You are on page 1of 14

Pertanian

Definisi Pertanian

Dalam arti yang sempit pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam.

Dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang
meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan.

cocok tanam

perikanan
peternakan

• kehutanan

Pertanian
Langsung ke: navigasi, cari

Gambaran klasik pertanian di Indonesia

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-


produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan
hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa
Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada
sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan
agroforestri).

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam
volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua
ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka
waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern
(misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan


yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah
sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani
tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak
(livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang
terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap
terlibat dalam pertanian.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di


lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan
lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang
sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.[1]

Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman


(termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan,
peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini
dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
• budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan
yang diolah secara intensif,
• kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan
pada lahan yang setengah liar,
• peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua
vertebrata kecuali ikan dan amfibia),
• perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-
vertebrata).

Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini,


meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek
konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.

Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar


yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:

• pengelolaan tempat usaha,


• pemilihan bibit,
• metode budidaya,
• pengumpulan hasil,
• distribusi,
• pengolahan dan pengemasan,
• pemasaran.

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem


yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan
tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa
diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi,
pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan
pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek
ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi
pertimbangan strategis.

Upaya meningkatkan hasil pertanian

Upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:

• Ekstensifikasi (pada daerah pertanian luar Pulau Jawa)


• Intensifikasi
• Diversifikasi
• Rehabilitasi[sunting] Sejarah singkat pertanian dunia

Lihat pula artikel utama tentang Sejarah pertanian.


Daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan
bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.

Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum
mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan
peternakan yang pertama kali.

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu


kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total
bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di
daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah
Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan
Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya
budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer)
dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah
berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai
hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah
dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda
(neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk
kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan
terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.

Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada
saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia
Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya
budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak
pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM.
Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan
budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000


tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi
kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000
tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui
telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal
semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan
laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama.


Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM)
telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

Perkembangan Pertanian dari Zaman ke Zaman

Indonesia sering disebut sebagai negara agraris. Apa sih arti Negara

agraris ? Negara agraris sering diartikan sebagai negara yang mata

pencaharian penduduk berasal dari bertani. Sebagai negara agraris sudah

sepantasnya Indonesia dapat mandiri dalam pengadaan bahan pangan,

misalnya saja beras. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas

bagaimana awal pertanian muncul? Tahun berapa dan dari negara mana ya

kira-kira ? Berikut bahasannya...

Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan,

merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno.

Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada

teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu

tulis-juru tulis.

Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih

penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara,

zaitum dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia,

Asiria, Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan

terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan

kebun-kebun yang beririgasi. Empat ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari

bata dengan sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi

tetap ditanami untuk memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah

dikenal 900 tanaman.

Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada

di Mesir, di mana pasir yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan

dari zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia
sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya yang

mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah mediteran.

Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan

Barat sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang

dimungkinkan oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali.

Orang Mesir adalah akhli dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi.

Drainase yaitu pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah

seperti lembah Nil; hal ini meminta pengembangan lereng-lereng lahan dan

pembuatan sistem pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu

pemberian air pada tanaman secara buatan, menyangkut penadahan,

pengantaran dan pemberian air. Masalah drainase dan irigasi saling menjalin;

pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan parit untuk

menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir

mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan

yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan menaikkan 2.250 liter air

setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.

Teknologi Pengolahan Tanah

Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul

asalnya dari suatu tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan

gerakan memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan cangkul yang ditarik

manusia (belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan

masih banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak

diperbaiki dengan penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan

tanah dan dengan konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir

menggunakan berbagai alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah

arit yang merupakan alat yang paling baik ketika itu.

Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan

seni masak - industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan

penyimpanan pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan


acar, pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak tanaman

dibudidayakan untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus

untuk kertas, jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka

menciptakan jamu-jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan industri

rempah-rempah, wangi-wangian dan kosmetik.

Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan

tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di

kebun buah (orchard), kurma, anggur, ara, lemon dan delima diusahakan.

Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai, bawang bombay,

slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai labu. Kebudayaan Mesir

bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan

warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang

muncul.

Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek,

sikap analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh

besar pada kemajuan teknolgoi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari

pikiran Yunani zaman itu. Dua buah tulisan terkenal, History of plants dan

Causes of Plants dari Theopratus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu

Botani hingga abad 17. Dia dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan

tersebut mencakup judul-judul yang beraneka ragam seperti morfologi,

klasifikasi, pembiakan dengan biji dan secara vegetatif, geografi tumbuhan,

kehutanan, horikultur, parmakologi, hama dan bau serta rasa tanaman.

Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan tanaman pertanian. Dia

membedakan Angiospermae dan Gymnospermae, Monokotil dan Dikotil,

membahas pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara mengumpulkan damar

(resins) dan ter. Bahkan membahas penyerbukan pohon kurma betina dengan

bunga-bunga dari pohon jantan yang tak berbuah. Hal ini merupakan

pengetahuan kelamin pada tanam, sesuatu yang lama menghilang dan baru

diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.


Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan

dan peperangan antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia.

Ada yang melacak kejatuhan Yunani pada akibat peningkatan populasi pada

merosotnya sumber-sumberdaya alam baik oleh peperangan maupun oleh

kebusukan dari dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak cukup

untuk menyokong kebudayaan yang selalu tumbuh.

Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi,

berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh

kuat. Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada

aspek praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari

ekonomi dan urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari

Romawi adalah pajak tanah; perundang-undangannya yang paling penting

berurusan dengan rencana agraria; kekayaan besar diinvestasikan pada lahan

pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan pada landasan teknologi pertanian

yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka menaklukkan, mereka membangun

suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi pelaksanaannya secara Romawi.

Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka

terkenal betul betul memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan

yang bertahan lama adalah jalan-jalan dan jalan air. Orang-orang Romawi

berpikiran moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi bisnis dan

kecenderungannya terikat pada tanah.

Praktek pertanian Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian

yang pertama adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 -

149 SM), yang menulis aspek-aspek praktis dari pengelolaan tanaman dan

ternak, terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi desa ditemui dalam

kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi juga

tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro

(116 - 28 SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya

negeri sekemakmuran pada pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah


Georgica karangan Vergilius (70 - 19 SM) dan banyak lain. Historia naturalis

karangan Plinius (23 - 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun hal-hal yang tidak

diketahui. Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.

Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman

(grafting dan budding), poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan

sayuran, rotasi pupuk hijau, penggunaan pupuk kandang, pengembalian

kesuburan tnah, bahkan penyimpanan dingin untuk buah-buahan. Dikenal pula

suatu "specularium", rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada

musim dingin. Di Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai

tingkat tinggi.

Pada masa awal sejarah Romawi lembaga pertanian yang pokok adalah

masyarakat desa. Milik perorangan kecil, berkisar dari satu hingga mepat

acre dan dikelola secara intensif. Setelah negara Romawi berkembang

wilayahnya dan memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang, muncul

unit produksi yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang

dibagi-bagikan. Hasil sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan

perotangan yang hebat yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar

dengan dahsyat. Kenaikan tenaga kerja murah dari budak-budak dan

meningkatnya ukuran milik perorangan berakibatkan ketidakseimbangan

sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan tempatnya sebagai kekuatan

stabilisasi dalam kehidupan Romawi.

Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat

muncul. "Absente ownership", perbudakan, membawa kerusakan tanah yang

menurunkan produktivitas. Di samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar

mengendurkan semangat berproduksi tinggi. Bangun dan jatuhnya

keberuntungan politik kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam

pertanian. Beban untuk mendukung dan mempertahankan negara yang

overexpanded meremehkan dasar-dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan

dan tidak stabil mengurangi daya pertumbuhan dan perkembangan


selanjutnya. Abad pertengahan.

Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi beralih ke

Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang

hasil-hasil kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul dengan

menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan ilmu pengetahuannya yang jauh lebih

rasional dan ilmiah dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-

produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan

hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa

Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada

sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti

ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan

agroforestri).

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam

volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua

ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau

beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka

waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern

(misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini

tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan

yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah

sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani

tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak

(livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang

terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap

terlibat dalam pertanian.


Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di

lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.

Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan

lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang

sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto

Pentingnya Sektor Pertanian

Struktur perekonomian Indonesia sudah bergeser dari sektor pertanian ke

sektor industri. Meskipun demikian, sektor pertanian masih mempunyai peranan

penting dalam pembangunan ekonomi. Dilihat dari kontribusinya dalam

pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar 17,3%,

menempati posisi kedua sesudah sektor industri pengolahan. Dalam hal

penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian juga mempunyai peranan yang

sangat strategis. Dari 90,8 juta penduduk yang bekerja, sekitar 44,3% nya

bekerja disektor pertanian. Selain itu sektor pertanian juga berperan penting

dalam penyediaan bahan baku bagi keperluan industri. Untuk meningkatkan

kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional, perlu dirancang

kebijaksanaan yang tepat dan benar yang harus dibuat dengan menggunakan

data yang akurat dan up to date. Sensus Pertanian 2003 (ST03) bertujuan

untuk mengumpulkan data tersebut.

