You are on page 1of 38

Evaluasi Kinerja pengawasan

Sebuah konsep
IR. USMAN WIRYANTO (Team Leader Core Team APBN 2009 )
IR.A.A. MADE SUKARJA (Ka.Satker P2JJ – Bali)

1. LATAR BELAKANG

Pengawasan pekerjaan adalah salah satu kegiatan yang


menjadi tugas jajaran P2JJ Bali, dimana pada hakekatnya tujuan dari
kegiatan pengawasan pekerjaan adalah untuk membantu Satker/PPK
fisik dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan. Aspek pengendalian
dimaksud meliputi pengendalian mutu, waktu, biaya dan
administrasi pelaksanaan.
Kinerja pengendalian mutu merupakan aspek pengendalian
yang paling rendah pencapaiannya. Hal ini ditandai dengan : (i)
terjadinya kerusakan dini pada perkerasan yang baru selesai
dilaksanakan sehingga umur rencana sesuai dengan tipe
penanganannya tidak bisa tercapai; (ii) kegagalan konstruksi yang
baru diketahui setelah berakhirnya masa pelaksanaan; (iii) serta
kesalahan – kesalahan elementer lainnya yang selalu terjadi yang
menunjukkan rendahnya aspek pengendalian mutu.
Meskipun diketahui bahwa dalam suatu organisasi pelaksanaan,
pengawas pekerjaan bukan satu – satunya pihak yang bertanggung-
jawab terhadap hasil akhir yang dicapai. Pengawas pekerjaan,
Kontraktor dan Satker/PPK Fisik bertanggung-jawab sesuai dengan
wewenang dan tanggung-jawabnya masing – masing. Namun dalam
kaitan dengan mutu hasil pelaksanaan pengawas pekerjaan
seharusnya tetap menjadi pihak yang berdiri paling depan.
Dalam kaitan dengan usaha untuk meningkatkan kinerja
pengawasan dalam aspek pengendalian mutu khususnya, dan aspek
yang lain secara bersamaan, maka Core Team P2JJ – Bali melalui
kertas kerja ini bermaksud merumuskan konsep penilaian KINERJA

Evaluasi Kinerja Pengawasan


1
PENGAWASAN untuk dipakai sebagai pedoman evaluasi dan
pembinaan, baik dalam lingkup intern P2JJ – Bali dan jajarannya
maupun pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan fisik.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan konsep penilaian kinerja pengawasan ini


adalah untuk :

1. Sebagai pedoman evaluasi pencapaian kinerja pengawasan


yang dilaksanakan oleh Tim Supervisi (Konsultan) sehingga
dapat dirumuskan : (i) pencapaian kinerja saat ini; (ii)
kekurangan/kelemahan yang ada dan penyebabnya; (iii)
rumusan untuk perbaikan ke depan.
2. Menentukan “Baseline” kinerja pengawasan saat ini untuk
dipakai sebagai dasar pencapaian kinerja pada tahun
anggaran berikutnya, atau sebagai titik awal dari “Quality
Road Map”.

3. KONSEP PENILAIAN KINERJA PENGAWASAN

3.1 Pengantar
Kinerja pengawasan diukur dari tingkat pencapaian terhadap
aspek – aspek yang menjadi sasaran pengendalian pelaksanaan
pekerjaan, yaitu tercapainya : (i) tepat mutu; (ii) tepat waktu; (iii)
tepat biaya dan (iv) tertib administrasi. Tolok ukur yang dipakai untuk
menilai tingkat keberhasilan pengendalian adalah Dokumen Kontrak
terkait.
Parameter setiap aspek kinerja yang dipakai sebagai dasar
penilaian dalam konsep ini seperti terlihat pada Gambar 1.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


2
PENGENDALIAN MUTU BAHAN
`

PEMENUHAN PROSEDUR
PENGENDALIAN MUTU
PELAKSANAAN PEKERJAAN

KONDISI JALAN PASKA


KONSTRUKSI

SCHEDULE PERFORMANCE
PENGENDALIAN WAKTU
INDEK (SPI)

PENGENDALIAN BIAYA EFISIENSI REKAYASA PERANCANGAN & KONSTRUKSI

KUALITAS PERENCANAAN & PEMANFAATAN


EFEKTIFITAS
PASKA KONSTRUKSI

KINERJA PELAKSANAAN GABUNGAN KINERJA MUTU DAN WAKTU

TERPENUHINYA KETENTUAN
PENGENDALIAN
ADMINISTRASI DALAM
ADMINISTRASI
KONTRAK

GAMBAR 1 : KONSEP DASAR

3.2 Pengendalian Mutu


Tujuan pengendalian mutu adalah agar mutu hasil
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan mutu yang
ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik. Pada prinsipnya ini menyangkut
dua aspek penting yang perlu mendapat perhatian yaitu : (i) Mutu
Bahan dan (ii) Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

Hasil akhir pelaksanaan yang sesuai spesifikasi hanya bisa


didapat jika bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan
cara/metode pelaksanaan yang diaplikasikan benar atau tepat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengamatan terhadap
proses adalah suatu hal yang penting. Hal ini sejalan dengan konsep
pengendalian yang dilaksanakan di lapangan yaitu ”by Process”, yang
berbeda secara aplikatif dengan konsep ”End Products Quality”.
Mutu bahan dikendalikan melalui serangkaian uji mutu di
laboratorium, sedangkan metode pelaksanaan dikendalikan melalui
pengamatan pelaksanaan pekerjaan sehari – hari di lapangan. Kualitas
hasil akhir pelaksanaan diperiksa melalui serangkaian uji lapangan

Evaluasi Kinerja Pengawasan


3
maupun laboratorium. Pengujian dilakukan menurut metode standar
yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga –
Departemen Pekerjaan Umum.

3.2.1 Mutu Bahan.


Bahan atau material yang dipakai terdiri dari bahan alami yang
bersumber dari quarry bahan dan bahan olahan yang berasal dari
produsen atau pabrik bahan jadi. Batasan mutu bahan secara lengkap
tercantum dalam spesifikasi.
Uji properties bahan dilakukan menurut ketentuan dalam
spesifikasi, dimana syarat sifat – sifat atau karakteristik bahan
berbeda menurut jenisnya.
Konsep penilaian kinerja mutu bahan dilakukan melalui
penilaian terhadap data hasil pengujian properties bahan
dibandingkan dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik. Nilai
pencapaian pemenuhan terhadap spesifikasi (dalam persen) untuk
setiap bahan diberikan berdasarkan formula :

A
Bahan = × 100%
B
dimana A : jumlah parameter properties bahan yang memenuhi spesifikasi
B : jumlah parameter bahan yang harus diuji menurut spesifikasi

