You are on page 1of 15

DI SUSUN OLEH: Kelompok 5

DEVI NOVITASARI DIDI NUGRAHA AWALIAH NURUL NIDA ALFIYANI NORMAN BASARI HERA TYAS ANGGRAENI

MODEL KEPERAWATAN DI KLINIK

Model Praktek Keperawatan Profesional Di Indonesia


Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP). MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.

Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan. Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesiamayoritas tenaga keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)-praktik keperawatan profesional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara maju. Yang dilakukan adalah modifikasi keperawatan primer.

Konsep Praktek Klinik Keperawatan


Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya.(Nursalam,M.Nurs, 2002 : 81)

Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Klinik adalah rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh advis medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus penyakit yang diderita para pasien.

Jadi praktek klinik keperawatan adalah tindakan mandiri yang dilakukan mahasiswa keperawatan di rumah sakit melalui kerjasama berbentuk kolaburasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya.

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI KLINIK


Pengembangan model ini bertujuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan. melalui model ini dapat ditetapkan rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara profesional, metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan dan cara pendokumentasian asuhan keperawatan.

Model ini selalu mengupayakan bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien melalui berbagai pendekatan. Pemberian asuhan keperawatan di ruang model ini berlandaskan nilai-nilai professional yang menunjukkan adanya otonomi, akontabilitas perawat, dan pengembangan profesi yang memfokuskan setiap upaya keperawatan pada kulaitas pelayanan keperawatan yang tinggi. Kerja tim, kolaborasi, dan konsultasi dijalankan secara konsisten untuk meningkatkan hubungan professional..

Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Tim


Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Kelebihan : a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan. c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim.

Kelemahan : a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk. b. Akuntabilitas pada tim.

Konsep metode tim : a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan. b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh Kepala Ruang.

Tanggung jawab anggota tim : a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggungjawabnya. b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim. c. Memberi laporan. Tanggung jawab ketua Tim : a. Membuat perencanaan. b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi. c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. d. Mengembangkan kemampuan anggota. e. Menyelenggarakan konferensi.

Tanggung jawab Kepala ruang : a. Menentukan standar pelaksanaan kerja. b. Supervisi dan evaluasi tugas staf c. Memberi pengarahan ketua tim.

14

You might also like