Klasifikasi Tanaman
Agronomi
KLASIFIKASI TANAMAN

Klasifikasi tanaman
Terdapat banyak cara untuk menggolongkan tanaman. Cara yang nyata adalah
menggolongkan menurut kegunaannya untuk manusia seperti untuk pangan ,
bahan bakar, kayu bangunan, makanan ternak dsb. Dapat pula menurut tempat
tumbuhnya seperti laut, air tawar, tanah rawa, sawah, darat, dll. Ataupun
menurut wujud umum dan perawakannya seperti herba berdaun, semak,
belukar, perdu, pohon-pohon dsb.
Klasifikasi deskriftif
• Kebiasaan tumbuh
Penggolongannya menurut tanaman setahun atau semusim, dwitahunan, dan
tahunan sudah dikenal sejak zaman yunani. Tanaman setahun melengkapi
lingkaran hidupnya dalam satu musim tumbuh, dilestarikan dengan biji. Tanaman
dwitahunan adalah tanaman yang memerlukan dua musim atau dua tahun untuk
melengkapi lingkaran hidupnya. Tanaman tahunan adalah tanaman yang terus
tumbuh tak terbatas.
• Struktur dan bentuk
Penggolongannya sebagai tanaman terna, tanaman pohon, tanaman merambat,
perdu, semak umum dikenal. Tanaman terna, herbaceous, lunak dan sukulen,
dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali. Tanaman berkayu
adalah yang membentuk batang sekunder dan xylem banyak. Vines adalah
tanaman menjalar atau merambat yang tak cukup berkayu untuk menopang
dirinya. Perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang
kaku dan cukup kuat untuk menopang pertumbuhan tegak; semak juga perdu
yang secara mencirikan memiliki beberapa batang yang sama ukurannya dan
derajatnya. Pohon adalah tanaman yang berkayu banyak, biasanya mempunyai
batang tunggal, secara mencirikan tumbuh sangat tinggi.
• Kedudukan daun
Walaupun hampir semua tanaman menggugurkan daunnya baik secara cepat atau
lambat, yang berhal demikian secara tiap tahun dan tidak berdaun untuk
beberapa waktu disebut deciduous. Tanaman yang mempertahankan daun-
daunan hijau sepanjang tahun disebut evergreen.
• Adaptasi iklim
Penggolongan ini sudah menerangkan dirinya sendiri. Tanaman tropic tumbuh
pada iklim panas dimana jarang terdapat pembekuan. Kebanyakan menggugurkan
daunnya sekali setahun karena perubahan iklim, tetapi jangka waktu untuk
daun-daun tua diganti yang baru, secara relatif singkat dan kebanyakan
bersifat evergreen. Tanaman
beriklim sedang tumbuh dimana ada musim winter yang nyata, dengan freezing
yang berarti. Dapat bervariasi dari daerah subtropik sampai daerah kutub.
• Kegunaan
Pembedaan dalam hal tanaman berfaedah, tak berfedah dan berbahaya telah
dibuat manusia primitif. Dari seleksi hanya tanaman-tanaman yang dapat
berfaedah yang dijinakkan. Dari kegunaan, tanaman dapat dibedakan atas
tanaman pertanian, tanaman hias, tanaman makanan ternak. Yang memberikan
bahan-bahan yang dapat digunakan manusia disebut crops,yang untuk kepuasan
estetik disebut ornamental, dan untuk penggembalaan ternak disebut forages.
Klasifikasi modern
Banyak usaha telah dilakukan sebelum zaman Linnaeus untuk mengkatalogkan
tanaman secara metodik penemuannya; dengan Linnaeus muncullah langkah-
langkah praktis untuk maju pesat. Ahli-ahli botani berikutnya mencoba menata
spesies dengan urutan logis. Mereka mengenali bahwa wujud umum bukannlah
azasnya, karena spesies yang sama sekali tak bertalian mungkin memiliki ciri-
ciri serupa sebagai hasil respons terhadap keadaan lingkungan.
Dengan cara serum dan anti serum serta rekombinasi DNA yang diberi DNA
bertanda radioaktif, dapat dibuktikan persamaan-persamaan organisme tingkat
tinggi. Taxa minor dan major. Kategori divisi, kelas, ordo dan famili disebut
taxa major dan dari kategori genus kebawah disebut taxa minor. Famili, suatu
kelompok yang terdiri dari genera yang mempunyai pertalian merupakan
kesatuan yang banyak persesuaiannya antara ahli-ahli botani. Famili-famili
tertentu merupakan pendukung pertanian modern seperti famili Graminae,
famili Leguminosae, famili Palmaceae, Famili Rosaceae, Famili Cruciferae.
Varietas tanaman
Dalam terminologi, istilah varietas menunjuk pada suatu kelompok tanaman
tertentu dalam suatu spesies budidaya tertentu yang dapat dibedakan dengan
suatu sifat atau sekelompok sifat-sifat. Contoh-contoh Varietas tanaman untuk
padi adalah varietas syntha, bengawan, si gadis dll. sedang pada tanaman padi
tersebut terdapat varietas-varietas botani seperti var japonica, var indica, var
agglutinosa dll.

You might also like