Penilaian kinerja mutu bahan dilakukan untuk setiap seksi


pekerjaan untuk kemudian dinilai rata – rata untuk setiap divisi.
Format analisis kinerja mutu bahan dapat dilihat pada lembar
analisis berikut.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


4
DIVISI 2 : PEKERJAAN DRAINASE

KETENTUAN DALAM SPESIFIKASI


Skor
tingkat
Meme Meme
pemenu
Ukuran Lolos Indek Memen Memen nuhi nuhi Meme
SEKSI BAHAN Kadar Bersih, Persetu Memen Memen Batas han KET.
Butiran Ayakan Plastisit uhi uhi ketent ketent nuhi
lumpur keras juan uhi uhi cair thdp
Maks. No. 200 as AASHT AASHT uan uan AASH
tanpa ukuran AASHT AASHT spek
O M170- O M36 - pasal pasal TO
retak* batu* O M85* O T26*
89* 90* 2.4.2 2.4.2 M179*
≤ 10 % ≤ 20 mm ≤ 15% ≤ 6% ≤ 25 (1)* (3)* (%)
2.1 Galian untuk drainase
dan selokan air
2.2 Pasangan batu dengan 1 Pasir
mortar 2 Batu
3 Semen
4 Air
2.3 Gorong - gorong dan 1 Bahan Landasan
drainase beton
2 Gorong2 pipa beton
bertulang
3 Gorong2 pipa logam
gelombang
2.4 Drainase porous 1 Bahan Filter
2 Bahan Landasan
3 Anyaman filter
plastik
4 Pipa berlubang
banyak
RATA - RATA DIVISI 2 : PEKERJAAN DRAINASE :
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


5
DIVISI 3 : PEKERJAAN TANAH

KETENTUAN DALAM SPESIFIKASI


Skor
tingkat

Bagian yang
Abrasi pemenu

IP x % pass
Bukan

No.200
SEKSI BAHAN han KET.

lunak
CBR Nilai Aktif Indek Aggreg

Gradasi*
Tanah Batas Cair CBR
Rendaman Tanah Plastisitas at thdp
Klasifik
Kasar spek
asi A-7-
6*
≥ 6% ≥ 10% ≤ 1,25 ≤ 6% ≤ 10% ≤ 25% ≤ 25% ≤ 35% ≤ 9% ≥ 90% ≥ 60% ≤ 40% (%)
3.1 Galian

3.2 Timbunan 1 Timbunan Biasa #REF!


2 Timbunan Pilihan #REF!
3.3 Penyiapan Badan Jalan 1 Timbunan Biasa #REF!
2 Timbunan Pilihan #REF!
3 Aggregat B
4 Aggregat A #REF!
RATA - RATA DIVISI 3 : PEKERJAAN TANAH : #REF!
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


6
DIVISI 4 : PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

KETENTUAN DALAM SPESIFIKASI


Skor
tingkat
Aspal

Bagian yang
pemenu

IP x % pass
Abrasi
Bukan
Aggreg Emulsi AC

No.200
han

lunak
SEKSI BAHAN CBR Nilai Aktif Indek KET.

Gradasi*
Tanah Batas Cair CBR thdp
Rendaman Tanah Plastisitas at Memen
Klasifik Memen spek
Kasar uhi
asi A-7- uhi
AASHT
6* AASHT
OM
≥ 6% ≥ 10% O M 20 (%)
≤ 1,25 ≤ 6% ≤ 10% ≤ 25% ≤ 25% ≤ 35% ≤ 9% ≥ 90% ≥ 60% ≤ 40% 140
4.1 Pelebaran Perkerasan 1 Timbunan Biasa #REF!
2 Timbunan Pilihan #REF!
3 Aggregat B
4 Aggregat A #REF!
4.2 Bahu Jalan 1 Timbunan Biasa #REF!
2 Timbunan Pilihan
3 Aggregat B
4 Aggregat A
5 Aspal
RATA - RATA DIVISI 4 : PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN : #REF!
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


7
DIVISI 5 : PERKERASAN BERBUTIR

KETENTUAN DALAM SPESIFIKASI Skor


tingkat
Aspal

Memenuhi AASHTO

Kadar Lumpur
Lolos Sar. No.
CBR Abrasi Aggregat

Sesuai SII-13-1977
Bagian yang

partikel batu
pemenu

IP x % pass
Klasifikasi A-7-6*
Indek Plastisitas Batas Cair CBR

Nilai Aktif

Diameter
Rendaman Kasar

Bukan Tanah
Emulsi AC

No.200
han

Tanah

lunak
SEKSI BAHAN KET.

200
Gradasi*
Memen thdp

T26*
Memen

6≤ IP≤20%

4≤ IP≤12%
uhi spek

≥ 10%

≤ 10%

≤ 25%

≤ 35%

≤ 40%

≥ 90%

≥ 60%

≤ 35%

≤ 40%

≤ 50%
uhi

≥ 6%

≤ 6%
AASHT
AASHT
OM
O M 20 (%)
≤ 1,25 ≤ 25% ≤ 9% 140 ≤ 75mm ≤ 50% ≤ 1%
5.1 Lapis Pondasi 1 Timbunan #REF!
Aggregat Biasa
2 Timbunan #REF!
Pilihan
3 Aggregat B
4 Aggregat A #REF!
5.2 Lapis Pondasi 1 Aggregat #REF!
Jalan Tanpa Klas C
Penutup Aspal 2 Waterbound
Macadam
5.4 Lapis Pondasi 1 Semen PC
Semen Tanah 2 Air
3 Tanah
5.5 Lapis Beton 1 Semen PC
Semen Pondasi 2 Air
Bawah 3 Aggregat
5.6 Lapis Pondasi 1 Semen PC
Aggregat 2 Air
dengan CTB 3 Aggregat
RATA - RATA DIVISI 5 : PERKERASAN BERBUTIR
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


8
DIVISI 6 : PERKERASAN ASPAL

Skor
Abrasi Aspal tingkat

Indek Kepipihan

Sand Equivalent
Kelekatan aspal
Penyerapan Air

Lolos Sar. No.8


pemenu

sar.4,75mm
% tertahan
Berat Jenis Aggregat

Kekekalan
Bentuk
Kasar Emulsi AC Karakteristik han

ALD
SEKSI BAHAN KET.

