Professional Documents
Culture Documents
Jaman sekarang, di era fesbuk, e-mail sudah jadi biasa. Memang mungkin belum
50% orang Indonesia yang pake e-mail, but soon, I’m sure.. Dengan teknologi 3G;
sekarang 3.5G; dan kenyataan bahwa handphone sudah jadi barang biasa, aku yakin
sebentar lagi kelompok masyarakat yang tadinya cuma tahu caranya pake hape,
sebentar lagi juga pasti akan belajar pake imel.
Belum lagi kerja keras para telecommunication services provider yang berusaha
Tips: Etika Mengirim dan Menerima Email – Dian Manginta – Cantik Selamanya 1
mencari terobosan baru untuk menembus pasar. Gak aneh, „kan kalau sebentar lagi,
dari tengah sawah, saat sedang beristirahat sambil menikmati angin sepoi-sepoi,
seorang petani muda yang tadi pagi baru tukeran e-mail address dengan si gadis
teman sekelas, mengeluarkan hape-nya lalu login ke yahoo! dan mengetik puisi
dalam sebuah e-mail form?...
Tapi, hati-hati!.. Masih ingat kasus Prita yang sempat menginap di penjara gara-gara
e-mail 'kan [baca artikelku: "Belajar dari Kasus Prita Mulyasari"]? Salah kirim
e-mail bisa-bisa disangka pengerusakan nama baik. Padahal kita cuma curhat, dan
curhatnya juga kepada teman sendiri yang kalau gak ada e-mail, mungkin dilakukan
dengan telepon atau ngumpul di ruang istirahat di kantor, atau saat arisan. Sama
aja, „kan? Cuma yang satu tertulis, sedang lainnya disampaikan secara lisan.
Nah, supaya kita tetap bisa memanfaatkan e-mail atau pun curhat lewat e-mail
tanpa deg-degan, ada etika yang sebaiknya kita mengerti dan kita ikuti. Etika ini ada
untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pertama-tama,
perhatikan siapa penyedia e-mail itu. Apakah e-mail itu disediakan oleh perusahaan
sehingga dengan demikian tujuannya adalah untuk menunjang kegiatan
perusahaan? Ataukan e-mail itu milik pribadi?
Kalau milik perusahaan, maka kita harus memastikan diri telah mengerti peraturan
penggunaan e-mail yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada banyak perusahaan, ada
larangan untuk menggunakan e-mail kantor untuk keperluan pribadi. Pada
perusahaan lain, ada larangan untuk mengirim attachment berukuran besar.
Biasanya perusahaan menegaskan kepada pegawainya bahwa apapun yang ditulis
atau diterima melalui e-mail itu adalah milik perusahaan.
Nah, untuk yang seperti itu, kantor seorang teman misalnya, mengajarkan
pegawainya untuk menuliskan pernyataan tambahan. Misalnya "bahwa apa yang
saya tuliskan tidak ada hubungannya dengan tempat saya bekerja dan murni
pemikiran saya sendiri".
Untuk berita yang sensitif seperti kasus Prita, it‟s tricky. Selain perlu dibuatkan
pernyataan bahwa tidak sedang menjelek-jelekkan seseorang atau institusi, juga
penyusunan kata haruslah hati-hati. Berusahalah untuk menahan emosi sebelum
mencurahkan isi hati melalui e-mail. Lebih baik untuk membaca ulang apa yang
telah dituliskan dan merevisi kata-kata yang mungkin dapat menyinggung perasaan
seseorang.
Selanjutnya, secara umum, berikut adalah “DO’s” dan “DON’T’s” dalam etika
berkomunikasi melalui e-mail.
Tips: Etika Mengirim dan Menerima Email – Dian Manginta – Cantik Selamanya 2
Saat Berkirim E-mail
To the point
Sopan
Jangan biasakan meminta informasi, padahal apa yang ditanya bisa dicari
di search engine [Google, Yahoo, Bing, atau mungkin sekedar di halaman
"search"]. Ini sangat merepotkan, dan memberi kesan diri sebagai
pemalas.
Tips: Etika Mengirim dan Menerima Email – Dian Manginta – Cantik Selamanya 3
Bila tidak perlu, jangan "berteriak"
Jawab semua pertanyaan satu per satu. Ingat, pertanyaan yang belum
dijawab cuma akan membuat kita menerima satu e-mail lagi.
Apa yang kita pikir sudah ditulis, acapkali sebetulnya belum diketikkan.
Menerima e-mail pun tidak kalah pentingnya dibanding mengirim. Kita tentu tidak
ingin e-mail tidak mendapat sambutan buruk, 'kan? Oleh sebab itu, ini catatanku
tentang cara bagaimana supaya kita bisa menerima e-mail dengan baik:
Tips: Etika Mengirim dan Menerima Email – Dian Manginta – Cantik Selamanya 4
Upayakan jangan mengumbar emosi pada email yang baru masuk, apalagi
akhirnya dengan menjawab secara kasar. Ingat, pesan tertulis bisa
dipergunakan sebagai bukti nyata yang bisa dibaca orang banyak.
Kesimpulannya?
Orang yang berusaha menjadi solusi, akan mendapat timbalan solusi dari orang lain
manakala ia membutuhkannya. Bila kita menyiapkan diri untuk mengirim dan
menerima e-mail dengan baik, tentu orang lain akan senang berkorespondensi
dengan kita.
Everyday, always find the moments where you can be useful: You'll be
surprised that they all require you to be useful to yourself first. ...And,
gabung di halaman facebook "Cantik Selamanya"... yuk...