jogja menggunakan plakat,brosur dan pamflet. Pernah mengikuti
pameran, hanya saja dinilai kurang efektif karena singkatnya waktu event pameran
tersebut.
Harga produk kitchen set dinilai berdasar ukuran meter persegi, rata-rata 2 juta per meter
persegi. Produk yang pernah dikerjakan maksimal senilai 30 juta.
Kendala
Dalam usaha ini kendala yang dihadapi adalah masalah klasik, modal. Untuk kompetitor,
tidak dirasa berpengaruh, meski bermunculan sejak tahun 2005. rencana bisnis kedepan
adalah pelayanan tidak hanya sebatas pengerjaan dan pembuatan kitchen set saja, tetapi
juga akan melayani jasa perawatan dan renovasi.
Pendapatan
Omset per bulan = Rp. 25.000.000,00
Keuntungan
Rp. 25.000.000,00 – Rp. 21.300.000,00 = Rp. 3.700.000,00
PERENCANAAN BISNIS
SALE PISANG
Nama Pengusaha
SUPRIYOTO
Disusun oleh :
GITA DANUPRANATA
KONSULTAN UMKM
FAKULTAS EKONOMI
2006
A. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaah : PT ‘MIRASA”
2. Bidang Usaha : Manufaktur Makanak
3. Jenis Produk : Saleh Pisang
4. Alamat Perusahaan : Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacap, Jateng
5. Nomor Telephon : 01856801585
B. Data Pemilik
1. Nama Pemilik : Supriyoto
2. Jabatan : Direktur
3. Tempat tanggal lahir :Cilacap , 25 Desember 1974
4. Alamat Rumah :Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacap,
Jateng
5. Nomor Telephon : 08156801585
6. Struktur Organisasi :
DIREKTUR
PRIYOTO
C. Data Konsultan
1. Nama Konsultan : Gita Danupranata, S.E, M.M
2. Jabatan : Direktur Pusat Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Tempat Tanggal lahir : Kulonprogo, 12 Agustus 1965
4. Alamat Rumah : Godegan, Tamantirto, Kasihan, Bantul
5. Nomor Telephon : 081328051450
6. Alamat E-mail; gita2003@eudoramail.com
7. Pendidikan Terakhir : Magister Manajemen (S2)
8. Pengamalan Kerja : Konsultas di beberapa UMKM
Pisang
Dikupas
Digoreng
Di bungkus
K. Penutup
Demikian rencana bisnis yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-
pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.
• Kewirausahaan
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali
calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau
swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah
pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah
pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak
terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif
dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis
pekerjaan saja.
Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah
pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan
wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah
dikembangkan yaitu pemeliharaan ayam pedaging karena banyak orang yang
membutuhkannya. Sebagai contoh diwilayah Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya banyak
penjual ayam bakar,sate ayam,soto ayam dan sebagainya yang membutuhkan daging
ayam yang terus meningkat setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan ini banyak
peternak ayam boiler yang bersaing untuk menyuplai akan kebutuhan daging tersebut.
Dalam rangka memanfaatkan peluang ini, penulis mencoba mendirikan sebuah usaha
beternak ayam potong (pedaging) yang diberi nama “MUGI LANGGENG”
B. Identifikasi Masalah
Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam potong/pedaging,
namun kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut mungkin disebabkan saat
mereka akan mendirikan usaha mereka tidak memperhatikan konsep-konsep dasar
berusaha yang didalamnya terdapat 9 langkah pola berusaha dalam membentuk usaha,
membina serta mengembangkan usaha, selain itu, mereka kurang sukses karena mereka
tidak memiliki sikap-sikap wirausahawan yang baik dan tangguh. Maka dari itu agar kita
bisa sukses dalam berwira usaha kita harus melaksanakan konsep-konsep dasar berusaha
dan memiliki sikap wirausahawan yang baik serta sabar dan ulet dalam berwirausaha.
Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat usaha ini adalah :
1. Faktor Pendukung
a. Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.
b. Memberikan pendapatan/keuntungan yang cukup besar.
c. Permintaan daging ayam selalu meningkat setiap bulan.
d. Pemeliharaan tidak begitu sulit.
e. Tidak memerlukan modal yang cukup banyak.
f. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
g. Peluang pasar yang besar untuk pemasaran.
h. Tidak memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen.
2. Faktor Penghambat
a. Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing.
b. Bila anak ayam terserang penyakit atau stres sulit untuk dipulihkan.
c. Memerlukan keahlian dan keuletan yang lebih dalam mengenai beternak ayam
d. Cukup sulit mendapatkan anak ayam yang sehat.
Prospek Usaha beternak ayam potong/pedaging di Ponorogo masih mempunyai peluang
yang cukup besar, dilihat dari tingkat pemanfaatan potensi pemeliharaan serta
kemungkinannya dikirim keluar daerah. Dapat dilihat dari nilai ekonomisnya, yaitu
apabila diperoleh anak ayam yang sehat, maka dalam preses pemeliharaannya akan lebih
mudah, sehingga apabila ayam-ayam tersebut sudah besar maka dapat dijual dengan
harga yang tinggi dan akan berpengaruh dalam pendapatan usaha beternak ayam tersebut.
Oleh karena itu kualitas anak ayam sangat menentukan untuk mendapat tujuan yang
diharapkan.
C. Batasan Masalah
Sebenarnya ada banyak peluang untuk mendirikan usaha namun penulis memilih usaha
beternak ayam potong karena usaha ini selain memiliki peluang pasar yang besar, usaha
ini juga tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan tenaga kerja yang
banyak. Usaha ini juga memiliki prospek yang yang cerah dengan resiko kegagalan yang
relatif kecil. Karena hal-hal inilah, penulis sebagai pemula dalam dunia usaha berharap
dapat menjalankan usaha ini dengan sukses.
D. Tujuan
Tujuan dari usaha pemeliharaan ayam potong ini adalah:
1. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam potong/pedaging dengan baik dan
memberikan manfaat yang besar.
2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik.
3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.
4. Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat bertambah.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Analisis SWOT
Sebelum melaksanakan suatu usaha baru kita perlu mengetahui hal-hal/aspek-aspek yang
berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek
kekuatan(strenght), kelemahan(waekness), kesempatan(opportunities), dan ancaman
(threath). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan
berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:
a. Strenght
1). Beternak anak ayam potong/pedaging tidak begitu sulit
2). Resiko merugi/kegagalan kecil dengan modal yang relatif kecil.
3). Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
b. Weakness
1). Bila anak ayam terserang penyakit atau stres sulit untuk dipulihkan.
2). Sulit mendapatkan anak ayam yang sehat dengan kualitas unggul.
c. Opportunities
1). Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan
2). Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat.
3). Memberikan keuntungan yang cukup besar.
d. Threath
1). Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing.
2). Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sarana dan prasarana:
Lokasi tempat usaha ini cukup strategis dan jauh dari pemungkiman masyarakat sehingga
jauh dari kebisinggan sehingga tidak menyebabkan ayam ini steres, sebab apabila apabila
ayam ini mengalami streres maka ayam akan banyak yang mati.
Denah Lokasi
CV. MUGI LANGGENG
Pintu Masuk
B. Ketersediaan SDM
Karena usaha ini sepenuhnya dikelola oleh keluarga ,maka ketersediaan SDM sudah
dapat terpenuhi dengan ketersediaan anggota keluarga.
Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen usaha ini,
Bobot berat ayam sekarang menjadi + 1,5 - 2 kg dari berat sebelumnya.
b. Pemasukan
Catatan = Harga 1kg daging ayam =Rp.10.000,-
1). Hasil penjualan ayam
Pada kandang ukuran 3x3 m @1.5kg= Rp15.000,-
Maka : 50 ayam x Rp.15.000,- = Rp.750.000,-
2). Karena ada 5 buah kandang ayam, maka 5x Rp,750.000,- = Rp.3.750.000.-
3). Jadi total pendapatan = Rp.3.750.000,-
c. Keuntungan
Keuntungan bersih selama satu periode panen (4-5 minggu)= Rp3.750.000 –
Rp.850.000,- = 2.900.000,-
Jadi keuntungan rata-rata setiap bulan + Rp.2.900.000,-
Antisipasi Persoalan
Beternak ayam potong (pedaging), memiliki prospek yang cukup cerah pada masa
sekarang ini, dilihat dari kebutuhan akan daging di Kabupaten Ponorogo yang cukup
besar.
Peluang akan beternak ayam potong (pedaging) ini memang menggiurkan, akan tetapi
didalam berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul
dalam pemeliharaan dan pemasaran. Melihat persaingan yang terus meningkat didalam
pemasaran, maka untuk mengantisipasi persoalan yang akan timbul, perlu adanya
peningkatan pemeliharaan untuk menghasilkan daging yang segar dan sehat serta siap
untuk dipasarkan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Beternak ayam pedaging(potong) memberikan keuntungan yang lumayan besar.
2. Beternak ayam yang tidak memerlukan modal yang cukup besar.
3. Pemeliharaan akan anak ayam yang tidak begitu sulit untuk dilaksanakan.
4. Beternak ayam potong (pedaging) tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
5. Wirausaha dibidang pemeliharaan ayam potong memiliki prospek yang cerah dengan
resiko yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Contoh proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan
21 March 2009 No Comment
Ingin membuka usaha kecil warung ayam goreng kremesan, berikut ada contoh proposal
usaha bisnis di bidang makanan yaitu usaha kecil warung ayam goreng kremesan dengan
modal usaha kecil.
Bab 1
Pendahuluan
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya
sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15%
dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3.Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity
diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk
dipertimbangkan.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan
baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga
ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan
terjamin.
Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit
juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
2.1.Konsep Produk
Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa
diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng
Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya.
Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model
Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng
Kremesan.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah
ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila
membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah
produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2.Pengembangan Produk
Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat
bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik
tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara
pendistribusian ke langganan.
Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan
pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama
menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya.
2.3.Uji Produk
Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di
uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya.
Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak
kalah penting adalah Higienesnya.
Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat
pendidikan serta jenis kelaminnya.
Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang
mereka inginkan.
Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut :
2.4.Persiapan Produksi
Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap
selanjutnya adalah persiapan produksi.
Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan
Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat
Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan.
Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk
Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk
itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya
sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai
bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun
kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak
diperlukan.
Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan
ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau
dari simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber
pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset
per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-
Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini
Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
4.1.Penentuan Harga
Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah
penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih
terkenal adalah Marketing Mix
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang
ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan
Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah
ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah
segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam
menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang
telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah.
Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan
untung,
4.2.Penentuan Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk
tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang
dibuat dengan ditambah label tertentu.
Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan
lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk
makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya
nama Genericnya saja.
Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi
nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana
label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis.
Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat
membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
4.3.Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis
besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below
the line(BTL).
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media
Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu
Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan
Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo
Memasak dan lain sebagainya.
Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi
langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan
harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat
menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The
Line misalnya.
4.4.Distribusi/Tempat Penjualan
Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar
Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan
padat.
Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek
Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan
segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal
baru akan timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
5.1.Strategi Penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah
Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk
Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya
adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali
dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri
menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk
memasarkannya.
Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara
cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng
Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu
,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana
penjualan.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk
memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam
Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan
mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan
lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis
gajian.
Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam
memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha
tersebut berupa usaha sampingan.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari
diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu
keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha
karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai
dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam
tersedot habis
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih
sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian
kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.