Gradasi*
Angularitas Lolos Sar. No. 200 thdp
Memen campuran

CA-FA
Memen spek
uhi

≤ 30%

≤ 40%
uhi
CA FA AASHT
AASHT
OM
O M 20 8/8 9/9 (%)
≤ 3% ≤ 0,2 ≤ 12% ≥ 95% ≥ 90% 6,5-9,5 95/90 ≥ 45% ≤ 10% 140 ≤ 1% ≤ 8% ≥ 75% ≥ 50% 100%
6.1 Lapis Resap 1 Aspal #REF!
Pengikat dan
Lapis Perekat
6.2 BURTU dan 1 Aggregat #REF!
BURDA
6,3 Campuran 1 Aggregat
Beraspal Panas Kasar
2 Aggregat
Halus
3 Filler
4 Mix
Aggregat
5 Campuran
Latasir
6 Campuran
AC - WC
6 Campuran
AC - BC
RATA - RATA DIVISI 6 : PERKERASAN ASPAL
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


9
DIVISI 7 : PEKERJAAN STRUKTUR

Skor
tingkat

Memenuhi AASHTO

Memenuhi AASHTO

Memenuhi AASHTO
Persetujuan ukuran
Bersih, keras tanpa
Teg.

1977/AASHTO M85
Memenuhi ASTM A
Abrasi pemenu
Leleh

KUAT TEKAN

Sesuai SII-13-
307 Grade A*
KUAT TARIK
Aggreg Kekekalan Kadar Lolos Sar. No. han

M183M-90*
SEKSI BAHAN KET.

M169-83*
Gradasi*

SLUMP
thdp

retak*
at Bentuk Lempung 200

batu*

T26*
Kasar spek

kg/cm2
≥ 5700
≤ 40% ≤ 10% ≤ 12% ≤ 0,5% ≤ 0.25% ≤ 1% ≤ 3% (%)

7.1 Beton 1 Semen PC


2 Air
2 Aggregat
Halus
3 Aggregat
Kasar
4 Sifat
Campuran
Beton
7.3 Baja Tulangan 1 Baja
Tulangan
7.4 Baja Struktur 1 Baja Struktur
2 Bout, Mur
dan Ring
3 Paku/studs
7.8 Adukan Semen 1 Semen
2 Aggregat
Halus
3 Air

7.9 Pasangan Batu 1 Batu


2 Semen
3 Aggregat
Halus
4 Air
RATA - RATA DIVISI 7 : PEKERJAAN STRUKTUR
Keterangan :
1 Isi cell pada bagian ketentuan spesifikasi yang tidak dipatern dengan angka hasil pengujian
2 Pada kolom dengan tanda (*) isi dengan Ya/Tidak.
3 Untuk item pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak, beri keterangan "NW" pada kolom keterangan
4 Untuk item pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi belum dilaksanakan pada saat pengisian form ini, isikan "NY" pada kolom keterangan
5 Untk item pekerjaan yang sudah dilaksanakan tetapi datanya belum ada pada saat dilakukan pengisian form ini, isikan "ND" pada kolom keterangan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


10
3.2.2 Mutu Pelaksanaan
A. Tingkat Pemenuhan Terhadap Prosedur Pelaksanaan.
Penerapan metode pekerjaan yang benar atau tepat
merupakan bagian penting untuk mencapai hasil akhir pelaksanaan
yang optimal. Prosedur pelaksanaan pekerjaan yang secara detail
tercantum dalam spesifikasi pada dasarnya merupakan alat (”Tool”)
dalam pengendalian pelaksanaan di lapangan. Dimana menurut
spesifikasi pengendalian pelaksanaan dilakukan melalui pemeriksaan
sebelum pelaksanaan, selama pelaksanaan dan setelah pelaksanaan.
Konsep ini menilai mutu hasil pelaksanaan berdasarkan tingkat
pemenuhan terhadap prosedur pelaksanaan yang ada dalam
spesifikasi. Lembar analisis yang dipakai untuk menilai kinerja
pelaksanaan adalah seperti terlihat di halaman berikut, dimana point
– point pada Lembar analisis tersebut diambil dari spesifikasi.
Penilaian bersifat relatif berdasarkan tingkat kepuasan terhadap
pemenuhan spesifikasi. Sebagai contoh point 173 pada Lampiran B
untuk seksi 6.1 : Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat.

173 Semua instrumen, meteran pengukur dan tongkat celup pada


aspal distributor sudah dikalibrasi dan ada catatan hasil
kalibrasinya dan telah diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
paling lambat 30 hari sebelum pekerjaan dimulai.

Kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan adalah :


1 Tidak dilakukan semuanya. ► Nilai E (0) Sangat Kurang.
2 Dilakukan sebagian. ► Nilai D (1) Kurang.
3 Dilakukan semuanya tetapi tidak ► Nilai C (2) Cukup.
ada pelaporan.
4 Dilakukan semua dan ada ► Nilai B (3) Baik.
pelaporam tetapi waktu
penyampaian laporan tidak sesuai
ketentuan.
5 Dilakukan semua sesuai ketentuan ► Nilai A (4) Memuaskan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


11
LEMBAR ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN

SKOR
NO. HASIL
URAIAN KET.
DIVISI PENILAIAN ANGKA (%)

1 UMUM
1.2 MOBILISASI
1 Mobilisasi Base Camp, personil, peralatan, Kantor lapangan, perkuatan
jembatan (jika ada) selambat - lambatnya dalam waktu 60 hari dari tanggal
SPMK.

2 Mobilisasi Fasilitas Pengujian dalam waktu maks. 45 hari


1.3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA
3 Lokasi dan Fasilitas Kantor Lapangan
4 Bengkel dan Gudang
1.4 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN
5 Usulan mobilisasi laboratorium pengujian
6 Usulan personil pengujian lengkap dengan Cvnya
7 Jadwal pengujian yang diajukan kontraktor
8 Formulir pengujian yg diajukan kontraktor
1.5 TRANSPORTASI DAN PENANGANAN
9 Pemeriksaan terhadap batas beban muatan sumbu
10 Perbaikan kerusakan jalan/jembatan akibat aktifitas kontraktor
11 Pembuangan bahan di luar damija

Evaluasi Kinerja Pengawasan


12
1.8 PEMELIHARAAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS
12 Pengaturan Lalu - Lintas
13 Pemeliharaan rambu - rambu dan fasilitas pengendalian lalu - lintas agar
tetap berfungsi.
1.9 REKAYASA LAPANGAN
14 Survey lapangan untuk peninjauan kembali rancangan (rekayasa Lapangan)
dilaksanakan secara memuaskan dan dalam batas waktu yang ditentukan?

1.11 BAHAN DAN PENYIMPANAN


15 Permohonan tertulis darim kontraktor kepada PPK mengenai lokasi sumber
bahan yang akan digunakan?
16 Persetujuan tertulis dari PPK mengenai sumber bahan (quary) yang akan
dipakai?

