Professional Documents
Culture Documents
Saat anda pertama kali mendengar kata “aktivis”, imajinasi seperti apa
yang muncul dalam benak anda ?. Apakah sosok orang yang kritis, idealis,
lama lulus, urakan, jarang kuliah dan kerjaannya demo dan ngomongin politik
melulu ?. Kebanyakan dari kita sekarang ini memandang aktivis sebagai sosok
yang berbeda dari orang kebanyakan,untuk tidak menyatakan “orang aneh”.
Namun, jika kita pikirkan lebih lanjut, muncul sebuah pertanyaan
berikutnya yakni apakah setiap orang yang memilih jadi aktivis pasti identik
dengan hal-hal di atas ?. Bukankah banyak aktivis yang menyelesaikan studi
tepat waktu dengan nilai yang memuaskan, berpenampilan rapi dan tetap
tidak kehilangan identitasnya sebagai seorang aktivis. Artinya, beberapa
aktivis yang berpenampilan urakan, jarang kuliah dan lama lulus adalah
sebuah pilihan pribadi dan bukan sebagai konsekuensi logis menjadi seorang
aktivis. Dalam hal ini perlu kita jeli membedakan hakikat sebagai seorang
aktivis dengan cara seorang individu memilih cara berperilaku.
Defenisi Aktivis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,2002),
pengertian aktivis adalah individu atau sekelompok orang (terutama anggota
politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan) yang bekerja
aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya.
Artinya, dari defenisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa aktivis
merupakan orang yang bergerak untuk melakukan sebuah perubahan dan
memiliki wadah sebagai alat untuk mencapai tujuan perubahan tersebut.
*Penulis saat ini menjabat Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang 2007-2009
[PENGENALAN TIPE-TIPE MAHASISWA] August 20, 2008
Tipe-tipe Aktivis
Karena defenisi aktivis adalah orang yang aktif melakukan
perubahan,maka kita akan banyak menemui ragam tipe-tipe aktivis sesuai
dengan ruang lingkupnya. Orang-orang yang aktif memperjuangkan hak
mahasiswa disebut aktivis mahasiswa. Ada juga aktivis buruh, aktivis yang
concern terhadap marginalisasi terhadap perempuan disebut aktivis
perempuan. Ketika anda bertemu dengan orang yang giat menyelamatkan
lingkungan, dia disebut sebagai aktivis lingkungan. Jadi, kita jangan terjebak
dan terkurung dalam pemikiran bahwa seorang aktivis adalah aktivis yang
mengurusi politik semata.
Pada kesempatan ini kita akan membatasi pembahasan sebagai seorang
aktivis mahasiswa (kampus). Seperti kita ketahui, fenomena banyaknya
mahasiswa yang tidak paham akan peran dan fungsinya. Hal ini bisa kita lihat
*Penulis saat ini menjabat Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang 2007-2009
[PENGENALAN TIPE-TIPE MAHASISWA] August 20, 2008
dari salah satu contoh kecil saja. Kegiatan yang berbau sosial politik yang
diadakan organisasi intra kampus hampir kehilangan peminat. Beda jika ada
acara hiburan. Ratusan mahasiswa tumpah ruah memadati acara berlomba
berebut tempat. Bukan berarti acara hiburan tidak penting, namun kita harus
paham apa status sekarang dan apa kewajiban kita menyandang status
tersebut.
Kita bisa mengenal tipe mahasiswa yang “ kupu-kupu” alias kuliah
pulang-kuliah pulang. Ada juga istilah 3K yang diartikan kampus, kantin dan
kos-an. Malah ada yang diberi label kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah
nangkring) dan kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat ). Secara sederhana kita
bisa membagi karakterisktik mahasiswa ke dalam 3 jenis. Pertama, study
oriented. Orang-orang yang mementingkan kuliah dan kurang berminat
bergabung dengan organisasi. Kedua, hedonis. Mereka dikenal sebagai anak-
anak yang mementingkan kenikmatan dan kesenangan. Dan yang ketiga, tipe
aktivis, yakni orang-orang yang memiliki idealisme akan sebuah perubahan
dan biasanya tergabung dalam suatu organisasi.
Sebenarnya kita tidak perlu terjebak pada dikotomi (pemisahan) antara
ketiga tipe mahasiswa tersebut. Dalam rumus saya, menjadi aktivis adalah
sebuah keharusan. Sedangkan menjadi hedon dan study oriented adalah
pilihan. Mengapa bisa begitu ?. Orang-orang aktivis tidaklah sekaku yang
orang pikirkan. Kerjaannya berpikir dan bergerak terus. Padahal aktivis juga
ada yang study oriented dan juga suka yang hedon. Sementara orang-orang
Studi oriented dan hedonis belum tentu aktivis. Maksud saya, sebagai seorang
aktivis, kita juga dituntut untuk selalu belajar, dan sebagai manusia, aktivis
juga butuh kesenangan, seperti jalan-jalan,nongkrong dan banyak lagi. Jadi,
dengan memilih menjadi aktivis anda juga bisa mendapat IPK yang tinggi
sekaligus bisa menikmati hari-hari.
*Penulis saat ini menjabat Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang 2007-2009
[PENGENALAN TIPE-TIPE MAHASISWA] August 20, 2008
*Penulis saat ini menjabat Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang 2007-2009
[PENGENALAN TIPE-TIPE MAHASISWA] August 20, 2008
lepas dari tugas-tugas pengabdian msayarakat. Dan untuk itu butuh sebuah
organisasi sebagai alat mencapai tujuan.
Keempat, memilih organisasi sesuai dengan kesamaan dan ketertarikan.
Ada organisasi intra kampus seperti BEM dan ada juga organisasi ekstra
kampus yang banyak mencetak pemimpin bangsa seperti GMNI (Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia ) yang berhaluan Nasionalis, HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam ), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ),
GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa
Isalam Indonesia), LMND (Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi), KAMMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan banyak organisasi ekstra
kampus lain yang bisa menjadi wadah bagi teman-teman untuk berdinamika.
*Penulis saat ini menjabat Ketua DPC GMNI Kabupaten Sumedang 2007-2009