17 Contoh bahan yang dikirim oleh kontraktor?


18 Bahan yang dipakai di lapangan sama dengan contoh yang dikirim oleh
kontraktor?
1.12 JADWAL PELAKSANAAN
19 Jadwal pelaksanaan (Master Schedule dan Reschedule)
20 Jadwal pelaksanaan mingguan yg diserahkan setiap senin pagi.
21 Pelaksanaan rapat pembuktian keterlambatan sesuai dengan ketentuan
mengenai penyelenggaraan dan tingkat keterlambatannya.
1.16 PEKERJAAN PEMBERSIHAN
22 Pembersihan Tempat Kerja
23 Pembersihan Saluran Drainase

Evaluasi Kinerja Pengawasan


13
24 Pembersihan Rumput Pada Bahu Jalan
25 Pembersihan Rambu Jalan
26 Pembuangan Sisa Bahan Bangunan
27 Pembersihan Akhir
1.17 ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
28 Pengendalian polusi suara
29 Pengendalian polusi udara
30 Pengendalian kelestarian sumber bahan
31 Pencegahan Pencemaran Kualitas air permukaan dan air bawah tanah.
32 Pencegahan gangguan terhadap utilitas umum
SUB TOTAL DIVISI 1 : UMUM

2 PEKERJAAN DRAINASE
2.1 SELOKAN DAN SALUARAN AIR
33 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi?
34 Pengajuan kesiapan kerja
35 Jadwal Kerja.
36 Kondisi tempat kerja sesuai ketentuan pasal 3.1.1 (7).
37 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
38 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
39 Utilitas bawah tanah sesuai pasal 3.1.1 (9)
40 Penggunaan dan pembuangan bahan galian sesuai Pasal 3.1.1 (11)
41 Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara sesuai Pasal
3.3.1 (12)

Evaluasi Kinerja Pengawasan


14
2.2 PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
42 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi.
43 Pengajuan kesiapan kerja
44 Jadwal Kerja.
45 Kondisi tempat kerja sesuai ketentuan pasal 3.1.1 (7).
46 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
47 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
48 Kuat tekan mortar ≥ 50 kg/cm2
2.3 GORONG - GORONG DAN DRAINASE BETON
49 Ada persetujuan tertulis dari direksi untuk pelaksanaan pekerjaan gorong2
atau drainase beton.

50 Kondisi tempat kerja sesuai ketentuan pasal 3.1.1 (7).


51 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
52 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
53 Utilitas bawah tanah sesuai pasal 3.1.1 (9)
54 Penggunaan dan pembuangan bahan galian sesuai Pasal 3.1.1 (11)
55 Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara sesuai Pasal
3.3.1 (12)

56 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8


2.4 DRAINASE POROUS
57 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi.

58 Pengajuan kesiapan kerja

Evaluasi Kinerja Pengawasan


15
59 Jadwal Kerja.
SUB TOTAL DIVISI 2 : PEKERJAAN DRAINASE

3 PEKERJAAN TANAH
3.1 GALIAN
60 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi.
61 Pengajuan kesiapan kerja dan pencatatan.
62 Pengamanan Pekerjaan Galian
63 Jadwal Kerja.
64 Kondisi tempat kerja sesuai ketentuan pasal 3.1.1 (7).
65 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
66 Utilitas bawah tanah sesuai pasal 3.1.1 (9)
67 Penggunaan dan pembuangan bahan galian sesuai Pasal 3.1.1 (11)
68 Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara sesuai Pasal
3.3.1 (12)
69 Nilai CBR tanah dasar > 5 %
3.2 TIMBUNAN
70 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi

71 Ada Gambar detail timbunan


72 Ada data kepadatan tanah dasar yang akan ditimbun
73 Ada dua contoh bahan (a 50 kg) yang dikirim oleh kontraktor
74 Ada keterangan mengenai asal dan komposisi bahan timbunan
75 Jadwal Kerja.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


16
76 Kondisi tempat kerja sesuai ketentuan pasal 3.2.1 (7).
77 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
78 Hasil pengujian kepadatan lapangan memenuhi ketentuan?
79 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
80 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
81 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
82 Pelaksanaan pemadatan sesuai ketentuan
83 Ketentuan kepadatan untuk timbunan terpenuhi.
84 Kebersihan Lingkungan
3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN
85 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi
86 Pengajuan kesiapan kerja
87 Jadwal Kerja.
88 Kondisi tempat kerja sesuai pasal 3.1.1 (7) dan 3.2.1 (7)
89 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
90 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
91 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
92 Pelaksanaan pemadatan sesuai ketentuan
93 Ketentuan kepadatan untuk timbunan terpenuhi.
94 Kebersihan Lingkungan
3.4 PENGUPASAN PERMUKAAN ASPAL LAMA & DICAMPUR KEMBALI
95 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi

Evaluasi Kinerja Pengawasan


17
96 Pengajuan kesiapan kerja
97 Jadwal Kerja.
98 Kondisi tempat kerja.
99 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
100 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
101 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
SUB TOTAL DIVISI 3 : PEKERJAAN TANAH

4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


4.1 PELEBARAN PERKERASAN
102 Toleransi dimensi
103 Lebar galian pelebaran cukup untuk operasi alat pemadat
104 Pemangkasan tepi perkerasan sampai mencapai daerah yg keras tidak lepas
atau retak.
105 Diberikan lebar pelebaran tambahan bertangga (5 cm) sesuai dengan jumlah
lapisan yang direncanakan.
106 Pemeliharaan formasi galian agar tetap kering dan stabil sampai
penghamparan bahan dilakukan.

107 Pelaksanaan pemadatan sesuai ketentuan


108 Nilai CBR tanah dasar > 5 %
109 Ketentuan kepadatan untuk timbunan terpenuhi.
4.2 BAHU JALAN
110 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi
111 Pengajuan kesiapan kerja

Evaluasi Kinerja Pengawasan


18
112 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
113 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
114 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
115 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
116 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
SUB TOTAL DIVISI 4 : PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

5 PERKERASAN BERBUTIR
5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT
117 Pengukuran dengan alat ukur atau dengan cara lain untuk mengetahui
terpenuhinya toleransi dimensi

118 Ada dua contoh bahan (a 50 kg) yang dikirim oleh kontraktor
119 Ada keterangan mengenai asal dan komposisi bahan aggregat (Job Mix)
120 Ada laporan hasil pengujian kepadatan dan kadar air optimum
121 Kesiapan lahan atau tanah dasar yang akan ditimbun dengan aggregat.
122 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
123 Pemeriksaan kadar air di lapangan sebelum/pada waktu pelaksanaan
pemadatan

124 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.


125 Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan sesuai ketentuan
126 Hasil pengujian kepadatan memenuhi ketentuan spesifikasi?
127 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
128 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
129 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
130 Nilai CBR lapangan sesuai ketentuan

Evaluasi Kinerja Pengawasan


19
5.2 LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP ASPAL
131 Toleransi dimensi
132 Pengajuan kesiapan kerja
133 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
134 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
135 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima sesuai seksi 10.1
136 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8
137 Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan sesuai ketentuan
138 Hasil pengujian kepadatan memenuhi ketentuan spesifikasi?
5.4 LAPIS PONDASI SEMEN TANAH
139 Toleransi dimensi
140 Ada contoh dari semua bahan yg akan dipakai
141 Laporan pengiriman semen ke lapangan
142 Ada catatan perhitungan pemakaian semen
143 Persetujaun Direksi pekerjaan tehadap data survei.
144 Ada berita acara percobaan lapangan
145 Data - data hasil pengujian
146 Pelaksanaan penghamparan, pencampuran dan pemadatan sesuai
ketentuan.
147 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
148 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
149 Pengembalian bentuk pekekerjaan setelah pengujian
150 Hasil kepadatan sesuai ketentuan spesifikasi.
151 Pengendalian lalu - lintas sesuai seksi 1.8

Evaluasi Kinerja Pengawasan


20
5.5 LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH
152 Toleransi dimensi
153 Ada contoh dari semua bahan yg akan dipakai
154 Ada rancangan campuran yg disetujui Direksi Pekerjaan.
155 Ada berita acara percobaan pencampuran
156 Peralatan yang dipakai sesuai dengan ketentuan
157 Pelaksanaan pencampuran dan penghamparan sesuai ketentuan.
158 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
159 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima.
5.6 LAPIS PONDASI AGGREGAT DENGAN CTB
160 Toleransi dimensi
161 Ada persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terhadap hasil uji
laboratorium terhadap properties aggregat.
162 Ada persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan terhadap data hasil survei.
163 Ada berita acara hasil percobaan.
164 Ketentuan mengenai cuaca yang diijinkan untuk bekerja ditaati.
165 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
166 Rencana kerja dan pengaturan lalu - lintas
167 Pelaksanaan penghamparan dan pencampuran sesuai ketentuan.
168 Pelaksanaan pemadatan sesuai ketentuan
169 Hasil kepadatan sesuai ketentuan spesifikasi.
170 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima.
SUB TOTAL DIVISI 5 : PERKERASAN BERBUTIR

6 PERKERASAN ASPAL

Evaluasi Kinerja Pengawasan


21
6.1 PRIME COAT DAN TACK COAT

171 Ketentuan mengenai cuaca pada saat pelaksanaan.


172 Ada 5 (lima) liter contoh aspal yang akan dipakai dan dilengkapi dengan
sertifikat pabrik sebelum pelaksanaan prime coat dimulai.
173 Semua instrumen, meteran pengukur dan tongkat celup pada aspal
distributor sudah dikalibrasi dan ada catatan hasil kalibrasinya dan telah
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 30 hari sebelum
pekerjaan dimulai.

174 Distributor dilengkapi grafik penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan.


175 Percobaan penyemprotan sesuai pasal 6.1.3.6 (b)
176 Permukaan yg akan disemprot aspal sudah memenuhi ketentuan pasal
6.1.4.1.

177 Sprayer berfungsi dengan baik.


178 Takaran dan temperatur pemakaian bahan aspal sudah memenuhi ketentuan
pasal 6.1.4.2.

179 Pelaksanaan penyemprotan sudah sesuai dengan pasal 6.1.4.3.


6.2 BURTU dan BURDA
180 Pengajuan kesiapan kerja.
181 Kondsi tempat kerja.
182 Pengendalian lalu - lintas dan periode pengamanan.
183 Ketentuan mengenai cuaca pada saat pelaksanaan.
184 Peralatan yang dipakai sesuai dengan ketentuan
185 Pelaksanaan penaburan dan pamadatan sesuai ketentuan.
186 Perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


22
187 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima.
6.3 CAMPURAN BERASPAL PANAS
188 Pelaksanaan Trial Mix
189 Pelaksanaan Trial Lapangan
190 Pemantauan terhadap berat campuran aspal pada truck?
191 Apakah dilakukan pemeriksaan terhadap berat yang diukur dari timbangan
(truck) dengan berat yang diukur dari hasil core, untuk setiap bagian
pelaksanaan yang akan dibayar.

192 Toleransi dimensi (tebal padat) terpenuhI.


193 Toleransi menyangkut kerataan melintang dan kerataan memanjang sesuai
pasal 6.3.1.4 (f) terpenuhi.

194 Ketentuan mengenai Pengajuan Kesiapan Kerja (pasal 6.3.1.6 terpenuhi.


195 Ketentuan mengenai cuaca pada waktu pelaksanaan ditaati.
196 Perbaikan campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan
197 Perbaikan hasil pelaksanaan yang tidak memenuhi ketentuan.
198 Pengembalian bentuk permukaan setelah pengujian.
199 Pemeriksaan suhu campuran sebelum penghamparan.
200 Pelaksanaan pemadatan dilakukan pada suhu yang tepat sesuai dengan nilia
viskositas aspal atau mengikuti tabel 6.3.5 (1).
201 Pemadatan dengan 3 (tiga) operasi pemadatan (awal, antara dan akhir)
dilakukan.

202 Ketentuan kepadatan pasal 6.3.7 (2)


203 Ketentuan mengenai frekuensi pengujian pasal 6.3.7 (3)
SUB TOTAL DIVISI 6 : PERKERASAN ASPAL

Evaluasi Kinerja Pengawasan


23
7 STRUKTUR
7.1 BETON
204 Toleransi dimensi sesuai pasal 7.1.1 (5).
205 Contoh bahan yang dipakai dan data pengujian.
206 Job Mix Beton untuk setiap mutu beton diserahkan selambat lambatnya 30
hari sebelum pelaksanaan
207 Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari
208 Gambar detil perancah dan persetujuannya dari Direksi
209 Pemberitahuan 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan beton
210 Penyiapan tempat kerja sesuai pasal 7.1.4(1)
211 Penyiapan Acuan sesuai pasal 7.1.4(2)
212 Pelaksanaan pengecoran sesuai pasal 7.1.4(3)
213 Pengerjaan akhir sesuai pasal 7.1.5
214 Perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
215 Perawatan beton yang sudah selesai dikerjakan.
7.3 BAJA TULANGAN
216 Toleransi sesuai pasal 7.3.1(5)
217 Persetujuan Direksi Pekerjaan terhadap daftar pesanan dan diagram
pembengkokan
218 Daftar berat satuan baja tulangan yang disahkan pabrik pembuatnya.
219 Pembengkokan tulangan sesuai pasal 7.3.3(1)
220 Penempatan dan pengikatan sesuai pasal 7.3.3(2)
7.4 BAJA STRUKTUR
221 Toleransi dimensi.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


24
222 Pengajuan kesiapan kerja.
223 Penyimpanan dan perlindungan bahan.
224 Perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
225 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima.
7.8 ADUKAN SEMEN
226 Kuat tekan mortar ≥ 50 kg/cm2 pada umur 28 hari
227 Pencampuran sesuai pasal 7.8.3(1)
228 Pemasangan mortar sesuai pasal 7.8.3(2)
7.9 PASANGAN BATU
229 Persiapan pondasi sesuai pasal 7.9.3(1)
230 Pemasangan batu sesuai pasal 7.9.3(2)
231 Ketentuan lubang sulingan dan dilatasi sesuai pasal 7.9.3(4)
232 Perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan.
233 Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima.
234 Penyelesaian akhir sesuai dengan pasal 7.9.3(5)
SUB TOTAL DIVISI 7 : STRUKTUR

8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


235 Penetapan Direksi Pekerjaan mengenai lokasi perkerasan yang memerlukan
penanganan pengembalian kondisi telah diselesaikan pada periode
mobilisasi.

236 Penetapan Direksi Pekerjaan mengenai detail, luas dan cara pengembalian
serta jangka waktu penyelesaiannya untuk setiap lokasi yang memerlukan
pengembalian kondisi.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


25
237 Jadwal pekerjaan pengembalian kondisi mingguan yang telah disahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
238 Pelaksanaan pengembalian kondisi sesuai pasal 8.1.3.
SUB TOTAL DIVISI 8 : PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

9 PEKERJAAN HARIAN
239 Ada daftar pekerjaan yang disetujui Direksi Pekerjaan.
240 Laporan pelaksanaan pekerjaan harian yang disetujui Direksi Pekerjaan.
241 Perintah pekerjaan harian.
SUB TOTAL DIVISI 9 : PEKERJAAN HARIAN
10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
242 Pelaksanaan pemeliharaan rutin perkerasan sesuai dengan pasal 10.1.2.
243 Pelaksanaan pemeliharaan rutin bahu jalan sesuai dengan pasal 10.1.3.
244 Pelaksanaan pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian dan timbunan
sesuai dengan pasal 10.1.4.
245 Pelaksanaan pemeliharaan rutin perlengkapan jalan sesuai dengan pasal
10.1.5.
246 Pelaksanaan pemeliharaan rutin jembatan sesuai dengan pasal 10.1.6.
SUB TOTAL DIVISI 10 : PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
TOTAL
KETERANGAN :
BERI NILAI (A,B,C,D atau E) pada kolom hasil penilaian, dengan ketentuan :
A : MEMUASKAN
B : BAIK
C : CUKUP

Evaluasi Kinerja Pengawasan


26
D : KURANG
E : SANGAT KURANG
Untuk item yang belum dilaksanakan atau item yang tidak ada dalam kontrak, tulis "NY/NW" pada kolom hasil penilaian.

Kriteria A, B, C, D dan E bersifat relatif. Anda harus mengacu kepada spesifikasi dan tingkat kepuasan diukur dari tingkat pemenuhan terhadap spesifikasi.
Contoh :
Point 173 Semua instrumen, meteran pengukur dan tongkat celup pada aspal distributor sudah dikalibrasi dan ada catatan hasil kalibrasinya dan telah
: diserahkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 30 hari sebelum pekerjaan dimulai.

Kenyataan yg terjadi di lapangan ada 4 (empat) kemungkinan yaitu :


1 Tidak dilakukan kalibrasi sama sekali ► Sangat Kurang
2 Dilakukan sebagian ► Kurang
3 Dilakukan semua tetapi tidak ada pelaporan/ tidak ada berita acara kalibrasi. ► Cukup
4 Dilakukan semua dan ada pelaporan/berita acara kalibrasi tetapi pelaporan ke direksi tidak sesuai dengan ketentuan
waktu pelaporan. ► Baik

5 Dilakukan semua persis seperti ketentuan spesifikasi ► Memuaskan

Evaluasi Kinerja Pengawasan


27
Penilaian kinerja pelaksanaan dilakukan untuk setiap seksi
pekerjaan untuk kemudian dinilai rata – rata untuk setiap divisi yang
terkait. Nilai dalam persentase pemenuhan terhadap spesifikasi
didapat dari :

A
Pelaksanaa n = × 100%
B
dimana A : jumlah nilai divisi.
B : jumlah nilai maksimum untuk setiap divisi.

B. Kinerja Kondisi Paska Konstruksi.


Namun perlu disadari bahwa penilaian kualitas
pelaksanaan tidak bisa hanya didasarkan kepada data – data yang
tersaji. Fakta menunjukkan bahwa beberapa ”defects/deficiencies”
baru akan terlihat dengan berjalannya waktu. Sebagai contoh : tidak
terpenuhinya ketentuan mengenai persyaratan kepipihan mungkin
tidak akan terlihat dari hasil Marshall Test, ini akan berpengaruh
terhadap ”Durability” yang baru akan terlihat dengan berjalannya
waktu. Idealnya penilaian terhadap kualitas hasil pelaksanaan harus
juga memasukkan data – data kondisi jalan dari hasil survey paska
konstruksi (satu tahun setelah selesai pelaksanaan).
Kinerja kondisi paska konstruksi (“Post Construction
Monitoring”) dinilai berdasarkan hasil survey kondisi jalan dengan
menggunakan Form – SKJ yang dipakai dalam survei IRMS (Lampiran
C). Dari hasil survey dilakukan klasifikasi sebagai berikut :

• Kondisi Baik ► Nilai 100 %


• Kondisi sedang ► Nilai 50 %
• Kondisi Rusak ► Nilai 25 %
• Kondisi Rusak Berat ► Nilai 0%

Evaluasi Kinerja Pengawasan


28
Survey paska konstruksi ini dimaksudkan untuk meneliti
terjadinya indikasi kerusakan dini, dimana aspek ini tidak bisa
terdeteksi berdasarkan data – data pada saat pelaksanaan saja.
Dengan demikian, kinerja mutu merupakan nilai rata – rata dari mutu
bahan, mutu pelaksanaan, dan kondisi paska konstruksi (satu tahun
setelah pelaksanaan).

SURVEY KONDISI JALAN PASKA KONSTRUKSI


KONSULTAN PERENCANA :

RUAS JALAN : TGL. SURVAI :

KABUPATEN : PETUGAS :

PROPINSI : DARI KM KE KM

LEBAR AWAL AKHIR

FORMULIR SURVAI KONDISI JALAN ASPAL


Permukaan Perkerasan Retak - retak Kerusakan lain

1.1 : Susunan 2.1 : Jenis 3.1 : Jumlah Lubang

1. Baik / Rapat 1. Tidak ada 1. Tidak ada

2. Kasar / Terbuka 2. Tidak berhubungan 2. < 10 / km

3. Berhubungan / Bid. Luas 3. 10 - 50 / km

1.2 : Kondisi / Keadaan 4. Berhubungan / Bid. Sempit 4. > 50 / km

1. Baik

2. Aspal berlebihan 2.2 : Lebar 3.2 : Ukuran Lubang

3. Lepas - lepas 1. Tidak ada 1. Tidak ada

4. Hancur 2. Halus < 1 mm 2. Kecil - dangkal

3. Sedang 1 - 5 mm 3. Kecil - dalam

1.3 : % Penurunan 4. Lebar > 5 mm 4. Besar - dangkal

1. Tidak ada 5. Besar - dalam

2. < 10 % luas 2.3 : % Luas

3. 10 - 30 % luas 1. Tidak ada 3.3 : Bekas Roda

4. > 30 % luas 2. < 10 % luas 1. Tidak ada

3. 10 - 30 % luas 2. < 1 cm dalam

1.4 : % Tambalan 4. > 30 % luas 3. 1 - 3 cm dalam

1. Tidak ada 4. > 3 cm dalam

2. < 10 % luas
3.4 : Kerusakan
3. 10 - 30 % luas 3.4.1 :KR 3.4.2 : KN
Tepi

4. > 30 % luas 1 Tidak ada 1

2 Ringan 2

3 Berat 3

3.5 :Saluran
3.5.1 :KR 3.5.2 : KN
Samping
1 Tidak Ada 1

2 Bersih 2

3 Tertutup 3

4 Erosi 4

3.3 Kinerja Pengendalian Waktu

Evaluasi Kinerja Pengawasan


29
Tujuan pengendalian waktu adalah agar pelaksanaan pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Semakin
cepat pembangunan prasarana jalan selesai, maka semakin cepat
masyarakat dapat memanfaatkannya, dan ini berarti semakin besar
nilai manfaatnya. Pengendalian waktu dilakukan dengan melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian kemajuan fisik
pelaksanaan di lapangan. Instrumen pengendalian adalah Rapat
Koordinasi Harian, Mingguan, Bulanan dan Rapat Pembuktian
Keterlambatan (“Show Cause Meeting”).

Kinerja waktu didasarkan pada indikator SPI (Schedule Performance


Index). SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah
dikerjakan dengan rencana (schedule) yang ada pada periode yang
sama.

Secara umum SPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) kriteria,


yaitu :

• SPI = 1, Proyek dikatakan tepat waktu.


• SPI > 1, Proyek dikatakan maju
• SPI < 1, Proyek dikatakan terlambat.

Penilaian secara detail untuk kinerja pengendalian waktu disajikan


pada Tabel 1 berikut.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


30
TABEL 1 : KRITERIA PENILAIAN BERDASARKAN SPI
NILAI
NO PERIODE RENCANA SP1 KINERJA KET.
(%)
1 0% s/d 50% ≥1 100
0.95 ≤ SPI < 100 87.5
0.90 ≤ SPI < 0.95 75
0.85 ≤ SPI < 0.90 62.5
0.85 ≤ SPI < 0.90 50
0.80 ≤ SPI < 0.85 37.5
0.75 ≤ SPI < 0.80 25
0.70 ≤ SPI < 0.75 12.5
< 0.70 0

2 50% s/d 100% ≥1 100


0.95 ≤ SPI < 100 75
0.90 ≤ SPI < 0.95 50
0.80 ≤ SPI < 0.90 25
< 0.80 0

3.4 Kinerja Pengendalian Biaya


Tujuan pengendalian biaya antara lain adalah untuk menjaga
agar :
• Pembayaran yang dilakukan kepada kontraktor sesuai dengan
kuantitas yang telah dilaksanakan dilapangan dan telah
memenuhi syarat – syarat kualitasnya.
• Dimensi konstruksi yang dilaksanakan memenuhi azas efisiensi
dan efektifitas, sehingga tidak ada pelaksanaan pekerjaan yang
“over designed” atau ”under designed”.
• Tercapainya tepat waktu dan tepat mutu. Ini berkaitan dengan
aspek pemanfaatan dan lamanya waktu pemanfaatan.

Pengendalian biaya dalam implementasi juga berarti pengendalian


kuantitas dilaksanakan melalui :
• Pelaksanaan Seksi 1.9 : Rekayasa Lapangan secara tepat dan
benar, baik yang menyangkut waktu penyelesaiannya maupun
akurasi data survey, analisis yang akurat, dan kebenaran

Evaluasi Kinerja Pengawasan


31
perhitungan kunatitas dan penggambaran detail gambar
pelaksanaan.
• Pelaksanaan pengawasan pekerjaan secara terus menerus
setiap hari di lapangan untuk memastikan bahwa prosedur
pelaksanaan ditepati. Pemeriksaan dilakukan mulai dari saat
pengajuan “request form”, Uitzet, Pelaksanaan Pekerjaan
sampai dengan opname hasil pelaksanaan.
• Gabungan dari teknik pengendalian mutu dan pengendalian
waktu.
Untuk azas efisiensi dan efektifitas yang terkait dengan akurasi
disain, kertas kerja ini belum mengajukan instrumen untuk
penilaiannya. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan
memakai data kinerja pengendalian mutu dan waktu sebagai
instrument sementara. Asumsi yang mendasari adalah :
• Jika pencapaian mutu di bawah 100%, artinya terjadi ketidak-
tepatan biaya, karena sasarannya adalah mutu 100%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kinerja tepat biaya sebanding
dengan kinerja tepat mutu,
• Jika pelaksanaan pekerjaan terlambat, maka manfaat yang
didapat dari biaya yang telah dikeluarkan juga terlambat. Maka
dapat dikatakan juga bahwa kinerja tepat biaya sebanding
dengan kinerja tepat waktu.

Dari asumsi di atas, maka kinerja tepat biaya untuk sementara diukur
berdasarkan :
Mutu + Waktu
Biaya =
2

3.5 Kinerja Pengendalian Administrasi


Administrasi pelaksanaan merupakan bagian penting
yang tidak bisa diabaikan. Hal ini sejalan dengan konsep ”By
Proccess” untuk mencapai tujuan pelaksanaan pekerjaan. Pada

Evaluasi Kinerja Pengawasan


32
prinsipnya administrasi pelaksanaan yang diatur dalam kontrak
bertujuan untuk :

• Membuktikan bahwa semua pekerjaan (baik yang terlihat


maupun yang tidak terlihat atau telah tertutup konstruksi lain)
telah dilaksanakan dengan benar, baik prosedur maupun syarat
– syarat kualitas dan kuantitas yang mengikutinya.
• Membuktikan bahwa pembayaran yang dilakukan kepada
kontraktor telah dilakukan dengan benar, sesuai dengan hasil
(kualitas dan kuantitas) yang ada, dan sesuai dengan ketentuan
lain yang mengikutinya.

Penilaian kinerja tertib administrasi dilakukan dengan menilai


kelengkapan laporan dan data administrasi lainnya serta ketepatan
waktu penyampaian laporan sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Lembar analisis kinerja administrasi dapat dilihat pada Lebar Analisis
Kinerja Adiministrasi. Konsep penilaian yang dilakukan adalah :
• Keberadaan data administrasi/laporan/surat menyurat dengan
klasifikasi :
o Nilai 1 ► Jika ada dengan tingkat kepuasan tinggi
o Nilai 0,75 ► Jika ada dengan tingkat kepuasan cukup
o Nilai 0,50 ► Jika ada dengan tingkat kepuasan kurang
o Nilai 0 ► Jika tidak ada
• Ketepatan waktu penyampaian laporan
o Nilai 1 ► Jika ketepatan waktu memuaskan
o Nilai 0,75 ► Jika ketepatan waktu cukup
o Nilai 0,50 ► Jika ketepatan waktu kurang
o Nilai 0 ► Jika tidak ada

Nilai kinerja akhir dalam persen dihitung dengan rumus :


A
Ad min istrasi = × 100%
B
dimana A : jumlah nilai total.
B : jumlah nilai maksimum

Evaluasi Kinerja Pengawasan


33
LEMBAR ANALISIS KINERJA ADMINISTRASI
STATUS PENILAIAN
NO URAIAN DATA ADMINISTRASI KETEPATAN TOTAL KET.
KEBERADAAN
WAKTU NILAI %
E=
A B C D F=(E/3)*100 G
C+D
A PERIODE MOBILISASI
1 SURAT PERINTAH MULAI KERJA
2 SURAT PENYERAHAN LAPANGAN
3 PROGRAM MOBILISASI KONTRAKTOR
1. SURAT MOBILISASI KONTRAKTOR
2. JADWAL PELAKSANAAN (SCHEDULE)
3. USULAN MOBILISASI LABORATORIUM PENGUJIAN
4. PERSONIL PENGUJIAN DAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
5. JADWAL PENGUJIAN
6. FORMULIR PENGUJIAN
7. PERMOHONAN PENGGUNAAN BAHAN DARI QUARRY
TERTENTU
4 PERSETUJUAN DARI PPK TENTANG SUMBER BAHAN YG DIPAKAI
5 BERITA ACARA RAPAT PRA KONSTRUKSI
B PERIODE PELAKSANAAN
1 DATA SURVEY REKAYASA LAPANGAN
2 PERUBAHAN PEKERJAAN
1. BERITA ACARA PERUBAHAN PEKERJAAN

Evaluasi Kinerja Pengawasan


34
2. VOLUME PERUBAHAN PEKERJAAN
3. GAMBAR PELAKSANAAN
4. PERINTAH PERUBAHAN PEKERJAAN
5. PERINTAH PELAKSANAAN PERUBAHAN PEKERJAAN
6. RESCHEDULE
3 JUSTIFIKASI TEKNIK KONSULTAN
4 REQUEST FORM
5 LAPORAN HARIAN KONTRAKTOR
6 LAPORAN MINGGUAN KONTRAKTOR
7 LAPORAN BULANAN KONTRAKTOR
8 LAPORAN PENGUJIAN MUTU
1. TEST PROPERTIES BAHAN
2. JOB MIX AGGREGAT. A
3. JOB MIX AGGREGAT. B
4. JOB MIX AC - BC
5. JOB MIX AC - WC
6. JOB MIX BETON
7. TRIAL LAPANGAN AGGREGAT A
8. TRIAL LAPANGAN AGGREGAT B
9. TRIAL LAPANGAN AC - BC
10. TRIAL LAPANGAN AC - WC
11. DATA TEST HARIAN/PELAKSANAAN
10 DOKUMENTASI
1. PHOTO SEBELUM PELAKSANAAN (0%)

Evaluasi Kinerja Pengawasan


35
2. PHOTO SELAMA PELAKSANAAN
3. PHOTO SETELAH SELESAI PELAKSANAAN (100%)
11 PEMBAYARAN
1. BERITA ACARA PEMBAYARAN
2. BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN
3. BACK UP DATA KUANTITAS
4. BACK UP DATA KUALITAS
12 FINAL ADDENDUM/FINAL QUANTITY
1. BERITA ACARA ADDENDUM
2. FINAL QUANTITY
3. GAMBAR AKHIR PELAKSANAAN ("AS BUILT DRAWINGS")
13 PENYERAHAN SEMENTARA PEKERJAAN (PHO)
1. PERMOHONAN DARI KONTRAKTOR UNTUK PHO
2. REKOMENDASI KONSULTAN
3. PERSETUJUAN DARI PPK UNTUK PHO
4. KEPUTUSAN MENGENAI SUSUNAN PANITYA PHO
5. BERITA ACARA KUNJUNGAN LAPANGAN KE - 1
6. BERITA ACARA KUNJUNGAN LAPANGAN KE - 2
7. BERITA ACARA PHO
C LAPORAN KONSULTAN
1 LAPORAN PENDAHULUAN
2 LAPORAN BULANAN
3 LAPORAN TRIWULAN
4 LAPORAN AKHIR

Evaluasi Kinerja Pengawasan


36
RATA - RATA
KETERANGAN :
Kolom C : 1 JIKA ADA
0 JIKA TIDAK ADA

Kolom D : 2 JIKA TEPAT WAKTU


1 JIKA TIDAK TEPAT WAKTU
0 JIKA TIDAK ADA

Evaluasi Kinerja Pengawasan


37
4. PENDALAMAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENYEMPURNAAN
KONSEP EVALUASI KINERJA.

Konsep evaluasi kinerja yang telah diuraikan di atas


mempunyai beberapa asumsi yang perlu pendalaman lebih lanjut
untuk kesempurnaannya. Asumsi dimaksud antara lain adalah :

• Nilai kinerja mutu, waktu, biaya dan administrasi dianggap


setara untuk menentukan nilai kinerja secara keseluruhan.
Sehingga sebagai contoh, jika didapat nilai kinerja mutu 50%,
waktu 100%, biaya 75% dan administrasi 100%, maka kinerja
rata – rata untuk seluruh aspek pengendalian adalah sebesar
81,25%. Suatu angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan
kinerja mutu yang hanya 50% (suatu nilai yang dapat dikatakan
jelek sekali).
• Data hasil pengujian yang diterima di-asumsikan benar tanpa
ada analisis lanjutan terhadap ketidak-konsistenan data yang
ada.

5. PENUTUP

Peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik adalah tuntutan


alamiah suatu organisasi manajemen. Pengajuan konsep ini adalah
suatu langkah awal bagi P2JJ – Bali sebagai bagian dari organisasi
manajemen pengelolaan jalan nasional untuk melangkah ke arah
pencapaian kinerja yang lebih baik.
Masukan dan saran untuk penyempurnaan konsep evaluasi
kinerja pengawasan dari semua pihak sangat diharapkan demi lebih
sempurnanya konsep ini.

Evaluasi Kinerja Pengawasan


38

You might also like